Anda di halaman 1dari 16

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. Y
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 24 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Melayu
Alamat
:
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
:
Status Pernikahan
: Belum menikah
Ruang
: Rawat jalan
Masuk RS
: 28 Agustus 2015
Kunjungan ke
:Didiagnosis berdasarkan: PPDGJ III
II.

RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh melalui autoanamnesis dengan pasien pada tanggal
28 Agustus 2015.
A. Keluhan utama
Pasien sering marah-marah.
B. Riwayat gangguan sekarang
Autoanamnesis
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kal-Bar dikarenakan
sering marah-marah tanpa sebab yang jelas. Dan juga pasien sering
berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien mengaku ada yang mengajak
pasien berbicara suara yang mengajak pasien berbicara diakui oleh pasien
ada lebih dari 2 orang, pasien juga sering melihat bayang sepeti orang
didekatnya ditanya siapa pasien mengaku tidak mengenal sosok yang
dilihatnya itu dan bentuknya juga tidak jelas kata pasien. Pasien sering
marah dikarenakan dirinya merasa orang-orang membicarakannya seperti
tetangga dan orang yang ditemuinya. Gejala diakui sudah sejak 3 bulan saat
pasien putus dari pacarnya ketika pasien bekerja di Malaysia.
Pasien mengatakan dirinya baru kembali dari malaysia 1 tahun
yang lalu pada tahun

2014 dan dalam kondisi sudah sakit. Pasien

menceritakan kejadian pertama kali pasien bekerja ke Malaysia dan


mempunyai seorang kekaksih yang waktu itu bekerja bersamanya disana.
Tetapi ketika pasien tengah menjalin cinta kekasihnya pergi tanpa kabar.
1

Dari situ pasien merasa sedih dan tidak punya semangat untuk melakukan
apa-apa, pasien bersedih sepanjang hari sampai jatuh sakit, setelah kurang
lebih 3 bulan dari kejadian tersebut pasien mulai mendengar suara-suara
bisiskan di telinganya seperti ada yang mengajak pasien berbicara. Suara itu
ada wanita da laki-laki dan ada lebih dari 3 orang menurut pengakuan
pasien. Semenjak itu pasien mulai melihat ada sosok bayangan. Setelah sakit
pasien baru di antarkan pulang ke Indonesia oleh orang tempat pasien
bekerja karena menurutnya pasien tidak bisa lagi bekerja karena sudah sakit
dan harus di obati.
Pasien mulai pertama kali ke orang-orang pintar yang katanya
pasien di rasuki roh-roh halus sampai pasien pernah di rukiyah. Tetapi
setelah menjalanin pengobtan traditional keluarga pasien merasa tidak ada
perubahan lalu pasien dibawa ke RSJ provinsi Kalbar pada bulan maret 2014
yang disarankan oleh salah satu keluarga pasien. Pasien mendapatkan
pengobatan rawat jalan karena menurut dokter waktu itu pasien masih bisa
di terapi rawat jalan tanpa perlu harus dirawat inap. Pasien teratur meminum
obat dan sekarang sudah 1 tahun 2 bulan pasien meminum obat. Pasien
setiap 2 minggu selalu mengambil obat di rumah sakit kadang jika pasien
tidak sempat ayahnya lah yang pergi mengambil obat, menurut pengakuan
pasien, pasien tidak pernah putus obat, palingan klu putus obat paling lama 1
minngu itupun kalau lagi tidak sempat mengambil oabta saja. Pasien
sekarang sudah merasakan jauh lebih baik suara-suara yang biasa tidak lagi
didengarkan oleh pasien dan bayang-bayang yang biasa dilihat oleh pasien
juga sudah menghilang tak pernah dilihat oleh pasien lagi. Hati pasien sudah
merasa lebih tenaang dan tidak pernah mencuriagi tetngga yang
membicarakannya. Hanya saja pasien masih sering melamun dan sulit
berkosentrasi, respon sedikit lambat dari sebelum ketika pasien sakit.
Pasien mengeluh sekarang ingin sekali bekerja lagi ke malaysia
karena menurut pasien bekerja di Malaysia lebih enak karena banyak
menghsilkan uang hanya saja keluarga belum mengizinkan pasien untuk
bekerja jauh0jauh dari keluarga. Sekarang pasien hanya bekerja membantu
ayahnya di sawah aau seklai-seklai membantu orang-orang jika perlu

bantuan pasien seperti ada hajatan atau ada acra di rumah tetangga. Pasien
senang bekerja jadi pasien tidak suka hanya berdiam diri di rumah.
C. Riwayat gangguan dahulu
1. Riwayat gangguan psikiatri
Pasien mengaku tidak pernah mengalami gangguan psikiatri
sebelumnya.
2. Kondisi medis umum
Pasien mengaku saat ini tidak memiliki kondisi medis yang
mengganggu.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien tidak ada riwayat menkonsumsi narkoba, rokok maupun
alkohol.
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Prenatal dan perinatal
Pasien lahir di rumah sakit secara normal tanpa penyulit, tidak ada
kelainan maupun cacat bawaan. Kehamilan psien direncanakan dan keluarga
sangat bahagia menyambut kelhiran pasien.
2. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pasien masa kanak-kanaknya baik, pasien memiliki banyak teman.
Tidak ada riwayat trauma maupun kekerasan.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien ketika Sekolah Dasar (SD) pindah bersama keluarganya ke
kota Sintang karena alasan pekerjaan orangtuanya. Pasien menyelesaikan
SD di kota Sintang, kemudian pindah lagi ke kota Pontianak ketika telah
lulus. Pasien mengaku memiliki cukup banyak teman namun tidak memiliki
teman dekat, pasien juga mengaku tidak pernah terlibat masalah ketika di
Sekolah Dasar.
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-20 tahun)
Pasien menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Atas
(SMA) di kota Pontianak. Pasien juga mengaku memiliki cukup banyak
teman ketika di SMP. Pasien mengaku saat duduk di kelas dua SMA dirinya

mulai terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak baik. Pasien mengaku


mulai sering bolos bersama teman-temannya, tidak mengerjakan tugas-tugas
sekolah sampai akhirnya tidak naik ke kelas tiga. Saat duduk di kelas tiga
SMA pasien diajak oleh temannya untuk menggunakan narkoba. Jenis
narkoba yang digunakan saat SMA adalah ganja, ekstasi dan shabu-shabu.
Pasien mengaku mau menggunakan narkoba karena merasa penasaran dan
merasa

setelah

menggunakan

narkoba

dirinya

menjadi

lebih

bersemangat,lebih percaya diri, merasa penampilannya lebih baik, serta


merasa lebih bahagia.
E. Riwayat masa dewasa ( 21 tahun)
1. Pendidikan
Setelah lulus SMA pasien mengaku sempat berkuliah di salah satu
universitas swasta di kota Pontianak namun hanya bertahan hingga semester
3 dikarenakan masalah ketergantungan terhadap narkoba.
2. Pekerjaan
Pasien mengaku sempat bekerja di Badan Pertanahan Nasional saat
telah berhenti kuliah, namun pasien hanya bekerja selama sebulan
dikarenakan tidak betah dan masalah ketergantungan terhadap narkoba yang
masih dialaminya. Sejak berhenti bekerja, pasien menganggur dan setiap
hari hanya menghabiskan harinya dengan kegiatan yang menurut pasien
tidak bermanfaat seperti ngumpul bersama teman-temannya.
3. Perkawinan
Pasien belum menikah dan mengaku pernah dekat dengan
perempuan namun tidak memiliki hubungan khusus.
4. Agama
Pasien beragama Islam, menurut pasien aktivitas keagamaannya
tidak begitu baik, pasien mengaku jarang untuk sholat maupun mengikuti
kegiatan-kegiatan keagamaan.
5. Aktivitas sosial
Menurut pengakuan pasien, hubungannya dengan tetanggatetangganya cukup

baik. Pasien mengaku selalu berusaha untuk

bersosialisasi dengan tetangga-tetangganya namun jarang terlibat diaktivitas


sosial yang biasa dilaksanakan di lingkungan tempat tinggalnya.
6. Riwayat militer
Pasien mengaku tidak pernah mengikuti atau terlibat aktivitas
militer sebelumnya.
7. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengaku meskipun menggunakan narkoba dalam waktu
yang cukup lama, namun tidak pernah berurusan dengan pihak berwajib.
8. Riwayat psikoseksual
Menurut pengakuan pasien, dirinya pernah dekat dengan wanita
namun tidak pernah memiliki hubungan khusus.
F. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan

: Pasien
: Tinggalserumah

G. Situasi Kehidupan Sekarang


Menurut pasien saat ini dia tinggal bersama kedua orangtuanya,
serta bersama adiknya kandungnya abangnya. Ayah pasien bekerja di sawah
dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Menurut pasien, kedua

orangtuanya sangat menyayanginya terutama ayahnya yang sangat berharap


dirinya dapat sembuh dan ceria seperti dulu lagi.
H. Impian, Fantasi, dan Nilai-Nilai
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit serta berharap dapat
sembuh, namun ketika ditanya apakah jika keluar dari rumah sakit nanti akan
berhenti menggunakan narkoba, pasien menjawab tidak tahu karena merasa
sulit terlepas dari nakoba yang dulu digunakannya. Pasien mengaku jika bisa
sembuh dari ketergantungan terhadap narkoba, dirinya ingin berhenti
menganggur dan dapat bekerja membantu ayahnya meneruskan usaha yang
saat ini dijalankan oleh ayahnya. Pasien memiliki nilai yang baik, pasien
mengetahui bahwa mencuri dan tindak kekerasan merupakan perbuatan yang
salah.
I. Persepsi keluarga tentang pasien
Menurut pasien, kedua orangtuanyasangat menyayangi dirinya dan
berharap pasien dapat segera sembuh dari ketergantungannya pada narkoba.
III.
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan cukup rapi, sesuai usia. Pasien berkulit gelap, rambut
cepak, menggunakan kaos hitam serta celana pendek.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak kurang tenang, perilaku aneh (-).
3. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap cukup kooperatif, kontak mata (+).
4. Pembicaraan
Kontak verbal (+), isi bicara dan jawabanrelevan, volume baik,
intonasi sesuai, artikulasi jelas.
5. Mood, afek dan keserasian
Mood
: datar
Afek/Emosi
: Terbatas
Keserasian
: Tidak serasi
6. Persepsi
Halusinasi (+) auditorik 3rd order, halusinasi visual.

7. Pikiran / Proses pikir


Bentuk
: Non-realistik
Arus
: Koheren
Isi
: Waham kejar
8. Sensorium dan kognisi
a. Taraf kesadaran:
Kuantitas : Kompos mentis
Kualitas : Terganggu
b. Orientasi
Waktu : Baik. Pasien tahu pemeriksaan dilakukan pada pagi hari.
Tempat : Baik. Pasien tahu sekarang ada di Rumah Sakit Jiwa.
Orang : Baik. Pasien tahu yang memeriksa adalah dokter.
c. Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi
baik
karena
pasien
dapat
menghitung
penguranganyang ditanyakan oleh pemeriksa. Perhatian pasien baik.
Daya ingat
Jangka panjang
Jangka sedang

: Baik. Pasien mengingat sekolahnya saat SD dulu.


: Baik. Pasien mengingat siapa yang mengantarnya ke

Jangka pendek

rumah sakit.
: Baik. Pasien bisa mengingat kembali nama dokter

Segera

yang memeriksanya.
: Baik. Pasien mengingat dan dapat megulang angkaangka yang disebutkan pemeriksa

e. Pengetahuan umum
Baik. Pasien mengetahui siapa nama Gubernur Kalimantan Barat
saat ini.
f. Kemampuan membaca dan menulis
Baik. Pasien menulis dan membaca tulisan dirinya dan tulisan yang
ditunjuk oleh pemeriksa.

Tulisan tangan pasien


g. Kemampuan visuospasial
Cukup baik. Pasien dapat menggambar segilima bertautan sesuai
dengan yang dicontohkan oleh pemeriksa.

Gambar yang dibuat oleh pasien


h. Bakat kreatif
Pasien mengaku memiliki kesenangan dalam olahraga basket dan
futsal serta ketika SMA pernah bermain band namun tidak lama, pasien
juga mengaku tidak begitu menekuni hobinya tersebut karena hanya
sekedar untuk bersenang-senang saja.
i. Kemampuan berpikir abstrak
Baik. Pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan buah
jeruk dan bola basket.
j. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik. Pasien dapat makan, minum, mandi, dan mengganti pakaian
sendiri tanpa dibantu.
k. Pengendalian impuls
Kurang baik. Pasien tidak dapat mengendalikan kemarahannya.
9. Daya nilai dan tilikan
a. Kesan nilai sosial:Pasien memiliki nilai yang baik, pasien mengetahui
bahwa mencuri dan tindak kekerasan merupakan perbuatan yang salah.
Daya nilai realita: Terganggu
Tilikan: 6

10. Taraf dapat dipercaya


Pasien kurang dapat dipercaya.
IV.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A.

Pemeriksaan Tanda Vital


Keadaan umum
: Baik.

Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi pernafasan
Frekuensi nadi
Gizi
B. Status Generalis
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
THT
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Alat Kelamin
Anus
Ekstremitas

: Kompos mentis.
: 120/80 mmHg.
: 20 kali/menit.
: 80 kali/menit.
: Kesan gizi baik.
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Warna kulit gelap. Sianosis (-).


Normosefali, deformitas (-), nyeri tekan (-).
Rambut cepak, berwarna hitam.
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Deviasi septum (-/-), perdarahan (-/-), tonsil (T1/T1)
Oral hygiene cukup baik.
Pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal.
S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
Suara napas dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-),

:
:
:
:

wheezing (-/-).
Nyeri tekan (-), asites (-), bising usus normal.
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Akral hangat (+/+), edema (-/-), tremor (-/-)

C. Status Neurologi
Glasgow Coma Scale (GCS)
Pupil
Refleks cahaya

: E4M6V5 = 15
: Isokor, diameter 3mm
: Langsung
: (+/+)
Tidak langsung
: (+/+)
: Kaku kuduk (-)

Tanda Rangsang Meningeal (TRM)


Pemeriksaan Motorik :
5555 5555
5555 5555
Pemeriksaan Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Biseps
: normal
Triceps
: normal
Brachioradialis : normal
Patella
: normal
Tendo achilles : normal
b. Refleks Patologis
Negatif
Pemeriksaan Sensorik

a. Sensibilitas : Normal
b. Pemeriksaan Saraf Otonom: Inkontinensia urine dan alvi negatif

10

D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien datang dengan keluhan marah-marah, mengancam orangtua
serta akan membakar rumahnya (emosi labil, iritabel, perilaku kacau).
Pasien mengaku marah dikarenakan dirinya tidak dapat menemukan barang
miliknya di rumah dan merasa barang-barangnya telah dihilangkan oleh
orang-orang di rumahnya (waham kejar). Pasien mengaku memiliki riwayat
penggunaan narkoba jenis ganja, ekstasi dan shabu sejak tahun 2011 hingga
2013, frekuensi penggunaan narkoba tersebut menurut pasien 3 kali per
minggu, pasien selalu mengkonsumsi bersama seorang temannya. Pasien
mengaku berhenti menggunakan obat-obatan tersebut pada tahun 2013
hingga 2014 dikarenakan efek samping sehingga pasien harus dirawat dan
dibawa ke dokter dan psikiater.
Pada akhir tahun 2014 pasien mengaku kembali menggunakan
narkoba jenis shabu hingga maret 2015. Frekuensi penggunaan shabu
tersebut 3-4 kali dalam satu minggu dan digunakan sendiri saja (frekuensi
dan jumlah penggunaan meningkat). Pasien kemudian di rehabilitasi di BNN
selama kurang lebih lima bulan sejak 16 Maret hingga 21 Juli 2015, namun
selang satu minggu setelah pulang dari rehabilitasi pasien kembali
menggunakan narkoba jenis shabu hingga akhirnya dibawa ke RSJ Provinsi
Kal-Bar (adanya ketergantungan).Pasien mengaku sering merasa mual,
merasa sulit tidur, pusing, dan merasa selalu lapar jika tidak mengkonsumsi
shabu dalam waktu 2 hari (gejala putus zat). Pasein juga mengaku pernah
mengkonsumsi alkohol, namun tidak dalam jumlah yang banyak atau sering.
Pasien merupakan perokok aktif dengan jumlah konsumsi rokok kurang dari
1 bungkus perhari.
Berdasarkan pemeriksaan status mental, pasien berpenampilan
cukup rapi, pasien kurang tenang, kooperatif, kontak mata (+), kontak verbal
(+), isi bicara dan jawaban relevan. Mood pasien irritable dengan afek

11

terbatas, dan tidak serasi. Terdapat halusinasi auditorik 3rd order, bentuk
pikir non-realistik, arus pikir koheren, isi pikir ditemukan adanya waham
kejar, pengendalian impuls pasien kurang baik (impulsif). Tilikan pasien
adalah 6. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal.
VI.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis 1 :
Berdasarkan gejala-gejala yang didapat :
1.
2.
3.

Adanya hendaya dalam daya nilai realita,


Keluarga mengeluh atas perilaku pasien,
Ada gejala psikopatologi berupa waham kejar,adanya halusinasi
audiotorik.
Maka disimpulkan bahwa pasien menderita suatu psikosa.

B. Berdasarkan :
1.
2.

Kesadaran Kompos Mentis, orientasi baik


Tidak ditemukan kelainan organik
Maka disimpulkan bahwa pasien menderita psikosa non-organik

C. Berdasarkan penemuan bermakna dari autoanamnesis, ditemukan :


1.
2.
3.
4.

Adanya wahamkejar.
Adanya halusinasi auditorik 3rd order.
Adanya perilaku kacau.
Gejala psikotik berlangsung kurang dari 2 minggu.
Pasien memenuhi kriteria diagnosis dengan adanya halusinasi,
waham, dan waktunya kurang dari dua minggu maka dapat
disimpulkan pasien menderita Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia
( Schizophrenia-like) Akut (F23.2).
Berdasarkan autoanamnesis, diketahui bahwa pasien berperilaku

kacau yaitu marah-marah, mengancam akan membunuh orangtuanya, serta


akan membakar rumahnya, selain itu pasien juga memiliki waham kejar
terhadap anggota keluarga di rumahnya. Berdasarkan pengakuan pasien,
diketahui pasien memiliki riwayat penggunaan ganja dan ekstasi namun
telah berhenti sejak tahun 2013. Selama kurang lebih satu tahun terakhir
sejak akhir tahun 2014 hingga Juli 2015 pasien masih menggunakan shabu

12

dengan frekuesni penggunaan yang cukup bermakna sehingga gangguan


mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat ditegakkan.
Berdasarkan jenis zat psikoaktif yang digunakan dalam satu tahun terakhir
yaitu shabu yang merupakan jenis stimulansia maka dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
stimulansia lain termasuk kafein (F15).

Berdasarkan anamnesis terdapat beberapa gejala yang mengarah


pada sindrom ketergantungan yaitu:
F1x.2 Sindrom Ketergantungan
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III

Kondisip
adapasien

Diagnosis ketergantungan yang pastiditegakkanjikaditemukan 3


ataulebihgejaladibawahinidialamidalammasa 1
tahunsebelumnya:
a. Adanyakeinginan yang kuatataudorongan yang memaksa
(kompulsi) untukmenggunakanzatpsikoaktif
b. Kesulitandalammengendalikanperilakumenggunakanzat,
termasuksejakmulainya, usahapenghentian,
ataupadatingkatsedangmenggunakan
c.

Memenu
hi
Memenu
hi

Keadaanputuszatsecarafisiologisketikapenghentianpenggunaan
zatataupenguranganterbuktidenganadanyagejalaputuszat yang

Memenu

khasatau orang tersebutmenggunakanzatataugolonganzat yang

hi

sejenisdengantujuanuntukmenghilangkanataumenghindariterjad
inyagejalaputuszat
d. Terbuktiadanyatoleransi,
berupapeningkatandosiszatpsikoaktif yang
diperlukangunamemperolehefek yang sama yang
biasanyadiperolehdengandosis yang lebihrendah

Memenu
hi

13

e. Secaraprogresifmengabaikanmenikmatikesenanganatauminat
lain disebabkanpenggunaanzatpsikoaktif,
meningkatnyajumlahwaktu yang
diperlukanuntukmendapatkanataumenggunakanzatatauuntukpul
ihdariakibatnya
f. Tetapmenggunakanzatmeskipuniamenyadariadanyaakibat
yang merugikankesehatannya

Memenu
hi

Memenu
hi

Pasiensaatinisedangdalamperawatan di
RumahSakitsehinggapasiendapatdikatakansedangabstinentetapidalamlingku
nganterlindung.
Berdasarkan riwayat penggunaan zat psikoaktif dan gejala yang
dimiliki oleh pasien maka dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan
Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia Lain Termasuk
Kafein, Sindrom Ketergantungan + Kini Abstinen Tetapi Dalam
Lingkungan Terlindung (F15.21).
Aksis 2 :
Berdasarkan autoanamnesis, diketahui bahwa pasien pernah tidak
naik ke kelas 3 SMA dikarenakan perilaku yang nakal saat itu dimana pasien
sering bolos, dan tidak mau mengerjakan tugas-tugas sekolah. Hal tersebut
menunjukan bahwa pasien tidak mampu memenuhi norma sosial serta
cenderung tidak perduli terhadap kewajiban sosialnya sebagai seorang
siswa. Penggunaan narkoba saat itu juga menunjukkan pasien memiliki
ketidakpedulian terhadap norma sosial. Hal tersebut mengarah pada tipe
kepribadian dissosial.
Selain itu, berdasarkan anamnesis diketahui alasan pasien
menggunakan narkoba adalah karena ingin merasa lebih bersemangat, lebih
percaya diri, membuat penampilannya terlihat lebih baik, serta merasa lebih
bahagia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien memiliki kecenderungan
untuk mencapai perasaan ketenaran dengan caranya sendiri yaitu dengan
penggunaan narkoba serta adanya rasa kebesaran akan pentingnya diri. Hal
tersebut mengarah pada tipe kepribadian narsisistik.

14

Berdasarkan anamnesis, diketahui juga bahwa sejak menggunakan


narkoba pasien menjadi sering mengalami perubahan suasana hati, merasa
emosinya labil, mudah marah dan tersinggung serta merasa sulit untuk
mengendalikan kemarahannya. Hal tersebut mengarah pada tipe kepribadian
emosional tidak stabil tipe impulsif.
Aksis 3: Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan
kelainan organik pada pasien.
Aksis 4: Berdasarkan anamnesis, diketahui sejak berhenti bekerja, pasien
menganggur dan setiap hari hanya menghabiskan harinya dengan
kegiatan yang menurut pasien tidak bermanfaat seperti ngumpul
bersama teman-temannya. Pasien juga mengaku ingin sekali
untuk kembali bekerja. Dapat disimpulkan stresor setahun
terakhir yaitu masalah tidak ada pekerjaan.
Aksis 5: Berdasarkan hasil anamnesis, skor GAF pasienmemilikinilai70-61
VII.

EVALUASI DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis 1 : F23.2 (Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia ( Schizophrenia-like)
Akut).
F15.21 (Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
stimulansia

lain

ketergantungan
Aksis 2

Aksis 3
Aksis 4
Aksis 5

kini

termasuk
abstinen

kafein
tetapi

dengan
dalam

sindrom
lingkungan

terlindung).
: F60.2 Gangguan kepribadian dissosial
Gangguan kepribadian narsisistik.
F60.30 Gangguan kepribadian emosional tak stabil tipe
kompulsif.
: Tidak ada diagnosis.
: Tidak ada pekerjaan.
: GAF 70-61.

VIII. DAFTAR MASALAH


a. Organobiologik : Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, tidak ditemukan
adanya gangguan medis.

15

b. Sosial:
Masalah pekerjaan: Pasien harus menganggur karena tidak lagi bekerja
sejak berhenti dari pekerjaannya di Badan Pertanahan Nasional.
c. Psikologis: waham kejar (+), bentuk pikir pasien adalah non-realistis.
IX.

PENATALAKSANAAN
a. Hospitalisasi
Pada pasien ini dilakukan hospitalisasi untuk kepentingan, stabilisasi
pengobatan, keselamatan pasien, pengelolaan yang terorganisasi dalam
mengusahakan kemandirian pasien, mempersiapkan pasien kembali
berfungsi di dalam ruang lingkup keluarga dan masyarakat.
b. Medikamentosa
Haloperidol 5 mg 2x1 p.o
c. PsikoterapiSuportif
Bimbingan
Memberikan bimbingan agar pasien meminum obatnya, mengedukasi
pasien

untuk

menjauhi

narkoba

dan

lingkungan

yang

dapt

menjerumuskan, serta memberikan informasi mengenai efek samping


dari penggunaan narkoba.
Terapi keluarga
Memberikan informasi tentang keadaan pasien, gejala, pentingnya
pengobatan, prognosis dan faktor kekambuhan dari pasien. Selain itu
diberikan pula edukasi. Hal ini diharapkan agar keluarga dapat lebih baik
lagi menerima keadaan pasien ketika pasien sudah keluar dari rumah
sakit. Mengedukasi keluarga agar dapat lebih dekat dengan pasien secara

X.

personal.
Terapi psikoreligius
Memberikan pendekatan lewat agama kepada pasien.
d. Usul Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan NAPZA
2. Pemeriksaan Hepatitis B
3. Pemeriksaan HIV
PROGNOSIS
Berdasarkan penemuan bermakna yang didapatkan dari anamnesis terdapat
beberapa faktor yang meringankan, antara lain:
1) Terdapatnya gejala positif berupa adanya perilaku kacau dan adanya
waham.
2) Dukungan keluarga (+).
3) Tilikan pasien: 6.

16

Sedangkan untuk faktor yang memperberatnya antara lain:


1)
2)
3)
4)
5)

Onset usia: 19 tahun.


Pasien belum menikah.
Adanya ketergantungan yang telah berlangsung lama.
Adanya gejala putus zat.
Pasien memiliki teman-teman yang juga merupakan pengguna narkoba.

Maka dapat disimpulkan bahwa prognosisnya: Dubia ad Malam.

Anda mungkin juga menyukai