Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat,
90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya
penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15
tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala
varisela semakin bertambah berat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.2.1 Apa pengertian varicella?
1.2.2 Bagaimana etiologi varicella?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi varicella?
1.2.4 Bagaimana manisfestasi klinis varicella?
1.2.5 Bagaimana pemeriksaan diagnostic varicella?
1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan varicella?
1.2.7 Bagaimana komplikasi pada varicella?
1.2.8 Bagaimana asuhan keperawatan penyakit varicella?
1.2.9 Bagaimana satuan acara pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat memiliki tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan pengertian varicella
1.3.2 Mendeskripsikan etiologi varicella
1.3.3 Mendeskripsikan patofisiologi varicella
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

1.3.4 Mendeskripsikan manisfestasi varicella


1.3.5 Mendeskripsikan pemeriksaan diagnostic varicella
1.3.6 Mendeskripsikan penatalaksanaan varicella
1.3.7 Mendeskripsikan komplikasi pada varicella
1.3.8 Mendeskripsikan asuhan keperawatan penyakit varicella
1.3.9 Mendeskripsikan satuan acara pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella

1.4

Manfaat Penulisan
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa agar lebih memahami konsep
asuhan keperawatan varicella dan satuan acara pendidikan varisela. Serta makalah ini
juga bermanfaat untuk kelangsungan proses belajar yang dilakukan secara SGD.
Sehingga mahasiswa bisa lebih berkompeten.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 .1 Pengertian
Varisela disebabkan oleh virus Herpes varicella atau disebut juga varicella zosper
virus (VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit
primer VZV, yang pada umumnya menyerang anak. Sedangkan herpes zosper atau
shingles merupakan suatu reaktivitas infeksi endogen pada peide laten VZV, umumnya
menyerang dewasa atau anak yang menderita defisiensi imun. Varisela sebagai penyakit
virus pada anak sangat menular, lebih menular daripada perotitis, tetapi kurang menular
bila dibandingkan dengan campak (Sumarmo, 2002)
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)

2.2

Etiologi
Varisela disebabkan ole Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk 8 jenis
Herpes Virus dari family herpesviridae. Virus masuk tubuh melalui mukosa saluran
nafas bagian atas atau orofaring dan menyebar ke pembuluh darah dan limfe (viremia
pertama). Satu minggu kemudian virus kembali menyebar melalui pembuluh darah
(viremia kedua) dan timbul gejala demam dan malaise. Penyebaran ke seluruh tubuh
terutama kulit dan mukosa. Lesi kulit muncul tidak bersamaan, sesuai dengan siklus
viremia. Pada keadaan normal siklus ini berakhir setelah 3 hari akibat adanya kekebalan
hormonal dan selular spesifik.
Klasifikasi varisela:
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
a. Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis
sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu
menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali
menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi
varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu
dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
a. Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai
2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita
varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG),
kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat
lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena
mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga
lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus
diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila
timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari
walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis,
pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir
intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir
harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela
neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.

2.3

Patofisiologi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di
sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus
bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak
terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh
yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 3 minggu bekas
pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang
ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan
diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini
masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui
kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke
jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan
pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya
terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin
empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada
umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di
Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh
persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin
bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

Primary infection with


varicella zosper virus

Varicella (chickenpox)

Latency

Reactivation

Zoster (shingles)

Zoster sine herpete

Viremia (antibody virus)

Hepato/spletomegali

Demam akut

Aktifitas komplemen

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Mendesak
rongga
abdomen
tubuh

Hipertermi

Pelepasan omatila toksin

Permeabilitas dinding
kapiler meningkat

Mual, muntah
Resiko infeksi
Luka pada kulit

Kebocoran plasma endotel


Gangguan citra tubuh
2.4 Manifestasi Klinis
1. Stadium
Prodromal
Penumpukan cairan ekstra
Postherpetic
neuralgia
HT meningkat
Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnyavaskuler
ruam kulit
disertaiserosa
+ rongga
demam, malaise. Pada anak lebih besar dan dewasa didahului oleh demam selama 2Imunnyeri
menurun
3 hari sebelumnya, menggigil, malaise,
kepala, anoreksia, nyeri punggung, dan
Nyeri
Edema ekstremitas dan
beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk
jaringan ikat rongga, timbul
2. Stadium Erupsi
bula
kulit muncul di muka dan kulit kepala, badan, dan ekstremitas. Penyebaran
Kurang Ruam
pengetahuan
lesi varisela menjadi krusta 8-12 jam dan akan lepas dalam waktu 1-3 minggu
tergantung kepada dalamnya kelainan kulit.
Ansietas
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

Kerusakan integritas kulit

2.5

Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.

2.6

Isolasi virus (3-5 hari)


PCR
ELISA
FAMA

Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi
khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering
menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari
kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat
timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk
dilihat.
Umum:
1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada
air mandi.
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.
a. Jangan menggaruk vesikel.
b. Kuku jangan dibiarkan panjang.
c. Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit,
jangan digosok.
Farmakoterapi:
1. Antivirus dan Asiklovir
- Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita
leukemia atau

penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.

Diberikan dengan dosis 5 x 400 mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup
baik
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

- Parasetamol atau ibuprofen.


- Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus
(termasuk virus

varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal,

yaitu Syndrom Reye.


3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
Pengobatan tropical tergantung pada stadium, pada 5 stadium besikal diberikan
bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infekel sekunder.
(Arif Mansjoer, 2000 : 129)
6. Defisiensi imunitas diberikan antiviral/imunostrimulator seperti isoprinosin. Satu
tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari, dengan dosisi maksimum
3000 mg sehari. Umumnya dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet
sehari. Lama pengobatan sampai penyakit membaik. Obat ini diberikan jika lama
penyakitnya telah lebih 3 hari.
7. Untuk mencegah fibrosis ganglion diberikan kortikosteroid.
Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila
diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
- Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa
saat sebelum atau sesudah melahirkan

2.7

Komplikasi
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa
infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :
1.

Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada

2.

anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.
Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih
mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan
otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan,

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan
menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius
seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk
dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia,
karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan
darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital,
sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat
menyebabkan varisela congenital pada neonatus.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

BAB III
PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi mengenai
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial, dan
lingkungan. (Nasrul Effendi, 1995 : 18).
1.

Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan,
pendidikan, agama, suku, alamat, tanggal MRS, nomor register dan ruangan,

2.

serta orang yang bertanggung jawab.


Keluhan utama
Pada umumnya pasien dengan varisela keluhannya adalah badan terasa
demam seperti akan flu dan terdapat ruam yang berisi air di sekitar tubuhnya.
Anoreksia dan malaise.

3.

Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit kusta biasanya adanya bercak-bercak merah disertai
hiper anastesi dan odema pada ektrimitas pada bagian perifer seperti
tangan,kaki serta bisa juga terjadi peningkatan suhu tubuh.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah penderita pernah menderita alergi, infeksi sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya merupakan penyakit menular maka anggota keluarga
mempunyai resiko beasar tertular dengan kontak lama.
d. Riwayat psikososial
Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari
tubuhnya terdapar ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian
dari wajahnya yang banyak terdapat ruam

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

10

4. Pola Aktivitas Sehari--hari


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pada umumnya pada pola presepsi pada klien varisela mengalami gangguan
terutama pada body image, penderita merasa rendah diri dan merasa
terkucilkan karena benjolan yang berisi cairan tersebut bisa menular kapada
yang lainnya.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien varisela mengalami kurang makan atau penurunan nafsu makan dan
mual muntah
c. Pola eliminasi
Pada Pola eleminasi alvi dan uri pada pasien tidak ada kelainan.
d. Pola istirahat dan tidur
Pada klien varisela mengalami gangguan kebutuhan tidur dan istirahan
disebabkan oleh pikiran stress, lesi dan ruam pada kulit serta terjadi
peningkatan suhu tubuh yang diikuti rasa nyeri.
e. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien varisela dalam aktifitas ada gangguan dalam hal
interaksi sosial dengan masyarakat biasanya pasien mengurung diri karena
penyakitnya yang menular jika terkena cairannya
f. Pola persepsi dan konsep diri
Presepsi klien tentang penyakitnya

dan bagaimana konsep dalam

menghadapi penyakitnya yang diderita.


g. Pola sensori dan kognitif
Pada umumnya penderita varisela tidak mengalami gangguan hanya
nyeri pada kulit saat di sentuh
h. Pola reproduksi seksual
Pada umumnya pada pola produksi seksual klien tidak mengalami
gangguan.
i. Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien varisela untuk sementara menjauh dari orang
sekitar sampai sembuh agar yang lain tertulat oleh virusnya
j. Pola penanggulangan stress
Bagaimana mana klien menghadapi masalah yang dibebani sekarang
dan cara penanggulangannya.
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

11

k. Pola nilai dan kepercayaan


Tidak adan perubahan dalam melaksanakan ibadah sebagai dampak
dari penyakit yang dideritanya.
5. Pemeriksaan Fisik
a.

Pemeriksaan kulit dan membrane mokosa


Terdapat lesi dan ruam pada kulit mulai dari makula eritematosa yang
muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi
vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara
sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada
mukosa, palatum dan konjunctiva. Pada pengkajian kulit adanya
vesikel-vesikel yang nyeri pada saat di pegang. Ketika di palpasi
terdapat tonjolan yang tidak rata dengan permukaan kulit.

b.

Pemeriksaan tanda-tanda vital


Pada pemeriksaan tanda-tanda vital terjadi peningkatan suhu tubuh
antara 38oC sampai 39oC

1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan tahanan
2. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan
Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
3. Makan/cairan
Tanda : anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori
Gejala : kesemutan area bebas
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal,
kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan
5. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
6. Keamanan
Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari sehubungan
dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit

3.2 Diagnosa Keperawatan


Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil
pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokan menjadi
diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Budianna Keliat, 1994,1)

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

12

Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnose keperawatan utama pada


pasien varisela mencakup hal-hal berikut;
1. Hypertermi berhubungan dengan penyakit
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis tekanan,
3.
4.
5.
6.

koyakan, friksi)
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah

3.3 Intervensi keperawatan


Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, dibuat rencana tindakan untuk
mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah klien.(Budianna Keliat, 1994, 16).
Maka rencana keperawatan yang dapat dirumuskan antara lain :
No
1

Dx keperawatan
Hypertermi

Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan1. Observasi TTV : suhu, TTV merupakan

berhubungan

tindakan

dengan penyakit

keperawatan

nadi,

tekanan

acuan

darah,

untuk mengetahui keadaan


pernapasan
umum pasien
2. Berikan
penjelasan
Keterlibatan keluarga sangat
selama 1 x 24 jam
tentang
penyebab
menujukan
berarti
dalam
proses
demam
atau
temperatur dalam
penyembuhan pasien di
peningkatan suhu tubuh
batas
normal
3. Beri kompres hangat di rumah sakit
Kompres
hangat
(36oC)
daerah ketiak dan dahi
Kriteria Hasil:
memberikan
efek
-pasien
tidak
vasodilatasi pembuluh darah
panas, suhu dalam
sehingga
dapat
batas
normal
meningkatkan pengeluaran
(36oC)
panas tubuh melalui pori4. Anjurkan klien untuk pori
Mencegah
istirahat di tempat tidur
peningkatan

/ tirah baring

terjadinya
metabolisme

tubuh dan membantu proses


5. Anjurkan

untuk penyembuhan

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

13

menggunakan pakaian Pakaian yang tipis akan


yang

tipis

dan

membantu

mengurangi

menyerap keringat
penguapan tubuh
6. Monitor
dan
catat
intake dan output dan
Peningkatan intake cairan

berikan

cairan

intravena

sesuai perlu

untuk

mencegah

dehidrasi
program medic
7. Kolaborasi
dengan
dokter

dalam

pemberian
2

Kerusakan

antipiretik
Setelah dilakukan1. Terapkan

integritas jaringan tindakan

pencegahan

berhubungan

dekubitus.

dengan
mekanik

keperawatan

2. Atur

tekanan, koyakan, penyembuhan


friksi)

obat
menurunkan suhu tubuh
prinsip Prinsip pencegahan luka
luka dekubitus, meliputi
mengurangi atau merotasi

faktor selama 2 x 24 jam


(mis mencapai

tepat waktu dan


adanya regenerasi
jaringan
-luka

posis

pasien

tekanan dari jaringan lunak.


Meminimalkan terjadinya

senyaman mungkinn

jaringan yang terkena

Balut

dekubitus
Luka yang lembab dapat

luka

dengan

balutan

yang
mempercepat kesembuhan.

mempertahankan

Kriteria Hasil:

Antipiretik berfungsi dalam

kelembaban lingkungan

sembuh

dengan
waktu

diatas dasar luka.


tepat Kolaborasi
dengan
dokter

dalam

Mengurangi ruam terjadi


akibat infeksi pada kulit

-adanya regenerasi pemberian obat salep


jaringan kulit yang antibiotika
3

Gangguan

baru
citra Setelah dilakukan1. Bantu memaksimalkan

tubuh

tindakan

berhubungan

keperawatan

kemampuan

Memanfaatkan kemampuan

yang

dapat menutupi kekurangan.


dimiliki pasien saat ini.
2. Eksplorasi
aktivitas
dengan luka pada selama 1 x 24 jam
Memfasilitasi
dengan
baru
yang
dapat
kulit
pasien
dapat
memanfaatkan keletihan.
dilakukan.
menerima keadaan
tubuhnya
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

14

Kriteria Hasil:
-pasien

tetap

percaya

diri

setelah

adanya

adanya bekas luka


4

Ansietas

pada tubuh
Setelah dilakukan1. Jelaskan

berhubungan

tindakan

dengan
tentang
dan

kesempatan

mengenai

Kurang keperawatan

pengetahuan

kembali Memberikan

patofisiologi

persepsi

selama 1 x 24 jam prognosis penyakit

kondisi terjadi

mengklarifikasi

adanya

kesalahan

dan

keadaan

penyakit yang ada sesuai

kebutuhan pemahaman

pengobatan

kondisi

dengan yang ditangani


Tidak
ada
pemahaman

dan

kebutuhan
pengobatan

obat- terhadap obat-obatan yang

2. Tinjau kembali

Kriteria Hasil:
-pasien

obat yang didapat

dapat merupakan penyebab

dan

keluarga

kecemasan keluarga

pasien

mengetahui
kondisi

dan

kebutuhan
5

pengobatan
tinggi Setelah dilakukan1. Tekankan

Resiko
terjadi

infeksi tindakan

berhubungan

pentingnya Mencegah

teknik cuci tangan yang

keperawatan

baik

untuk

semua

kontaminasi

silang, menurunkan resiko


infeksi

dengan kerusakan selama 2 x 24 jam individu yang datang


jaringan kulit

di
mencapai

harapkan kontak dengan pasien.


2. - Gunakan skort, sarung

penyembuhan luka
tepat waktu dan
tidak demam
Kriteria Hasil:
-tidak

3.

tangan,

masker

dan

teknik aseptic, selama


perawatan kulit.
Awasi atau batasi Mencegah

masuknya

pengunjung bila perlu. organisme infeksius


terjadi4. Cukur atau ikat rambut Mencegah
kontaminasi

infeksi pada luka

di sekitar daerah yang

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

silang dari pengunjung.


15

terdapat erupsi.

rambut merupakan media


yang

5. Bersihkan

jaringan

(termasuk

pecahnya

baik

untuk

pertumbuhan bakteri.
nekrotik / yang lepas Meningkatkan
penyembuhan.

lepuh)
6. Awasi tanda vital
Indikator terjadinya infeksi.
6

Ketidakseimbanga

Setelah dilakukan Obervasi TTV pasien

n nutrisi kurang tindakan


dari

Kaji status nutrisi dan

kebutuhan keperawatan

tubuh

selama 2 x 24 jam

berhubungan

di

dengan

intake

makanan
kurang

yang
sekunder

terhadap
anoreksia,
dan muntah

mual

factor-faktor penyebab
kurangnya

Mengetahui status keadaan


umum pasien
Mengetahui sejauh

mana

perkembangan dari keadaan

intake

pasien. Dan perubahan yang


nutrisi.
terjadi.
kebutuhan nutrisi Anjurkan klien makan
Mengurasi rasa ingin mual
terpenuhi
dalam porsi kecil tapi
dan muntah
Kriteria hasil:
sering
Beri makanan kesukaan Menambah intake pasien
-BB normal
pasien
-tidak mual tidak
Timbang berat badan
muntah
setiap hari
Mengetahui perkembangan
-menghabiskan
Kolaborasi
dengan
berat badan.
porsi makan
dokter
dalam Mencegah mual, nyeri dan
harapkan

pemberian antiematik

rasa tidak nyaman.

3.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya :
1. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ;
ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta
dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

16

2. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang
muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994,4).

3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (US.
Midar H, dkk, 1989).

Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Klien mengatakan suhu tubuh panas normal dengan suhu thermometer aksila 36oC
Klien mengatakan luka selasi tepat pada waktu denganperawatan luka yang benar
Klien merasa percaya diri kembali
Klien dan keluarga klien mengetahui tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
Mengurangi resiko terjadinya infeksi luka
Kebutuhan nutris klien terpenuhi dengan berat badan batas normal

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

17

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Varisela disebabkan
oleh virus Herpes varicella atau disebut juga varicella zosper virus (VZV). Varisela
terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit primer VZV, yang pada
umumnya menyerang anak.
Pemeriksaan Diagnostik antara lain:
1)
2)
3)
4)

Isolasi virus (3-5 hari)


PCR
ELISA
FAMA

4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

18

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.
Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta.
NANDA NIC-NIC. Huda Amin N., Hardhi Kusuma, (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Edisi Revisi. Jilid 2: Media Action. Jakarta
Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7
Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html
Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

19

Konsep Satuan Acara Penyuluhan Pada Sistem Integumen


(Kemampuan Simulasi Pendidikan Kesehatan Pada Varisela)

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

20

Konsep Satuan Acara Penyuluhan Pada Sistem Integumen


(Kemampuan Simulasi Pendidikan Kesehatan Pada Varisela)
Pokok Bahasan

: Memahami penyakit system integumen

Sub Pokok Bahasan

: Pengobatan penyakit varisela

Sasaran

: Masyarakat Ds Gemekan gang 1 Sooko Mojokerto

Waktu

: 10.00-10.35

Hari/Tanggal

: Sabtu/17 Oktober 2015

Tempat

: Balai desa Gemekan gang 1 Sooko Mojokerto

I.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, diharabkan dapat memahami penyakit system
integument khususnya tentang penyakit varisela atau cacar air dan cara pencegahan
serta mengatasi

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti proses penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Menyebutkan pengertian varisela
2. Menyebutkan penyebab dan tanda gejala varisela
3. Menjelaskan bagaimana cara mengobati dan komplikasi pada varisela

III.

SASARAN
- Orang tua anak
- Orang dewasa

IV.

MATERI
Terlampir yang berisi tentang:
1. Pengertian varisela
2. Penyebab dan tanda gejala varisela
3. Cara mengobati dan komplikasi varisela
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
MEDIA
1. LCD (Powerpoint)
2. Leaflet

V.
VI.

VII.

ORGANISASI
1. Ketua Pelaksana
Tugas
2. Penyaji
Tugas

: Dewi Nur Aini


: penanggung jawab acara
: Prahestin Dewi Afriani
: mempresentasikan materi

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

21

3. Observer
Tugas

: Chytia Nansi T.
: mengamati serta memberikan masukan dan
kritik jalannya acara mulai dari awal acara
sampai terakhir.

4. Fasilitator dan moderator


Tugas

: memfasilitasi jalannya acara

5. Moderator
Tugas

VIII.

: Diah Ayu R.
: Desintia Arum W.
: memoderatori jalannya penyuluhan

SETTING TEMPAT
1. Gambar denah

Keterangan:
: Fasilitator
: Penyaji
: Penanggung jawab
: Observer
: Audien/anak usia dewasa

IX.

REFRENSI
Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta.
Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

X.

NO.

PROSES PELAKSANAAN

WAKTU

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN PESERTA

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

22

1.

5 menit

Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan

Menjawab salam

mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri

Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari

Memperhatikan

penyuluhan
Menyebutkan materi yang
2.

15 menit

Memperhatikan

akan diberikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang

Memperhatikan

pengertian varisela
Menjelaskan tentang apa

Memperhatikan

menyebab dari varisela dan


tanda gejala
Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
Menjelaskan cara mengobati
dan komplikasi pada

Bertanya dan menjawab


pertanyaan yang
diajukan
Memperhatikan

varisela
Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya

Bertanya dan menjawab


pertanyaan yang
diajukan

3.

10

Evaluasi :

Menit

Menanyakan kepada peserta

Menjawab pertanyaan

tentang materi yang telah


diberikan, dan
reinforcement kepada
peserta yang dapat
4.

5 menit

menjawab pertanyaan.
Terminasi :
Mengucapkan terimakasih

Mendengarkan

atas peran serta peserta.


Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

23

Mengucapkan salam

Menjawab salam

penutup

XI.

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Audiens hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai desa Gemekan
gang 1 Sooko Mojokerto
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
Audiens antusias terhadap materi penyuluhan
Audiens tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
Audiens mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari
penyaji secara benar
3. Evaluasi Hasil
Audiens mengetahui tentang pengertian varisela, penyebab, tanda dan

gejala, cara mengobati dan komplikasi


Audiens hadir saat pertemuan

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

24

Lampiran Materi
PENYAKIT VARISELA
1. Pengertian
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintikbintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air
atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang
kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi
terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).
2. Penyebab
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus
V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini
mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak
dengan virus V-Z akan terjadi varisela kemudian setelah penderita varisela tersebut
sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis)
dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.
Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela
dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan
biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.
3. Tanda dan gejala
-

Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.

Pusing.

Demam dan kadang kadang diiringi batuk.

Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit
yang terangkat karena terbakar).

Terakhir menjadi benjolan benjolan kecil berisi cairan.

Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan


adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu
atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

25

Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna


kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan
kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil
berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi
keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering
tanpa meninggalkan abses.

4. Pengobatan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan
terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru
sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahantahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk
hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak
menarik untuk dilihat.
Umum
1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik
pada air mandi.
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.
- Jangan menggaruk vesikel.
- Kuku jangan dibiarkan panjang.
- Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda
kulit,jangan digosok.
Farmakoterapi
1. Antivirus dan Asiklovir
-

Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita


leukemia atau

penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.

2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam


-

Parasetamol atau ibuprofen.

Jangan berikan aspirin pada anak, pemakaian aspirin pada infeksi virus
(termasuk virus

varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi

fatal, yaitu Syndrom Reye.


Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

26

3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.


4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila
diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
- Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa
saat sebelum atau sesudah melahirkan
5. Komplikasi
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat
berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi
pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung
lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan
gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami
kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan
cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa
minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang
serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang
termasuk dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia,
karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan
kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan
congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran
dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan Pada Sistem Integumen
(Satuan Acara Pendidikan Kesehatan Pada Varisela)
Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

27

NO
1

NAMA

ALAMAT
1

TANDA TANGAN
2

2
3

4
5

6
7

8
9

10

10
11

11

12

12
13

13

14

14
15

15

16

16
17

17

18

18
19

19

20

20
21

21

22

22
23

23

24

24
25

25

26

26
27

27

28

28

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

28

JURNAL
Judul
Penyusun

: Imunogenitas dan Keamanan Vaksin Varisela pada Anak Sehat


: Hindra Irawan Satari, Sri Rezeki Hadinegoro, Alan R Tumbelaka,
Hardjono Abdoerrachman, Htay H Han, Bock H

Tujuan

: Untuk menguji keamanan dari vaksin varisela

Metode penelitian : Deskriptif


Kata kunci

: Peaktogenitas, imonugenitas, vaksin varisela.

Hasil

: Penelitian ini memberikan bukti yang cukup bahwa vaksin varisela yang
dilemahkan (galur Okta) aman, imunogenik, dan ditoleransi dengan baik
pada anak sehat usia 1 sampai dengan 12 tahun sesuai yang dilaporkan para
peneliti dari Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Penelitian ini menunjukkan
baik GMT titer antibodi anti varisela maupun serokonversi (99,3%) tidak
berbeda dari yang dilaporkan di Afrika Selatan (100%)9 dan Finlandia
(98,6%).

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela

29

Anda mungkin juga menyukai