PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
128
48
116
122
36
dapat
menimbulkan
bencana,
seperti
banjir
ataupun
secara
umum.
Neraca
ini
bermanfaat
dalam
1 | Page
tanam dan panen; mengatur pemberian air irigasi dalam jumlah dan
waktu yang tepat (Soemarno, 2008).
Dalam perhitungan neraca air lahan bulanan di kota makassar
diperlukan
data
masukan
yaitu
curah
hujan
bulanan
(CH),
2 | Page
Flow Cart
TOPIK
NERACA AIR
RENCANA
PENGAMBILAN
DATA SEKUNDER
BMKG
SUHU
CURAH
LAIN-LAIN
KELEMBABAB
KECEPATAN
INDEKS
PENGOLAHAN
CURAH
RUN OFF
INFILTRASI
EVAPOTRANPIR
HASIL
NERACA AIR
KESIMPULAN
BAB II
3 | Page
TINJUAN PUSTAKA
2.1.
Siklus Hidrologi
perjalanan
menuju
bumi
beberapa
presipitasi
dapat
oleh
tanaman
sebelum
mencapai
tanah.
Setelah
harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air
yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan
Curah hujan yang dinyatakan dalam milimeter (mm) yaitu tinggi
lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah, andaikata air tidak
meresap ke dalam tanah, mengalir atau terjadi penguapan akan
mempunyai volume 1 liter. Curah hujan sering disebut dengan
presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang
mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi
atau sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan
dalam mm. Uap air merupakan sumber presipitasi seperti hujan dan
salju. Jumlah uap air yang terkandung dalam udara merupakan
indikator potensi atmosfer untuk terjadinya presipitasi. Kandungan
uap air diatmosfer hanya kurang dari 2 % dari total volume di
atmosfer. Kandungan uap air dapat bervariasi antara 0 % hingga 3 %
didaerah lintang menengah dan dapat mencapai 4 % di daerah
tropika basah. Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan,
di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya
akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi artinya Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler.
5 | Page
2.2.1
(m2)
Q adalah debit aliran air larian puncak yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Biasannya menghitung curah hujan harian kemudian
dicari rata-rata curah hujan bulanan dan rata-rata curah hujan
tahunan. Metode ini hanya menunjukan besarnya air larian puncak
(Qp) debit
koefisien C
C Rata - rata
Air Larian(mm)
curah hujan( mm)
C1
xA 1+C
xA2+ +C
+ An
A 1+ A 2+ + An
Keterangan :
7 | Page
Crata-rata
= koefisien Run Of
2.2.4
Waktu Konsentrasi
Hal ini
Penggunaan
Lahan
Pemukiman
Tegalan
Badan Air
Luas
(Ha)
51,4
18
19,0
% Luas
C Tertimbang
45,6
16
16,9
0,6
0,5
0,9
0,2736
0,0800
0,1521
Kebun
20,0
17,8
0,4
0,0712
Rumput/Tanah
Kosong
Gedung
3,9
3,4
0,5
0,0170
0,2
0,2
0,7
0,0014
Total
112,5
100
0,5953
Tc
= 0,0028 C I A
= 0,0028 x 0,5953 x 64,84 mm/jam x 112,5 ha
= 12,16 m3/dt
2.3.
Horton
2.3.1
Pengertian
Model
Horton
adalah salah
satu
model
infiltrasi
yang
menyatakan
pandangannya
bahwa
penurunan
tanah,
oleh
penghancuran
koloid
tanah
dan
pembentukan
10 | P a g e
2.3.2
Tahap-tahap Pengukuran Infiltrometer
1) Menempatkan infiltrometer kelokasi percobaan percobaan
11 | P a g e
4) Mengukur
waktu
penurunan
air
dalam
infiltrometer
menggunakan stopwatch
Setelah
melakukan
pengukuran
dengan
menggunakan
12 | P a g e
Setelah mendapatkan nilai laju infiltrasi awal dan akhir dari tanah
maka nilai laju infiltrasi dari tanah tersebut dapat ditentukan dengan
menghitung laju infiltrasi dengan metode Horton.
2.3.3
Keterangan:
f
= laju infiltrasi(cm/jam)
Fc
(cm)
= luas kurva yang diarsir (gambar di bawah)
t
13 | P a g e
hujan. Pada
dengan lengas
tanah
tinggi
kemudian
awal
hujan,
kering - normal,
berangsur-angsur
untuk
kondisi
lahan
menurun
hingga
akhirnya
tanah setempat
waktu
yang
rinci,
cukup
dari
waktu
ke
waktu
dalam
laju
infiltrasi
dengan
metode
Horton
tidak
biasa
digunakan
Laju infiltrasi tipikal setelah satu jam untuk berbagai jenis tanah
berpenutup rumput seperti pada tabel berikut (ASCE Manual of
Engineering Practice, No 28).
2.4.
2.4.1
Evaporanspirasi
Menghitung Evapotranspirasi
Pendahuluan
Pengertian budidaya di kalangan pertanian dapat diartikan sebagai
kegiatan usaha produksi suatu komoditi. Istilah ini merupakan
padanan dari istilah culture dalam bahasa Inggris, atau cultuur dalam
bahasa Belanda. Sebagai contoh, istilah cofficulture yang berarti
perkebunan kopi.
Pembudidayaan daerah rawa saaat ini banyak dilakukan tergantung
kebutuhan daerah setempat. Pada umumnya daerah seperti ini
15 | P a g e
terbagi atas dua yaitu daerah yang akan dibudidayakan dan area non
budidaya pertanian. Untuk area yang akan dibudidayakan pekerjaan
yang
harus
dilakukan
adalah
dengan
pengembangan
jaringan
Topografi
Iklim
Jenis Tanah
Jenis Tanaman
Untuk mengetahui berapa banyak debit air yang harus dialirkan untuk
menurunkan muka air tanah di lahan gambut perlu diperhatikan
Evapotranspirasi Potensial lahan dan besar curah hujan pada areal
tersebut. Evapotranspirasi terbagi atar dua kata antara lain:
a
Evaporasi
Transpirasi
16 | P a g e
Sedangkan
pengertian
Evapotranspirasi
Potensial
adalah
laju
data
yang
tersedia.
Pemilihan
metoda
biasanya
empiris
dapat
digunakan
untuk
menghitung
besarnya
dan
kecepatan
angin.
Besarnya
evapotranspirasi
aktual
17 | P a g e
1) Metode Thornthwaite
18 | P a g e
ET = evapotranspirasi (mm/hari)
C = faktor koreksi f(RH, (n/N), U)
W
ketinggian tempat
Rs = (0,25 + 0,50 n/N) Ra
(n/N) = faktor lamanya penyinaran matahari
N = maksimum lamanya penyinaran matahari rata-rata harian
Ra = radiasi matahari ekstra terrestrial tergantung dari letak lintang
4) Metode PENMAN (Modifikasi)
20 | P a g e
2.5.
Neraca Air
dapat
pula
untuk
mendayagunakan
air
sebaik-baiknya
(Soewarno, 2000).
21 | P a g e
akan
terus-menerus
diserap
akar
tanaman
atau
diukur pada tegangan 1/3 bar atau 33 kPa atau pF 2,53 atau 346
cm kolom air.
Titik layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akarkar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tanah, sehingga
tanaman layu. Tanaman akan tetap layu pada siang atau malam
hari. Kandungan air pada titik layu permanen diukur pada
tegangan 15 bar atau 1.500 kPa atau pF 4,18 atau 15.849 cm
tinggi kolom air.
Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman
yaitu selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
c. Model Neraca Air Tanaman. Model ini merupakan penggabungan
data klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca air ini
dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data
tanaman yang digunakan adalah data koefisien tanaman pada
komponen keluaran dari neraca air. Neraca air adalah gambaran
potensi
dan
pemanfaatan
sumberdaya
air
dalam
periode
jumlah air yang masuk ke, yang tersedia di, dan yang
keluar
dari
sistem
(sub
sistem)
tertentu.
Secara
umum
(Sri, 2000).
Manfaat Air
23 | P a g e
24 | P a g e
BAB III
METEODOLOGI PENELITIAN
1.1. Tahapan Pengambilan Data
1. Mengambil data sekunder dari BMKG Kota Makassar
1.2. Tahapan Pengolahan Data
1. Membuka Microsoft excel
2. Menginput data sekunder
3. Menginput dan mengolah Data Curah hujan
4. Menginput dan mengolah Data suhu
5. Menginput dan mengolah Data kelembaban
6. Menginput dan mengolah Indeks penyinaran matahari
7. Menginput dan mengolah Kecepatan angin
8. Menginput dan mengolah Run of
9. Menginput dan mengolah Evapotranpirasi
10. Menginput dan mengolah Infiltrasi
11. Menginput dan mengolah Neraca Air
12. Membuat grafik Neraca Air
25 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
DATA CURAH HUJAN (m/s)
No
.
Bulan
2010
1,01E1
Januari
05
4,97E2
Februari
06
3,23E3
Maret
06
2,66E4
April
06
1,67E5
Mei
06
1,44E6
Juni
06
1,16E7
Juli
06
6,6E8
Agustus
07
Septemb 2,67E9
er
06
2,58E10 Oktober
06
Nopemb 2,75E11
er
06
Desemb
8,8E12
er
06
1. Tabel data curah hujan
2011
6,5E06
6,12E06
6,89E06
4,47E06
1,88E06
9,26E08
1,16E08
Tahun
2012
6,02E06
4,31E06
7,4E06
9,03E07
2,41E06
4,17E07
7,99E07
Rata-rata
2013
2014
1,14E- 9,68E- 8,7338E05
06
06
4,84E- 3,62E- 4,7708E06
06
06
3,89E3,6E06
06
0,000005
3,13E- 3,26E- 2,8843E06
06
06
1,59E- 1,22E- 0,000001
06
06
75
3,18E- 1,55E- 1,3356E06
06
06
1,09E- 3,47E- 6,8056E06
07
07
1,16E- 6,94E- 1,4815E0
0
08
08
07
2,31E5,3935E0
0
08
0
07
4,63E- 1,27E- 2,78E6,8981E07
07
07
0
07
2,12E- 8,22E- 2,35E- 1,35E- 1,8796E06
07
06
06
06
9,93E- 5,19E- 7,81E- 7,79E- 7,9028E06
06
06
06
06
kota Makassar dari tahun 2010/2014
Bulan
Januari
Februar
i
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septem
ber
Oktobe
r
Nopem
ber
Desem
ber
9
10
11
12
Ke
t:
Nilai C
Konstan
ta
Luas
2010
3,382
439
1,662
161
1,080
986
0,891
135
0,557
928
0,480
438
0,387
45
0,220
847
0,895
01
0,864
014
0,922
131
2,944
62
=
=
=
2011
2,177
469
2,049
611
2,305
328
1,495
557
0,627
669
0,030
996
0,003
875
Tahun
2012
2,014
74
1,441
314
2,475
806
0,302
211
0,805
896
0,139
482
0,267
341
0
0,154
98
0,709
034
3,324
321
0
0,042
62
0,275
09
1,735
776
2013
3,804
759
1,619
541
1,301
832
1,046
115
0,530
807
1,065
488
0,364
203
0,003
875
0,007
749
0,092
988
0,786
524
2,615
288
2014
3,239
082
1,212
719
1,204
97
1,092
609
0,406
823
0,519
183
0,116
235
0,023
247
0
0
0,453
317
2,607
539
Ratarata
2,9236
977
1,5970
689
1,6737
84
0,9655
254
0,5858
244
0,4471
173
0,2278
206
0,0495
936
0,1805
517
0,2309
202
0,6292
188
2,6455
086
0,6
0,002
8
199.260.000
No
.
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
201
0
26,6
27,8
28,2
28,5
28,5
28,1
27,8
28,1
28
28,1
28,2
26,6
201
1
26,8
27
26,7
27,3
28,5
27,6
27,4
27,7
28,3
28,7
28,4
27
Tahun
201
2
27
27,1
27,1
28
28
27,6
27,2
27,5
28
29,1
29
27,9
201
3
26,9
27,6
27,9
28,4
28,4
28,3
27,4
27,5
28,8
28,6
28,4
27,1
201
4
26,6
27,2
27,6
28,1
28,7
28,2
27,8
27,4
27,8
29
28,9
27,3
Rata-rata
26,78
27,34
27,5
28,06
28,42
27,96
27,52
27,64
28,18
28,7
28,58
27,18
Infiltrasi (mm/day)
Vegetasi
Non-Vegetasi
513,36
326,88
513,36
326,88
513,36
326,88
513,36
326,88
513,36
326,88
Rata-rata
420,12
420,12
420,12
420,12
420,12
No.
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
201
0
44
25
63
67
69
74
68
72
81
75
60
33
731
Tahun
201 201 201
1
2
3
29
42
45
54
47
59
65
44
52
75
55
65
64
75
70
64
83
75
58
87
70
84
93
89
90
88
91
89
83
93
63
69
79
38
32
52
798 840 773
201
4
38
43
69
71
77
86
77
97
90
85
79
60
872
Rata-rata
KET.
39,6
45,6
58,6
66,6
71,0
76,4
72,0
87,0
88,0
85,0
70,0
43,0
802,8
LOW
LOW
MEDIUM
MEDIUM
MEDIUM
MEDIUM
MEDIUM
HIGH
HIGH
HIGH
MEDIUM
LOW
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
201
0
3
3
3
3
3
2
3
4
4
4
3
3
38
Tahun
201 201 201
1
2
3
7
5
5
5
3
4
5
2
5
4
2
4
4
2
4
4
5
4
4
7
4
4
8
4
5
7
4
5
3
5
5
3
4
5
3
4
50
51
57
Rata-rata
201
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
40
4,6
3,6
3,6
3,2
3,2
3,6
4,2
4,6
4,8
4,2
3,8
3,8
47,2
7. Evapotranspirasi
29 | P a g e
Bulan
RH
n/N
ETo
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
87,6
85,2
84,8
82,8
80,2
78,6
77,6
73,4
72,4
74,6
79,4
86,6
39,6
45,6
58,6
66,6
71
76,4
72
87
88
85
70
43
4,6
3,6
3,6
3,2
3,2
3,6
4,2
4,6
4,8
4,2
3,8
3,8
0,28
0,28
0,28
0,27
0,27
0,27
0,27
0,27
0,27
0,28
0,28
0,28
26,78
27,34
27,5
28,06
28,42
27,96
27,52
27,64
28,18
28,7
28,58
27,18
5,7
5,8
5,8
5,6
5,7
5,6
5,6
5,6
5,7
5,9
5,9
5,7
3,7
3,8
4,7
4,5
4,6
4,5
4,5
5,1
5,2
5,4
4,8
3,7
BULAN
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
RH*
87,6
85,2
84,8
82,8
80,2
78,4
77,6
73,4
72,4
74,6
79,4
86,6
n/N*
39,6
45,6
58,6
66,6
71,0
76,4
72,0
87,0
88,0
85,0
70,0
43,0
U*
4,6
3,6
3,6
3,2
3,2
3,6
4,2
4,6
4,8
4,2
3,8
3,8
T*
26,8
27,3
27,5
28,1
28,4
28,0
27,5
27,6
28,2
28,7
28,6
27,2
W*
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
Rs*
5,4
5,8
6,5
6,6
6,2
6,2
6,1
7,3
7,9
8,2
7,3
5,5
c
4,0
4,4
4,9
5,1
4,8
4,7
4,6
5,6
6,1
6,3
5,6
4,2
ET
3,0
3,3
3,9
4,0
3,8
3,5
3,4
4,4
4,8
4,9
4,4
3,2
30 | P a g e
Jan
4,60
Feb
3,60
Mar
3,60
Apr
3,20
Mei
3,20
Juni Juli
3,60 4,20
Agus
t
4,60
87,6
0
26,7
8
34,5
0
30,2
2
85,2
0
27,3
4
35,7
5
30,4
6
84,8
0
27,5
0
35,8
0
30,3
6
82,8
0
28,0
6
37,8
0
31,3
0
80,2
0
28,4
2
38,4
0
30,8
0
78,6
0
27,9
6
37,7
0
29,6
3
77,6
0
27,5
2
36,8
0
28,5
6
73,4
0
27,6
4
36,8
3
27,0
3
eaed
4,28
5,29
5,44
6,50
7,60
8,07
8,24
9,80
fu
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
1-w
0,24
0,24
0,24
0,23
0,23
0,25
0,76
0,76
0,76
0,77
0,77
n/N
15,6
5
0,40
15,9
0
0,46
15,6
0
0,59
14,8
0
0,67
Rs
4,65
5,44
6,86
Rns
3,49
4,08
f(t)
15,9
5
f(ed)
VAR
Sept
4,80
Okt
4,20
Nop
3,80
72,4
0
28,1
8
37,8
8
27,4
3
10,4
5
74,6
0
28,7
0
38,8
3
28,9
7
79,4
0
28,5
8
38,6
0
30,6
5
9,86
7,95
0,28
0,28
0,28
0,28
0,25
0,25
0,24
0,23
0,24
0,75
0,76
0,75
0,76
0,77
0,77
13,6
0
0,71
13,0
0
0,76
13,2
5
0,72
14,1
5
0,87
15,0
5
0,88
15,6
5
0,85
15,6
5
0,70
7,39
7,24
7,45
7,16
9,23
9,93
9,98
8,22
5,14
5,54
5,43
5,59
5,37
6,92
7,45
7,48
6,16
16,1
0
16,2
0
16,3
5
16,5
0
16,2
5
16,2
1
16,2
3
16,4
0
16,3
7
16,5
5
0,10
0,09
0,10
0,10
0,10
0,10
0,11
0,12
0,12
0,10
0,10
0,45
0,52
0,63
0,70
0,74
0,80
0,75
0,89
0,90
0,87
0,73
0,70
0,79
0,99
1,09
1,16
1,34
1,33
1,66
1,73
1,44
1,17
Rn
2,78
3,29
4,15
4,46
4,27
4,24
4,04
5,26
5,72
6,04
5,00
0,80
0,81
0,91
0,96
0,94
0,88
0,93
0,96
0,97
0,97
0,97
ETo
1,91
2,30
3,19
3,68
3,53
3,30
3,35
4,46
4,88
5,12
4,20
U
Rh
t
ea
ed
Ra
f(n/N
)
Rnl
31 | P a g e
8. Neraca Air
NERACA AIR
No
.
Bulan
Curah
Hujan
Januari
754,6
Februari
412,2
Maret
432
April
249,2
Mei
151,2
Juni
115,4
Juli
58,8
Agustus
Septemb
er
12,8
Oktober
Nopemb
er
Desemb
er
59,6
9
10
11
12
46,6
162,4
682,8
Runof
1,2677
28
0,6924
96
0,7257
6
0,4186
56
0,2540
16
0,1938
72
0,0987
84
0,0215
04
0,0782
88
0,1001
28
0,2728
32
1,1471
04
Infiltra
si
Evapotranspirasi
Penman
Neraca
Air
420,12
1,91
331,30
420,12
2,30
-10,91
420,12
3,19
7,97
420,12
3,68
-175,02
420,12
3,53
-272,71
420,12
3,30
-308,21
420,12
3,35
-364,77
420,12
4,46
-411,80
420,12
4,88
-378,48
420,12
5,12
-365,74
420,12
4,20
-262,20
420,12
2,33
259,20
32 | P a g e
NERACA AIR
Curah Hujan
Runof
Infiltrasi
Evapotranspirasi Penman
Neraca Air
4.2
PEMBAHASAN
Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada bulan Januari, Maret
dan Desember Neraca Air Kota Makassar bernilai lebih besar dari 0
atau bernilai positif, artinya bahwa kecepatan aliran air yang masuk
(inflow) lebih besar daripada kecepatan aliran keluar (outflow).
Perbedaan
tersebut
mengakibatkan
Kota
Makassar
mengalami
33 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Neraca air Kota Makassar memiliki nilai positif pada bulan
34 | P a g e
5.2
Saran
35 | P a g e