Anda di halaman 1dari 20

A.

PENGERTIAN
Baja dikatakan padu jika kompesisi unsur-unsur paduannya secara khusus,
bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan
semakin banyak digunakan.Unsur yang paling banyak digunakan untuk baja
paduan, yaitu: Cr,Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb dan Zr.
Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan
satu atau lebih unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khusus yang
dikehendaki. Baja ini memiliki lebih kekuatan, kekerasan, kekerasan panas,
memakai perlawanan, kemampukerasan, atau ketangguhan dibandingkan dengan
baja karbon. However, they may require heat treatment to achieve such properties.
B. KANDUNGAN ATOM ATAU UNSUR KIMIA
Unsur paduan ditambahkan untuk mencapai sifat tertentu dalam materi.
Sebagai pedoman, unsur paduan ditambahkan dalam persentase lebih rendah
(kurang dari 5%) untuk meningkatkan kekuatan atau kekerasan, atau dalam
persentase yang lebih besar (lebih dari 5%) untuk mencapai sifat-sifat khusus,
seperti ketahanan korosi atau suhu ekstrim stabilitas.
Mangan(Mg), silicon(Si), atau aluminium(Al) ditambahkan selama
pembuatan baja proses untuk menghilangkan oksigen terlarut dari lelehan.
Mangan, silikon, nikel, dan tembaga ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan
dengan membentuk larutan padat di ferit. Kromium, vanadium, molibdenum, dan
tungsten meningkatkan kekuatan dengan membentuk fase kedua-karbida. Nikel
dan tembaga meningkatkan ketahanan korosi dalam jumlah kecil. Molibdenum
membantu untuk melawan embrittlement. Zirconium, cerium, dan kalsium
meningkatkan ketangguhan dengan mengendalikan bentuk inklusi. Mangan
sulfida, timbal, bismut, selenium, dan telurium-mesin meningkat.
Elemen paduan cenderung yang baik untuk membentuk senyawa atau
karbida. Nikel sangat larut dalam ferit, sehingga membentuk senyawa, biasanya
Ni 3 Al. Aluminium larut dalam ferit dan membentuk senyawa Al 2 O 3 dan AlN.
Silikon juga sangat larut dan biasanya membentuk senyawa SiO

y.

Mangan kebanyakan larut dalam membentuk senyawa ferit Mns, MnO SiO

2,

tetapi juga akan membentuk karbida dalam bentuk (Fe, Mn) 3 C. Bentuk kromium
partisi antara fasa ferit dan karbida di baja, membentuk (Fe, Cr

3)

C, Cr 7 C

3,

dan

Cr 23 C 6. Jenis bentuk kromium karbida yang tergantung pada jumlah karbon dan
jenis-jenis elemen paduan hadir. Tungsten dan molibdenum membentuk karbida
jika ada karbon yang cukup dan tidak adanya unsur-unsur pembentuk karbida kuat
(yaitu titanium & niobium), mereka membentuk karbida Mo

C dan W

C,

masing-masing. Vanadium, titanium, dan niobium karbida unsur-unsur kuat yang


membentuk karbida V 3 C 3, TiC, dan NIC satu demi satu.
Unsur paduan juga memiliki mempengaruhi pada suhu eutektoid baja.
Mangan dan nikel eutektoid menurunkan suhu dan dikenal sebagai unsur
menstabilkan austenit. Cukup dengan elemen-elemen ini pada struktur austenitik
dapat diperoleh pada suhu kamar.

Elemen pembentukan karbida eutektoid

menaikkan suhu; elemen ini dikenal sebagai unsur menstabilkan ferit.


C. BENTUK STRUKTUR MIKRO
Baja secara umum memiliki struktur mikro berupa ferit, dan pearlite. Ada
beberapa perbedaan struktur mikro yang disebabkan oleh konsentrasi karbon pasa
masing masing campuran, Fasa-fasa padat yang ada didalam baja :
a. Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil dan
teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC= kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat magnetis, agak ulet, dan agak kuat.
b. Autenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC = kubus
pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat Non magnetis, dan ulet.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik,
Sementid ini mempunyai sifat keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai sifat
kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus
pusat badan)
High Speed Steel (HSS) merupakan salah satu bagian dari Tool steel
dengan kararakteristik mampu mempertahankan nilai kekerasan pada suhu

300~700 derajat celcius. Selain itu material HSS juga memeliki kadar karbon
yang relative lebih tinggi dibandingkan material tool steel lainnya yaitu berkisar
1.5~2.0% C. Unsur-unsur paduan utama yang terdapat dalam material HSS yang
akan membentuk karbida yaitu Tungsten, Molybdenum, Vanadium. Chromium.
Unsur Nickel dan Manganese tidak terlalu banyak digunakan yaitu berkisar
0.2~0.5%. Penambahan Cobalt, Boron, Niobium merupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan kinerja material HSS. Material HSS bisa di hasilkan melalui
proses pengecoran atau proses metalurgi serbuk. Berikut ini saya tampilkan
beberapa struktur mikro material HSS hasil proses pengecoran dengan
menggunakan etsa Murakami dengan perbesaran 500X, mikroskop Olympus
GX51 Inverted Type

D. CARA PEMBUATAN
Proses dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat
karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam
pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 18000
udara panas,

maka

dihasilkan

suhu

yang

dapat

C dengan

menyelenggarakan

reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka
diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila
bijih besinya

mempunyai

sifat

basa

dan

sebaliknya

bahan

tambahan

diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.


Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar
melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes
ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan,
terak ini kemudian dipisahkan.
Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai berikut:
Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi :
C+O2

CO2

sebagian dari CO2

bersama dengan zat arang membentuk zat yang

berada ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.


CO + C

2CO

Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 300 sampai 800 C oksid besi yang lebih
tinggi diubah

menjadi

oksid yang

lebih rendah

langsung dengan CO tersebut menurut prinsip :


Fe O + CO

2FeO+CO

oleh reduksi

tidak

Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi
tidak langsung menurut prinsip :
FeO+CO

FeO+CO2

Reduksi

ini disebut tidak langsung

yang mereduksi

melainkan

sEdangkan reduksi
dapur,

langsung

karena

persenyawaan
terjadi pada

zat

bukan

zat arang

arang

dengan

bagian

yang

murni
oksigen.

terpanas

dari

yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai

berikut.
FeO+C
CO

Fe+CO

yang

terbentuk

itulah

yang

naik

ke

atas

untuk

mengadakan

pertama

dikeluarkan

reduksi tidak langsung tadi.


Setiap

sampai

jam

dapur

tinggi

dicerat,

teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi
disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat
baja

pada

dapur pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan

yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku. Besi
cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok
besi

kasar

yang

digunakan

sebagai

bahan ancuran

untuk pembuatan

besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan
pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahanpembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau
sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi
sebelum dituang menjadi balok

besin kasar sebagai

bahan

ancuran

di

pabrik penuangan,

perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur

agar

susunannya seragam.

kualitas

dikumpulkan

dan

besi kasar

Dalam

bak

pencampur

cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada

untuk mendapatkan besi kasar cair yang


menghasilkan

besi kasar yang

sama

dan

merata.

Untuk

sedikit mengandung belerang di dalam

bak pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.


Proses Peleburan Baja
Pada gambar 3 dan 4 ditunjukkan proses peleburan baja dengan
menggunakan bahan baku berupa besi kasar (pig iron) atau berupa besi
spons

(sponge

digunakan

iron). Disampin

adalah

skrap

itu bahan

baja

dan

baku

lainnya

bahan-bahan

yang biasanya

penambah seperti ingot

ferosilikon, feromangan dan batu kapur. Proses peleburan dapat dilakukan pada
tungku BOF (Basic Oxygen Furnace) atau pada tungku busur listrik (Electric Arc
Furnace atau disingkat EAF). Tanpa memperhatikan tungku atau proses yang
diterapkan, proses peleburan baja pada umumnya mempunyai tiga tujuan utama,
yaitu :
mengurangi sebanyak mungkin bahan-bahan impuritas
mengurangi sebanyak mungkin bahan-bahan impuritas.
mengatur kadar karbon agar sesuai dengan tingkat grade/spesifikasi baja
yang diinginkan.
menambah elemen-elemen pemadu yang diinginkan.
Proses Peleburan Baja Dengan BOF
Proses
pembuatan

ini termasuk
baja.

Gambar

proses

yang paling

sketsa

dari

baru

tungku

ini

dalm industri
ditunjukkan

dalam

gambar 7. Terlihat bahwa dalam gambar tersebut bahwa konstruksi BOF


relatif sederhana,
dinding

bagian

bagian

luarnya

dalamnya

dibuat

dibuat

dari

dari bata

pelat

baja sedangkan

tahan

api (firebrick).

Kapasitas BOF ini biasanya bervariasi antara 35 ton sampai dengan 200 ton.
Bahan-bahan utama yang digunakan dalam proses peleburan dengan
BOF adalah : besi kasar cair (65-85%), skrap baja (15-35%), batu
kapur

dan

dibandingkan

gas

oksigen

proses

(kemurnian

pembuatan

baja

99,5%).

Keunggulan

lainnya

adalah

dari

proses BOF
segi waktu

peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar 60 menit untuk
setiap proses peleburan.
Tingkat efisiensi yang demikian tinggi dari BOF ini disebabkan
oleh pemakaian gas oksigen dengan kemurnian yang tinggi sebagai gas oksidator
utama

untuk

tungku

memurnikan

melalui

cairan

logam

pipa

di

baja.

pengalir

dalam

tungku.

Gas

oksigen

(oxygen

lance)

Gas

dari besi kasar berangsur-angsur


baja yang

dibuat.

terjadi panas

Disamping

yang

oksigen
turun

itu, selama

tinggi sehingga

dapat

dialirkan

ke dalam

dan bereaksi dengan


akan

sampai
proses

mengikat karbon
mencapai tingkat

oksidasi berlangsung

menaikkan temperatur logam

cair sampai diatas 1650 oC.


Pada saat oksidasi berlangsung, ke dalam tungku ditambahkan batu kapur.
Batu kapur tersebut kemudian mencair dan bercampur dengan
bahan

impuritas

(termasuk

bahan-bahan

bahan-

yang teroksidasi)

membentuk terak yang terapung diatas baja cair.


Bila proses oksidasi selesai maka aliran oksigen dihentikan dan pipa
pengalir oksigen diangkat/dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF kemudian
dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil untuk dilakukan analisa
komposisi kimia.
Bila komposisi kimia telah tercapai maka dilakukan penuangan (tapping).
Penuangan tersebut dilakukan ketika temperatur baja cair sekitar 1600 oC.
Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan- lahan
baja

akan

tertuang

masuk

kedalam

ladel.

dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari


dan

proses

tersebut

perlakuan

terdiri

elemen-elemen
memperbaiki

dari

logam

proses

pemadu
kualitas

sehingga

cairan

Di dalam ladel biasanya


permukaan

baja cair

cair (metal treatment). Metal

pengurangan impuritas

dan

atau

maksud

lainnya dengan

treatment

penambahan

baja cair sebelum dituang ke dalam cetakan.

untuk

Proses Peleburan Baja Dengan EAF


Proses

peleburan

dalam

EAF

ini menggunakan

energi listrik.

Konstruksi tungku ini ditunjukkan dalam gambar 8. Panas dihasilkan dari busur
listrik yang terjadi pada ujung bawah dari elektroda. Energi panas
sangat

tergantung

pada

dengan

waktu

tungku

terjadi

jarak antara elektroda dengan muatan logam

di dalam tungku. Bahan elektroda biasanya dibuat


grafit. Kapasitas

yang

EAF

peleburannya

ini dapat berkisar

dari karbon
antara

atau

2 - 200 ton

berkisar antara 3 - 6 jam.

Bahan baku yang dilebur biasanya berupa besi spons (sponge iron)
yang

dicampur

dimaksudkan

dengan
untuk

skrap

menghasilkan

baja.

Penggunaan

kualitas

besi

baja yang

spons

lebih baik.

Tetapi dalam banyak hal (terutama untuk pertimbangan biaya) bahan


baku yang dilebur seluruhnya berupa skrap baja, karena skrap baja
lebih murah dibandingkan dengan besi spons. Disamping bahan baku diatas,
seperti halnya pada proses BOF, bahan-bahan lainnya yang ditambahkan pada
EAF adalah batu kapur, ferosilikon, feromangan, dan lain-lain dengan maksud
yang sama pula.
Proses

basa

dan asam

dapat

diterapkan

dalam

EAF. Untuk

pembuatan baja berupa produk cor maka biasanya digunakan proses


asam, sedangkan untuk pembuatan baja spesial biasanya digunakan proses basa.
Peleburan baja dengan EAF ini dapat menghasilkan kualitas baja yang lebih
baik karena tidak terjadi kontaminasi oleh bahan bakar atau gas yang
digunakan untuk proses pemanasannya.

A. KLASIFIKASI BAJA PADUAN


1. Berdasarkan persentase paduannya
a. Baja paduan rendah
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8% (menurut
Degarmo. Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%),
misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%C; 0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P;
0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W [Dalam hal ini 6,06%<8%]>
b. Baja paduan tinggi
Bila jumlah unsur tambahan selain karban lebih dari atau sama dengan 8%
(atau 4% menurut Smith dan Hashemi), misalnya : baja HSS (High Speed
Steel) atau SKH 53 (JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur :
1,25%C; 4,5%Cr; 6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V.
Sumber lain menyebutkan:
a. Low alloy steel (baja paduan rendah), jika elemen paduannya 2,5 %
b. Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen paduannya 2,5 10 %
c. High alloy steel (baja paduan tinggi), jika elemen paduannya > 10 %

2. Berdasarkan jumlah komponennya:


a. Baja tiga komponen

Terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.


b. Baja empat komponen atau lebih

Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe dan C. Sebagai
contoh baja paduan yang terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3% Ni dan 1% Mo.
3. Berdasarkan strukturnya:
a. Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
b. Baja martensit

Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin


c. Baja austenit
Terdiri dari 10 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya :
Baja tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat
resistant steel).
d. Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan.
e. Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti,
Zr).

4. Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya


a. Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan
menengah (2- 5 %), baja paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah di-heat
treatment baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari pada baja
karbon biasa.
b. Baja perkakas (tool steel)
Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan tebal
benda yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja paduan jenis
ini dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu baja perkakas paduan rendah
(kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250 C) dan baja perkakas
paduan tinggi (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600C). Biasanya
terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V, atau terdiri dari 0,9% C, 9 W,
4% Cr dan 2-2,5% V.

c. Baja dengan sifat fisik khusus


Dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja tahan karat (mengandung
0,1-0,45% C dan 12-14% Cr), baja tahan panas (yang mengandung 12-14%
Cr tahan hingga suhu 750-800oC, sementara yang mengandung 15-17% Cr
tahan hingga suhu 850-1000oC), dan baja tahan pakai pada suhu tinggi (ada
yang terdiri dari 23-27% Cr, 18-21% Ni, 2-3% Si, ada yang terdiri dari 1315% Cr, 13-15% Ni, yang lainnya terdiri dari 2-2,7% W, 0,25-0,4% Mo, 0,40,5% C).
d. Baja paduan istimewa
Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35% C,memiliki
koefisien muai yang rendah yaitu :

Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 100 C,
digunakan untuk alat ukur presisi.

Platinite : memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti platina.

Elinvar : memiliki modulus elastisitet tak berubah pada suhu 50C sampai
100C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.

e. Baja Paduan dengan Sifat Khusus

Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


Sifatnya antara lain:

Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan


goresan/gesekan

Tahan temperature rendah maupun tinggi

Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil

Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus

Tahan terhadap oksidasi

Kuat dan dapat ditempa

Mudah dibersihkan

Mengkilat dan tampak menarik

High Strength Low Alloy Steel (HSLA)

Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti
bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet,
sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi
(weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses
secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu),
nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan
Columbium.

Baja Perkakas (Tool Steel)


Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai,
tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet. Kelompok dari tool
steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang
diberikan antara lain:

Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh
AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan
terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat,
palu dan pisau.

Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan


pendinginan

yang

berbeda-beda.

Tipe

dijelaskan

dengan

mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di


udara.

Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 500) C
dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung
tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.

High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang
tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.

Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak


tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian
pada temperatur tinggi.

5. Klasifikasi lain antara lain :


a. Menurut penggunaannya:

Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 %


C.

Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.

b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

Baja tahan garam (acid-resisting steel)

Baja tahan panas (heat resistant steel)

Baja tanpa sisik (non scaling steel)

Electric steel

Magnetic steel

Non magnetic steel

Baja tahan pakai (wear resisting steel)

Baja tahan karat/korosi

c. Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan


komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)

Baja karbon perkakas (carbon tool steel)

Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)

Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)

Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

d. Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:

Baja kualitas biasa

Baja kualitas baik

Baja kualitas tinggi

B. SIFAT-SIFAT TEKNIS BAHAN


a) Sifat Mekanis Baja Paduan
Baja paduan merupakan campuran dari baja dan beberapa jenis logam
lainnya dengan tujuan untuk memperbaiki sifat baja karon yang relatif mudah
berkarat dan getas bila kadar karbonnya tinggi. Selain itu, penambahan unsur
paduan juga bertujuan untuk memperbaiki sifat mekanik diantaranya:

Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan
bentuk di bawah tekanan. Penambahan logam (Ni, Cr, Molibdenum) dengan
komposisi sesuai akan menambah kekuatan baja, sebab Ni dan Cr yang
ditambahkan akan masuk ke susunan atom dan menggantikan berapa atom C.
Penambahan tersebut dapat meningkatkan kekuatan sampai lima kali lipat.
Elasisitas
Elastisitas adalah kemampuan
suatu bahan unuk kembali ke
bentuk

semula

pembebanan
dilepas.

setelah

ditiadakan

Modulus

atau

elastisitas

merupakan indikator dari sifat


elastis.

Adanya

logam

pada

penambahan
baja

akan

meningkatkan kemampuan elastisitasnya dengan nilai modulus elastisitas yang


lebih besar dari sebelumnya. Berikut beberapa logam dan nilai modulus
elastisitasnya jika ditambahkan pada baja:
Batas mulur (Plastisitas)
Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan untukberubah bentuk secara
permanen setelah diberi beban. Logam yang ditambahkan berupa nikel,
vanadium, titanium, tungsten, chrome dsb akan meningkatkan nilai batas
mulur. Hal tersebut disebabkan dengan penambahan logam yang memiliki
batas mulur tinggi akan menghasilkan baja paduan yang batas mulurnya tinggi
pula.
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu material untuk menahan tarikan dua
gaya yang saling berlawanan arah dan segaris. Logam Ni dan Cr merupakan
bahan yang biasa ditambahankan untuk meningkatkan kemampuan menahan
tariakan, selain sebagai penambah kekutan tekan.

Keuletan
Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk diregang atau ditekuk secara
permanent tanpa mengakibatkan pecah atau patah. Baja dengan kandungan
karbon rendah memiliki keuletan yang tinggi, sehingga dengan paduan logam
lain kadar karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada baja
paduan yang rendah akan meningkatkan keuletannya.
Tahan aus
Tahan aus merupakan. Paduan logam yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan tahan aus diantaranya nikel, chrom, dan vanadium.
Efek utama elemen paduan utama untuk baja [8]
Elemen

Persentase

Fungsi utama

Aluminium

0.951.

Paduan unsur dalam nitriding baja

Bismut

- --

Meningkatkan mesin

Boron

0.001
0.003

Powerfull agen kemampukerasan

0.52

Naik kemampukerasan

418

Tahan Korosi

Tembaga

0.10.4

Tahan Korosi

Molybdenum

0.25

Stabil karbida; menghambat pertumbuhan butir

25

Toughener Toughener

1220

Tahan terhadap Korosi

0.20.7

Meningkatkan kekuatan

Spring Baja

Kromium

Nikel

Silicon

Persentase
tinggi

Memperbaiki sifat-sifat magnetik

Belerang

0.080.15

mesin bebas properti

Titanium

Tungsten

Kekerasan pada temperatur tinggi

Vanadium

0.15

Stabil karbida; meningkatkan kekuatan sementara

Perbaikan karbon dalam partikel inert; mengurangi


kekerasan di krom martensit baja

tetap mempertahankan keuletan; mempromosikan


struktur butir halus

Gambar Kurva Tegangan dan Regangan (baja paduan AISI 4.140)


b) Sifat Pengaruh Lingkungan
Korosi merupakan proses elektrokimia yang terjadi pada logam dan tidak
dapat dihindari karena merupakan suatu proses alamiah. Berbagai faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya korosi, yaitu: sifat logam, yang meliputi
perbedaan potensial, ketidakmurnian, unsur paduan, perlakuan panas yang
dialami, dan tegangan, serta faktor lingkungan yang meliputi udara, temperatur,
mikroorganisme. Baja paduan akan memiliki ketahanan terhadap korosi jika
dicampur dengan Tembaga yang berkisar 0,5-1,5% tembaga pada 99,95-99,85 %
Fe, dengan Chromium, atau dicampur dengan Nikel.
Baja Paduan tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti sifat fisisnya tidak
banyak berubah.

Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap


suhu tinggi,liat dan kuat

Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan pengaruh


yang sama seperti pada penambahan Molibdenum yaitu membuat baja paduan
tahan terhadap suhu tinggi

C. CONTOH PENGGUNAAN/APLIKASI DI BIDANG TEKNIK


PERTANIAN/TEKNIK MESIN
Penggunaan baja paduan banyak sekali pada bidang teknik pertanian atau
teknik mesin karena baja paduan memiliki kelebihan yang berbeda sesuai dengan
campuran jenis logam yang digunakan.
Penggunaan baja paduan pada bidang teknika adalah mesin penghancur
plastik. Pada mesin ini penggunaan baja paduan berada pada bagian pisau yang
membuat pisau tersebut mudah di asah dan mudah diganti jika sudah aus, katup
coran, kawat yang terbuat dari baja karbon, rangka mesin perontok padi, gear pada
mesin milling, alat tap, pipa, dan masih banyak lagi alat atau mesin yang
menggunakan baja karbon.

Alat Penghancur Plastik

Katup Koran

Kawat Baja Karbon

Mesin Perontok Padi

Gear

Pipa

Tap

D. STANDARISASI DAN PENGKODEAN


Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari Amerika
hingga Jepang pun mengkodekan jenis baja. Jenis-jenis Kode tersebut adalah
AISI(AmericanIronSteelInstitute),SAE(SocietyforAutomotiveEngineering),
UNS(UnifiedNumberingSystem), ASTM(AmericanStandardforTestingand
Material), JIS (Japanese Industrial Standard), DIN (Deutsches Institut fur
Normung),

ASME(American Society of Mechanical Engineers),

CEN(CommitteeEuropeandeNormalization), ISO(InternationalStandardization
Organization),danAssociationfrancaisedenormalization(AFNOR).
Standarisasi untuk pengkodean SAE memiliki cara penulisan sebagai
berikut:

Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (s)
dari baja. Dua angka berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon
dalam baja.

Masing-masing unsur logam lainnya memilki angka kode yang

mengisi digit pertama, yaitu:

Baja Karbon:

Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah
resulfurized dan rephosphorized.

Baja Mangan:

Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja karbon.
Namun, karena mangan adalah normal produk baja karbon membuat
AISI / SAE telah memutuskan untuk tidak mengklasifikasikan sebagai
baja paduan.
Digit kedua selalu "3"

Baja Molybdenum:

Digit pertama adalah "4" seperti dalam 40xx dan 44xx.


Angka kedua menunjuk persentase molibdenum dalam baja.

Baja Kromium:
Digit pertama adalah "5" seperti dalam 51xx dan 52xx
Angka kedua menunjuk persentase kromium dalam baja.
Baja paduan lebih satu unsur:
Baja ini mengandung tiga paduan
Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan dominan

Angka kedua menunjuk persentase reaming dua paduan.


Data pengkodean baja paduan sebagai berikut:

Kode SAE
13xx
40xx
41xx
43xx
44xx
46xx
47xx
48xx
50xx
50xxx
50Bxx

Komposisi
Mn 1.75%
Mo 0.20% or 0.25% or 0.25% Mo & 0.042% S
Cr 0.50% or 0.80% or 0.95%, Mo 0.12% or 0.20% or 0.25% or 0.30%
Ni 1.82%, Cr 0.50% to 0.80%, Mo 0.25%
Mo 0.40% or 0.52%
Ni 0.85% or 1.82%, Mo 0.20% or 0.25%
Ni 1.05%, Cr 0.45%, Mo 0.20% or 0.35%
Ni 3.50%, Mo 0.25%
Cr 0.27% or 0.40% or 0.50% or 0.65%
Cr 0.50%, C 1.00% min
Cr 0.28% or 0.50%

51xx
51xxx
51Bxx
52xxx
61xx
86xx
87xx
88xx
92xx

Cr 0.80% or 0.87% or 0.92% or 1.00% or 1.05%


Cr 1.02%, C 1.00% min
Cr 0.80%
Cr 1.45%, C 1.00% min
Cr 0.60% or 0.80% or 0.95%, V 0.10% or 0.15% min
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.20%
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.25%
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.35%
Si 1.40% or 2.00%, Mn 0.65% or 0.82% or 0.85%, Cr 0.00% or 0.65%

DAFTAR PUSTAKA
http://www.engineeringnews.co.za/article/steel-sales-increase-in-first-half-of2008-2008-08-15
http://www.tradeindia.com/fp247342/Alloy-Steel-Wire.html
http://www.indiamart.com/vinayakaelectro/steelcastings-valvebody.html#lowalloy-steel-castings
http://wb9.itrademarket.com/pdimage/22/699322_perontok-mobile2.jpg
http://www.evroskop.com/img/spur_gear.jpg
http://okasatria.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai