Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakan makluk hidup yang dimulai dari
bertemunya sel telur yang dilepaskan oleh ovarium dengan sepermatozoa yang dihasilkan
oleh testis sehingga dari proses tersebut terbentuk suatu makluk hidup baru yang disebut
dengan zigot yang kemudian kondisi tersebut disusul oleh terjadinya kebuntingan serta
berakhir dengan kelahiran ( anonymous 2008 ).
Dewasa ini usaha peternakan di Indonesia hampir selalu menghadapi kendala, yang
mengakibatkan produktivitas ternak masih rendah. Salah satu kendala tersebut adalah masih
banyak kasus gangguan reproduksi menuju kepada adanya kemajiran ternak betina. Hal ini
ditandai dengan rendahnya angka kelahiran pada ternak tersebut (Hardjopranjoto, 1995).
Angka kelahiran dan pertambahan populasi ternak adalah masalah reproduksi atau
perkembangbiakan ternak. Penurunan angka kelahiran dan penurunan populasi ternak
terutama dipengaruhi oleh efisiensi reproduksi atau kesuburan yang rendah dan kematian
prenatal (Toelihere, 1981).
Lama satu siklus birahi merupakan proporsi lama kebuntingan yang penting dan bila
satu siklus hilang karena ketidakberhasilan pembuahan ini merupakan kerugian ekonomi
pada sistem produksi yang intensif dan hilangnya siklus kedua karena kegagalan dalam
mendeteksi dan menginseminasi kembali hewan yang tidak bunting juga dapat merugikan
dalam segi ekonomi (Hunter, 1981).
Secara ideal hanya sapi-sapi betina dan pejantan yang normal, sehat dan sangat fertil
yang harus dikawinkan, akan tetapi sapi betina maupun sapi jantan mempunyai kesuburan
yang berbeda-beda. Apabila sapi betina kurang subur maka kesuburan pejantan menjadi
sangat penting (Toelihere, 1981).
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makala ini yaitu dengan adanya makalah ini dapat membantu
daya piker mahasiswa tentang bagaimana proses periode perkembangan pada embrio.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
1.
2.
2.1
berkisar hari ke 12-45 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina
1.
2.
fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua
kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada
bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif
sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang
terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk
pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub
fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif.
Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan
hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk.
Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan
disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai
ditanjutkan dengan lase gastrula.
Fase Gastrula
Contohnya :
Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
Periode embrio minggu ke tiga sampai delapan merupakan Proses dimana sistem syaraf
pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah
mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan
cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang
menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan
pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta,
mengangkut sari makanan dan O2, zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan
tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama
b.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan
c.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari permbuatan makalah ini yakni ;
1. Periode embrio minggu ke tiga sampai delapan merupakan Proses dimana sistem syaraf
pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah
mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
2. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
a. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina.
b. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan
3.
3.2 Saran
Saran yang dapat di simpulkan dari pembuatan makalah ini, agar anggota kelompok
lebih aktif dalam berdiskusi sehingga, dapat saling bertukar pendapat
DAFTAR PUSTAKA
Diah Aryulina, 2012. http://artikelterbaru.com/pendidikan/tahap-embriopertum buhandan-perkembangan-hewan-20111134.html.28 April 2012.02;26.
http://anitamustikaibrahim.blogspot.co.id/2012/05/tahap-perkembangan-embriodi-susun-oleh.html