Bagian Iii - Batuan Beku
Bagian Iii - Batuan Beku
BAB III
BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika
cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Penggolongan batuan
beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetic
batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan berdasarkan
susunan mineraloginya.
Pembagian yang berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari
batuan beku dapat dibagi atas :
a. Batuan ekstrusi, terdiri dari semua material yang dikeluarkan
kepermukaan bumi baik didaratan ataupun di bawah permukaan
laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk
padat atau suatu larutan yang kental dan panas biasa disebut lava.
b. Batuan intrusi, prases batuan ini sangat berbeda dengan kegiatan
batuan ekstrusi, dimana batuan ini sifatnya menerobos lapisan
batuan yang sebelumnya telah terbentuk. Tiga prinsip dari tipe
bentuk intrusi batuan beku berdasarkan bentuk dasar dan geometri
adalah :
Intrusi
berbentuk
tabular,
mempunyai
dua
bentuk
yang
Tipe ketiga dari tubuh intrusi relatif memiliki tubuh yang kecil. Bentuk
khas dari grup ini adalah intrusi silinder atau pipa, sebagian besar sisa
dari korok gunung api ( volcanic neck ).
Batuan Beku
III-1
Identifikasi Batuan
Batuan Beku
III-2
Identifikasi Batuan
Magma dapat membeku dibawah atau diatas permukaan bumi. Bila
membeku dibawah permukaan terbentuklah batuan beku dalam atau batuan
beku intrusif. Sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik. Sedangkan
bila magma dapat mencapai permukaan bumi dan membeku, terbentuklah
batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
III-3
Identifikasi Batuan
yang viskositasnya rendah, sehingga dapat mengalir disekitar rekahan, menjadi
hamparan lava basalt, atau plateau basalt.
Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan dinamakan enupsi sentral.
Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau tersembur keatas
bersama gas-gas sebagai piroklastik atau rempah gunung api.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada
komposisi magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya
terjadi. Apabila membeku dibawah permukaan air terbentuklah lava bantal
(pillow lava), sesuai dengan namamnya, bentuktrya mirip dengan bantal.
Tekstur (teksture)
Secara umum batuan beku intrusif dan ekstrusif atau batuan beku
umumnya dapat dibedakan dari kenampakan bentuk, ukuran dan hubungan
kristal mineral-mineralrya atau disebut tekstur mineral. Beberapa tekstur batuan
beku yang umum adalah :
1. Gelas (glassy) - tidak berbutir atau tidak mempanyai kristal (amorf)
2. Afanitik (aphanitik) - (fine grain texture) berbutir sangat halus, butirnya
dapat dilihat dengan mikroskop.
3. Faneritik (phaneritic) - (coarse grain texture) berbutir cukup besar,
dapat dilihat tanpa mikroskop.
4. Porfiritik (porphyritic) - mempunyai dua ukuran kristal yang dominan.
5. Piroklastik (pyroclastic) - mempunyai fragmen material volkanik.
Batuan Beku
III-4
Identifikasi Batuan
Batuan beku dengan tekstur ini memperlihatkan pembekuan yang cepat,
terdiri dari mineral-mineral dengan kristal yang sangat kecil. Di bawah mikroskop
dapat dikenali feldspar dan kwarsa. Misalnya bagian dalam aliran lava.
Faneritik berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini memperlihatkan
besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk
kristal yang besar-besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung
sangat lama, yang berarci terjadi jauh dibaaah permukaan bumi Porfiritik:
beberapa batuan beku memperlihatkan dua ukuran kristal yang berbeda. Kristal
yang
besar,
bentuknya
sempurna
dinamakan
fenokrist
(phenocrysts),
Batuan Beku
III-5
Identifikasi Batuan
Gambar 3.3. Diagram penampang batuan beku dalam. Batolit tubuh batuan
beku yang sangat besar, berbentuk tidak teratur dan tidak diketahui dasarnya;
stock- suatu tubuh yang kacil dan bersifat sama dengan batolit; dyke-korok
atau gang, babentuk lempeng yang memotong struktur batuan disekitamya;
sill- berbentuk sama dengan dyke, tetapi sejajar dengan struktur disekitamya;
lakolit- sama dengan sill, bagian atasnya cembung keatas. Banyak batuan beku
dalam yang berhubungan dengan gunung api.(Skinner, 1992)
Batuan Beku
III-6
Identifikasi Batuan
Batuan pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang
mengkristal paling dulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, karena itu
dinamakan mineral mafik (Magnesium dan Fe). Kandungan Si02 nya sangat kecil,
sehingga memberikan warna lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada
bagian kiri tabel. Sedangkan batuan pada bagian kiri lebih banyak mineralmineral feldspar dan silika (kwarsa), dan dinamakan batuan felsik, berwarna
lebih terang dari pada batuan bagian kanan. Pada Tabel 5.2 diperlihatkan dalam
bentuk diagram.
3.3.1. Batuan Faneritik
Sering pula dikatakan berbutir kasar dan yang umum dijumpai adalah :
Granit berkomposisi terutama dari feldspar dan kwarsa. K-feldspar merupakan
mineral utamanya, berwarna merah muda, sedangkan Na-Ca plagioklas terdapat
dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porselein. Mika berwarna hitam
atau serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam batuan.
Berat jenis granit relatif kecil ( 2,7 ) dibandingkan dengan basalt ( 3,2.).
Granit dan batuan lain yang setara membentuk kerak benua, sedangkan basalt
kerak samudra. Kadar SiOZ makin kecil dan Warna makin gelap Diorit
mempunyai tektur mirip granit tatapi komposisinya tidak sama. Mineral
utamanrya adalah Na-plagioklas feldspar, sedangkan kwarsa dan K-feldspar
merupakan mineral minor.
Amfibol didalamnya mecirikan diorit. Dan bukanlah tidak mungkin dijumpai
piroksen. Komposisi diorit merupakan komposisi menengah antara granit dan
basalt.
Gabro, teksturnya berbutir kasar, mirip dengan granit, tetapi komposisi
utamanya adalah piroksen dan Ca-plagioklas. Olivin terdapat sebagai mineral
minor. Warna gabro hijau tua, abu-abu tua atau hitam. Gabro merupakan
material utama bagian bawah kerak samudra, dan juga pada beberapa bagian
kerak benua tua.
Batuan Beku
III-7
Identifikasi Batuan
Intrusif
(faneritik)
Felsik
Intermediet
Mafik
(granitik)
(Andesitik)
(Basaltik)
Ultrmafik
Granit
Diorit
Gabro
Ryolit
Andesit
Basalt
Komposisi Kwarsa
mineral
K. felspar
utama
Na. Feldspar
Hornblende
Na. feldspar
Ca. feldspar
Ca. feldspar
Pyroksen
Olivin
Pyroksen
Mineral
Muskovit
tambahan Biotit
Hornblende
Biotit
Pyroksen
Olivin
Hornblende
Ca. feldspar
Ekstrusif
(Afanitik)
Peridotit
-
hadar SiOZ makin kecil dan warna batuan makin gelap kearah kanan
Tabel 3.1. Klasifikasi sederhana batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi mineral
III-8
Identifikasi Batuan
andesit sukar dibedakan tanpa mikroskop, dan disatukan dalam kelompok felsite
(kelompok batuan bertekstur afanitik dan berwarna terang).
III-9
Identifikasi Batuan
3.4.Struktur batuan beku
Meskipun batuan beku tebentuk dari pembekuan magma, namun
beberapa batuan beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy
lava, lava bantal (pillow lava), struktur aliran dan struktur rekahan, serta
vesikular dan amigdaloidal. Blok lava, di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran
lava yang permukaannya sangat kasar, merupakan bongkah-bongkah.
Lava ropy, dikatakan lava Pahoehoe di Hawaii, merupakan aliran lava yang
permukaannya halus dan berbentuk seperti pilinan tali. Bagian depannya
membulat, bergaris tengah sampai beberapa meter. Lava bantal, sesuai dengan
namanya, aliran lava ini bentuknya menyerupai bantal yang tumpang tindih.
Sering dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen marin, sehingga disimpulkan
terbentuk dibawah permukaan air.
Struktur aliran, terlihat sebagai kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil,
garis-garis dan goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak
homogen. Struktur rekahan, merupakan rekahan-rekahan yang arahnya tegak
lurus bidang pendinginan, dan permukaannya segi enam berbentuk prisma,
dinamakan kekar kolom. Struktur vesikular terjadi akibat keluarnya gas-gas yang
terlarut dalam magma karena penurunan tekanan disekitarnya, atau setelah
mencapai permukaan bumi. Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava.
Sedangkan struktur amigdaloid terjadi apabila rongga-rongga pelepasan gas
terisi oleh mineral sekunder, kalsit misalnya.
Batuan Beku
III-10