PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat,
90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya
penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15
tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala
varisela semakin bertambah berat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.2.1 Apa pengertian varicella?
1.2.2 Bagaimana etiologi varicella?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi varicella?
1.2.4 Bagaimana manisfestasi klinis varicella?
1.2.5 Bagaimana pemeriksaan diagnostic varicella?
1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan varicella?
1.2.7 Bagaimana komplikasi pada varicella?
1.2.8 Bagaimana asuhan keperawatan penyakit varicella?
1.2.9 Bagaimana satuan acara pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat memiliki tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan pengertian varicella
1.3.2 Mendeskripsikan etiologi varicella
1.3.3 Mendeskripsikan patofisiologi varicella
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela
1.4
Manfaat Penulisan
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa agar lebih memahami konsep
asuhan keperawatan varicella dan satuan acara pendidikan varisela. Serta makalah ini
juga bermanfaat untuk kelangsungan proses belajar yang dilakukan secara SGD.
Sehingga mahasiswa bisa lebih berkompeten.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 .1 Pengertian
Varisela disebabkan oleh virus Herpes varicella atau disebut juga varicella zosper
virus (VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit
primer VZV, yang pada umumnya menyerang anak. Sedangkan herpes zosper atau
shingles merupakan suatu reaktivitas infeksi endogen pada peide laten VZV, umumnya
menyerang dewasa atau anak yang menderita defisiensi imun. Varisela sebagai penyakit
virus pada anak sangat menular, lebih menular daripada perotitis, tetapi kurang menular
bila dibandingkan dengan campak (Sumarmo, 2002)
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
2.2
Etiologi
Varisela disebabkan ole Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk 8 jenis
Herpes Virus dari family herpesviridae. Virus masuk tubuh melalui mukosa saluran
nafas bagian atas atau orofaring dan menyebar ke pembuluh darah dan limfe (viremia
pertama). Satu minggu kemudian virus kembali menyebar melalui pembuluh darah
(viremia kedua) dan timbul gejala demam dan malaise. Penyebaran ke seluruh tubuh
terutama kulit dan mukosa. Lesi kulit muncul tidak bersamaan, sesuai dengan siklus
viremia. Pada keadaan normal siklus ini berakhir setelah 3 hari akibat adanya kekebalan
hormonal dan selular spesifik.
Klasifikasi varisela:
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
a. Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis
sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela
congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu
menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali
menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi
varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu
dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
a. Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai
2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita
varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG),
kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat
lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena
mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga
lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus
diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila
timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari
walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis,
pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir
intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir
harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela
neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.
2.3
Patofisiologi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di
sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus
bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak
terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh
yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan
mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 3 minggu bekas
pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang
ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan
diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini
masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui
kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke
jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan
pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya
terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin
empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada
umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di
Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh
persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin
bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.
Varicella (chickenpox)
Latency
Reactivation
Zoster (shingles)
Hepato/spletomegali
Demam akut
Aktifitas komplemen
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Mendesak
rongga
abdomen
tubuh
Hipertermi
Permeabilitas dinding
kapiler meningkat
Mual, muntah
Resiko infeksi
Luka pada kulit
2.5
Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.
2.6
Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi
khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering
menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari
kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat
timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk
dilihat.
Umum:
1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada
air mandi.
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.
a. Jangan menggaruk vesikel.
b. Kuku jangan dibiarkan panjang.
c. Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit,
jangan digosok.
Farmakoterapi:
1. Antivirus dan Asiklovir
- Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita
leukemia atau
Diberikan dengan dosis 5 x 400 mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup
baik
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela
2.7
Komplikasi
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa
infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :
1.
Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada
2.
anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.
Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih
mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan
otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan,
kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan
menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius
seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk
dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia,
karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan
darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital,
sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat
menyebabkan varisela congenital pada neonatus.
BAB III
PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi mengenai
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial, dan
lingkungan. (Nasrul Effendi, 1995 : 18).
1.
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan,
pendidikan, agama, suku, alamat, tanggal MRS, nomor register dan ruangan,
2.
3.
Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit kusta biasanya adanya bercak-bercak merah disertai
hiper anastesi dan odema pada ektrimitas pada bagian perifer seperti
tangan,kaki serta bisa juga terjadi peningkatan suhu tubuh.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah penderita pernah menderita alergi, infeksi sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya merupakan penyakit menular maka anggota keluarga
mempunyai resiko beasar tertular dengan kontak lama.
d. Riwayat psikososial
Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari
tubuhnya terdapar ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian
dari wajahnya yang banyak terdapat ruam
10
11
b.
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan tahanan
2. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan
Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
3. Makan/cairan
Tanda : anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori
Gejala : kesemutan area bebas
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal,
kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan
5. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
6. Keamanan
Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari sehubungan
dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit
12
koyakan, friksi)
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah
Dx keperawatan
Hypertermi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan1. Observasi TTV : suhu, TTV merupakan
berhubungan
tindakan
dengan penyakit
keperawatan
nadi,
tekanan
acuan
darah,
/ tirah baring
terjadinya
metabolisme
untuk penyembuhan
13
tipis
dan
membantu
mengurangi
menyerap keringat
penguapan tubuh
6. Monitor
dan
catat
intake dan output dan
Peningkatan intake cairan
berikan
cairan
intravena
sesuai perlu
untuk
mencegah
dehidrasi
program medic
7. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian
2
Kerusakan
antipiretik
Setelah dilakukan1. Terapkan
pencegahan
berhubungan
dekubitus.
dengan
mekanik
keperawatan
2. Atur
obat
menurunkan suhu tubuh
prinsip Prinsip pencegahan luka
luka dekubitus, meliputi
mengurangi atau merotasi
posis
pasien
senyaman mungkinn
Balut
dekubitus
Luka yang lembab dapat
luka
dengan
balutan
yang
mempercepat kesembuhan.
mempertahankan
Kriteria Hasil:
kelembaban lingkungan
sembuh
dengan
waktu
dalam
Gangguan
baru
citra Setelah dilakukan1. Bantu memaksimalkan
tubuh
tindakan
berhubungan
keperawatan
kemampuan
Memanfaatkan kemampuan
yang
14
Kriteria Hasil:
-pasien
tetap
percaya
diri
setelah
adanya
Ansietas
pada tubuh
Setelah dilakukan1. Jelaskan
berhubungan
tindakan
dengan
tentang
dan
kesempatan
mengenai
Kurang keperawatan
pengetahuan
kembali Memberikan
patofisiologi
persepsi
kondisi terjadi
mengklarifikasi
adanya
kesalahan
dan
keadaan
kebutuhan pemahaman
pengobatan
kondisi
dan
kebutuhan
pengobatan
2. Tinjau kembali
Kriteria Hasil:
-pasien
dan
keluarga
kecemasan keluarga
pasien
mengetahui
kondisi
dan
kebutuhan
5
pengobatan
tinggi Setelah dilakukan1. Tekankan
Resiko
terjadi
infeksi tindakan
berhubungan
pentingnya Mencegah
keperawatan
baik
untuk
semua
kontaminasi
di
mencapai
penyembuhan luka
tepat waktu dan
tidak demam
Kriteria Hasil:
-tidak
3.
tangan,
masker
dan
masuknya
terdapat erupsi.
5. Bersihkan
jaringan
(termasuk
pecahnya
baik
untuk
pertumbuhan bakteri.
nekrotik / yang lepas Meningkatkan
penyembuhan.
lepuh)
6. Awasi tanda vital
Indikator terjadinya infeksi.
6
Ketidakseimbanga
kebutuhan keperawatan
tubuh
selama 2 x 24 jam
berhubungan
di
dengan
intake
makanan
kurang
yang
sekunder
terhadap
anoreksia,
dan muntah
mual
factor-faktor penyebab
kurangnya
mana
intake
pemberian antiematik
3.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya :
1. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ;
ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta
dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela
16
2. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang
muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994,4).
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (US.
Midar H, dkk, 1989).
Klien mengatakan suhu tubuh panas normal dengan suhu thermometer aksila 36oC
Klien mengatakan luka selasi tepat pada waktu denganperawatan luka yang benar
Klien merasa percaya diri kembali
Klien dan keluarga klien mengetahui tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
Mengurangi resiko terjadinya infeksi luka
Kebutuhan nutris klien terpenuhi dengan berat badan batas normal
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Varisela disebabkan
oleh virus Herpes varicella atau disebut juga varicella zosper virus (VZV). Varisela
terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit primer VZV, yang pada
umumnya menyerang anak.
Pemeriksaan Diagnostik antara lain:
1)
2)
3)
4)
4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.
Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta.
NANDA NIC-NIC. Huda Amin N., Hardhi Kusuma, (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Edisi Revisi. Jilid 2: Media Action. Jakarta
Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7
Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html
Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl
19
20
Sasaran
Waktu
: 10.00-10.35
Hari/Tanggal
Tempat
I.
II.
III.
SASARAN
- Orang tua anak
- Orang dewasa
IV.
MATERI
Terlampir yang berisi tentang:
1. Pengertian varisela
2. Penyebab dan tanda gejala varisela
3. Cara mengobati dan komplikasi varisela
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
MEDIA
1. LCD (Powerpoint)
2. Leaflet
V.
VI.
VII.
ORGANISASI
1. Ketua Pelaksana
Tugas
2. Penyaji
Tugas
21
3. Observer
Tugas
: Chytia Nansi T.
: mengamati serta memberikan masukan dan
kritik jalannya acara mulai dari awal acara
sampai terakhir.
5. Moderator
Tugas
VIII.
: Diah Ayu R.
: Desintia Arum W.
: memoderatori jalannya penyuluhan
SETTING TEMPAT
1. Gambar denah
Keterangan:
: Fasilitator
: Penyaji
: Penanggung jawab
: Observer
: Audien/anak usia dewasa
IX.
REFRENSI
Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta.
Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7
X.
NO.
PROSES PELAKSANAAN
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
22
1.
5 menit
Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan
Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang
2.
15 menit
Memperhatikan
akan diberikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang
Memperhatikan
pengertian varisela
Menjelaskan tentang apa
Memperhatikan
varisela
Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
3.
10
Evaluasi :
Menit
Menjawab pertanyaan
5 menit
menjawab pertanyaan.
Terminasi :
Mengucapkan terimakasih
Mendengarkan
23
Mengucapkan salam
Menjawab salam
penutup
XI.
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Audiens hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai desa Gemekan
gang 1 Sooko Mojokerto
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
Audiens antusias terhadap materi penyuluhan
Audiens tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
Audiens mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari
penyaji secara benar
3. Evaluasi Hasil
Audiens mengetahui tentang pengertian varisela, penyebab, tanda dan
24
Lampiran Materi
PENYAKIT VARISELA
1. Pengertian
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintikbintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air
atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang
kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi
terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).
2. Penyebab
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus
V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini
mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak
dengan virus V-Z akan terjadi varisela kemudian setelah penderita varisela tersebut
sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis)
dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.
Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela
dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan
biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.
3. Tanda dan gejala
-
Pusing.
Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit
yang terangkat karena terbakar).
25
4. Pengobatan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan
terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru
sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahantahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk
hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak
menarik untuk dilihat.
Umum
1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik
pada air mandi.
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.
- Jangan menggaruk vesikel.
- Kuku jangan dibiarkan panjang.
- Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda
kulit,jangan digosok.
Farmakoterapi
1. Antivirus dan Asiklovir
-
Jangan berikan aspirin pada anak, pemakaian aspirin pada infeksi virus
(termasuk virus
26
27
NO
1
NAMA
ALAMAT
1
TANDA TANGAN
2
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
28
JURNAL
Judul
Penyusun
Tujuan
Hasil
: Penelitian ini memberikan bukti yang cukup bahwa vaksin varisela yang
dilemahkan (galur Okta) aman, imunogenik, dan ditoleransi dengan baik
pada anak sehat usia 1 sampai dengan 12 tahun sesuai yang dilaporkan para
peneliti dari Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Penelitian ini menunjukkan
baik GMT titer antibodi anti varisela maupun serokonversi (99,3%) tidak
berbeda dari yang dilaporkan di Afrika Selatan (100%)9 dan Finlandia
(98,6%).
29