BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang
Dalam ilmu farmakognosi mempelajari berbagai sediaan alam yang
bermanfaat bagi kesehatan. Sediaan alam ini berasal dari tumbuhan yang
mengandung metabolit primer dan sekunder. Pada metabolit primer, salah
satu kandungannya yaitu karbohidrat.
Karbohidrat merupakan segolongann besar senyawa organik yang
paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin
pada hewan dan jamur.
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida
menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolisme primer turunan dari
karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu amilum.
Pati atau amilum merupakan simpanan energi di dalam sel-sel
tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter
berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras,
gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan
banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti
singkong, kentang atau ubi.
Dalam amilum tentunya terdapat hilus dan lamela. Hilus merupakan
inisial awal pembentukan amilum. Sedangkan lamela merupakan lapisan
yang mengelilingi lamela.
Hilus dan lamela pada berbagai tumbuhan berbeda-beda letak dan
bentuknya, maka dari itu pada praktikum kali ini kita mengamati hilus dan
lamela dari jagung (Zea mays) dan amilum pada kedelai (Glycine max).
I.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Amilum
II.1.1Pengertian Amilum
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
(Girindra, 1993).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai
wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga
tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman,
dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan
kering umbi kentang (Girindra, 1993).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya
adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %) dan sisanya
amilopektin.
a). Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan
dengan ikatan 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai
terbuka.
b). Amilopektin: Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya
cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan
bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul
amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Hansca, 2009)
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa)
dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh
asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir
kuantitatif (Girindra, 1993).
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan
oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat
pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk maltosa (Girindra, 1993).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh
dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum,
jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati
tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan
bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan
Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Anwar, 1994).
Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi
dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental,
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.
Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi
yang penting. Kandungan patitersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa
dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Pati digunakan sebagai bahan untuk
memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati
dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika. (Astuti, 2009).
II.1.3Kegunaan Amilum
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan
makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai
sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri
kosmetika.
Diatas disebutkan bahwa amilum sering dicampuradukan dengan
kanji. Biasanya kanji dijual dalam bentuk tepung serbuk berwarna putih
yang dibuat dari ubi kayu sebelum dicampurkan dengan air hangat untuk
digunakan.
Kanji
juga
digunakan
sebagai
pengeras
pakaian
dengan
a.
b.
2007).
Penggolongan hilus berdasarkan jumlah hilus:
Amilum tunggal atau monoadelf
Amilum tunggal atau monoadelf adalah butir amilum yang
mempunyai hilus yang dikelilingi oleh lamela, misalnya pada ubi jalar.
Amilum setengah majemuk atau diodelf
Amilum setengah majemuk atau diodelf adalah amilum yang
mempunyai lebih dari satu hilus yang masing-masing dikelilingi oleh lamela
dan di luarnya dikelilingi oleh lamela bersama, misalnya pada umbi
kentang.
c.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
1. Baskom
2. Blender
3. Cawan Porselin
4. Deck glass
5. Gelas piala
6. Kain putih
7. Lap kasar
8. Lap halus
9. Mikroskop
10. Neraca Ohaus
11. Objek glass
12. Oven
13. Pipet tetes
14. Sendok tanduk
15. Timbangan
III.1.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
III.2
Alkohol
Aquadest
Jagung (Zea mays)
Kedelai (Glycine max)
Tissue
Cara Kerja
BAB IV
HASIL KERJA DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
1. Hasil pengamatan
Gambar amilum
Simplisia : Amilum Zea Mays L.
Medium : Air suling
Pembesaran : 40 x 10
Gambar
(a)
Keterangan :
(a) Hilus
(b) Lamella
(b)
(b)
Nama Amilum
2. Perhitungan
Perhitungan % Amilum Jagung
Organoleoptik
Warna : Putih
Bau : Menyengat
Rasa : Tawar
Warna : Kuning kecoklatan
Bau
: Tengik
Rasa : Tawar
10
Dik
Dit
Peny
x 100
% Amilum jangung = capor
berat sampel
=
51,7 g49 g
x 100
1000 g
2,7
= 1000 g
x 100%
= 0,27 %
Perhitungan % Amilum Kedelai
Dik
: Berat Capor + endapan Kedelai = 77,4 g
Berat Capor Kosong
= 60,31 g
Berat Sampel Kedelai
= 1000g
Dit
: % Amilum Kedelai ?
Peny
:
berat capor+ endapan
x 100
% Amilum kedelai = capor
berat sampel
=
77,4 g60,31 g
x 100
1000 g
17,09 g
= 1000 g
x 100%
= 1,709 %
IV.2 Pembahasan
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
(Girindra, 1993). Amilum yang terkandung pada masing-masing tumbuhan
sangatlah berbeda dari segi struktur dan bentuk hilus dan lamela.
Dalam praktikum kali ini kita akan mengamati hilus dan lamela dari
tumbuhan jagung (Zea mays) dan kedelai (Glycine max). Hilus merupakan
11
12
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Persen randemen untuk sampel jagung (Zea mays) 0,27 % dan kedelei
(Glycine max) 1,709 %. Dari hasil yang diperoleh maka dapat dilihat
persen rendamen untuk untuk sampel kedelai lebih besar dari jagung, hal
ini dikarenakan berat rendamen kedelai lebih besar dari jagung.
2. Untuk sampel jagung jaringan yang diamati yaitu butir pati majemuk
berupa titik.
V.2
Saran
Diharapkan praktikan lebih teliti dalam proses penimbangan sehingga
memperoleh data pengamatan yang lebih akurat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, M. 2005. Mutu Pati Amilum. Yogyakarta: Teknologi Peternakan
Teteriner.
Anwar, C. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: DEPDIKBUD