Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SGD

BLOK 9 LBM 3
KELOMPOK 1

Di susun oleh :
1. Aliefah rahmi purwaningrum
2. Anggriani
3. Isna amalia khoiriyah
4. Kummairoh
5. Latifatun aziza
6. Sefti puji rahayu
7. Tika sifaul jannan
8. Yuna silviana

4993311880
4993311882
4993311895
4993311898
4993311899
4993311910
4993311916
4993311925

Prodi D3 Kebidanan
Fakultas kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
T.A 2015-2016

Skenario
Seorang perempuan P1A0, 25 tahun, dengan riwayat persalinan spontan
ditolong oleh dukun 1 minggu yang lalu. Saat ini mengeluh badan panas
tinggi, nyeri pinggang disertai dengan cairan vagina berwarna hijau
kekuningan. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan:
-

Keadaan umum: komposmentis, tampak lemah.


Tanda vital : TD: 100/60 mmHg, nadi: 120x/menit, S: 39,5 , RR:
32X/menit
Pemeriksaan abdomen : TFU: 4 jari di atas symphis: konsistensi keras
Pemeriksaan ginekologi : inspeksi : lochea purulenta (+)
Pemeriksaan VT: nyeri goyang portio positif

Bidan sementara memberikan obat penurun panas, selanjutnya di rujuk ke


RS.

STEP 1
1. Lochea purulenta :
- Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk, cairan
yang keluar bertahap/ semakin banyak.
2. Nyeri goyang portio:
- Nyeri yang dirasakan saat portio di gerakkan atau di goyangkan pada
saat pemeriksaan VT.
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa pengertian dari infeksi pada masa nifas?


Sebutkan tanda dan gejala infeksi pada masa nifas!
Apasaja etiologi infeksi pada masa nifas?
Sebutkan faktor presdiposisi infeksi pada masa nifas!
Apa saja macam-macam infeksi pada masa nifas?
Jelaskan cara mendeteksi adanya infeksi pada masa nifas!
Mengapa pada infeksi masa nifas terjadi pengeluaran lochea
purulenta?
8. Jelaskan patogenesis infeksi pada masa nifas!
9. Bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas?
10.
Apa saja pemeriksaan laboratorium/ penunjang terkait infeksi
pada masa nifas?
11.
Bagaimana penatalaksanaan infeksi pada masa nifas?
12.
Bagaimana peran bidan dalam penanganan infeksi pada masa
nifas?

STEP 3
1. Apa pengertian dari infeksi pada masa nifas?
- Peradangan yang terjadi karena masuknya kuman pada organ genitalia
saat proses persalinan atau saat nifas.
2. Sebutkan tanda dan gejala infeksi pada masa nifas!
- Suhu badan meningkat >38 C berturut-turut selama 2 hari
- Nadi meningkat
- Lochea bertambah dan berbau
- Uterus mengalami subinvolusi, lembek dan nyeri
- Warna kulit daerah genitalia berubah ( lebih merah dari normal)
- Bengkak dan luka
- Demam
- Menggigil
- disfungsi organ genitalia
- nyeri pinggang
3.
-

4.
-

Apasaja etiologi infeksi pada masa nifas?


Tidak melakukan perawatan luka bekas episiotomi
Trauma jalan lahir
Sterilisasi penolong persalinan dan peralatan kurang
Terlalu sering melakukan VT
Persalinan lama (memberi kesempatan kuman untuk masuk ke dalam
jalan lahir)
Terdapat kuman anaerob (bacteriodis, prespoptretokok) dan aerob
(e.coli)
Sisi perlekatan plasenta yang besar,lembab, hangat dan basah
menyebabkan bakteri cepat berkembang biak.
Sebutkan faktor presdiposisi infeksi pada masa nifas!
Partus lama
Retensio sisa plasenta
Pembekuan darah pada rongga rahim
Teknik aseptik yang kurang tepat
Perawatan perineum yang kurang tepat.
Perdarahan
Kurang gizi
Anemia saat hamil

5. Apa saja macam-macam infeksi pada masa nifas?

a. Terlokalisir pada jalan lahir


Vaginitis :
Vulvitis
Endometritis : infeksi pada insersi plasenta
Servisitis : infeksi pada serviks
b. Menyebar ke daerah lain
Pembuluh darah : pyemia, septisemia (kuman masuk ke pembuluh
darah umum)
Limfe dan jalan lahir
c. Menyebar melalui permukaan endometrium
Endometritis, bisa menyebar ke perimetrium dan miometrium
d. Penyebaran melalui daerah lain
Salphingitis

6. Sebutkan diagnosa banding infeksi pada masa nifas!

7. Mengapa pada infeksi masa nifas terjadi pengeluaran lochea


purulenta?
8. Jelaskan patogenesis infeksi pada masa nifas!
9. Bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas?
- Perhatikan kondisi kesehatan (penuhi kebutuhan nutrisi)
- Lakukan pemeriksaan secara rutin
- Menjaga kebersihan jalan lahir
- Penolong persalinan
- Jangan terlalu sering melakukan VT
- Ruang persalinan harus bersih, kering
- Kebersihan alat
- Senam nifas
10.
Apa saja pemeriksaan laboratorium/ penunjang terkait infeksi
pada masa nifas?
11.
Bagaimana penatalaksanaan infeksi pada masa nifas? (untuk
obat berikan dosisnya)
- Berikan terapi antibiotik, analgetik, paracetamol
12.
Bagaimana peran bidan dalam penanganan infeksi pada masa
nifas?
- Memberikan penkes vulva hygiene
- Memberikan penkes kebutuhan nutrisi
- Mengevaluasi keadaan ibu secara bertahap
- Merujuk pasien dengan keadaan gawat darurat

STEP 4
Konsep map
Post partum 1

Dukun

Keluhan
(tanda dan gejala)

Deteksi dini

Pemeriksaan

Infeksi post partum

Penatalaksanaan

Bidan

STEP 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa pengertian dari infeksi pada masa nifas?


Sebutkan tanda dan gejala infeksi pada masa nifas!
Apasaja etiologi infeksi pada masa nifas?
Sebutkan faktor presdiposisi infeksi pada masa nifas!
Apa saja macam-macam infeksi pada masa nifas?
Jelaskan cara mendeteksi dan diagnose banding infeksi pada masa
nifas!
7. Mengapa pada infeksi masa nifas terjadi pengeluaran lochea
purulenta?
8. Jelaskan patogenesis infeksi pada masa nifas!
9. Bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas?
10.
Apa saja pemeriksaan laboratorium/ penunjang terkait infeksi
pada masa nifas?
11.
Bagaimana penatalaksanaan infeksi pada masa nifas?
12.
Bagaimana peran bidan dalam penanganan infeksi pada masa
nifas?
STEP 6
1. Apa pengertian dari infeksi pada masa nifas?
infeksi pada masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan
oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu
persalinan dan nifas
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.
2. Sebutkan tanda dan gejala infeksi pada masa nifas!
Peningkatan suhu tubuh (38 derajat celcius atau lebih) yang terjadi
antara hari ke 2-10 postpartum
Takikardia
Malaise umum
Nyeri
Lokia berbau tidak sedap
Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:
1)
Infeksi lokal
Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna
kulit, pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena
rasa nyeri, temperatur badan dapat meningkat.
2)
Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperatur meningkat, tekanan darah
menurun dan nadi meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa

sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan


involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.
Cunningham F G, MD.2007. Puerperal Infection dalam Williams
Obstetrics twenty-second edition. The McGraw-Hill Companies.
3. Apasaja etiologi infeksi pada masa nifas?
Infeksi nifasdapat disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam organ
kandungan maupun kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi.
Berdasarkan kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi :
1) ektogen (kuman datang dari luar)
2) autogen (kuman datang dari tempat lain)
3) endogen (kuman dari jalan lahir sendiri)
Selain itu infeksinifas juga dapat disebabkan :
1)
Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini
biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang
tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2)
Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan
orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya
menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi
sebab infeksi umum.
3)
Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius
4)
Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
Cunningham F G, MD.2007. Puerperal Infection dalam Williams
Obstetrics twenty-second edition. The McGraw-Hill Companies.
4. Sebutkan faktor presdiposisi infeksi pada masa nifas!
a. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti
perdarahan
banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga

b.

c.
d.

e.

infeksi
lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.
Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet terutama
dengan
ketuban pecah lama, korioamnionitis, persalinan traumatik,
kurang
baiknya proses pencegahan infeksi dan manipulasi yang
berlebihan.
Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun
perabdominam.
Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
dalam
rongga rahim.
Episiotomi atau laserasi.

Hayashi RH.2007. Obstetric Hemorrhage and Puerperal Sepsis dalam


Essentials of Obstetrics and Ginecology Fourth Edition . Elsevier
Saunders.

5. Apa saja macam-macam infeksi pada masa nifas?


Macam-macam infeksi nifas:
a)Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan
sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak,
jahitan mudah terlepas, dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mengeluarkan pus.
b)Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau
melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan,
terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari ulkus.
Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal
terbatas.
c)Servisitis
Infeksi servik juga sering terjadi, akan tetapi biasanya tidak
menimbulkan banyak gejala. Luka servik yang dalam, meluas, dan
langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang
menjalar ke parametrium.

d)Endometritis
Jenis infeksi yang paling sering adalah endometritis. Kuman-kuman
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta,
dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang
terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan
bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan
terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara
daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas
leukosit-leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium
dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
e)Septikemia dan piemia
Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang
sangat patogen biasanya Streptococcus haemolilyticusgolongan A.
Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian
karena infeksi nifas. Adanya septicemia dapat dibuktikan dengan jalan
pembiakan kuman-kuman dari darah. Pada piemia terdapat dahulu
tromboflebitis pada vena-vena di uterus serta sinus-sinus pada bekas
implantasi plasenta. Tromboflebitis ini menjalar ke vena uterina, vena
hipogastrika dan/atau vena ovarii. Dari tempat-tempat trombus itu
embolus kecil yang mengandung kuman-kuman dilepaskan. Tiap kali
dilepaskan, embolus masuk ke dalam peredaran darah umum dan
dibawa oleh aliran darah ke tempat-tempat lain, diantaranya paru,
ginjal, otak, jantung, dan mengakibatkan terjadinya abses-abses di
tempat-tempat tersebut. Keadaan ini dinamakan piemia
f)Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus
langsung mencapai peritonium dan menyebabkan peritonitis atau
melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum yang
menyebabkan parametritis ( selulitis pelvika).
g)Parametritis (selulitis pelvika)
Peritonitis dapat pula terjadi melalui salpingo-ooforitis atau selulitis
pelvika. Peritonitis mungkin terbatas pada rongga pelvis saja
(pelvioperitonitis)atau menjadi peritonitis umum. Peritonitis umum
merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan sepertiga dari
sebab kematian kasus infeksi.
h)Mastitis dan abses
Mastitis
adalah infeksi payudara. Meskipun dapat terjadi pada setiap wanita,
mastitis semata-mata komplikasi padawanita menyusui. Mastitis harus

i.

dibedakan dari peningkatan suhu transien dan nyeri payudara akibat


pembesaran awal karena air susu masuk ke dalam payudara.
Organisme yang biasa menginfeksi termasukS. aureus, streptococci
dan H.parainfluenzae.
Cedera payudara mungkin Karena memar karena manipulasi yang
kasar, pembesaran payudara, stasis air susu ibu dalam duktus, atau
pecahnya puting susu
Salfingitis
Salfingitis adalah peradangan dari adneksa. Terdiri dari salfingitis akut
dan kronik. Diagnosa dan gehala klinis hampir sama dengan
parametritis. Bila infeksi berlanjut dapat terjadi piosalfing

Saifuddin, A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro
Harjo

6. Jelaskan cara mendeteksi adanya infeksi pada masa nifas!


a. Perdarahan pervaginam >500 ml
b. Infeksi masa nifas
c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur eklamsi
d. Pembengkakan di wajah dan ektremtremitas
e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama kelelahan persalinan
h. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
i. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri
Diagnosa banding : Radang saluran pernapasan (bronkitis, pneumonia,
dan sebagainya), pielonefritis, dan mastitis
Yuni. 2009. 9. Deteksi dini Komplikasi pada Masa Nifas
7. Mengapa pada infeksi masa nifas terjadi pengeluaran lochea
purulenta?
8. Jelaskan patogenesis infeksi pada masa nifas!
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
1. Tangan pemeriksa atau penolong yang memakai sarung tangan
pada pemeriksaan dalam membawa bakteri yang sudah ada dalam
vagina kedalam uterus. Kemungkinan lain adalah sarung tangan dan
alat-alat lain yang dimasukkan dalam jalan lahir tidak sepenuhnya
bebas dari kuman-kuman.

2. Droplet Infecsion. Sarung tangan dan alat-alat terkena kontaminasi


bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau
pembantu-pembantunya. Oleh karena itu mulut dan hidung petugas
yang bekerja dalam kamar bersalin harus ditutup dengan masker,
dan penderita infeksi saluran nafas dilarang masuk kamar bersalin.
3. Dalam Rumah Sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal
dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kumankuman ini bisa dibawa oleh aliran udara keman-mana, antara lain
handuk, kain-kain dan alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan
untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
4. Koitus pada waktu akhir kehamilan tidak merupakan penyebab
penting terjadinya infeksi, kecuali apabila menyebabkan pecahnya
ketuban.
5. Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada
waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intrapartum biasanya
terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan
beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejala-gejala ialah
kenaikan suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan takikardia;
denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban biasa
menjadi keruh dan bau.
Hayashi RH.2007. Obstetric Hemorrhage and Puerperal Sepsis dalam
Essentials of Obstetrics and Ginecology Fourth Edition . Elsevier
Saunders.

9. Bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas?


a. Masa kehamilan
1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti
anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakitpenyakit yang diderita ibu.
2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi
yang perlu.
3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan
dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban.
Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin
masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga
supaya persalinan tidak berlarut-larut.

2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.


3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam
maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan
menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan
mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak
diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci
hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah
pecah.
c. Selama nifas
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,
begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan
dengan alat kandungan harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari
pertama dibatasi sedapat mungkin.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obsterri. Jakarta : EG

10. Apa saja pemeriksaan laboratorium/ penunjang terkait infeksi pada


masa nifas?
1. Jumlah sel darah putih (SDP)
2. Hemoglobin ( Hb / ht ), untuk mengetahui penurunan pada
adanya anemia
3. Kultur ( aerobik / anaerobik ) dari bahan intra uterus atau intra
servikal atau drainase luka atau pewarnaan gram dari lokhia
serviks dan uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
4. Urinalisis dan kultur : mengesampingkan interaksi saluran kemih
5. Ultrasonografi : menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta
yang tertahan, melokalisasi abses peritoneum.
6. Pemeriksaan biomanual : menentukan sifat dan lokasi nyari
pelvis. Masa atau pembentukan abses atau adanya vena-vena
dengan trombosis

11.

Ambarwati dan Wulandari, 2009, Asuhan Kebidanan NIFAS, MITRA


CENDEKA Press, Jogjakarta
Bagaimana penatalaksanaan infeksi pada masa nifas?

1. Pengobatan infeksi nifas


a. Sebaiknya segera dilakukan pembiakan ( kultur) dan sekret vagina
dari luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendaptkan
antibiotik yang tepat dalam pengobatan.
b. Lalu berikan dosis yang cukup dan adekuat.
c. Karena pemeriksa memberikan waktu lama berikan antibiotika
spektrum luas ( blood spectrum )
d. Pengobatan yang dapat mempertinggi daya tahan tubuh penderita
(infus, transfusi darah).
2. Pengobatan kemoterapi dan antibiotic
a. Kemasan sulfonamide
b. Trisulfa merupakan kombinasi dari suldizim 185, sulfa metazin 130
mg dan sulfa tiozol 183 mg.
c. Dosis insial 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian per oral.
d. Kemasan penisilin
e. Prokain-penisilin 1,2-2,4 juta im. Penisilin 6.500 satuan setiap 6 jam
atau metasilin 1 gr setiap 6 jam im ditambah dengan ampisilin
kapsul 4x250 mg/oral.
f. Tetrasiklin, entromisin dan khlorampenikol

Manajemen Umum Sepsis Puerperalis


1. Mengisolasi pasien yang diduga terkena sepsis puerpuralis dalam
pemberian pelayanan kebidanan. Tujuannya adalah untuk mencegah
penyebaran infeksi pada pasien lain dan bayinya.
2.
Pemberian antibiotik
Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48
jam, dan kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan :
a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan
c. metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.

Jika demam masih ada 72 jam setelah pemberian antibiotik di atas,


dokter akan mengevaluasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat
yang lebih tinggi mungkin diperlukan. Antibiotik oral tidak diperlukan
jika telah diberikan antibiotik IV.Jika ada kemungkinan pasien terkena
tetanus dan ada ketidakpastian tentang sejarah vaksinasi dirinya, perlu
diberikan tetanus toksoid.
3.
Memberikan banyak cairan
Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi,
membantu menurunkan demam dan mengobati shock. Pada kasus
yang parah, maka perlu diberikan cairan infus. Jika pasien sadar bisa
diberikan cairan oral.
4.
Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan
Fragmen plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis nifas.
Pada rahim, jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan
mengandung gumpalan darah, eksplorasi rahim untuk mengeluarkan
gumpalan dan potongan besar jaringan plasenta akan diperlukan. Tang
Ovum dapat digunakan, jika diperlukan.
5.
Keterampilan dalam perawatan kebidanan
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan untuk
membantu penyembuhannya. Berikut aspek perawatan yang penting:
-Istirahat
-standar kebersihan yang tinggi, terutama perawatan perineum dan
vulva
-antipiretik dan / atau spon hangat mungkin diperlukan jika demam
sangat tinggi
-monitor tanda-tanda vital, lokhia, kontraksi rahim, involusi, urin
output, dan mengukur asupan dan keluaran
-membuat catatan akurat
-mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang.
6.
Perawatan bayi baru lahir
Kecuali ibu sangat sakit, bayi baru lahir bisa tinggal dengannya.
Namun, tindakan pencegahan diperlukan untuk mencegah infeksi dari
ibu ke bayi. Pengamatan sangat penting untuk mengenali tanda-tanda
awal infeksi, karena infeksi pada neonatus dapat menjadi penyebab
utama kematian neonatal. Hal yang perlu diperhatikan :

-Mencuci tangan : jika ibu cukup baik kondisinya, penting untuk


mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi baru lahir
-Menyusui: jika ibu cukup baik, menyusui bisa diteruskan. Jika ibu
sangat
sakit,
dikonsultasikan
dengan
medis
praktisi
yang
mengkhususkan diri dalam perawatan bayi baru lahir.
-Ibu sangat sakit: jika tidak mungkin bagi bayi baru lahir dirawat oleh
ibu, saudara dekat mungkin tersedia bagi merawat bayi sampai ibu
cukup baik. Namun, harus ditekankan bahwa karena bayi yang baru
lahir juga berisiko dalam mengembangkan infeksi.
7.
Manajemen lebih lanjut
Jika tidak ada perbaikan dengan manajemen umum peritonitis di ata,
laparotomi akan dilakukan untuk mengalirkan nanah. Jika uterus
nekrotik dan sepsis, mungkin diperlukan histerektomi subtotal.
Ambarwati dan Wulandari, 2009, Asuhan Kebidanan NIFAS, MITRA
CENDEKA Press, Jogjakarta
12.
Bagaimana peran bidan dalam penanganan infeksi pada masa
nifas?
a. Mencegah infeksi
b. Melakukan rujukan
Bidan masih diperkenankan untuk memberikan antibiotik ringan
seperti penisilin, prepirat sulfa, dsb. Di samping itu perawatan luka
lokal perlu dilakukan sehingga menyerang penyebaran infeksinkala
nifas. Pada kasus dengan infeksi kala nifas yang berat sebaiknya
dirujuk dan dikonsultasikan sehingga mendapat pengobatan yang
adekuat
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

STEP 7
1. Apa pengertian dari infeksi pada masa nifas?

Infeksi nifas adalah infeksi bakteri traktus genitalia, terjadi sesudah


melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38C atau lebih selama 2hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan
Sumber: musbihin imam. 2006. Persiapan Menghadapi Persalinan. Penerbit
Infeksi-data-

2. Sebutkan tanda dan gejala infeksi pada masa nifas!


Infeksi pada perineum, vulva vagina, dan serviks
o Nyeri, panas pada tempat infeksi, kadang perih bila kencing, suhu
sekitar 38C, nadi dibawah 100x / menit. Bila luka terinfeksi tertutup
oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa
meningkat menjadi 39-40C, kadang disertai menggigil.
Endometritis
o Peningkatan suhu, uterus membesar, nyeri pada saat perabaan,
lembek.
Septikemia
o Suhu meningkat cepat pada 3 hari pp, biasanya disertai menggigil,
kemudian suhu berkisar 39-40C, KU buruk, nadi cepat ( 140-160x /
menit atau bisa lebih), meninggal dalam 6-7 hari pp, jika
hiduppiemia
Piemia
o Suhu meningkat berulang-ulang dengan cepat disertai menggigil,
lalu diikuti penurunan suhu.
Peritonitis
Demam, perutbawahnyeri, KU baik.
Sumber: repository.usu.ac.id
3. Apasaja etiologi infeksi pada masa nifas?
Infeksi nifasdapat disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam organ kandungan maupun
kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Berdasarkan kuman ke dalam organ
kandungan terbagi menjadi :
4) ektogen (kuman datang dari luar)
5) autogen (kuman datang dari tempat lain)
6) endogen (kuman dari jalan lahir sendiri)
Selain itu infeksinifas juga dapat disebabkan :
1)

Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2)
Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab
infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.
Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang
menjadi sebab infeksi umum.
3)
Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada
perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari
infeksi traktus urinarius
4)
Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini
lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari
luar rumah sakit.
Cunningham F G, MD.2007. Puerperal Infection dalam Williams Obstetrics twentysecond edition. The McGraw-Hill Companies.

4. Sebutkan faktor presdiposisi infeksi pada masa nifas!


a.
Persalinan lama, khususnya dengan pecahnya ketuban
b.
Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan
c.
Teknik aseptik tidak sempurna
d.
Bermacam2 pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya
pecahnya ketuban
e.
Tidak memperhatikan teknik cuci tangan
f. Manipulasi intra uteri (misal: eksplorasi uteri, pengeluaran plasenta
manual)
g.
Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang
tidak diperbaiki
h.
Hematoma
i. Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1000 ml
j. Pelahiran operatif terutama pelahiran seksio sesarea
k.
Retensi sisa plasenta atau membran janin
l. Perawatan perineum tidak memadai
m.
Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak
ditangani
n.
Semua keadaan yang dapat menurun daya tahan penderita, seperti
perdarahan banyak,pre-eklamsia, juga infeksi lain seperti: pneumonia,
penyakit jantung, dsb
Sumber: Notoatmojo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta:
rineka cipta. Cetakan I

5. Apa saja macam-macam infeksi pada masa nifas?


Macam-macam infeksi nifas:
a)Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya
membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, dan luka
yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
b)Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum.
Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah mengandung
nanah yang keluar dari ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi
tinggal terbatas.
c)Servisitis
Infeksi servik juga sering terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala.
Luka servik yang dalam, meluas, dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat
menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
d)Endometritis
Jenis infeksi yang paling sering adalah endometritis. Kuman-kuman memasuki
endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat
mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa
patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan
bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas kepingkeping nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat
terdapat lapisan terdiri atas leukosit-leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas
endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
e)Septikemia dan piemia
Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat patogen
biasanya Streptococcus haemolilyticusgolongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan
merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas. Adanya septicemia dapat
dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah. Pada piemia terdapat
dahulu tromboflebitis pada vena-vena di uterus serta sinus-sinus pada bekas implantasi
plasenta. Tromboflebitis ini menjalar ke vena uterina, vena hipogastrika dan/atau vena
ovarii. Dari tempat-tempat trombus itu embolus kecil yang mengandung kuman-kuman
dilepaskan. Tiap kali dilepaskan, embolus masuk ke dalam peredaran darah umum dan
dibawa oleh aliran darah ke tempat-tempat lain, diantaranya paru, ginjal, otak, jantung,
dan mengakibatkan terjadinya abses-abses di tempat-tempat tersebut. Keadaan ini
dinamakan piemia

f)Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus langsung mencapai
peritonium dan menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan di antara kedua lembar
ligamentum latum yang menyebabkan parametritis ( selulitis pelvika).
g)Parametritis (selulitis pelvika)
Peritonitis dapat pula terjadi melalui salpingo-ooforitis atau selulitis pelvika. Peritonitis
mungkin terbatas pada rongga pelvis saja (pelvioperitonitis)atau menjadi peritonitis
umum. Peritonitis umum merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan
sepertiga dari sebab kematian kasus infeksi.
h)Mastitis dan abses
Mastitis
adalah infeksi payudara. Meskipun dapat terjadi pada setiap wanita, mastitis semata-mata
komplikasi padawanita menyusui. Mastitis harus dibedakan dari peningkatan suhu
transien dan nyeri payudara akibat pembesaran awal karena air susu masuk ke dalam
payudara. Organisme yang biasa menginfeksi termasukS. aureus, streptococci dan
H.parainfluenzae.
Cedera payudara mungkin Karena memar karena manipulasi yang kasar, pembesaran
payudara, stasis air susu ibu dalam duktus, atau pecahnya puting susu
i)Salfingitis
Salfingitis adalah peradangan dari adneksa. Terdiri dari salfingitis akut dan kronik.
Diagnosa dan gehala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila infeksi berlanjut dapat
terjadi piosalfing

6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Saifuddin, A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo
Jelaskan cara mendeteksi infeksi pada masa nifas!
Perdarahan pervaginam >500 ml
Infeksi masa nifas
Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur eklamsi
Pembengkakan di wajah dan ektremtremitas
Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama kelelahan persalinan
Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri
Diagnosa banding : Radang saluran pernapasan (bronkitis, pneumonia,
dan sebagainya), pielonefritis, dan mastitis

Yuni. 2009. 9. Deteksi dini Komplikasi pada Masa Nifas


7. Mengapa pada infeksi masa nifas terjadi pengeluaran lochea
purulenta?

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perur bagian bawah
kemungkinan diagnosanya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus
setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian
ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses
pelvik, peritonitis, syok septik
Sumber: Ambarwati. 2008. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: mitra
cendikia

8. Jelaskan patogenesis infeksi pada masa nifas!


Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
o Tangan pemeriksa atau penolong yang memakai sarung tangan
pada pemeriksaan dalam membawa bakteri yang sudah ada dalam
vagina kedalam uterus. Kemungkinan lain adalah sarung tangan
dan alat-alat lain yang dimasukkan dalam jalan lahir tidak
sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
o Droplet Infecsion. Sarung tangan dan alat-alat terkena kontaminasi
bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau
pembantu-pembantunya. Oleh karena itu mulut dan hidung
petugas yang bekerja dalam kamar bersalin harus ditutup dengan
masker, dan penderita infeksi saluran nafas dilarang masuk kamar
bersalin.
o Dalam Rumah Sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal
dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kumankuman ini bisa dibawa oleh aliran udara keman-mana, antara lain
handuk, kain-kain dan alat-alat yang suci hama, dan yang
digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada
waktu nifas.
o Koitus pada waktu akhir kehamilan tidak merupakan penyebab
penting terjadinya infeksi, kecuali apabila menyebabkan pecahnya
ketuban.
o Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada
waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intrapartum biasanya
terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah
dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejala-gejala
ialah kenaikan suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan
takikardia; denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban
biasa menjadi keruh dan bau.

Hayashi RH.2007. Obstetric Hemorrhage and Puerperal Sepsis dalam


Essentials of Obstetrics and Ginecology Fourth Edition . Elsevier
Saunders.
9. Bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas?
a. Masa Kehamilan

Mengurangi atau mencegah faktor-faktor atau predisposisi seperti


anemia,
malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang
diderita ibu
Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang
perlu.
Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan
dilakukan dengan hati -hatikarena dapat menyebabkan pecahnya
ketuban.Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk ke dalam jalan
lahir.

b. Selama Persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin
masuknya
kuman-kuman dalam jalan lahir :
Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama / menjaga
supaya persalinan tidak berlarut-larut.
Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam


maupun per abdominan dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan
menjaga sterilitas.

Menjaga terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang


harus segera diganti dengan transfusi darah.

Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan


mulut dengan masker, yang menderita infeksi pernafasan tidak
diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.

Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci


hama.
Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi
dengan sterilisasi yang baik, apabila bila ketuban telah pecah.

C. Selama Nifas
Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu
pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat
kandungan harus steril.

Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan


khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari


pertama dibatasi sedapat mungkin.

10.
Apa saja pemeriksaan laboratorium/ penunjang terkait
infeksi pada masa nifas?
- Sepsis puerperalis Apusan (swab) vagina bagian atas dapat
dilakukan.
- Mastitis diambil sempel ASI dan harus segera dikirim untuk
pemeriksaaan bakteriologis
- Infeksi saluran kemih periksa specimen urine yang bersih.
Perhatikan: warna, reaksi, bau, protein, darah, pus
- Tromboflebitis untuk melakukan tes diperlukan keterampilan
tingkat lanjut dan teknologi yang mahal. Tes tersebut meliputi:
Ultrasound dengan menggunakan efek dopler untuk
mempelajari aliran bunyi dalam vena normal.
Venografi yang mencakup X-ray setelah injeksi radio opoque
dye
Perpustakaan nasional: katalog Dalam Terbitan (KDT).Safe motherhood:
sepsis puerperalis materi pendidikan kebidanan. Jkakarta: EGC. 2002
11.
Bagaimana penatalaksanaan infeksi pada masa nifas?
- Pengobatan infeksi nifas
a. Sebaiknya segera dilakukan pembiakan ( kultur) dan sekret vagina
dari luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendaptkan
antibiotik yang tepat dalam pengobatan.
b. Lalu berikan dosis yang cukup dan adekuat.
c. Karena pemeriksa memberikan waktu lama berikan antibiotika
spektrum luas ( blood spectrum )
d. Pengobatan yang dapat mempertinggi daya tahan tubuh penderita
(infus, transfusi darah).
- Pengobatan kemoterapi dan antibiotic
a. Kemasan sulfonamide

b. Trisulfa merupakan kombinasi dari suldizim 185, sulfa metazin 130


mg dan sulfa tiozol 183 mg.
c. Dosis insial 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian per oral.
d. Kemasan penisilin
e. Prokain-penisilin 1,2-2,4 juta im. Penisilin 6.500 satuan setiap 6 jam
atau metasilin 1 gr setiap 6 jam im ditambah dengan ampisilin kapsul
4x250 mg/oral.
f. Tetrasiklin, entromisin dan khlorampenikol
Manajemen Umum Sepsis Puerperalis
1. Mengisolasi pasien yang diduga terkena sepsis puerpuralis dalam
pemberian pelayanan kebidanan. Tujuannya adalah untuk mencegah
penyebaran infeksi pada pasien lain dan bayinya.
2.
Pemberian antibiotik
Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48
jam, dan kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan :
a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan
c. metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Jika demam masih ada 72 jam setelah pemberian antibiotik di atas,
dokter akan mengevaluasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat
yang lebih tinggi mungkin diperlukan. Antibiotik oral tidak diperlukan
jika telah diberikan antibiotik IV.Jika ada kemungkinan pasien terkena
tetanus dan ada ketidakpastian tentang sejarah vaksinasi dirinya, perlu
diberikan tetanus toksoid.
- Memberikan banyak cairan
Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi,
membantu menurunkan demam dan mengobati shock. Pada kasus
yang parah, maka perlu diberikan cairan infus. Jika pasien sadar bisa
diberikan cairan oral.
- Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan
Fragmen plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis nifas.
Pada rahim, jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan
mengandung gumpalan darah, eksplorasi rahim untuk mengeluarkan
gumpalan dan potongan besar jaringan plasenta akan diperlukan. Tang
Ovum dapat digunakan, jika diperlukan.
- Keterampilan dalam perawatan kebidanan
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan untuk
membantu penyembuhannya. Berikut aspek perawatan yang penting:
-Istirahat

-standar kebersihan yang tinggi, terutama perawatan perineum dan


vulva
-antipiretik dan / atau spon hangat mungkin diperlukan jika demam
sangat tinggi
-monitor tanda-tanda vital, lokhia, kontraksi rahim, involusi, urin
output, dan mengukur asupan dan keluaran
-membuat catatan akurat
-mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang.
- Perawatan bayi baru lahir
Kecuali ibu sangat sakit, bayi baru lahir bisa tinggal dengannya.
Namun, tindakan pencegahan diperlukan untuk mencegah infeksi dari
ibu ke bayi. Pengamatan sangat penting untuk mengenali tanda-tanda
awal infeksi, karena infeksi pada neonatus dapat menjadi penyebab
utama kematian neonatal. Hal yang perlu diperhatikan :
-Mencuci tangan : jika ibu cukup baik kondisinya, penting untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi baru lahir
-Menyusui: jika ibu cukup baik, menyusui bisa diteruskan. Jika ibu
sangat
sakit,
dikonsultasikan
dengan
medis
praktisi
yang
mengkhususkan diri dalam perawatan bayi baru lahir.
-Ibu sangat sakit: jika tidak mungkin bagi bayi baru lahir dirawat oleh
ibu, saudara dekat mungkin tersedia bagi merawat bayi sampai ibu
cukup baik. Namun, harus ditekankan bahwa karena bayi yang baru
lahir juga berisiko dalam mengembangkan infeksi.
- Manajemen lebih lanjut
Jika tidak ada perbaikan dengan manajemen umum peritonitis di ata,
laparotomi akan dilakukan untuk mengalirkan nanah. Jika uterus
nekrotik dan sepsis, mungkin diperlukan histerektomi subtotal.
Ambarwati dan Wulandari, 2009, Asuhan Kebidanan NIFAS, MITRA
CENDEKA Press, Jogjakarta
12.
Bagaimana peran bidan dalam penanganan infeksi pada
masa nifas?
a. Pencegahan infeksi nifas:
Perbaikan anemia
Membatasi masuknya kuman
Alat yang digunakan harus steril
Jangan merawat pasien dengan tanda-tanda nifas
b. Penanganan infeksi nifas
Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4kali/hari
Berikan terapi antibiotic
Perhatian diet
Lakukan tranfusi darah bila perlu

Mengenali secara tepat tanda dan gejala serta melakukan


pertolongan pertama atau merujuknya.
Sumber: Syafrudin;Hamidah. 2007. KebidananKomunitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai