Editan Bab II
Editan Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Pengertian perilaku
Skinner (1938) dalam Notoatmodjo, 2007 mengemukakan bahwa
perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
tanggapan dan respons. Ia membedakan adanya dua respons, yaitu pertama
Respondent respons atau flexive respons, ialah respons yang ditimbulkan
oleh rangsangan rangsangan tertentu. Perangsangan perangsangan yang
semacam ini disebut eliciting stimulasi, karena menimbulkan respons
respons yang relatif tetap dan respondent respons (respondent behaviour)
ini mencakup juga emosi respons atau emotional behaviour. Emotional
respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakan organisme yang
bersangkutan. Yang kedua operant respons atau instrumental respons,
adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang
tertentu. Perangsang seperti ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer,
karena perangsangan perangsangan tersebut memperkuat respons yang
telah dilakukan oleh organisme.
Bentuk perilaku secara operasional perilaku dapat diartikan suatu
respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar
objek tertentu. Respon ini berbentuk dua macam, yaitu pertama bentuk
pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, dalam hal ini adalah
seorang ibu peserta KB aktif ingin menggunakan metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) meskipun ibu tersebut tidak menggunakan MKJP.
10
Kontrasepsi
2.1.2.1 Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra , artinya melawan
dan konsepsi , artinya pembuahan. Jadi, kontrasepsi berarti
mencegah bertemunya sperma dan ovum, sehingga tidak terjadi
pembuahan
yang
mengakibatkan
kehamilan
(Irianto,2013).
terjadinya
kehamilan
sebagai
akibat
11
2.1.5
12
kemampuan
sperma
untuk
fertilisasi,
dan
13
14
infertilitas,
Prosedur
medik,
termasuk
pemeriksaan
pelvik
harus
memasukan
jarinya
ke
dalam
vagina,
15
terlihat
adanya
infeksi,
sedang
memakai
antibiotika
atau
16
kerjanya
adalah
Endometrium
mengalami
mencegah
terjadinya
pembuahan
dengan
pada
usia
perimenopause
bersamaan
dengan
17
pemberian
estrogen,
endometrium,
untuk
mengurangi
pencegahan
jumlah
darah
hiperplasia
haid,
sebagai
diperlukan
pemeriksaan
dalam
dan
penyakit
menyebabkan
radang
infertilitas,
panggul
mahal,
sehingga
progestin
dapat
sedikit
dengan
pil
kombinasi,
progestin
dapat
18
tertentu
hiperlipidemia,
dan
progestin
dapat
memicu
19
sesarea.
Peningkatan
penggunaan
AKDR
akan
20
Oleh
karena
itu
diperlukan
pelatihan
dan
hamil
pemasangan
melakukan
AKDR
asuhan
pasca
antenatal,
persalinan
pelaksanaan
harus
memiliki
21
22
23
Kontrasepsi Mantap
2.1.6.1 Pengertian
Kontrasepsi
mantap
merupakan
salah
satu
metode
kolpotomi,
posterior,
laparoskopi,
dan
24
25
bukan
prosedur
pengangkatan
uterus
26
hormon,
tidak
menyebabkan
pola
haid
(metroragia,
diperlukan,
riwayat
medis
kesehatan,
pemeriksaan
27
atau
setelah
abortus.
Laparoskopi
yang
diinginkan,
ibu
pascapersalinan,
ibu
28
memperburuk
kesehatannya,
pendarahan
29
saat
senggama
dalam
bulan
pertama
penyesalan
dikemudian
hari,
perlu
30
pria
usia
telah
diinginkan.
Indikasi,
menghentikan
mendapatkan
jumlah
keluarga
yang
vasektomi
merupakan
upaya
untuk
fertilitas
dimana
fungsi
reproduksi
31
perilaku
32
33
34
35
36
37
38
kognitif, afektif, dan perilaku dalam membentuk sikap. Oleh karena itu
pengikut pendekatan ini memandang perlu untuk membatasi konsep sikap
hanya pada aspek afektif saja (single component). Definisi yang mereka
ajukan mengatakan bahwa sikap tidak lain adalah afek atau penilaian
positif atau negatif terhadap suatu objek.
Definisi Petty dan Cacioppo secara lengkap mengatakan sikap
adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang
lain, objek, atau isu isu. Sikap merupakan suatu konstrak
multidimensional yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan konasi (Azwar,
2013).
2.5 Penghasilan keluarga
Penghasilan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh
sebagai imbalan atau balas-jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses
produksi. Konkretnya penghasilan keluarga dapat bersumber pada: Usaha
sendiri, misalnya berdagang (wiraswasta), bekerja pada orang lain (misalnya
karyawan atau buruh), dan hasil dari milik misalnya punya sawah atau rumah
disewakan. Penghasilan keluarga dapat diterima dalam bentuk uang maupun
dalam bentuk barang disebut in natura misalnya tunjangan beras, hasil dari
sawah atau dari pekarangan sendiri atau fasilitas fasilitas (misalnya rumah
dinas, pengobatan gratis). Selain penghasilan (balas karya dan hasil milik dsb)
mungkin masih ada penerimaan uang masuk lain, misalnya berupa :uang
pension bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada
pemerintah atau instansi lain, sumbangan atau hadiah dan pinjaman atau
39
hutang, ini merupakan uang masuk, tetapi pada suatu saat akan harus
dikembalikan.
Gaji pokok (untuk pegawai negeri atau menurut ketentuan pangkat
golongan pegawai negeri sipil (PGPS) ), ditambah macam macam tunjangan
merupakan gaji kotor atau bruto. Upah/gaji bruto tersebut belum tentu semua
diterima oleh yang bersangkutan sebab gaji kotor biasanya masih dikurangi
dengan bermacam-macam potongan, misalnya untuk pajak, dana hari tua dll,
yang tinggal disebut gaji bersih atau take home pay. Demikian pula halnya
dengan laba usaha : penerimaan kotor baru merupakan laba bersih setelah
dikurangi semua ongkos- ongkos (Gilarso, T, 2008).
Berdasarkan hasil penetapan Upah Minimum Kota (UMK), Kota
Bandar Lampung mengalami kenaikan UMK dari yang sebelumnya pada
tahun 2013 sebesar Rp1,165 juta menjadi Rp1,550 juta di tahun 2014 tiap
bulannya sehingga besarnya pendapatan untuk penghasilan keluarganya tinggi
2
kali
diatas
Upah
Minimum
Kota
(UMK)
(http://www.radarlampung.co.id, 2014).
2.6 Penelitian terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizali I, dkk (2013) dengan judul Faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik Di
Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2013
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat
dengan uji statistik Chi-square dan koefisien phi f. Hasil penelitian
diperoleh bahwa umur (p =0,023, f = 0,164), pendidikan (p = 0,000, f =
0,307), pengetahuan (p = 0,000, f = 0,341), jumlah anak hidup (p = 0,019, f
40
(2010) dengan
41
42
43
Tahap 3
Intervensi keselarasan
komunikasi langsung
kepada masyarakat,
pasien,mahasiswa,
Faktor Predisposisi
(Predisposing Factors)
Pengetahuan
Sikap
kepercayaan
nilai
Persepsi
Geneti
k
44
karyawan
Kompone
n
Pendidika
n
kesehatan
Program
Kesehata
komunikasi tidak
Faktor pendukung
(reinforsing factor)
langsung melalui
staff,pelatihan,
penilaian
administrasi
pelatihan, komunitas
tahap 5
Faktor Pemungkin
(Enabling factors)
Ketersediaan sumber
daya kesehatan
Akses sumber daya
kesehatan
Peraturan,prioritas dan
komitmen
pemerintah/masyara
kat terhadap
kesehatan
- Ketrampilan petugas
yang berhubungan
dengan perilaku
Kebijakan
dan kebijakan
peratura ,organisasi, penegakann
Hukum, pedoman,
Organisa
Alokasi sumber daya
si
-
Perilaku
(sikap) dari
individu,
kelompok
atau
Faktor
lingkungan
Psikologi
Sosial
ekonomi
Variabel Dependent
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
-Sikap
Faktor Penguat
(Reinforcing factors)
- Dukungan suami
-Penghasilan keluarga
Pemilihan MKJP
wanita pada
peserta KB aktif
45