Anda di halaman 1dari 66

REKAYASA DALAM PERENCANAAN

BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan kota merupakan dua istilah yang saling terkait,
bahkan terkadang saling menggantikan, pada intinya kedua istilah ini menggambarkan proses
perkembangan suatu kota. Menurut Hendarto (2001:2) pertumbuhan kota (urban growth)
dapat diartikan sebagai perubahan fisik kota sebagai akibat dari perkembangan masyarakat
kota (urban development) diartikan sebagai suatu perubahan menyeluruh yang menyangkut
perubahan di dalam masyarakat kota meliputi perubahan ekonomi, sosial politik, sosial
budaya maupun fisik.
Kota adalah tempat kita tinggal. Kota menyediakan berbagai kebutuhan kita: sandang,
pangan, dan papan. Kota sebagai sebuah fenomena urban memberikan kita lingkungan
sosial budaya dan ekonomi yang sangat menentukan preferensi dan perilaku kita.
Permukiman kota sebagai keseluruhan yang meliputi kota sebagai tempat tinggal dengan
lingkungan sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi.
Kota Mataram tumbuh seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan
perjalanan sejarah di kota tersebut. Perkembangan kota tersebut pada saat ini melebar
(conurbation) hingga jauh ke luar batas kota, yang walau telah diarahkan melalui beberapa
Rencana Tata Ruang (RTR) yang tersedia tetap tidak dapat dikendalikan dengan baik. Hal ini
pada akhirnya dapat mempengaruhi keseimbangan ruang di Kota Mataram dan Pulau
Lombok. Karenanya perlu untuk dilakukan evaluasi rencana dan program pemanfaatan ruang
yang ada untuk Kota Mataram yang diharapkan hasilnya dapat merumuskan peta
permasalahan tata ruang dan upaya-upaya revitalisasi yang dapat dilakukan. Penilaian yang
dilakukan meliputi keefektifan RTR berdasarkan strategi pengembangan wilayah, pola
pemanfaatan ruang struktur tata ruang, serta tingkat kemanfaatan (beneficiaries) RTR secara
sosial, ekonomi, dan fisik.
Sebuah pembangunan berdimensi lingkungan hidup atau berwawasan lingkungan
telah disepakati sebagian besar negara didunia termasuk Indonesia sebagai konsep, sebagai
strategi dan model yang diharapkan mampu menjaga pelestarian fungsi lingkungan (Hadi,
2005).

Untuk itu, sebagaimana akan hasil survey yang telah kami lakukan terhadap kawasan
di Jln. Langko dirasakan sudah dapat memenuhi konsep pembangunan berwawasan
lingkungan. Sebagaimana yang telah kami lihat dalam survey kawasan di Jln. Langko
terdapat banyak gedung perkantoran pemerintah, yang tidak lepas akan pelestraian
lingkungannya, hal ini didukung dengan terdapatnya banyak tumbuhan yang tersebar di
sepanjang pinggir kawasan Jln. Langko.
Dilahat dari hasil survey, dengan banyaknya terdapat gedung gedung pemerintah
maka kawasan ini merefleksikan suatu kawasan sebagai pusat Pemerintahan untuk wilayah
kota Mataram tanpa mengurangi kualitas lingkungan hidup, dimana tetap terjaganya suasana
kawasan yang hijau sehingga menampilkan wilayah yang sejuk, asri, nyaman, dan sehat.
Sehubungan dengan direncanakannya pembanguna Islamic Center juga akan dapat
menambah estetika kawasan jalan langko sebagai pusat kawasan peribadatan.
Kota Mataram mempunyai peran dan fungsi beraneka ragam, yang secara tidak
langsung bisa merupakan potensi atau masalah bagi pertumbuhan dan perkembangan kota itu
sendiri. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan kawasan terbangun sebagai implikasi
perkembangan kota Mataram. Permasalahan penyediaan fasilitas lingkungan dan penyebaran
penduduk yang tidak merata, kondisi lingkungan perumahan yang tidak memadai adalah
indikasi dari perlunya langkah penanganan. Untuk penjelasan yang lebih detail dan lebih
rincinya lagi akan dijelaskan pada bab bab selanjutnya.

BAB II
GAMBARAN UMUM KAWASAN
Wilayah jalan langko adalah suatu kawasan yang terletak di wilayah kecamatan
mataram kelurahan dasan agung Kota mataram NTB. Jalan ini memiliki jalur lalu lintas yang
bergerak dari arah barat ke arah timur dengan status jalan searah. Batas wilayah Jl. Langko
dimulai dari adanya Taman kota atau Ruang terbuka hijau public (RTH) yang terletak di
sebelah barat kelurahan Dasan agung menuju ke arah timur sampai ditemui lampu merah dan
sekaligus menjadi pembatas untuk wilayah Jl. Langko.

Taman kota (RTH) Ruang terbuka hijau umum yang ada di jln. Langko, bisa
disebut sebagai gerbang masuk Jln. Langko.

Sebagian besar kawasan jalan langko ini merupakan dataran rendah dan datar. Saat ini
sebagian besar lahannya dimanfaatkan untuk kawasan perkantoran dan sarana pelayanan
umum kota, dll.

Lampu merah yang ada dikawasan jalan langko, sekaligus menjadi batas bagi
kawasan jalan langko.

Kondisi topografi kawasan jalan langko adalah termasuk dareah datar dengan
kemiringan antara 0 8 %. Dan ketinggian tanahnya sebasar 15 m.
Secara geomorfologi kawasan jalan langko umumnya relatif datar, daerah dengan
kemiringan 2-8 % seluas 1.300 hektar (21 %).
Kondisi geomorfologi dengan topografi dataran demikian, berakibat pada lambannya
aliran air permukaan, baik pada tubuh sungai, saluran drainase maupun diluar tubuh sungai.
Implikasinya adalah apabila terjadi suplai air permukaan yang berlebih maka waktu
pembuangannya lama dan mudah menimbulkan genangan.
Pada umumnya kawasan ini beriklim tropis, sebagaimana data yang kami dapat dari
internet, menyatakan bahwa, musim hujan biasanya terjadi pada bulan nopember sampai
bulan april setiap tahunnya. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan mei sampai
dengan bulan oktober setiap tahunnya. Dengan kelembaban udara rata rata mencapai 80 % /
tahun.
Adapun peta lokasi jalan langko, yaitu :

II. 1 Identifikasi Kawasan


Kawasan jalan langko ini merupakan kawasan yang dipadati dengan bangunan bangunan Pemerintah di mana semuanya itu tersebar di sepanjang jln. Langko. Jalan langko
dimulai dari taman kota yang ada di sebelah barat dan diteruskan ke arah barat sampai
ditemui adanya lampu merah. Di kawasan ini terdapat bangunan perkantoran, bangunan
peribadatan, bangunan sekolah, perbankkan, Rumah sakit, dll. Sehingga kawasan ini
mencerminkan sebagai pusat Pemerintahan untuk wilayah kota Mataram.

Adapun pemafaran secara rinci tentang klasifikasi penggunaan lahan di kawasan jalan
langko, dapat dilihat pada table 1 di bawah ini, yaitu :

Tabel 1 pemanfaatan tata guna lahan di kawasan jalan langko


No
.
1.

2.

3.

4.

5.

Penggunaan lahan

Spesifik penggunaan

Lahan Permukiman

Perumahan (pekarangan dan lapangan


olah raga)

Perkantoran Pemerintah

Perkantoran swasta

Sekolah

Rumah sakit

Tempat Ibadah

Perbankkan

Pertokoan,

Tanah kosong yang sudah dipatok


namun belum didirikan bangunan.

Taman kota

Ruang terbuka hijau umum dan privat.

Lahan Jasa

Lahan Perusahaan

Lahan Kosong

Lahan Terbuka hijau

Bangunan yang dominan terdapat di kawasan jalan langko adalah bangunan


bangunan pemerintah, adapun secara keseuruhan jumlah bangunan adalah + 40 bangunan
yang tersebar di sepanjang kawasan jalan langko. Untuk itu pada bagian identifikasi kawasan
ini, akan dipaparkan tentang perician bangunan bangunan yang ada di kawasan jalan

langko. Adapun perincian secara kesluruhan bangunan bangunan yang ada di kawasan jalan
langko, pada table di bawah ini :
No
1.

Nama Bangunan
Kantor POLDA NTB

Arsitektur
Modern +Traditional khas

Kondisi bangunan
Bagus

2.

Kantor Resort mataram

lombok
Modern

Bagus

3.

Kantor Samsat mataram

Modern

Bagus

4.

Kantor Kejaksaan tinggi

Modern +Traditional khas

Bagus

5.

mataram
Kantor Kejaksaan negeri

6.

mataram
Kantor Pengadilan Agama

lombok
Modern +Traditional khas

Bagus

lombok
Modern

Bagus

Bagus

kelas IA
7.

PT PLN Persero wilayah

Modern

8.

NTB
Kantor Pelayanan pajak

Modern +Traditional khas Bagus

9.

pratama mataram barat


Kantor Dinas kebudayaan

10.

dan pariwisata NTB


Kantor JAMSOSTEK

11.

cabang NTB
PT TASPE/PERSERO

12.

cabang mataram
Kantor RRI (Radio republic

13.

indonesia)
Kantor pelayanan
perbendaharaan Negara cab.

14.

Mataram
Kantor Dinas perindustrian

15.

dan perdagangan
Kantor Dinas social
kependudukan dan catatan

lombok
Modern +Traditional khas Bagus
lombok
Modern +Traditional khas Bagus
Lombok
Modern +Traditional khas Bagus
lombok
Modern

Bagus

Modern +Traditional khas Bagus


lombok

Modern +Traditional khas Bagus


lombok
Modern +Traditional khas Bagus
lombok

16.

sipil
Kantor BULOG devisi

17.

regional NTB
Kantor Dinas perhubungan

18.

komunikasi dan informatika


Kantor Dinas pekerjaan

19.

umum (PU)
Koramil

20.

Kantor Komisi pemilihan

21.

umum provinsi NTB


Kantor Inspektorat

22.

Rumah sakit Bhayangkara

sumbawa
Modern

Bagus

23.

Bank BNI

Modern

Sangat bagus

24.

Bank Muammalat

Modern

Bagus

25.

Mini Market (Jembatan

Modern

Bagus

26.

baru)
Toko Meubel (Abadi utama)

Modern

Bagus

27.

Toko Baju (Galeri)

Modern

Bagus

28.

Masjid Raya Attaqwa

Modern

Bagus

29.

Masjid Baitussalam

Modern +Traditional khas Bagus

30.

SDN 5 Mataram

lombok
Modern +Traditional khas Bagus

31.

SMP N 6 Mataram

lombok
Modern +Traditional khas Bagus

30.

SPP (Sekolah Pertanian

31.

Pembangunan)
Islamic Center

Modern +Traditional khas Kuarang adanya


perawatan.
lombok
Modern +Traditional khas Bagus
lombok
Modern +Traditional khas Bagus
lombok
Modern

Bagus

Modern +Traditional khas Bagus


lombok
Modern +Traditional khas Masih direnofasi

lombok
Modern +Traditional khas Dalam tahap
renovasi
lombok
Masih

dalam

pembangunan
32.

Rumah Makan

Modern

proses Masih dalam


rencana
pembagunan
Bagus

33.

Kantor Travel

Modern

Bagus

34.
35.

Rumah Dinas
Tempat pemandian Kolam

Modern
Modern

Kurang terawatt
Bagus

renang Adi Tirta


Adapun contoh bangunan perkantoran pemerintah yang ada di kawasan jalan langko,
yaitu kantor POLDA NTB dan merupakan pusat kantor kepolisian Negara Republic
Indonesia untuk wilayah provinsi NTB

Kawasan POLDA NTB, kantor Kepolisian Negara RI, merupakan pusat


kantor
kepolisian daerah NTB.

Secara kawasan, Jln. Langko ini berada di dalam kawasan yang dikategorikan dalam
perkembangan stagnan. Dibandingkan dengan jalan - jalan lain di Kota Mataram, kawasan Jl.
Langko ini selain ditempatkan sebagai Pusat Pemerintahan juga akan dapat menambah
estetika kawasan menjadi kawasan pusat peribadatan umat muslim. Dapat dilihat secara
perlahan kawasan ini berbenah dengan adanya rencana pembangunan Islamic Center di
tempat dimana dulunya berfungsi sebagai tampat olah raga yaitu lapangan KONI. Dengan
adanya pembangunan Islamic Center ini akan dapat menambah estetika kawasan ini sebagai
pusat sarana peribadatan, hal ini juga didukung dengan adanya Masjid Umum Mataram yang
terdapat di kawasan tersebut, tepatnya berada di depan bangunan rencana islamic center
tersebut.
Masjim umum mataram, sebagai pusat kegiatan umat muslim di kota
mataram.

Pembangunan Islamic Center di Provinsi NTB bertujuan untuk menyatukan Visi Syiar
Islam di Wilayah Provinsi NTB serta menyatukan koordinasi antar beberapa Mesjid dan
Pondok Pesantren serta berbagai perkumpulan dan wadah pengembangan agama Islam.
Untuk itulah maka unsur-unsur bangunan Islamic Center setidaknya terdiri dari Mesjid
(Tempat sholat), Tempat Kajian dan Pengembangan Agama Islam, Pengembangan Budaya
Islam, Pengembangan Wisata Religius, Pengembangan Perekonomian Islami dan lain-lain.
Adapun desain pra rencana pembangunan Islamic Center, yaitu :

Rencana desain pra pembangunan Islamic Center di kawasan Jln. Langko .

Kawasan di Jln. Langko ini adalah suatu kawasan yang ramah akan lingkungan,
dimana dapat dilihat dengan banyak tumbuh tumbuhan yang tersebar di sepanjang pinggir
Jln. Langko, sehingga memberikan nuansa alam yang dapat memberikan efek kenyamanan
dan kesejukan bagi masyarakatnya. Jika dilihat dari segi kesehatan, kawasan ini adalah suatu
kawasan yang termasuk dalam kategori higenis dan sehat, hal ini didukung dengan banyak
tumbuh tumbuhan yang terdapat di kawasan ini, selain dari itu di kawasan Jln. Langko ini
pun terdapat Taman kota (lahan terbuka hijau), yang dapat menambah keindahan dari kota
tersebut, dan berdampak baik bagi lingkungan, sehingga kawasan ini dapat dikategorikan
sebagai kawasan yang ramah lingkungan.

Taman kota yang terdapat di kawasan Jln. Langko dan sekaligus menjadi batas
wilayah atau menjadi gerbang masuk ke Jln. Langko, tepatnya terletak di
sebelah baratnya.

Dengan keadaan lalu lintas yang lancar dan tertib, ini terlihat pada saat kami
melakukan survey pada kawasan ini, terlihat volume kendaraan yang cukup padat namun
tetap dapat teratasi dan berjalan lancar. Untuk tata jalannya, pada saat ini sedang dilakukan
perencanaan pembagian lahan jalan, dengan maksud jalan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sebelah kanan untuk kendaraan roda empat dan sebelah kiri untuk kendaraan roda dua. Untuk
pembagian jalan ini masih menggunakan rambu rambu lalu lintas secara manual.

Tampak jalan pada kawasan Jln. Langko, dibagi menjadi 2 bagian


dengan menggunakan rambu rambu lalu lintas secara manual.

Pelayanan lain bagi masyarakat juga tersedia di kawasan Jln. Langko ini, seperti
dengan adanya tempat pertokoan dan juga perbankkan. Adapun tampak gambar untuk
pertokoan dan perbankkan di kawasan ini, yaitu :
Tampak bank BNI di sebelah kiri dan tempat pertokoan (jembatan baru)
yang
berada di kawasan jalan langko.

II. 2 Kondisi Kawasan

Kondisi Kawasan jalan langko, adalah suatu kawasan yang dipenuhi dengan
bangunan bangunan perkantoran, sehingga mencerminkan suatu kawasan pusat
pemerintahan. Untuk kondisi bangunan bangunannya sendiri, masih bagus dan terawat,
tampak pada hasil survey tampak keadaan bangunan masih bagus, dan di setiap bangunan
bangunan pemerintah hampir selalu ada lahan terbuka hijau privat di depan kantornya dan
selalu ada tumbuh tumbuhan di depan gedung gedung pemerintah tersebut.

Tampak bangunan pemerintah, yaitu kantor pengadilan Agama kelas 1 A,


dengan selalu menjaga kualitas lingkungannya, dapat dilihat dengan
adanya ruang terbuka hijau privata.

Kondisi kawasan jalan langko secara umum, adalah suatu kawasan yang termasuk
dalam kawasan yang ramah lingkungan. Hal ini karna tetap dijaganya keasrian kawasan ini
dengan tetap adanya kawasan ruang terbuka hijau, dan banyak dijumoainya tumbuh
tumbuhan yang terdapat di pinggir kiri dan kanan di sepanjang jalan langko.
Tampak kondisi jalan langko yang ramah lingkungan, dengan
banyak tumbuhtumbuhan di sekitar jalan langko dan adanya ruang terbuka hijau.

Adapun kondisi jalan dan drainase yang ada di kawasan jalan langko, dijelaskan pada
table II. 1 yang ada di bawah ini, yaitu :
NO.

SARANA DAN

1.

PRASARANA
Jalan Utama

UKURAN
Lebar
Panjang

2.
3.

Drainase

+ 450 m Tidak berfungsi

Lebar

Halte

1 m Berfungsi

Kedalaman

0,5 m Tidak berfungsi

Tinggi

2,5 m Berfungsi

Lebar alas
4.

Lampu penerang Jarak


jalan

5.
6.

tiang
Jumlah

Jalan

Lebar

penghubung

Panjang

Jalan

trotoar/ Lebar

pendestersi

FUNGSI
7 m Berfungsi

Panjang

3 m Tidak berfungsi
antar

20 m Berfungsi

3 lokasi

21 buah Tidak berfungsi


2,5 m Berfungsi

+ 100 m Tidak berfungsi


1,5 m Berfungsi
+ 300 m Tidak berfungsi

Untuk kondisi jalan yang ada di jalan langko, dirasakan masih bagus, karna dari hasil
survey tidak ditemukan adanya kerusakan jalan. Pada saat ini kondisi jalan langko telah
dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebelah kanan untuk kendaraan roda empat, dan sebelah kiri
untuk kendaraan roda dua, dengan status jalur searah menuju ke arah timur.
Kondisi jalan langko yang masih bagus, dan dibagi menjadi 2 bagian,
dengan menggunakan rambu-rambu lalu lintas secara manual .

Untuk kondisi sarana air bersih, dirasakan masih kurang memadai, karna belum bisa
menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sesuai dengan hasil survey yang kami lakukan,
terlihat kondisi sarana air bersih masih belum bisa dirasakan oleh masyarakat atau kawasan
penduduk yang berada di dalam pelosok perkotaan.
Kondisi jalan penghubung pada kawasan jalan langko ini, seperti yang tampak pada
gambar di bawah, yang masih belum memadai karna banyak dijumpai kerusakan kerusakan
pada jalannya, dan tidak adanya perawatan.
Karna kondisi topografi dan geomorfologi dataran di kawasan jalan langko sesuai
dengan penjelasan yang tertera di Gambaran umum kawasan jalan langko itu, berakibat pada
lambannya aliran air permukaan, baik pada tubuh sungai, saluran drainase maupun diluar
tubuh sungai. Sehingga jika hujan turun dan suplai air tersumbat pada saluran drainase, maka
akan mengakibatkan terjadinya genangan air. Bentuk lahan dataran aluvial secara alamiah
merupakan morfologi yang rawan tergenang.
Untuk itu pada table II. 2 di bawah ini dapat dilihat lokasi lokasi di kawasan jalan
langko yang memiliki saluran drainase yang tersumbat sehingga mengakibatkan terjadinya
genangan air.
Tabel II. 2 Lokasi genangan air di kawasan jalan langko
No.

Lokasi genangan

Tinggi

Penyebab genangan

genangan
1.

Kawasan sekitar kantor


BULOG

0,5 m

Frekuensi
genangan

Drainase yang
tersumbat karna
banyaknya tumbuh
semak semak.

(kali/tahun)
6 kali

Kawasan permukiman

0,5 m

Drainase yang

di sekitar bank

tersumbat, implikasi

muamalat

dari drainase yang

6 kali

buruk di depan kantor


BULOG
Kondisi drainase pada jalan langko, sesuai dengan hasil survey yang kami lakukan,
terlihat tidak terawat dan dirasakan tidak dapat berfungsi secara optimal, hal ini terjadi karna
banyak dijumpai tumbuh tumbuhan atau semak belukar, sehingga mampu menghambat
pergerakan air itu sendiri, sehingga mampu menimbulkan banjir jika hujan turun.
Kondisi drainase pada kawasan jalan langko, yang tidak terawat dan banyak
ditumbuhi oleh semak-semak.
Dari uraian di atas maka, dapat disimpulkan permasalahan permasalahan dan
penyebab terjadi yang ada di kawasan jalan langko, tertera pada table II. 3 di bawah ini,
yaitu :
Tabel II.3 permasalahan dan penyebab yang ada
No

Permasalahan yang ditemui

Penyebab terjadinya masalah

.
1.

Terjadinya genangan air bahkan

Tersumbatnya saluran drainase

2.

menimbulkan banjir
Pemakaian pinggir jalan utama

Kurang tersedianya lahan parkir di

3.

sebagai lahan parker


Pemakaian jalan pendestersi

kantor kantor yang ada.


Kurang tersedianya lahan parkir di

4.

sebagai lahan parker


kantor kantor yang ada.
Ditemuinya sampah sampah di Kurang tersedianya tempat

5.

sebagian tempat di kawasan

pembuangan sampah, dan kurangnya

jalan langko, yang merusak

petugas pembersih sampah.

pemandangan.
Banyak ditemui adanya

Pembagian jalan antara roda 2 dan

pelanggaran lalu lintas, terutama

roda 4 masih menggunakan rambu

oleh kendaraan roda 2

rambu lalu lintas secara manual.

BAB III

KEREKAYASAAN PERENCANAAN
III.1 Aspek Perencanaan Wilayah Dan Kota
Aksesibilitas kota terbuka dari arah barat ke timur yang merupakan jalan kolektor
primer. Jalan ini membuka akses kota terhadap kawasan kawasan Jl. Lainnya yang
berdekatan, seperti Jl. Udayana dll. Sepanjang jalan utama ini banyak terdapat bangunan
pemerintah.
Di wilayah jalan langko ini karna banyak dijumpai dengan bangunan bangunan
pemerintah yang meliputi sarana perkantoran, sarana perbankkan, sarana pendidikan, ada
juga sarana peribadatan, tempat pertokoan, taman kota (lahan terbuka hijau), dll, sehingga
kawasan ini merefleksikana suatu kawasan pusat pemerintahan. Adapun Tata Ruang wilayah
Jl. Langko ini yaitu :
A. Segi Kependudukan
Aktifitas publik pada kawasan Jln. Langko ini sangat padat dan ramai, hal ini
disebabkan karna kawasan ini merupakan pusat dari kepemerintahan di kota Mataram.
Kesibukan yang terjadi pada kawasan ini sangat jelas terlihat, dan memaksa masyarakat
untuk lebih menggunakan fasilitas jalan kaki, karna pada kawasan ini dari satu kantor ke
kantor lainnya berada saling berdekatan, dan antar satu ke kantor ke kantor lainnya sangat
berhubungan erat jika sedang berurusan.
Untuk permukiman penduduk, secara keseluruhan hampir tidak ada rumah penduduk
terdapat di depan jalan kolektor primer, hal ini terjadi karna sudah terpakainya semua lahan
atau ruang dengan bangunan bangunan pemerintah yang ada di kawasan Jln. Langko ini.
Namun setelah ditelusuri lagi, ternyata permukiman penduduk banyak tersebar di wilayah
dalam kawasan tersebut, jadi permukiman penduduk dapat dijumpai di belakang gedung
gedung pemerintah.
B. Segi Ketersediaan Infrastruktur
Di kawasan jln. Langko terdapat banyak infrastruktur yang terfokus pada pelayanan
dalam kepemerintahan. Layanan publik dalam kepemerintahan dirasa sangat lengkap, yaitu :
1) Bangunan Pusat pemerintah
2) Perbankkan
3) Sarana Pendidikan

4) Sarana Kesehatan
5) Dll.
1. Bangunan Pemerintah
Untuk bangunan pusat kepemerintahan yang terdapat di kawasan Jln. Langko ini dirasa
sangat lengkap, dengan tetap menjaga pembangunan yang berwawasan lingkungan, terlihat
dengan keadaan kota yang sangat rimbun dan sejuk dengan banyaknya pepohonan yang ada
di depan gedung gedung pemerintah tersebut.

Kantor POLDA NTB yang menjadi pusat kantor kepolisian negara RI


khusunya wilayah NTB, dan juga terdapat kantor samsat kota Mataram.

Kantor kejaksaan tinggi NTB dan kantor Kejaksaan Negeri yang juga berada di
kawasan Jln. Langko, dan tetap menjaga lingkungannya dengan berbagai
pepohonan yang ada di depan kantor.

2. Perbankkan
Layanan untuk publik lainnya yang dapat dijumpai di kawasan Jln. langko Ini adalah
tempat perbankkan, yaitu bank yang cukup ternama dan berkualitas dan merupakan bank
milik pemerintah, yaitu BNI (bank negara indonesia). Dengan adanya tempat perbankkan ini
menambah intensitas aktifitas penduduk di kawasan ini, hal ini juga didukung dengan
lengkapnya falisitas perbankkan seperti ATM, lahan parkir yang luas, tempatnya nyaman dan
sejuk, dan pelayanan yang ramah dari petugas perbankkan.
Bangunan perbankkan yang ada di jln. Langko.

Selain bank BNI, terdapat juga bank swasta, seperti yang terdapat di jln. Langko ini,
yaitu :
Bank Muamalat yang juga terdapat di Jln. Langko

3. Sarana Pendidikan
Selain kantor kantor yang ada di kawasan Jln. Langko ini, juga terdapat bangunan
sekolah baik sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Dan kualitas pendidikannya pun
sudah terdaftar sebagai sekolah yang betaraf Internasional (RSBI).
SDN 5 Mataram dan SMP N 6 mataram, adalah salah satu sekolah favorit yang
ada di kota mataram dan terletak di Jln. Langko dan sudah bertaraf International.

4. Sarana Kesehatan
Kawasan jalan langko juga dapat ditemui fasilitas kesehatan, hal ini terlihat dengan
adanya Rumah sakit. Untuk rumah sakit yang ada di kawasan ini juga termasuk rumah sakit
dengan fasilitas yang cukup lengkap, dan didukung dengan keadaan lingkungan yang bersih,
sehat dan terjaga. Sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik dan nyaman bagi
masyarakat.
Tampak Rumah sakit Bhayangkara yang ada di dekitar Jln. Langko dengan tetap
menjaga keasrian lingkungan, sehingga memberi kesan yang nyaman bagi
masyarakat.

C. Segi Sosial Budaya


Masyarakat Nusa Tenggara Barat sebagian besar beragama Islam yang telah menyatu
dalam budaya dan pola kehidupan baik di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa. Mesjid
merupakan titik sentral persatuan dan kesatuan kehidupan di masyarakat untuk kegiatan yang
bersifat keagamaan maupun kegiatan sehari-hari sehingga masyarakat NTB menganggap
keberadaan mesjid menjadi sangat strategis

sebagai suatu prasarana atau media untuk

mendukung aktivitas mereka. Untuk itulah maka masyarakat sangat antusias bila di wilayah
atau lingkungan tempat tinggal mereka terdapat mesjid yang megah dan repsesentatif yang
dibangun oleh masyarakat secara mandiri. Hal ini terlihat hampir disepanjang jalan
ditemukan masjid dengan bentuk bangunan yang indah dan relatif lebih baik dibanding
bangunan sekitarnya. Fakta inilah yang kemudian menjadikan NTB, khususnya pulau
Lombok mendapat julukan sebagai PULAU SERIBU MESJID.
Masjid ATTAQWA, merupakan masjid umum kota mataram,
terdapat di sekitar jln. Langko.

Untuk itulah sedang direncanakan pembangunan Islamic center. Dan pembangunan


ini dapat bertujuan untuk menyatukan Visi Syiar Islam di Wilayah Provinsi NTB serta
menyatukan koordinasi antar beberapa Mesjid dan Pondok Pesantren

serta berbagai

perkumpulan dan wadah pengembangan agama Islam. Untuk itulah maka unsur-unsur
bangunan Islamic Center setidaknya terdiri dari Mesjid (Tempat sholat), Tempat Kajian dan
Pengembangan Agama Islam, Pengembangan Budaya Islam, Pengembangan Wisata Religius,
Pengembangan Perekonomian Islami dan lain-lain.
Tampak pra rencana pembangunan gedung islamic center

Dengan adanya pembangunan Islamic Center ini akan dapat menambah estetika lingkungan
untuk kawasan Jln. Langko ini sebagai kawasan pusat peribadatan. Bahkan dengan adanya
islamic center ini akan dapat menjadi ikon baru bagi provinsi NTB, sekaligus menjadi
wahana pelestarian dan pengembangan peradaban islami modern yaitu sebagai tempat semua
elemen masyarakat, organisasi islam, organisasi budaya berkumpul dan bermusyawarah
untuk menciptakan NTB yang lebih baik bagi generasi yang akan dating.
D. Segi Sosial Ekonomi
Ditemukan adanya pedagang pedagang kaki lima, yang banyak tersebar di
sepanjang kawasan Jln. Langko, namun untuk jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya
terdapat pada setiap komplek perkantoran saja. Adapun yang diperdagangkan seperti : Bakso,
Pedagang eceran, penjual es, dll.
Karna kawasan Jln. Langko ini merupakan kawasan pusat pemerintah, sehingga
aktivitas masyarakat pun begitu ramai di waktu pagi dan siang, sehingga Sektor basis ini
kemudian menumbuhkan kegiatan ikutan lainnya diantaranya: transportasi, perbankan, dan
lain-lain.
Selain pedagang, juga dari segi transportasi ditemukan adanya jalur kendaraan umum,
yaitu bemo berwarna kuning, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alat
transfortasi utama yang digunakan pada kawasan ini. Selain bemo ada juga alat transfortasi
lain yaitu adanya pangkalan ojek di kawasan Jln. Langko ini.
Pada kawasan ini juga dapat ditemukan industri skala menengah, yaitu adanya
pertokoan atau bisa disebut sebagai mini market, tempat makan sejenis cafe. Dll.
pertokoan yang ada di Jln. Langko.
yang terdapat di
kawasan Jln. Langko.

BNI (Bank Negara Indonesia)

E. Segi Pengalihan Fungsi Lahan (Konversi)


Pada kawasan ini juga terdapat pengalihan fungsi lahan, hal ini mungkin dapat
disebabkan karna kepadatan lahan yang terpakai, sehingga tidak ada ruang lagi dalam
melakukan suatu pembangunan kota, dan membuat planner merencanakan dan melalukan
identifikasi untuk lahan mana saja yang harus dihapus guna mencapai estetika kawasan
sehingga mampu mebuat kawasan ini sustineble development.

Konversi lahan ini terjadi pada suatu lahan yang dulunya merupakan sebuah lapangan
olah raga yang biasa disebut sebagai lapangan KONI, kini sedang direncanakan
pembangunan Islamic Center, yang merupakan ikon baru bagi Provinsi NTB, dan dirasakan
akan sangat berpengaruh dalam perkembangan kota baik dari segi sosial ekonomi maupun
sosial budaya.
Adapun tampak bangunan Islamic center di atas dalam tahap pembangunan, kawasan
ini dimana dulunya merupakan lahan yang diperuntukkan sebagai tempat olah raga bagi
masyarakat, yang biasa disebut sebagai lapangan KONI.
III.2 Aspek Sipil
Dalam aspek sipil, lingkungan kawasan jalan langko dirasakan masih kurang
perawatan, sesuai dengan hasil survey yang kami lakukan, maka dapat kami jelaskan tentang
kondisi sipil kawasan jalan langko yaitu :
a. Jalan
Jalan merupakan sarana vital yang perlu mendapat perhatian serius, agar aktifitas
orang-orang yang ada di dalam sebuah kota menjadi lebih akseleratif. Untuk itulah
pembangunan jalan yang terkonsep dan terencana secara baik sangat diperlukan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Ian Bentley (1988 : 70) menyatakan bahwa hampir semua jalan
dirancang untuk penggunaan gabungan dari kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Jalan
hendaknya dirancang terperinci sehingga kendaraan bermotor tidak akan mengalahkan
pejalan kaki.
Jalan adalah merupakan jalur yang menjadi penghubung antar suatu tempat, wilayah,
kota, dll. Jalan di kawasan jalan langko di bagi menjadi 3, yaitu :
1. Jalan Utama
Jalan yang terdapat di kawasan jalan langko, termasuk jalan kolektor primer, dan jalan
kolektor primer memiliki ketentuan, yaitu :
Kecepatan rencana minimal 40 km/jam
Lebar jalan minimal 7 m.
Kapasitas sama dengan atau kebih besar dari pada volume lalu lintas rata rata. (George, nez.
1989).

Jalan ini digunakan sebagai jalan penghubung utama di kota mataram, kondisinya masih
bagus, karna menurut dari hasil survey yang kami lihat secara langsung, tidak ditemukan
adanya kerusakan pada jalan.
Sedang dilakukan perencanaan pembagian jalan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. kanan untuk kendaraan roda 4
2. kiri untuk kendaraan roda 2.
Pembagian jalan masih menggunakan rambu rambu lalu lintas secara manual. Dan
status jalan langko ini adalah jalur searah menuju ke arah timur kelurahan dasan agung.
Kondisi jalan langko yang dimana, sedang dalam perencanaan pembagian jalan menjadi 2
bagian.
2. Jalan penghubung
Kondisi jalur penghubung yang ada di kawasan jalan langko, dirasakan kurang memadai,
karna kurangnya perawatan pada jalan tersebut. Sesuai dengan hasil survey yang kami dapat,
kondisi jalur penghubung di kawasan ini banyak terdapat lubang lubang dan kerusakan
lainnya, yang membuat jalur ini tidak bisa dipakai secara maksimal oleh masyarakat.
3. Pendestrian
Pendestrian atau tempat bagi pejalan kaki yakni biasa disebut dengan jalur trotoar jalan.
Lebar trotoar yang dibutuhkan oleh volume pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki yang
diinginkan, dan fungsi jalan, adalah dengan lebar 1,5 3,0 Meter merupakan ukuran yang
umum dipergunakan.
Tampak kondisi jalan trotoar (pendestrian) yang kurang memadai dan terjadi pemanfaatan
lahan oleh masyarakat secara liar sebagai ruang parkir, dan sebagai halaman rumahnya.
Untuk jalur trotoar di kawasan jalan langko, dirasakan masih kurang bagus, dan
mengalami banyak kendala dalam operasinya, seperti : kurangnya perawatan, ukuran lahan
jalur trotoar yang sempit, banyak digunakan oleh masyarakat sebagai lahan parkir, karna
tidak tersediannya atau sedikitnya lahan parkir yang tersedia, dan dimanfaatkan sebagai
halaman rumahnya.
Sehingga para pejalan kaki lebih banyak menggunakan sarana jalan utama dalam
bepergian atau beraktifitas, seperti memanfaatkannya di saat lari lari pagi atau sore, atau
jogging track.

Tampak pada gambar seorang yang sedang lari memanfaatkan jalan

utama untuk

berolahraga. Dan hal ini dapat mengganggu arus lalu lintas di kawasan ini. Dan keadaan
seperti ini selalu terjadi di jalan jalan kota mataram.
b. Drainase
Saluran drainase sangat dibutuhkan dalam kelengkapan sarana dan prasana kota atau
wilayah, dimana memiliki kegunaan sebagai saluran pembuangan air , sehingga bisa
mencegah terjadinya adanya genangan air bahkan dapat mencegah terjadinya banjir.
Saluran drainase yang dimiliki oleh kawasan jalan langko dirasakan masih kurang
memadai dan kurangnya terjadi perawatan. Sesuai dengan hasil survey yang kami lakukan,
saluran drainase di kawasan jalan langko banyak dijumpai semak belukar dan sampah
sampah, sehingga kinerja saluran drainasenya kurang berfungi secara optimal.
Tampak kondisi saluran drainase di kawasan jalan langko yang banyak ditumbuhi
oleh semak belukar, sehingga mengurangi kinerja saluran drainase itu sendiri. Menurut data
wawancara yang kami lakukan, bahwa dimulai tahun 2010 ini khususnya di sekitar bangunan
BULOG, karna saluran drainasenya tersumbat, sehingga setiap hujan turun mengakibatkan
terjadinya genangan air bahkan banjirpun sudah sering terjadi dan sampai merembet ke
pemukiman warga di sekitar wilayah tersebut di kawasan jalan langko.
Hal ini menunjukkan bahwa kurang terjadinya perawatan sarana dan prasana, padahal
menurut data dari warga sendiri dari tahun tahun sebelumnya banjir tidak pernah terjadi di
kawasan ini, biarpun hujan turun sangat deras.
c. Lampu Penerangan Jalan
Lampu penerangan jalan merupakan sarana dan prasarana kota yang sangat penting
dimana jika dipandang dari segi keselamatan pengendara di waktu malam hari, juga mampu
menambah estetika suatu kota dan memberikan keindahan untuk kota tersebut.
Lampu penerangan jalan di kawasan jalan langko sudah memenuhi standar, dan masih
sangat bagus. Hal ini terjadi, karna baru baru ini telah terjadi penambahan lampu jalan dan
juga terjadinya perawatan untuk lampu jalan yang sudah ada. Data ini menurut hasil
wawancara masyarakat di sekitar kawasan jalan langko.
Namun, ditemui juga berbagai permasalahan untuk lampu penerangan jalan di
kawasan jalan langko ini. Menurut masyarakat yang telah diwawancarai, bahwa lampu lampu jalan ini biasanya terlalu cepat padam dan sebenarnya belum waktunya untuk
dipadamkan.

Tampak pada gambar di samping adalah lampu penerang jalan yang hanya terdapat di
sebalah kanan jalan di sepanjang kawasan jalan langko.
d. Jaringan Listrik
Jaringan listrik juga merupakan sarana dan prasarana kota, dan memiliki peran sangat
penting dalam pembangunan sutau kota.
Jaringan listrik juga tersedia di kawasan jalan langko ini. Bahkan tempat kantor
pelayanan pajak listrik pun terdapat di kawasan jalan langko ini.
Jaringan listrik yang terdapat di kawasan jalan langko ini, terdiri atas Gardu Utama,
dan kabel terhubung antar tiang dengan jarak yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Belum ditemukan adanya pergantian tiang listrik di kawasan ini, dan tiang tiang
yang terdapat di kawasan jalan langko ini masih menggunakan tiang listrik yang lama.
Tampak pada gambar adalah jaringan listrik yang terdapat di kawasan langko.
III. 3 Aspek Arsitektur
Arsitektur bagi sebuah kota adalah sebagai perwujudan dari apa yang dibangun oleh
manusia dalam mengembangkan kota temapt mereka tinggal, dan merupakan sebuah
manifestasi fisik yang teraba dan terlihat dari sejarah sebuah masyarakat, bukti sejarah dari
gaya hidup masa lalu, kemahiran seni dan teknologi bangunan dari generasi terdahulu, serta
cerminan kekayaan budaya secara keseluruhan dari masyarakat tersebut.
Visi arsitektur yang jauh ke masa depan perlu mempertimbangkan perkembangan
bangunan pada tapaknya sendiri dan pada lingkungan kota. Desain arsitektur terbangunnya
harus mampu menjadi katalis membangun komunitas urban yang sehat dan mampu
menghadapi transformasi budaya.
Arsitektur sangat mempertimbangkan faktor estetika, kenyamanan dan kemudahan, di
samping juga wajib mengikuti standar teknis bangunan yang menyangkut keamanan sosial,
kehandalan bangunan, dan keselamatan manusia. Oleh karena itu kepatuhan desain terhadap
semua peraturan perlu dijaga dengan tetap mendorong inovasi dalam meningkatkan kualitas
estetika, kenyamanan dan kemudahan.
Arsitektur juga sangat mempertimbangkan konteks kearifan sosial dan budaya.
Sehingga karakter fisik perlu disesuaikan dengan sosial dan budaya setempat dengan tetap

berpijak pada Fungsi dan Peran Bangunan, sehingga terbentuk wujud fisik bangunan yang
monumental, elegan, berwawasan lingkungan.
Arsitektur bangunan pada jalan langko sendiri dirasakan berada dalam gaya arsitektur
modern dengan estetika sosial dan budaya khas Lombok, hal ini dapat dilihat pada gedung
gedung perkantoran yang ada di sepanjang Jln. Langko tersebut. Adapun macam macam
arsitektur bangunan dan lingkungan yang ada di Jln. Langko, yaitu :
Arsitektur modern yang menjaga wujud fisik bangunan yang berwawasan lingkungan dan
elegan.

gambar 3.1
Tampak pada gambar 3.1 adalah bangunan kantor pengadilan agama,
menggunakan arsitektur bergaya modern, dan tetap menjaga kualitas lingkungan, sehingga
menunjukkan suatu kawasan yang ramah lingkungan, hal in terjadi karna tetap terdapatnya
ruang terbuka hijau yang ada di halaman gedung tesebut.

Bank BNI yang berada di kawasan jalan langko

Arsitektur modern pun dapat dilihat pada bentuk fisik bank BNI yang ada di
Jln. Langko ini juga, tapi tetap menjaga keramahan lingkungan dengan menambahkan banyak
tumbuhan sehingga menimbulkan kesan hijau, sejuk dan nyaman.
Arsitektur bergaya modern yang dipadukan dengan gaya arsitektur traditional khas lombok,
sehingga mencerminkan estetika lingkungan sosial dan budaya, dan membuat bangunan
bangunan tersebut mampu merefleksikan suatu kawasan berciri khas lombok.

Arsitektur bangunan PT. Taspen (PERSERO) Cab. Mataram yang masih menjaga
estetika social dan budaya, sehingga mampu merefleksikan suatu kawasan
bercirikan khas Lombok.

Bangunan lainnya yang juga menjaga estetika sosial dan budaya, seperti tampak pada
di bawah, yaitu halte yang bergaya khas lombok.
Tampak pada gambar di samping, adalah halte yang bergaya arsitektur khas traditional
lombok.

Arsitektur kota yang ramah lingkungan dengan memfokuskan kondisi lingkungan yang hijau.
Sehingga lingkungan di kawasan Jln. Langko merefleksikan suatu kawasan penhijauan selain
sebagai kawasan pusat pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tumbu tumbuhan
yang terdapat di sepanjang pinggir Jln. Langko, baik berada di depan kantor kantor
pemerintah maupun swasta. Selain itu juga, di setiap halaman kantor di dominasi dengan
ruang terbuka hijau baik privat maupun publik, seperti adanya taman kota, dll.
Contonya, kantor jamsostek di bawah ini yang ada di Jln. Langko itu pun, banyak
terdapat tumbuh tumbuhan yang tersebar di depan kantor tersebut.

Kantor jamsostek yang ada di kawasan langk, yang sangat ramah lingkungan.

Arsitektur bergaya bangunan tua pun, masih terdapat di Jln. Langko ini. Tampak pada gambar
bangunan yanag ada di bawah ini.

Tampak bangunan tua yang ada di kawasan jalan langko.

Arsitektur bangunan kuno juga terdapat, dan merupakan bangunan peninggalan masa
penjajahan.
Tampak bangunan tua kuno peninggalan masa penjajahan yang ada di
kawasan jalan langko.

BAB IV
ANALISA PENATAAN KAWASAN
Perkembangan kota pada saat ini telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat
cepat. Tingkat pertumbuhan itu dapat dilihat dari makin bertambahnya bangunan-bangunan
fisik untuk memenuhi kebutuhan dan aktifitas warga kota. Dapat dilihat bahwa faktor
penduduk kota merupakan faktor terpenting. Makin besar jumlah penduduk makin banyak
dan beragam pula fasilitas yang dibutuhkan dalam suatu kota. Bila suatu prasarana
membutuhkan sejumlah luas lahan maka dapat dibayangkan luasan lahan yang dibutuhkan
untuk suatu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah tersedianya areal ruang publik
(public space). Proporsi untuk kawasan ruang public paling sedikit 10% dari luas wilayah
untuk ruang terbuka hijau suatu kota. Setiap kota diharapkan melakukan penataan terhadap
kawasan ruang public, dan disusun dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Kota.
Kota Mataram adalah merupakan kota terbesar yang ada di provinsi NTB yang diarahkan
sebagai kota pendidikan, pariwisata dan industri, yang sedang mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Penataan dan pengolaan kawasan ruang public di kota mataram dapat
dijadikan contoh (model) bagi kota lainnya.
Kawasan Jalan langko ini sendiri terletak di keluruhan Ampenan dan berada di
sebelah barat kota mataram, kawasan jalan ini sendiri merupakan jalan searah yang menuju
ke sebelah timur kota mataram.
Saat ini kondisi jalan di kawasan jalan langko masih terawat dan bagus walapun
belum ada perbaikan sbelumnya, dan sekarang sedang direncanakan pembagian jalan untuk
kendaraan bermotor menjadi dua bagian.
Berbicara tentang analisa penataan kawasan di Jln. Langko, dirasakan sudah sangat
bagus sebagai suatau kawasan yang mencerminkan kawasan pusat pemerintahan, dan
merupakan suatu kawasan yang sudah masuk dalam kategori kawasan yng ramah lingkungan.
Untuk itu pada bagian ini akan dijelaskan tentang potensi potensi dan masalah masalah
yang ada di kawasan Jln. Langko.
IV.1 Analisa Bangunan dan Lingkungan
Bertujuan

untuk

menentukan

konsep-konsep

rancangan

serta

rekomendasi-

rekomendasi bagi kebijakan yang akan diambil pada lingkup wilayah perencanaan.
Disamping itu,analisis terhadap kondisi bangunan dan lingkungan ini bertujuan juga untuk
meningkatkan fungsi lahan yang disesuaikan dengan kemampuan lahan di wilayah
perencanaan serta untuk meningkatkan nilai estetika di wilayah perencanaan. Aspekaspeknya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Sifat dan kondisi bangunan

2) Kesan lingkungan dan bangunan


3) Identitas bangunan
4) Pedagang kaki lima
5) Tempat sampah
Adapun perincian tentang potensi dan permasalahan yang ditemui di kawasan jalan
langko, akan dijelaskan pada table di bawah ini, yaitu :
N
o

Komp
onen
penata
an
kawas
an

1 Strukt
. ur
perunt
ukkan
lahan

Potensi

kawasan pusat pemerintahan,kawasan


pendidikan,peribadatan,pertokoaan dan
kawasan tata hijau.

Masala
h

Dampak

Substans
i

Strategi
pendekata
n
penangana
n

Konver
si
lahan,
dari
lap.
Olahra
ga
menja
di
tempat
bangu
nan
islamic
center

Mampu
menimb
ulkan
kemacet
an jika
gedung
itu sudah
beropera
si,
karena
lokasinya
yang
dekat
dengan
sarana
pendidik
an, dan
peribada
tan.

SNI - 0317332004
(luas
lahan
minimu
m
24.000
m2/jiwa

membang
un
jembatan
penyebra
ngan bagi
pejalan
kaki,
untuk
akses dari
masjid
Umum AtTaqwa ke
Islamic
center
atau
sebalikny
a.
Membuat
sarana
jalan
dengan
lebar + 6
m,
dimanfaat
kan
untuk:
penjempu
tan,akses
menuju
ke Islamic
center,da
n urusan
lainnya
terhadap
Islamic
center.
Relokasi
sarana

2 Intensi
. tas
pema
nfaata
n
lahan

3 Tata
. bangu
nan

Fasilitas yang lengkap, berupa : Gedung


gedung
pemerintah,pendidikan,kesehatan,pertok
oan,perbankkan,peribadatan,dan adanya
taman kota

bangunan yang ada berpola linear,dan


semuanya menghadap ke jalan utama

Terlalu
rapatn
ya
bangu
nan
bangu
nan
yang
ada,se
hingga
minim
nya
ruang
terbuk
a yang
tersedi
a.

Penem
patan
rencan
a
pemba
nguna
n
islamic
center
pada

Tidak
mampun
ya dalam
melakuk
an
perencan
aan
pemban
gunan
yang
sustinaib
le
.

UU No.
26
Tahun
2007
tentang
penataa
n ruang

menemp
uh
konversi
lahan
dalam
proses
pemban
gunanny
a

PERDA
No. 3
tahun
2008
tentang
rencana
pemban
gunan
jangka
panjang
Daerah
Prov.
NTB
tahun
20052025
Peratura
n
pemerin
tah No.
16
tahun
2004
tentang
peatag
unaan

Mampu
menimb
ulkan
kemacet
an jika
gedung
itu sudah
beropera
si,
karena

pendidika
n ke
kawasan
lingkar
selatan
yang
menjadi
kawasan
arah
pembang
unan
Menguran
gi
pembang
unan
gedung di
kawasan
pusat
kota, dan
lebih di
fokuskan
pada
pembang
unan dan
perawata
n
fasilitas,s
eperti :
jalan,
pedestria
n,
drainase
dll.
Pengenda
lian
pembang
unan
dengan
peraturan
dan
poerijinan
.

Pembang
unan
Islamic
center
disertai
dengan
adanya
RTH,
sehingga
mampu

lahan
yang
duluny
a
berfun
gsi
sebaga
i RTNH

lokasinya
yang
dekat
dengan
sarana
pendidik
an, dan
peribada
tan.
Mengura
ngi
fungsi
ekologis

tanah.

berfungsi
sebagai
ekologis
kota.

Minimn
ya
ruang
terbuk
a yang
tersedi
a

Kurang
mampu
dalam
merenca
nakan
pemban
gunan
yang
sustinaib
le.

Mengemb
angkan
RTH
privat
pada
halaman
permukim
an
penduduk

Terjadi
nya
pengur
angan
ruang
RTH

mengura
ngi
pencapai
an RTH
sebesar
30 %
dan
masih
memiliki
luas RTH
sebesar
11,6 %

(UUPR)
komposi
si RTH
suatu
kota
seluas
30 %
dari luas
seluruh
wilayah
kota
(KTT)
bumi di
Rio de
Janerio/
Brazil
(1992)
dengan
luas RTH
sebesar
30 %
dari luas
seluruh
wilayah
kota
KTT
Johanne
sburg/
Afrika
Selatan
(2002),d
engan
luas RTH
sebesar
30 %
dari luas
seluruh
wilayah
kota

Akses mudah antar satu gedung ke


gedung lainnya,yang cukup
memanfaatkan sarana jalan pedestrian

4 Ruang
. terbuk
a dan
tata
hijau

Tersedianya ruang terbuka dan terbuka


hijau, seperti : taman kota, RTH umum
maupun privat, dan selalu terdapatnya
banyak pepohonan di sepanjang
pingggir kawasan jalan langko

Mengura
ngi
fungsi
ekologis
kota.

Menamba
hkan
taman
taman di
sepanjan
g jalan
langko.

Pembang
unan
Islamic
center
disertai
dengan
adanya
RTH.

5 Sistem
. sirkula
si dan
jalur
pengh
ubung

6 Tata
. kualita
s
lingku
ngan

Merupakan jalan kolektor primer dengan


aksesibilitas kota terbuka dari arah barat
ke timur yang membuka akses kota
terhadap kawasan kawasan Jl. Lainnya,
seperti Jl. Udayana, jln pejanggik dll.

Kawasan yang ramah lingkungan yang


merefleksikan sebagai suatu kawasan
yang hijau dengan adanya taman
kota,RTH umum dan privat dan selalu
terjaganya tumbuh-tumbuhan di
sepanjang jalan langko.

Pemak
aian
jalan
pedest
rian
dan
jalan
utama
sebaga
i lahan
parkir

Terjadiny
a
penyemp
itan
badan
jalan

UU No.
38
Tahun
2004
tentang
jalan

Pemak
aian
jalan
utama
sebaga
i
sarana
untuk
pejalan
kaki,
jogging
dll
Banyak
terdap
atnya
sampa
h
sampa
h yang
berser
akan di
jalur
pedest
rian

Tergangg
unya lalu
lintas
perkotaa
n dan
membah
ayakan
jiwa
penggun
a jalan.

UndangUndang
Nomor
22
Tahun
2009
tentang
Lalu
Lintas
dan
Angkuta
n Jalan
Peratura
n
pemerin
tah No.
27
Tahun
1999
tentang
Analisa
mengen
ai
dampak
lingkung
an

Mengura
ngi
estetika
kawasan
jalan
langko

Pembang
unan
sarana
pedestria
n strip
dan cycle
strip
dengan
pemanfaa
tan
trotoar
dan
saluran
drainase
tertutup
sebagai
peruntukk
an
lahannya,
sehingga
jalur
tersebut
memiliki
lebar +
3,5 m.

pembang
unan
saluran
drainase
tertutup
untuk
meminim
alisir
pembuan
gan
sampah
pada
saluran
drainase
yang
dapat
menyeba
bkan
tersumba
tnya
saluran
drainase

7 Sistem
. prasar
ana
dan
utilitas

Terdapatnya jaringan air


bersih,listrik,telekomunikasi,lampu
penerangan jalan, halte,dll.

Salura
n
drainas
e yang
tersum
bat
oleh
semak

semak
dan
sampa
hsampa
h

Terjadiny
a
genanga
n air
hingga
terjadiny
a banjir
jika
hujan
turun.

UU No.
18
tahun
2008
tentang
pengola
han
sampah.

Halte
kurang
terawa
tt dan
jumlah
nya
tidak
mema
dai

Halte
kurang
bisa
digunaka
n oleh
masyara
kat

UU No.
30
Tahun
2009
tentang
ketenag
alistrika
n
(lembar
an
Negara
Republik
Indonesi
a Tahun
2009
No. 133)

Pemad
aman
lampu
penera
ngan
jalan
yang
tidak
konsist
en

Dapat
mengga
nggu
arus lalu
lintas
dan
membah
ayakan
penggun
a jalan
raya di
waktu
sekitar
jam 5 6
pagi.

Perawata
n yang
berkala
terhadap
saluran
drainase
Pembang
unan
landmark
kota,
dengan
perpaduk
an
arsitektur
modern
dengan
traditional
khas
Lombok,
sehingga
mampu
menamba
h estetika
kawasan
sosial
budaya.
Penamba
han Halte
pada
lokasi
lokasi
strategi,
seperti :
pada
kawasan
pertokoan
,
perkantor
an,
pemdidik
an dan
peribadat
an.
Melakuka
n
perawata
n berkala
Melakuka
n
pengecek
an dan
penyetela
n ulang
terhadap
waktu on
off pada
lampu
penerang
an jalan.

Dalam analisa bangunan dan lingkungan pada kawasan jalan langko ini dibagi
menjadi beberapa titik penjelasan, yaitu :
1. Potensi kawasan jalan langko
2. Masalah yang ada di kawasan jalan langko
3. Dampak dari permasalahan yang ditemui
4. Kecocokan dengan peraturan peraturan atau substansi
5. Strategi pendekatan penanganan

IV. 1. 2 Struktur Peruntukan Lahan


Wujud dari struktur ruang kota meliputi: (1) Hirarki pusat pelayanan seperti pusat
kota, pusat lingkungan, pusat pemerintahan; (2) Prasarana jalan, seperti jalan arteri, jalan
kolektor dan jalan lokal; (3) Rancang bangun kota seperti ketiggian bangunan, jarak antar
bangunan, garis langit dan sebagainya. Tata ruang kota merupakan manifestasi dari
lingkungan binaan kota yang merupakan produk dari proses pengambilan keputusan oleh
banyak pihak dalam kurun waktu tertentu. Kondisi yang berbeda, sosial ekonomi, politik dan
budaya yang melatarbelakangi proses pembentukan lingkungan tertentu memberikan warna
ciri-ciri tersendiri pada wujud fisiknya.
1) Potensi
Menurut struktur peruntukkan lahan secara garis besar peruntukkan lahan untuk
kawasan Jln. Langko dapat dibagi menjadi 5 aspek, yaitu :
1. Sebagai kawasan tempat perkantoran.
Dimana banyak terdapat gedung gedung pemerintah yang tersebar di sepanjang Jln.
Langko. Sehingga merefleksikan kawasan ini menjadi kawasan pusat pemerintahan.
Adapun gedung atau kantor kantor pemrintah yang ada si sepanjang Jln. Langko
sebanyak 18 buah kantor, yaitu :

Kantor POLDA NTB, Kantor Resort mataram, Kantor Samsat mataram, Kantor
Kejaksaan tinggi mataram, Kantor Kejaksaan negeri mataram, Kantor Pengadilan Agama
kelas IA, PT PLN Persero wilayah NTB, Kantor Pelayanan pajak pratama mataram barat,
Kantor Dinas kebudayaan dan pariwisata NTB, Kantor JAMSOSTEK cabang NTB, PT
TASPE/PERSERO cabang mataram, Kantor RRI (Radio republic indonesia), Kantor
Pelayanan perbendaharaan Negara cabang mataram, Kantor Dinas perindustrian dan
perdagangan, Kantor Dinas social kependudukan dan catatan sipil, Kantor BULOG devisi
regional NTB, Kantor Dinas perhubungan komunikasi dan informatika, Kantor Dinas
pekerjaan umum (PU), Koramil, Kantor Komisi pemilihan umum provinsi NTB, Kantor
Inspektorat.
Dari kantor kantor pemerintah yang ada di kawasan jalan langko, maka dapat
disimpulkan bahwa kawasan ini mampu menjadi kawasan pusat pemerintahan di kota
mataram.
2. Sebagai kawasan tempat Pertokoan dan perbankkan
Kawasan Jln. Langko ini pun juga dimanfaatkan sebagai tempat pertokoan dan juga
perbankkan untuk public. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan, seperti :

Adanya rumah makan

Toko meubel

Mini market Galleri

Mini market Jembatan baru

Kios kios

BNI (Bank Negara indonesia)

Bank Muammalat

3. Sebagai kawasan tempat pendidikan

Pada kawasan Jln. Langko ini juga dimanfaatkan sebagai kawasan pendidikana, dapat
dilihat dengan adanya bangunan sekolahan baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah
atas, seperti :
SDN 5 Mataram, SMP N 6 Mataram, SPP negeri mataram (sekolah pertanian
pembangunan)
4. Sebagai kawasan tempat peribadatan
Kawasan Jln. L;angko ini terdapat masjid umum mataram yaitu masjid AT-TAQWA
yang menjadi pusat peribadatan bagi kaum muslim kota mataram, selain dari itu di kawasan
ini juga sedang dikembangkan rencana pembangunan Islamic Center yang sekaligus nantinya
akan menjadi ikon bagi kota mataram khususnya dan pulau Lombok umumnya, sebagai
daerah ibadah.
Dengan adanya pembangunan Islmic Center ini juga akan mampu menambah estetika
kawasan Jln. Langko ini sebagai kawasan pusat peibadatan bagi kaum Muslim.
5. Sebagai kawasan tata ruang hijau
Selain sebagai kawasan pusat perkantoran dan peribadatan, namun kawasan Jln.
Langko ini adalah suatu kawasan yang mampu merefleksikan suatu kawasan yang ramah
lingkungan atau yang biasa disebut kawasan tata ruang hijau.
Hal ini dapat dilihat dengan selalu di jaganya tumbuh tumbuhan di sekitar Jln.
Langko ini, dan juga di setiap perkantoran selalu terdapat ruang terbuka hijau baik privat
maupun public.
Di kawasan Jln. Langko ini pun terdapat taman kota yang sekaligus menjadi pembatas
bagi Jln. Langko ini sendiri.
2) Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemui di kawasan jalan langko menurut struktur
peruntukkan lahan, yaitu adanya Konversi lahan, dari lap. Olahraga menjadi tempat bangunan
islamic center. Hal ini terjadi karna Lapangan olah raga (lapangan koni) merupakan lapangan

olah raga yang sangat penting bagi masyarakat sekitar dan sangat penting untuk fungsi
ekologis kota tesebut.
3) Dampak
Dampak dari permasalahan yang ditemui di kawasan jalan langko, yaitu jika
bangunan Islamic center nantinya sudah beroperasi akan mampu menimbulkan kemacetan
jika gedung itu sudah beroperasi, karena lokasinya yang dekat dengan sarana pendidikan, dan
peribadatan.
Hal ini dapat terjadi karna, nantinya pasti aktifitas antara masjid At-Taqwa dan
Bangunan Islamic center akan ramai, sehingga akan seringga terjadi arus bolak balik baik
dari gedung Islamic Center sendiri menuju ke masjid At- Taqwa maupun sebaliknnya, dan
akan adanya arus transportasi yang cukup besar yang menuju kea rah bangunan Islamic
center, karna gedung tersebut merupakan pusat aktifitas untuk masyarakat muslim baik untuk
kota mataram, pulau Lombok bahkan untuk NTB pada umumnya.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan yang ada tentang penataan ruang ini adalah SNI - 031733-2004 (luas lahan minimum 24.000 m2/jiwa)
5) Strategi Pendekatan Penanganan
Adapun strategi penanganan yang dapat kami lakukan pada kawasan jalan langko ini,
diambil dari permasalahan yang ditemukan yaitu :
Membangun jembatan penyebrangan bagi pejalan kaki, untuk akses dari masjid Umum AtTaqwa ke Islamic center atau sebaliknya
Dimaksudkkan agar kemacetan yang nantinya mampu terjadi jika gedung Islamic center
tersebut sudah beroperasi, dapat ditanggulangi dengan adanya jembatan penghubung antara
masjid At-Taqwa dan Gedung Islamic center. Sehingga arus antara kedua gedung tersebut
tidak memanfaatkan jalan umum yang ada.
Membuat sarana jalan dengan lebar + 6 m, dimanfaatkan untuk: penjemputan,akses menuju
ke Islamic center,dan urusan lainnya terhadap Islamic center.
Sehingga arus transportasi yang menuju ke gedung Islamic center dapat langsung masuk ke
area gedung tesebut, sehingga mengurangi adanya parkir di pinggir jalan umum, yang mampu
menimbulkan kemacetan nantinya.

Relokasi sarana pendidikan ke kawasan lingkar selatan yang menjadi kawasan arah
pembangunan
Dimaksudkan agar sarana pendidikan yang ada di kawasan jalan langko tersebut tidak
terganggu dengan adanya aktifitas gedung Islamic center.
IV.1. 2 Intensitas Pemanfaatan Lahan
Angka Lantai Dasar untuk kawasan terbangun di wilayah studi intensif umumnya
berkisar antara 40-70.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) digunakan untuk mengganti istilah Floor Area
Ratio (FAR) yaitu angka perbandingan antara jumlah total luas lantai bangunan terhadap
luas lahan. Pada umumnya angka KLB di kawasan perencanaan sama dengan angka KDB
(KLB=KDB) yang menujukkan bahwa intensitas penggunaannya relatif masih rendah dan
belum mengarah ke penggunaan lahan secara vertikal, dan apabila dilihat di kawasan pusat
pengembangan lebih mengarah pada KLB yang lebih besar dari pada KDB-nya, karena
ketersediaan lahan (dataran) sangat terbatas.
1) Potensi
Fasilitas yang lengkap, berupa : Gedung gedung pemerintah, pendidikan, kesehatan,
pertokoan,perbankkan,peribadatan,dan adanya taman kota
Dari gedung gedung tersebut, adapun analisa menurut intensitas secara umum, yaitu
:
1.

Kepadatan Bangunan
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan

memperbandingkan antara luas lahan keseluruhan dengan luas persil bangunan yang
menyangkut aspek jarak dan kerenggangan antar bangunan yang terkait dengan banyaknya
bangunan yang ada di wilayah kawasan jalan langko, sehingga dapat menentukan apakah
kawasan jalan langko temasuk pada wilayah dengan kepadatan bangunan tinggi atau rendah.
Gambar 3. 2 Pedoman Menentukan Kerenggangan Bangunan
Keterangan gambar 3. 2 :
Tinggi : H = 1 D
kerenggangan bangunan Y minimum 3 m
selanjutnya variabel dari fungsi sudut 77o

untuk H = 8 m,

Sesuai dengan data dari instansi terkait mengenai kepadatan bangunan yang dimiliki oleh
kawasan jalan langko yaitu 20 bangunan/Ha, dan jumlah itu merupakan kepadatan bangunan
maksimum, hal ini sesuai dengan data primer berupa data foto foto dan data pengamatan
langsung yang kami lakukan dapat dilihat dari jarak antar bangunan yang relatif dekat,
sehingga menyebabkan minimnya ruang terbuka yang tersedia di kawasan jalan langko ini,
sehingga di kawasan ini jika akan dilakukan perencanaan pembangunan, maka yang
dilakukan adalah dengan cara konversi lahan atau pengalihan fungsi lahan.
2.

Garis Sempadan Bangunan

Metode yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan


rumus untuk menentukan garis sempadan bangunan, sehingga dapat mengetahui bangunanbangunan yang melampaui garis sempadan.
Umumnya pengaturan sempadan ini merupakan 0,5 dari Ruang Milik Jalan (Rumija),
khusus untuk daerah perencanaan dilakukan dengan menggunakan standar ideal jarak antara
pagar dengan bangunan, yaitu dengan rumus :

L = lebar jalan ,D = jarak pagar bangunan


Lebar jalan yang dimiliki oleh kawasan jalan

langko adalah 7 m.

Jadi jarak pagar bangunan yang dimiliki oleh kawasan jalan langko adalah 4 m.
Sedangkan untuk GSBnya, adalah 0,5 dari lebar jalan, dimana di kawasan jalan
langko mempunyai lebar jalan 7 m, sehingga GSB yang dimiliki kawasan jalan langko yaitu
3.5 m.

Gambar 3.1 Garis Sempadan Bangunan

3.

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


Metode yang digunakan adalah analisis

deskriptif dan evaluatif. Analisis deskriptif dengan metode estimasi KDB di wilayah
kawasan jalan langko. Sedangkan analisis evaluatif dengan cara membandingkan kesesuaian
antara KDB hasil survey primer dengan ketentuan KDB di Kota mataram. Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) merupakan nilai perbandingan antara area terbangun dengan luas kapling
yang ada, atau :
Untuk kawasan jalan langko adalah suatu kawasan yang peruntukkan utamanya
adalah sebagai kawasan perkantoran, dimana standar koefisien dasar bangunan yang
diperbolehkan adalah untuk kota mataram adalah maksimum 80% - 90%. Dimana koefisien
dasar bangunan di kawasan jalan langko adalah 80% dan untuk ruang terbukanya sebesar
20%. Ruang terbuka dimanfaat untuk ruang terbuka hijau privat dan publik.
4. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan evaluatif. Analisis deskriptif
dengan metode estimasi KLB di wilayah kawasan jalan langko. Sedangkan analisis evaluatif
dengan cara membandingkan kesesuaian antara KLB hasil survey primer dengan ketentuan
KLB dikota mataram. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan nilai perbandingan
antara luas lantai keseluruhan dengan luas kapling, atau :

Menurut data dari intansi terkait, bahwa KLB yang dimiliki oleh bangunan di
kawasan jalan langko adalah KLB yang masuk kategori maksimum yaitu 2,4 m2.
5. Tinggi Bangunan
Menurut data langsung berupa data foto foto, wawancara kepada warga, dan
pengamatan visual secara langsung oleh kami, maka dapat disimpulkan bahwa ketinggian
bangunan yang dimiliki oleh bangunan di kawasan jalan langko adalah maksimum 3-4
tingkat.
2) Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan dari analisa intenistas pemanfaatan lahan
terjadinya kepadatan bangunan karena terlalu rapatnya bangunan bangunan yang ada,
sesuai dengan data yang ada, bahwa bangunan yang ada di kawasan jalan langko memiliki
kepadatan bangunan maksimum yaitu : 20 bangunan/Ha, sehingga minimnya ruang terbuka
yang tersedia.
3) Dampak

Dari permasalahan yang ditemukan di atas maka dampak yang terjadi adalah tidak
mampunya dalam melakukan perencanaan pembangunan yang sustinaible, sehingga
menempuh konversi lahan dalam proses pembangunannya .
Jadi maksudnya, bahwa kawasan jalan langko ini sudah tidak memiliki ruang jika
akan dilakukan rencanaan pembangunan suatu bangunan atau perencanaaan lainnya, karna
tidak tersedianya ruang terbuka lagi di kawasan ini, sehingga langkah satu satunya adalah
dengan pengkonversian lahan jika melakukan perencanaan pembangunan pada kawasan ini.
Dan dapat disimpulkan, bahwa kawasan ini adalah kawasan yang tidak mampu dalam
melakukan perencanaan pembangunan sustinaible.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan yang terkait akan analisa intensitas pemanfaatan lahan
pada kawasan jalan langko ini adalah :
UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang
UU No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung
PERDA No. 3 tahun 2008 tentang rencana pembangunan jangka panjang Daerah Prov. NTB
tahun 2005-2025
5) Strategi Pendekatan Penanganan
Adapun strategi yang kami lakukan dalam penanganan permasalahan yang ada di
kawasan jalan langko ini adalah :
Mengurangi pembangunan gedung di kawasan pusat kota, dan lebih di fokuskan pada
pembangunan dan perawatan fasilitas,seperti : jalan, pedestrian, drainase dll.
Agar dalam perencanaan pembangunan untuk kawasan ini, untuk mengurangi
pembangunan gedung bahkan tidak sama sekali, karna jika dilakukan perencanaan
pembangunan, maka jalan yang ditempuh adalah pengkonversian lahan atau dengan
pengalihan fungsi gunaan lahan, sedangkan bangunan bangunan yang ada sudah memnuhi
standar pembangunan.
Pengendalian pembangunan dengan peraturan dan perijinan.
Dimaksudkan agar

dapat memberikan pembatasan dalam pembangunan pada

kawasan jalan langko ini.


IV. 1. 3 Tata Bangunan

Metode yang digunakan adalah analisis foto series dari hasil pengamatan survey
primer untuk mengendalikan arah hadap dan bentuk muka bangunan yang ada di wilayah
studi.
1) Potensi
Adapun potensi yang dimiliki oleh kawasan langko ini menurut tata bangunan, yaitu :
1. Fasade (tampak hadap bangunan)
Tata bangunan di kawasan jalan langko menggunakan tata bangunan berpola linear.
Dimana tata bangunan pola linear adalah bagunan-bangunan yang ada berdiri berjajar
mengikuti garis jalan sehingga saling menyambung dan membentuk suatu garis lurus, hal ini
sangat berkaitan dengan peruntukkan lahan kawasan jalan langko ini sebagai kawasan
perkantoran dan ruang terbuka hijau. Dan fasade bangunan bangunan yang ada di kawasan
jalan langko secara keseluruhan semuanya menghadap ke jalan utama, sehingga terlihat
bangunan bangunan yang ada saling berhadapan.
Peruntukkan kawasan juga berpengaruh pada tata hadap bangunan, dimana sesuai
dengan hasil survey dan analisa dilapangan terlihat bahwa bangunan bangunan menghadap
ke jalan.
bangunan bangunan di kawasan jalan langko yang menghadap ke jalan
utama.
2. Akses
Akses mudah antar satu gedung ke gedung lainnya,yang cukup memanfaatkan sarana
jalan pedestrian.
Dengan keadaan fasade bangunan yang berpola linear dan saling menghadap, maka
memberikan kemudahan bagi masyarakat pada kawasan jalan langko dalam hal akses antar
satu gedung ke gedung yang lainnya yang cukup memanfaatkan sarana pedestrian.
2) Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemui pada analisa tata bangunan ini adalah :
Penempatan rencana pembangunan islamic center pada lahan yang dulunya berfungsi sebagai
RTNH .

Setelah dilakukan analisa dari hasil identifikasi kawasan jalan langko ini, ditemukan
permasalahan permasalahan dalam letak tata bangunan pada rencana pemabangunan
gedung Islamic center.
3) Dampak
Dari permasalahan di atas maka ditemukan dampak untuk kawasan jalan langko ini,
yaitu :
Mampu menimbulkan kemacetan jika gedung itu sudah beroperasi, karena lokasinya yang
dekat dengan sarana pendidikan, dan peribadatan.
Mengurangi fungsi ekologis kota.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan terkait dalam hala perencanaan untuk analisa tata bangunan
ini adalah :
Peraturan pemerintah No. 16 tahun 2004 tentang penatagunaan tanah.
5) Strategi Pendekatan Penanganan
Adapun strategi yang kami lakukan dalam menangani permasalah yang ada di kawasan
langko, yaitu :
Pembangunan Islamic center disertai dengan adanya RTH, sehingga mampu berfungsi
sebagai ekologis kota. Sehingga dirasakan mampu dalam pencapaian 30 % RTH dari luas
wilayah tersebut.

IV. 1. 4 Ruang Terbuka Dan Tata Hijau


1) Potensi
Adapun potensi yang dimiliki oleh kawasan jalan langko dalam hal analisa ruang
terbuka dan tata hijau, yaitu : Tersedianya ruang terbuka dan terbuka hijau, seperti : taman

kota, RTH umum maupun privat, dan selalu terdapatnya banyak pepohonan di sepanjang
pingggir kawasan jalan langko
a. Ruang terbuka
Ruang terbuka, baik yang alamiah maupun binaan, dalam lingkup perkotaan maupun
lingkup regional merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan kota dan wilayah.
Namun demikian, ruang terbuka masih menjadi anak tiri dalam proses perencanaan tata ruang
tersebut.
Tampak ruang terbuka yang terdapat di kawasan jalan langko.

Dua aspek utama yang membentuk pola pikir masyarakat kita yang keliru mengenai
ruang tidak terbangun ( ruang terbuka ) hingga sekarang, adalah :
1.

aspek ekonomis

2. Aspek fungsional
Namun menurut hasil survey yang telah didapat, peruntukkan ruang terbuka yang ada
di kawasan jalan langko dirasakan sudah memenuhi standar lingkungan, hal ini terbukti
dengan ditemukannya beberapa ruang terbuka yang telah dipagari, namun berbicara tentang
luas lahan, ruang terbuka yang tersedia cukup kecil, atau luasnya begitu kecil. Sehingga
mengakibatkan kesulitan dalam memanfaatkan ruang terbuka tersebut. Terbukti dengan
adanya rencana pembangunan Islamic Center, yang lebih menggunakan lahan lain yang
dulunya adalah lapangan olah raga (lapangan KONI), sehingga di sini mengakibatkan
terjadinya konversi lahan, yang jika dipandang dan telusuri lagi, hal ini tidak perlu dilakukan.
b. Ruang terbuka hijau
Ruang terbuka hijau yang ada di kawasan jalan langko mencapai luas sekitar 20 %,
dan luas ini merupakan standar luas minimal RTH suatu kota.
Adapun klasifikasi Ruang terbuka hijau di kawasan jalan langko, yaitu :

Kawasan hijau pertamanan kota


Kawasan hijau kegiatan olah raga, contoh : lapangan olahraga KONI, namun sudah diubah
fungsi dengan adanya rencana pembanguna Islamic Center.
Kawasan terbuka hijau Privat, contoh : yang ada di depan halaman gedung gedung kantor.
Kawasan hijau pengembangan bunga dan tanaman, yang diperjual belikan.
Adapun data gambar tata ruang hijau yang ada di kawasan jalan langko, yaitu :
Gambar di bawah ini adalah kawasan ruang pertaman kota, yang juga terdapat
terdapat tugu, sehingga dapat menjadi landmark untuk kawasan ini, dan juga dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk taman rekreasi.
Tampak pada gambar di samping adalah ruang terbuka hijau privat yang ada di salah
satu kantor yang ada di kawasan jalan langko

Gambar di samping adalah lapangan Olah raga KONI, yang dulunya merupakan
ruang terbuka hijau kegiatan olah raga, namun telah terjadi konversi lahan, dan sekarang
akan beralih fungsi menjadi tempat bangunan Islamic Center.
2) Permasalahan
Adapun permsalahan yang ditemui pada kawasan jalan langko ini dalam hal analisa
ruang terbuka dan tata hijau, yaitu :
Minimnya ruang terbuka yang tersedia
Dari hasil identifikasi kawasan, tampak secara exiting, bahwa kawasan jalan langko
ini masih kekurangan ruang terbuka, yang walaupun terdapat beberapa ruang terbuka, namun
dari segi luas lahan relatif kecil.
Terjadinya pengurangan ruang RTH
3) Dampak

Adapun dampak yang terjadi dari permasalahan yang ada dari aspek analisa ruang
terbuka dan tata hijau, yaitu :
Kurang mampu dalam merencanakan pembangunan yang sustinaible.
Jadi maksudnya, bahwa kawasan jalan langko ini sudah tidak memiliki ruang jika
akan dilakukan rencanaan pembangunan suatu bangunan atau perencanaaan lainnya, karna
tidak tersedianya ruang terbuka lagi di kawasan ini, sehingga langkah satu satunya adalah
dengan pengkonversian lahan jika melakukan perencanaan pembangunan pada kawasan ini.
mengurangi pencapaian RTH sebesar 30 % dan masih memiliki luas RTH sebesar 11,6 %
Mengurangi fungsi ekologis kota.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan perencanaan yang berkaitan dengan analisa ruang terbuka
dan tata hijau, yaitu :
(UUPR) komposisi RTH suatu kota seluas 30 % dari luas seluruh wilayah kota
(KTT) bumi di Rio de Janerio/ Brazil (1992) dengan luas RTH sebesar 30 % dari luas seluruh
wilayah kota
KTT Johannesburg/ Afrika Selatan (2002),dengan luas RTH sebesar 30 % dari luas seluruh
wilayah kota
5) Strategi pendekatan penanganan
Untuk menangani permasalahan permasalahan yang ditemui, maka kami
merencanakan strategi, seperti :
Mengembangkan RTH privat pada halaman permukiman penduduk
Dimaksudkan untuk dapat membantu pencapaian RTH sebesar 30 % dari seluruh luas
wilayah.
Menambahkan taman taman di sepanjang jalan langko.
Dimaksudkan untuk dapat membantu pencapaian RTH sebesar 30 % dari seluruh luas
wilayah.

Pembangunan Islamic center disertai dengan adanya RTH.

IV. 1. 5 Sistem Sirkulasi Dan Jalur Penghubung


1) Potensi
Adapun potensi potensi yang dimiliki oleh kawasan jalan langko menurut aspek
analisa sistem sirkulasi dan jalur penghubung yaitu Merupakan jalan kolektor primer dengan
aksesibilitas kota terbuka dari arah barat ke timur yang membuka akses kota terhadap
kawasan kawasan Jl. Lainnya, seperti Jl. Udayana, jln pejanggik dll.
a) Sistem sirkulasi
Jaringan jalan di kawasan jalan langko sudah sangat baik. Sistem jaringan jalan
Kawasan jalan langko yang ada saat ini didominasi pergerakan lalu lintas arah Barat Timur
dan merupakan jalur searah. Untuk ini jalan di kawasan jalan langko sedang di usahakan
perencanaan pembagian jalan menjadi 2, yaitu : bagian kiri untuk kendaraan roda dua dan
sebelah kanan untuk kendaraan roda 4.
Sirkulasi pergerakan yang ada di kawasan jalan langko merupakan pergerakan
internal internal, eksternal internal, internal eksternal dan eksternal eksternal.
1. Pergerakan internal internal, disebabkan karna adanya pergerakan dari fasilitas perkantoran
ke perkantoran yang lain, dimana perkantoran satu ke perkantoran yang lain saling berkaitan
atau berhubungan.
2.

Pergerakan eksternal internal disebabkan karena pergerakan dari permukiman di luar


kawasan jalan langko menuju fasilitas-fasilitas pendukung permukiman seperti fasilitas jasa
seperti perkantoran, perbankkan, rumah sakit dll. dan pendidikan yang ada di kawasan jalan
langko.

3.

Pergerakan internal eksternal, dimana terjadi pergerakan dari fasilitas jasa seperti
perkantoran, pendidikan, kesehatan dll yang ada di kawasan jalan langko, menuju ke fasilitas
permukiman di luar kawasan jalan langko.

4. Pergerakan eksternal eksternal, dimana kawasan jalan langko merupakan penghung antara
jalan yos sudarso menuju ke jalan gubernuran.
b) Jalur penghubung

Untuk sarana beberapa Jalan penghubung yang ada di kawasan jalan langko ini
dirasakan masih kurang baik, karna kondisinya yang masih kurang memadai dan tidak terjadi
perawatan.
Tampak pada gambar di atas adalah keadaan jalur penghubung di kawasan jalan
langko, yang jika dilihat secara jelas akan ditemukan lubang - lubang, dan sungguh tidak
layak pakai.
Pada jalur penghubung di atas menunjukkan arah menuju ke tempat permukiman
penduduk. Dan pada daerah di atas sering terjadi genangan air jika hujan turun.
2) Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemui pada aspek analisa sistem sirkulasi dan jalur
penghubung, yaitu :
Pemakaian jalan pedestrian dan jalan utama sebagai lahan parkir
Pemakaian jalan utama sebagai sarana untuk pejalan kaki, jogging dll.

3) Dampak
Adapun dampak dari permasalahan permasalahan yang ada di kawasan jalan langko
menurut aspek sistem sirkulasi dan jalur penghubung, yaitu :
Terjadinya penyempitan badan jalan
Hal ini terjadi karena, dipakainya jalan pedestrian bahkan sampai jalan utama sebagai lahan
parkir, sehingga mengakibatkan penyempitan badan jalan tersebut.
Terganggunya lalu lintas perkotaan dan membahayakan jiwa pengguna jalan.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan perencanaan yang berkaitan dengan aspek sistem sirkulasi dan
jalur penghubung, yaitu :
UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

5) Strategi pendekatan penanganan


Adapun strategi yang saya lakukan dalam mengatasi permasalahan permasalahan
yang ada pada kawasan jalan langko dalam aspek analisa sitem sirkulasi dan jalur
penghubung, yaitu :
Pembangunan sarana pedestrian strip dengan pemanfaatan trotoar dan saluran drainase
tertutup sebagai peruntukkan lahannya, sehingga jalur tersebut memiliki lebar + 3,5 m.
Jika sarana pedestrian ini terbangun, maka akan meminimalisir kelalaian dari
masyarakat yang sering memarkir kendaraannya di jalan pedestrian bahkan sampai pada
pemakaian jalan utama.
Pembangunan sarana cycle strip dengan pemanfaatan trotoar dan mengambil sedikit dari jalan
utama sebagai peruntukkan lahannya, sehingga jalur tersebut memiliki lebar + 4 m.
IV. 1. 6 Tata Kualitas Lingkungan
1) Potensi
Adapun potensi kawasan jalan langko dari aspek tata kualitas lingkungan, yaitu :
Kawasan yang ramah lingkungan yang merefleksikan sebagai suatu kawasan yang
hijau dengan adanya taman kota,RTH umum dan privat dan selalu terjaganya tumbuhtumbuhan di sepanjang jalan langko .
Kualitas lingkungan di kawasan jalan langko sebenarnya sudah baik dan
mencerminkan suatu kawasan yang ramah lingkungan dengan banyaknya terdapat ruang
terbuka terbuka hijau baik umum maupun privat, selain dari itu juga di kawasan jalan langko
ini banyak ditumbuhi oleh tumbuh tumbuhan, sehingga menampakkan suatu kawasan yang
hijau dan sejuk, Oleh karena itulah kawasan ini mampu memberikan kesan nyaman, sejuk di
mata jika dipandang dan asri.
Inkonsistensi antara Rencana Tata Ruang Wilayah dengan eksisting penggunaan
lahan/pemanfaatan ruang dirasakan mampu menunjukkan suatu kawasan yang berwawasan
lingkungan.
2) Permasalahan

Terdapat masalah masalaha yang ditemui pada kawasan jalan langko jika dilihat dari
aspek analisa kualitas lingkungan, yaitu :
Banyak terdapatnya sampah sampah yang berserakan di jalur pedestrian
Saluran drainase yang tersumbat oleh semak semak dan sampah sampah
3) Dampak
Dampak dari permasalhan yang ditemui, yaitu :
Mengurangi estetika kawasan jalan langko
Dengan adanya sampah sampah

yang banyak berserakan di sepanjang sarana

pedestrian, mampu menimbulkan bau yang tidak sedap, dan menunjukkan suatu lingkungan
yang kotor, sehingga mampu mengurangi estetika kawasan.
Saluran drainase yang tersumbat oleh semak semak dan sampah sampah.
Terdapat beberapa saluran drainase yang tersumbat, terutama di kawasan sekitar
gedung bulog, sehingga menyebabkan kawasan ini sering tergenang air bahkan banjir jika
hujan turun, dan berimbas pada kawasan kawasan sekitarnya hingga mengenai permukiman
penduduk.
4) Substansi
Peraturan peraturan perencanaan yang berkaitan dengan analisa tata kualitas lingkungan,
yaitu :
Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa mengenai dampak lingkungan
UU No. 18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah.
5) Strategi pendekatan penanganan
Dalam mengatasi permasalahan permasalahan tersebut di atas, maka saya melakukan
beberapa strategi perencanaan, seperti :
pembangunan saluran drainase tertutup untuk meminimalisir pembuangan sampah pada
saluran drainase yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran drainase.

Perawatan yang berkala terhadap saluran drainase


Pembangunan landmark kota, dengan perpadukan arsitektur modern dengan traditional khas
Lombok, sehingga mampu menambah estetika kawasan sosial budaya.

IV. 1. 7 Sistem Prasarana Dan Utilitas Lingkungan


Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu
lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan
berfungsi sebagaimana semestinya.
1) Potensi
Adapun potensi yang dimiliki oleh kawasan jalan langko, dalam aspek analisa sistem
prasarana dan utilitas, yaitu :
Terdapatnya jaringan air bersih, listrik, telekomunikasi, lampu penerangan jalan, halte, dll.
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang tersedia di kawasan jalan langko adalah
:
1. Jalan
Jalan yang ada dikawasan jalan langko terdiri atas 3 aspek, yaitu :

Jalan utama
Jalan utama yang ada di kawasan jalan langko adalah termasuk jalan kolektor primer. Yang
menghubungkan jalan yos sudarso menuju jalan pejanggik, jalan udayana dan jalan air
langga.

Jalan penghubung
Di kawasan jalan langko juga terdapat jalan penghubung, namun memiliki kondisi yang
kurang terawat, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya dijumpai lubang lubang dan kodisi
yang tidak layak pakai.

Jalan trotoar (pendestrian)


Jalan pendestrian yang ada dikawasan jalan langko masih kurang baik, karna kurangnya
perawatan. Sehingga menimbulkan ketidak maksimalnya pemakaian jalan trotoar oleh
masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya pemakaian jalan utama oleh para pejalan kaki.

2. Jaringan listrik
Untuk kawasan langko, telah tersedia jaringan listrik, dengan masih memakai tiang tiang
lama. Dan jaringan listrik sudah tersebar di semua gedung gedung yang ada di kawasan
langko.
3. Jaringan telpon
Di kawasan jalan langko ini pun terdapat jaringan telpon, yang hampir sudah tersebar dan
terpasang di semua gedung gedung yang ada di kawasan jalan langko.
4. Lampu penerangan jalan
Lampu penerangan jalan yang ada di kawasan jalan langko berada dalam keadaan yang baik,
dan dirasakan memenuhi standar kelakayakan. Karna baru baru ini, menurut hasil survey
kuisioner yang kami lakukan pada warga warga di sekitar kawasan jalan langko, telah
terjadi perawatan dan penambahan untuk lampu penerangan jalan.
Namun ditemui juga permasalahan, dengan lama waktu penerangannya, yang biasanya
dimatikan sebelum waktunya.
5. Air bersih
Tersedia juga saluran air bersih, yang mampu mendukung proses perkembangan untuk
kawasan jalan langko ini. Dapat dilihat pada hasil survey kami berupa data gambar.
6. Drainase
Saluran drainase yang ada di kawasan jalan langko masih kurang baik, kurang adanya
perawatan. Karna banyak ditemui sampah sampah, dan tumbuhnya tumbhan secara liar,
sehingga mengganggu proses kinerja saluran drainase itu sendiri.
Akibat itulah, jika hujan mengakibatkan terjadinya genangan air yang merembet ke
permukiman penduduk.

Tampak kondisi drainase di kawasan jalan langko, yang tidak terawatt dan
mengakibatkan tidak berfungsinya secara optimal.
7. Tempat sampah
Prasana tempat sampah pun tersedia di kawasan jalan langko, namun kondisinya kurang baik
dan kurang diperhatikan, sehingga mampu menimbulkan penyakit penyakit dan bau bau
yang tidak enak, jika ada hujan.

Tampak persampahan yang kurang diperhatikan di kawasan jalan langko.


8. Lahan parkir
Hampir di setiap gedung di kawasan jalan langko memiliki lahan parkir, namun dapat juga
ditemui gedung gedung yang tidak memiliki lahan parkir, sehingga memanfaatkan lahan
jalan trotoar bagi pejalan kaki. Dan mengurangi kualitas lingkungan untuk kawasan jalan
langko ini.

Tampak kondisi lahan parkir, yang memanfaatkan jalan pendestrian


bahkan sampai memasuki jalan utama.
9. Halte
Terdapat juga halte di kawasan jalan langko ini, sebagai sarana pendukung transportasi umum
bagi penumpang.
Namun untuk kondisinya pun kurang diperhatikan, dan tidak terjadi perawatan, sehingga
kegunaannya yang kurang optimal dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Tampak halte yang ada di kawasan jalan langko yang kurang perawatan,
sehingga kurang bisa dimanfaatkan oleh public.
10. Taman kota
Taman kota yang terdapat di kawasan jalan langko ini, menunjukkan bahwa kawasan ini
merupakan kawasan yang ramah lingkungan. Dan merupakan batas wilayah atau gerbang
untuk kawasan jalan langko ini.

Tampak taman kota yang ada di kaasan jalan langko lengkap dengan
tugunya, sehingga mampu menjadi landmark bagi kawasan jalan langko
ini.
2) Permasalahan
Adapun masalah yang timbul pada aspek analisa sistem prasarana dan utilitas ini adalah :
Halte kurang terawat dan jumlahnya tidak memadai
Hanya ada beberapa halte yang terdapat di kawasan jalan langko ini, dan banyak yang sudah
tidak terawat.
Pemadaman lampu penerangan jalan yang tidak konsisten

Menurut data quisioner yang telah kami lakukan, bahwa pemadaman lampu penerangan jalan
sering tidak konsisten, dan biasanya mati di waktu subuh, padah waktu itu keadaan masih
gelap.
3) Dampak
Dari permasalahan di atas, maka menimbulkan berbagai dampak, seperti :
Halte kurang bisa digunakan oleh masyarakat
Dari data yang kami lihat, ternyata halte yang ada kurang dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar, dan keadannya tidak layak pakai.
Dapat mengganggu arus lalu lintas dan membahayakan pengguna jalan raya di waktu sekitar
jam 5 6 pagi.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan sistem
prasarana dan utilitas, yaitu :
UU No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 No. 133)
5) Strategi pendekatan penanganan
Dalam mengatasi segala permasalahan dalam aspek analisa sistem prasarana dan utilitas,
saya melakukan beberapa strategi penanganan, seperti :
Penambahan Halte pada lokasi lokasi strategi, seperti : pada kawasan pertokoan,
perkantoran, pendidikan dan peribadatan.
Melakukan perawatan berkala pada sarana sarana yang ada.
Melakukan pengecekan dan penyetelan ulang terhadap waktu on off pada lampu penerangan
jalan.

IV. 2

Analisa Sumber Daya


Sumber daya yang dimiliki oleh kawasan langko terbagi menjadi 2, yaitu :

Sumber daya alam


Sumber daya manusia

Analisis
Sumber
Daya

Potensi

Masalah

Dampak

Indikator
strategi
(peraturan - pendekatan
peraturan)
penanganan

sumber
daya
alam

Terdapat
ruang
terbuka

Minimnya
ruang terbuka
yang tersedia

Menjadi
kawasan yang
tidak mampu
dalam
merencanakan
pembangunan
yang
sustinaible dan
mengambil
jalan
konservasi
lahan dalam
proses
perencanaan
pembangunan
nya

UndangUndang
Nomor 7
Tahun 2004
tentang
Sumber Daya
Air
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2004
Nomor 32

Terdapatnya
ruang
terbuka
hijau baik
umum
maupun
privat

Terjadi
konservasi
lahan dari
RTNH (lap.
Olah raga)
menjadi
bangunan
Islamic
center.
Padahal RTNH
tersebut
sudah
memenuhi
kritrea
pembanguna
n

Terjadinya
permukiman
kumuh untuk
permukiman
yang berada di
pelosok

Peraturan
Pemerintah
Nomor 82
Tahun 2001
tentang
Pengelolaan
Kualitas Air
dan
Pengendalian
Pencemaran
Air
UndangUndang
Nomor 5
Tahun 1990
tentang
Konservasi
Sumberdaya
Alam Hayati
dan
Ekosistemnya
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1990

Perencanaan
pembanguna
n difokuskan
pada sarana sarana,
seperti, jalan,
drainase,
lampu
penerangan
jalan dan
fasilisitas fasilitas
lainnya,
kecuali
pendirian
bangunan
untuk
dikurangi.

Memeratakan
penyaluran
air bersih
hingga ke
permukiman
yang berada
di pelosok
pelosok.

berjejernya
tumbuhtumbuhan
di
sepanjang
pinggir jalan
langko,

Terdapat
juga
saluran air
bersih dan
adanya
sungai.

Sumber
daya
manusia

Persebaran
permukiman
penduduk
berupa
perumahan
dinas
menunjukka
n SDM
dengan
tingkat
pendidikan
tinggi.

Kurang
terjaganya
kesehatan
masyarakat,ka
rena sungai
tersebut
dimanfaatkan
untuk mandi
dan kebutuhan
rumah tangga
lainnya oleh
masyarakat
yang berada di
pelosok

Saluran air
bersih belum
menyeluruh
sampai ke
permukiman
penduduk
yang di
pelosok.
Aliran sungai
yang kotor
dan keruh
karena
banyaknya
sampah.
Kehidupan
masyarakat
yang
heterogen
dan tidak
mengenal
akan adab
gotong
royong

Nomor 49,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 3419

Mengurangi
estetika
lingkungan
kawasan jalan
langko.

Kurang
akrabnya antar
sesama
masyarakat,

Peraturan
Pemerintah
Nomor 27
Tahun 1999
tentang
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan
UndangUndang
Nomor 4
Tahun 1992
tentang

Membangun
tempat
pembuangan
sampah di
berbagai titik
di kawasan
jalan langko.

Tersedianya
fasilitas
pendidikan,
kesehatan,
peribadatan
,
perbankkan,
pertokoan
dan instansi
pemerinta
yang
menunjukka
n SDM yang
dimiliki oleh
masyarakat
kawasan
jalan langko
tinggi.

Perumahan
dan
permukiman.

IV. 2. 1 Sumber Daya Alam


Sumber daya alam seperti adanya lahan tata ruang hijau baik umum maupun privat
dan saluran air bersih, terdapat di kawasan jalan langko ini. Penjagaan kualitas lingkungan
sangat erat kaitannya dengan penjagaan kualitas lahan tata ruang hijau (RTH).
1) Potensi
Beberapa potensi yang dimiliki oleh kawasan jalan langko dalam aspek analisa sumber daya
alam, yaitu :
Terdapat ruang terbuka
Terdapatnya ruang terbuka hijau baik umum maupun privat
Tedapat taman bunga berjejernya tumbuh-tumbuhan di sepanjang pinggir jalan langko,
Terdapat juga saluran air bersih dan adanya sungai.
Tata ruang hijau yang ada di kawasan jalan langko beranekaragam, yang terdiri dari :
Taman kota
Ruang terbuka hijau privat, misalnya yang ada di halam gedung gedung perkantoran
Ruang terbuka hijau public, misalnya ruang terbuka yang belum dimanfaatkan atau belum
dibangun.

Taman bunga
Lapangan olah raga
Dll.
Tata ruang terbuka hijau yang ada di kawasan jalan langko memiliki luas secara
keseluruhan sekitar 20 % dri lahan yang tersedia.
Di kawasan jalan langko, dari awal batas kawasan ini di awali dengan adanya taman
kota, yang terdapat tugu sekaligus menjadi landmark untuk kawasan ini.
Tampak taman kota yang ada di kawaan jalan langko. Dimana biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai tempat rekreasi. Dan terdapat tugu sekaligus menjadi landmark kawasan
jalan langko.
Selain ruang terbuka hijau bail privat maupun public, di kawasan jalan langko ini pun
terdapat taman bunga, yang juga merupakan lahan hijau. Taman bunga ini adalah tempat
penjualan bunga bunga atau tanaman tanaman lainnya, yang ada dikawasan jalan langko.
Tampak pada gambar disamping adalah taman bunga, yang juga merupakan sumber
daya alam yang ada dikawasan jalan langko.
2) Permasalahan
Beberapa permasalahan yang ditemukan dari analisa aspek sumber daya alam , yaitu :
Minimnya ruang terbuka yang tersedia
Lahan terbuka yang tersedia di kawasan jalan langko sungguh sangat minim dan memiliki
luas yang relatif kecil.
Terjadi konservasi lahan dari RTNH (lap. Olah raga) menjadi bangunan Islamic center.
3) Dampak
Dampak dari permasalah permasalahan yang ada di kawasan jalan langko menurut aspek
sumber daya alam, yaitu :

Menjadi kawasan yang tidak mampu dalam merencanakan pembangunan yang sustinaible dan
mengambil jalan konservasi lahan dalam proses perencanaan pembangunannya
Terjadinya permukiman kumuh untuk permukiman yang berada di pelosok
Kurang terjaganya kesehatan masyarakat,karena sungai tersebut dimanfaatkan untuk mandi
dan kebutuhan rumah tangga lainnya oleh masyarakat yang berada di pelosok
Mengurangi estetika lingkungan kawasan jalan langko.
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan aspek
sumber daya alam, yaitu :
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 32
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419
5) Strategi pendekatan penanganan
Beberapa strategi yang kami tempuh dalam menangani permasalahan yang ada, yaitu :
Perencanaan pembangunan difokuskan pada sarana - sarana, seperti, jalan, drainase, lampu
penerangan jalan dan fasilisitas - fasilitas lainnya, kecuali pendirian bangunan untuk
dikurangi.
Memeratakan penyaluran air bersih hingga ke permukiman yang berada di pelosok pelosok.
Membangun tempat pembuangan sampah di berbagai titik di kawasan jalan langko.

Dimaksudkan agar mampu meminimalisir pembuangan sampah baik pada saluran drainase
maupun di sarana pedestrian dll, sehingga tidak merusak kawasan dan tidak mengurangi
estetika kawasan.

IV. 2. 2 Sumber Daya Manusia


Peran SDM berkualitas sangat strategis dalam pembangunan / pengembangan
wilayah, di samping sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan / pengembangan
wilayah tersebut. SDM berkualitas merupakan faktor yang menentukan maju tidaknya suatu
daerah.
SDM adalah penduduk dan untuk mencapai SDM berkualitas melalui proses
pendidikan.
Pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan
SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk
manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu manusia yang memiliki
kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang
lainnya secara serasi dan seimbang (harmoni
1) Potensi
Beberapa potensi yang dimiliki oleh kawasan jalan langko menurut aspek sumber daya
manusia, yaitu :
Persebaran permukiman penduduk berupa perumahan dinas menunjukkan SDM dengan
tingkat pendidikan tinggi.
Tersedianya fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, perbankkan, pertokoan dan instansi
pemerinta yang menunjukkan SDM yang dimiliki oleh masyarakat kawasan jalan langko
tinggi.

2) Permasalahan
Adapun masalah masalah yang ditemui pada kawasan jalan langko menurut aspek SDM,
yaitu :
Kehidupan masyarakat yang heterogen dan tidak mengenal akan adab gotong royong
3) Dampak
Adapun dampak dari permasalahan di atas adalah :
Kurang akrabnya antar sesama masyarakat
4) Substansi
Adapun peraturan peraturan pembangunan yang berkaitan dengan aspek SDM, yaitu :
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan permukiman.
5) Strategi pendekatan penanganan
Beberapa strategi yang kami terapkan dalam mengatasi permasalahan yang ada, yaitu :
Sudah di jelaskan di atas, yaitu dengan adanya pembangunan sarana cycle track dan
jogging track, maka akan mampu menumbuhkan keakraban antar sesama warga sekitar
kawasan.
IV. 3 Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi untuk kawasan jalan langko diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu :
1. Aspek usaha
2. Aspek nilai lahan
dapun klasifikasi potensi dan peremasalahan yang ada di kawasan jalan langko, yaitu :
Analisis
Ekonomi

Potensi

Masalah

Dampak

Indikator
Strategi
(Peraturan - Pendekatan
Peraturan)
Penanganan

aspek
usaha

tersedianya
sarana dan
prasarana,
seperti :
perbankkan,
pertokoan,
jasa
transportasi,
dan
penginapan.

adanya
pedagang kaki
lima di
sepanjang
kawasan jalan
langko yang
memanfaatkan
ruas sepadan
jalan dalam
menjajakkan
dagangannya.

mengurangi
estetika dan
mengakibatkan
terjadinnya
gangguan lalu
lintas.

RTRW kota
mataram tahun
2010-2030,
bab 3 Rencana
struktur ruang
wilayah kota
mataram. 3.2
Rencana pusat
pusat
pelayanan di
wilayah kota
mataram

aspek nilai
lahan

Dari padatnya
bangunan oleh
permukiman
dan tingginya
tingkat
kepadatan
penduduk
menjadikan
jalan langko
sebagai
central
prekonomian
kota mataram,
serta jalan
langko
menjadi jalan
primer yang
menambah
daya tarik
investor.

Hampir tidak
adanya lahan
kosong dan
ruang
terbuka,
karena telah
dipenuhi
oleh
bangunan bangunan
pemerintah,
permukiman,
pertokoan,
pendidikan,
dll.

Tidak
mampunya
dalam
merencanakan
pembangunan
yang
sustinaible.

RTRW kota
mataram tahun
2010-2030,
bab 3 Rencana
struktur ruang
wilayah kota
mataram. 3.2
Rencana pusat
pusat
pelayanan di
wilayah kota
mataram

IV. 3. 1 Aspek usaha

Dengan adanya
rencana
pembangunan
pedestrian strip
dan cycle strip
maka akan
disediakan lahan
yang sudah
direncanakan
sebagai tempat
untuk
beristrihatnnya
para pengguna
jalan pedestrian
tersebut, dan
lokasi ini akan di
tata sedemikian
rupa dengan
tampilan yang
elegan dan higenis
untuk mengganti
usaha dan gerobak
yang biasa dipakai
para pedagang
kaki lima.
Penekanan pada
pemerintah agar
membatasi dalam
perencanaan
pembangunan di
kawasan jalan
langko.

Terdapat banyak aspek usaha untuk kawasan jalan langko, dan akan
dijelaskan pada pembahasan di bawah ini.
1) Potensi
Beberapa potensi yang ada di kawasan jalan langko menurut aspek usaha, yaitu :
tersedianya sarana dan prasarana, seperti : perbankkan, pertokoan, jasa transportasi, dan
penginapan.
Di kawasan jalan langko akan dapat ditemui berbagai aspek usaha, seperti :
perbankkan, terdapat 2 bank di kawasan jalan langko, yaitu BNI dan Bank muammalat.
Terdapat juga beberapa pertokoan yang berjejer di kawasan jalan langko
Jasa transportasi, seperti travel juga terdapat di kawasan jala langko
Dan penginapan sekaligus pemandian dapat ditemui di kawasa jalan langko.
2) Permasalahan
Beberapa permasalahan yang ada di kawasan jalan langko, menurut aspek nilai usaha, yaitu :
Adanya pedagang kaki lima di sepanjang kawasan jalan langko yang memanfaatkan ruas
sepadan jalan dalam menjajakkan dagangannya.
3) Dampak
Adapun dampak dari permasalahan di atas adalah :
Mengurangi estetika dan

mengakibatkan terjadinnya gangguan

lalu lintas. Dengan

banyaknya terdapat pedagang kaki lima mampu menimbulkan kemacetan lalu lintas, karna
banyak dari pedagang kami lima tersebut, memanfaatkan sebagian jalan utama dalam
menjajakkan dagangannya.
4) Substansi
Beberapa peraturan peraturan pembangunan yang berkaitan tentang aspek nilai usaha, yaitu
:

RTRW kota mataram tahun 2010-2030, bab 3 Rencana struktur ruang wilayah kota mataram.
3.2 Rencana pusat - pusat pelayanan di wilayah kota mataram.
5) Strategi pendekatan penanganan
Beberapa strategi yang kami lakukan dalam menghadapi permasalahan di atas
adalah :
Dengan adanya rencana pembangunan pedestrian strip dan cycle strip maka akan
disediakan lahan yang sudah direncanakan sebagai tempat untuk beristrihatnnya para
pengguna jalan pedestrian tersebut, dan lokasi ini akan di tata sedemikian rupa dengan
tampilan yang elegan dan higenis untuk mengganti usaha dan gerobak yang biasa dipakai
para pedagang kaki lima.

IV. 3. 2 Aspek nilai lahan


1) Potensi
Beberapa potensi yang dimiliki oleh kawasan jalan langko, yaitu :
Dari

padatnya bangunan oleh permukiman dan tingginya tingkat kepadatan penduduk

menjadikan jalan langko sebagai central prekonomian kota mataram, serta jalan langko
menjadi jalan primer yang menambah daya tarik investor.
2) Permasalahan
Beberapa permasalahan yang kami temui di kawasan jalan langko menurut aspek nilai lahan,
yaitu :
Hampir tidak adanya lahan kosong dan ruang terbuka, karena telah dipenuhi oleh bangunan bangunan pemerintah, permukiman, pertokoan, pendidikan, dll.
3) Dampak
Dampak dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut :
Tidak mampunya dalam merencanakan pembangunan yang sustinaible.

4) Substansi
Peraturan peraturan pembangunan yang berkaitan dengan aspek nilai lahan, yaitu :
RTRW kota mataram tahun 2010-2030, bab 3 Rencana struktur ruang wilayah kota mataram.
3.2 Rencana pusat - pusat pelayanan di wilayah kota mataram.
5) Strategi pendekatan penanganan
Strategi yang kami lakukan dalam mengatasi permasalahan permasalaha di atas, yaitu :
Penekanan pada pemerintah agar membatasi dalam perencanaan pembangunan di kawasan
jalan langko.

BAB V
KONSEP PENATAAN KAWASAN
peta penggunaan lahan pencitraan satelit.

Visi dan misi konsep kerekayasaan kawasan jalan langko, yaitu :


VISI
MISI

KONSEP PERENCANAAN KAWASAN JALAN LANGKO


1. Sarana cycle track dan jogging track
Cycle track
Merupakan fasilitas bagi public untuk sarana cycle treck
Untuk mengurangi kesembrautan pemarkiran dan mampu menambah efek positif dalam
penanganan ketertiban lalu lintas

Jogging track
Merupakan fasilitas bagi public untuk sarana jogging treck
Untuk mengurangi kesembrautan pemarkiran dan mampu menambah efek positif dalam
penanganan ketertiban lalu lintas

2. Jembatan penyebrangan
Berada di kawasan depan bangunan pra rencana gedung Islamic Center, untuk sarana
penyebrangan antara masjid At-Taqwadengan gedung Islamic Center
Bertujuan untuk menanggulangi kemacetan yang mampu terjadi, akibat lokasi gedung islamic
center yang kurang tepat yang berada berdekatan dengan sarana pendidikan dan peribadata

3.
4.
5.

6. Halte
Merenovasi dan menambahkan unit halte, agar mampu berfungsi secara optimal bagi
kehidupan masyarakat sekitar
Ditempatkan pada titik startegis di kawasan jalan langko.

6. Landmark kawasan
Ditempatkan berjejer di sepanjang kawasan jalan langko setiap 30 m.
Dimaksudkan sebagai penambah estetikaa kawasan dengan memadukan arsitektur modern
dan arsitektur traditional khas lombok, sehingga menampilkan suatu kawasan yang
berbudaya.

7. SARANA PERISTIRAHATAN
Merupakan sarana peristirahatan bagi pengguna sarana cycle track dan jogging track yang
sedang beraktifitas
Ditempatkan di titik titik tertentu di kawasan jalan langko

Tampak keselurahan konsep kerekayasaan kawasan jalan


langko
Tampak Siquen (tampak kiri)_

Tampak Siquen (tampak kanan)


Tampak siteplan

Anda mungkin juga menyukai