NOFRIANDI, 1309247, Kebijakan Pendidikan Tentang Kepala Sekolah Bidang Kejuruaan
NOFRIANDI, 1309247, Kebijakan Pendidikan Tentang Kepala Sekolah Bidang Kejuruaan
Oleh :
NOFRIANDI 1309247
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indikasi perkembangan kemajuan zaman yang semakin tanpa batas dan
dikemas dalam frame globalisasi, membuktikan bahwa adanya peningkatan
Human Resources dari hari ke hari. Peningkatan ini semakin menunjukkan
lompatan dan percepatan yang luar biasa. Percepatan peningkatan SDM ini
apabila kita telaah dari sektor industri jelas memiliki hubungan yang signifikan,
dan sektor industri telah siap mengantisipasi kearah itu, dengan berbagai istilah
sertifikasi yang ada di dunia industry menuntut peningkatan SDM bahkan SDA.
Sehubungan dengan narasi di atas, apabila kita tarik dalam dunia
pendidikan maka akan ada benang merah yang mengarah pada pertanyaan, sudah
siapkah lembaga pendidikan/sekolah mengantisipasi percepatan kemajuan zaman
tersebut?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu upaya ekstra keras dari
sivitas lembaga pendidikan dalam mempersiapkan infrastrukturnya baik perangkat
keras, maupun perangkat lunak.
Salah satu bentuk yang jelas terlihat dari paparan di atas adalah adanya
perubahan sekolah dalam mempersiapkan perangkat keras, perangkat lunak, dan
sumber daya manusianya. Sebab sebagai menara gading maka sekolah identik
dengan mencetak cendikia-cendikia yang cerdik, cerdas, jujur, dan bertanggung
jawab. Perubahan sekolah akan diawali dari manajerial sekolahan, mulai dari
Planning/Perencanaan, Organizing/Pengorganisasian, Actuating/Pengerahan, dan
Controlling/Pengawasan (POAC).
Secara teoritis, organisasi sekolah dalam menyelenggarakan programnya
terlebih dahulu menyusun tujuan dengan baik yang penerapannya dilakukan
secara efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar (PBM). Keefektifan
organisasi sekolah tergantung pada rancangan organisasi dan pelaksanaan fiingsi
komponen organisasi yang meliputi proses pengelolaan informasi, partisipasi,
pelaksanaan tugas pokok organisasi, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengendalian.
Kepala
sekolah
memiliki
peranan
yang
sangat
kuat
dalam
lebih
mengefektifkan
pelaksanaan
pekerjaannya
dan
dapat
mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka kepala
sekolah harus memahami perannya.
Kehadiran kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor
penggerak bagi sumber daya sekolah terutama guru, karyawan, dan anak didik.
Begitu besarnya peranan sekolah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan,
sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya inovasi pendidikan dan kegiatan
sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh
kepala sekolah. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan seorang pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya, tidak ditentukan oleh tingkat keahliannya dibidang
konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh
kemampuannya
dalam
memilih
dan
menggunakan
teknik
atau
gaya
PEMBAHASAN
A.
fungsi-fungsi
kepemimpinan,
baik
fungsi
yang
(2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor; (5) leader (pemimpin); (6) pencipta
iklim kerja; (7) wirausahawan. (http://www.depdiknas.go.id/inlink)
Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan
oleh Depdiknas di atas, dibawah ini akan diuraikan peran kepala sekolah dalam
suatu lembaga pendidikan.
1. Kepala Sekolah Sebagai Edukator (Pendidik)
Kepala sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya,
menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga
sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pendidik serta
melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Kepala sekolah harus
berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya 4 macam
nilai, yaitu pembinaan mental, moral, fisik dan artistik.
Dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai edukator, kepala sekolah
harus merencanakan dan melaksanakan program sekolah dengan baik, antara
lain:
a. Mengikutkan tenaga pendidik dalam penataran guna menambah
wawasan, juga memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke
jenjang yang lebihtinggi.
b. Menggerakkan tim evaluasi hasil belajar untuk memotivasi peserta
didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
c. Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan
menekankan disiplin yang tinggi.
Di samping hal tersebut di atas, kepala sekolah hendaknya sering
memberikan pengertian akan ciri-ciri seorang tenaga pendidik yang baik
sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Ghazali, yaitu:
a. Senantiasa menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
Swt., ke dalam jiwa peserta didik.
b. Senantiasa memberikan contoh (suri tauladan) yang baik terhadap
peserta didik.
mengetahui
sejauh
mana
guru
mampu
melaksanakan
B.
b.
1)
2)
3)
ditetapkan pemerintah.
Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagi berikut :
Berstatus sebagaiguru SD/MI
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan
Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah.
c. Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah
sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMP/MTS
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs; dan
3) Memeilik sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan pemerintah
d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai
berikut :
1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;
2) Memiliki serifikat pendidik sebagi guru SMA/MA; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang
e.
ditetapakan pemerintah
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
inpasing;
memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur
penilaian lainnya sebagai guru dalam daftar penilaian prestasi pegawai (DP3) bagi
PNS atau penilaian yang sejenis DP3 bagi bukan PNS dalam 2 (dua) tahun
j)
terakhir; dan
memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua) tahun
terakhir.
3)
Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah meliputi:
a) berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah/madrasah yang sesuai
dengan sekolah/madrasah tempat yang bersangkutan akan diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah;
b) memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang yang sesuai
dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditunjuk dan ditetapkan Direktur Jenderal.
4) Khusus bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
Indonesia luar negeri, selain memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) butir a dan b juga harus memenuhi persyaratan khusus tambahan sebagai
a)
berikut:
memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai kepala
sekolah/madrasah;
b) mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa negara dimana yang
bersangkutan bertugas;
C.
Miles
dalam
Soemanto,
inovasi
ialah
macam-macam
13
dalam
memperkenalkan
inovasi
pendidikan
sampai
dengan
14
15
terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan
sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di
mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya,
inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka
tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi
pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam
melaksanakan inovasi pendidikan di sekolah.
D.
mengembangkan
dan
mengimplementasikan
program
pengembangan sekolah.
Tugas Kepala Sekolah adalah sebagai agen utama perubahan yang
mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan
berperan aktif dalam inovasi pendidikan. Upaya kepala sekolah sebagai agen
perubahan bisa meliputi:
1. Catalyst
Catalyst berperan meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan
menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya kepala sekolah menyakinkan orang
tua siswa untuk memupuk disiplin anak.
2. Solution Givers
Berperan untuk mengingatkan akan tujuan akhir dari perubahan yang
dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir harus tetap
dipertahankan.
16
3. Process Helpers
Berperan
membantu
kelancaran
proses
perubahan,
khususnya
menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan antarapihakpihak yang terkait.
4. Resources Linkers
Berperan untuk menghubungkan orang dengan pemilik sumber dana/alat
yang diperlukan.
Tahapan yang dapat dipersiapkan dalam mengelola inovasi sekolah adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Penemuan, misalnya kepala sekolah menemukan bahwa siswa tidak
disiplin.
2. Tahap Pengkomunikasian, temuan tersebut dikomunikasikan dengan pihak
terkait, untuk mendapatkan konfirmasi apakah hal itu memang benar-benar
terjadi.
3. Tahap Pengkajian, masalah tersebut dikaji untuk ditemukan penyebabnya.
Untuk itu perlu digali data yang relevan, kemudian dianalisis secara
cermat.
4. Tahap Mencari Sumber Pendukung, artinya mencari sumber, baik orang
maupun sarana untuk melaksanakan perubahan yang akan dirancang.
5. Tahap Trial/Mencoba, dalam tahap ini ditentukan langkah perubahan yang
akan ditempuh, termasuk personalia pelaksananya.
6. Memerluas dukungan, artinya mencari dukungan dari berbagai pihak yang
terkait untuk pelaksanaan perubahan tersebut.
7. Pembaharuan, pada tahap ini perubahan dimulai, selanjutnya merupakan
problem solving yaitu memecahkan masalah yang muncul akibat
perubahan tersebut.
Disamping itu Ibrahim berpandangan bahwa, peran kepala sekolah dalam
melaksanakan inovasi pendidikan, (Ibrahim, 1998: 172) adalah:
a. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus inovasi pendidikan yang
akan dilaksanakan dengan rumusan yang jelas,
b. Mengidentifikasi masalah,
17
c. Menentukan kebutuhan,
d. Mengidentifikasi sumber penunjang dan penghambat,
e. Menentukan alternatif kegiatan berdasarkan faktor penunjang yang ada
serta mempertimbangkan adanya hambatan yang mungkin timbul baik
dari dalam sistem (sekolah) maupun dari luar sistem (masyarakat),
f. Menentukan alternatif pemecahan masalah,
g. Menentukan alternatif cara pendayagunaan sumber yang ada,
h. Menentukan kriteria untuk memilih alternatif pemecahan masalah,
i. Menetukan alternatif pengambil keputusan,
j. Menentukan
kriteria
untuk
menilai
hasil
inovasi
pendidikan
18
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepala
sekolah
memiliki
peranan
yang
sangat
kuat
dalam
fungsi-fungsi
kepemimpinan,
baik
fungsi
yang
21
menilai
efektivitas
program,
mengkaji,
mengembangkan
dan
22
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1997). Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global (laporan
satuan tugas pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia).
Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Dikmenjur. (2008). Peran SMK dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Daerah. Jakarta: Dikmenjur.
Gultom,Syawal. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Diambil pada tanggal 4
Juni
2010,
dari
http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=22233: pendidikan-berbasis-keunggulanlokal&catid=25:artikel&Itemid=44.
http://www.depdiknas.go.id/inlink
Moch. Idhochi Anwar, 2003: 75)
23
24