Pembimbing :
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Disetujui dan diterima oleh Penguji Laporan Kasus II Dengan Judul Diagnosis :
: Jumat
Tanggal
Mengesahkan,
Penguji Laporan Kasus Bagian Psikiatri
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
ii
Daftar Isi
iii
Laporan Psikiatrik
I.
RIWAYAT PSIKIATRIK
A. Keluhan Utama
E. Riwayat Keluarga
A. Deskripsi Umum
C.Gangguan Persepsi
D. Proses Pikir
E. Fungsi Intelektual
F. Pengendalian Impuls
G. Daya Nilai
H. Tilikan
8
8
A. Pemeriksaan Fisik
B. Status Laboratorium
10
10
B. Hasil Laboratorium
10
10
10
V. FORMULASI DIAGNOSIS
10
11
11
A. Biologis
11
B. Psikologi
11
C. Sosial
11
VIII. PROGNOSIS
11
XI.RENCANA TERAPI
12
A. Terapi Psikofarmakologi
12
B. Psikoterapi
13
X. DISKUSI/ PEMBAHASAN
14
XI. FOLLOW UP
16
STATUS PSIKIATRIK
Nomor Catatan Medik
: 4506
Nama
: Tn. M. J U
Jenis Kelamin
: laki-laki
Umur
: 40 Tahun
Pendidikan
: SMEA
Status Pernikahan
: Menikah
Suku/ Bangsa
: Buton /Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
Ruang Perawatan
: GMO
Tanggal MRSJ
: 25-06-2013
Tanggal Pemeriksaan
: 2013
Yang Mengantar
: Kakak pasien
Alamat
: Hamadi
Pemberian Informasi
: Ayah
: Tn. L
:Ibu
: Ny. I
LAPORAN PSIKIATRIK
I.
RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama/Alasan Dirawat
Gelisah, marah-marah, mengamuk, curiga.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar oleh
Susah tidur
Gelisah
Suka marah-marah
Tertawa sendiri-sendiri
Pada saat pasien berada dalam kandungan,ibu pasien tidak pernah sakit,
ibu pasien mengandung pasien selama 9 bulan 10 hari dan pasien adalah anak
yang ke sembilan dari sepuluh bersaudara. ayah pasien mengatakan bahwa selama
istrinya mengandung pasien,pasien dirawat dan menjaga kondisi kandungan
dengan dengan baik sampai pasien dilahirkan. pasien lahir di rumah secara
spontan, dengan berat badan lahir normal, dan langsung menangis. tidak cacat
ataupun cedera saat kelahiran. Ibu pasien tidak menderita sakit serta merokok,
perkembangannya sama
Tidak ada gangguan perkembangan fisik selama pasien sekolah hanya saja
pasien orangnya suka pendiam dan banyak bergaul sama teman-teman
sekolahnya. selesai lulus SMEA, beberapa bulan kemudian pasien mengalami
kejang-kejang.
Menurut
keterangan
kejang-kejang yang dialami pasien secara tiba-tiba saat itu pasien lagi duduk
sendiri di rumah orang tuanya di hamadi gunung. Kejang yang dialami pasien 5
menit tapi kejangnya berulang 1 atau 2 kali baru sadar,kejangnya seperti kedua
tangan mengepal dan tertarik ke arah dada dan leher pasien seperti menoleh
kearah kanan,serta
tampak bingung dan tidak mau bicara sampai 2 hari baru pasien mulai berbicara.
E. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 9 dari 10 bersaudara, dalam keluarga tidak ada
yang memiliki ganguan jiwa seperti yang dialami oleh pasien. Saat ini pasien
tinggal bersama kedua orang tuanya,kakak perempuan tertua dan suaminya sama
anak-anaknya,serta saudara- saudara dekat ( satu kampung) dan istri pasien dan
anak perempuannya yang berumur 8 tahun.
POHON KELUARGA:
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki laki Meninggal
= Perempuan Meninggal
= Pasien
II.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang pria tampak sesuai usia, perawakan sedang, kulit berwarna sawo
matang dan berambut ikal, serta pasien berpenampilan rapi.
2. Kesadaran
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien tampak tenang,
4. Pembicaraan
pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dan dapat dimengerti
5. Sikap Terhadap Pemeriksa.
Kooperatif
B. Keadaan Afektif dan Mood
1. Mood
Eutimik
2. Ekspresi Afektif (afek)
Appropiated (kesesesuaian)
3. Kesesuaian
Ada kesesuaian antara mood dan afek.
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Tidak terdapat halusinasi
2. Ilusi
Tidak ada
3. Depersonalisasi dan Derealisasi
Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktifitas
: Koheren
Kontinuitas
: (-)
Hendaya bahasa
2. Isi pikiran
Waham : tidak ada
Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum, dan Kecerdasan
Pendidikan Terakhir pasien SMEA, pengetahuan umum pasien sesuai
dengan tingkat pendidikan .
2. Daya Konsentrasi
Kurang
3. Orientasi
Waktu, tempat, orang : baik
4. Daya Ingat
Jangka pendek, panjang : baik
5. Abstrak
A. Pemeriksaan Fisik
1. Status Internus
Keadaan umum
: Tampak Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80mmHg
N : 98
R : 20 x/menit
S : 36,5
Kepala/ leher :
Thoraks :
Thoraks:
I :
P:
P:
A:
Abdomen :
I:
P:
P:
A:
Ekstremitas :
Bentuk badan
: Normal
System kardiovaskuler
System pernapasan
System fuloskeletal
Sytem gastrointestinal
Sytem urogenital
Ganguan khusus
: Tidak ada
2. Status neurologis
B. Status Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
C. Wawancara Dengan Anggota Keluarga
Nama
: Tn.L.a
Umur
: 80 tahun
Alamat
: Hamadi
55 5
555
Nama
:Tn. A.G
Umur
: 43 tahun
Alamat
IV.
sendiri,
tertawa sendiri, jalan mondar-mandir di depan teras rumah. Laki-laki tersebut memiliki
perawakan yang sesuai dengan umurnya, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek
dan ikal serta berwarna hitam, dengan wajah oval . pasien tampak mengurus dirinya
pemeriksaan psikiatri yang didapatkan adanya bentuk pikiran yang autistic, kosentrasi
kurang dan tilikan VI.
B. Hasil Laboratorium
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
V.
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak keluarga (Ayah Dan
kakak kandung) dan pasien yang terangkum dalam ikhtisar penemuan bermakna diatas
ditemukan tanda-tanda atau gejala skizofrenia berdasarkan pedoman diagnosis PPDGJ III,
kemungkinan diagnosis pasien ini adalah skizofrenia residual + epilepsi ec GMO
VI.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I
AKSIS II
: Tidak ada
VII.
AKSIS III
: Tidak ada
AKSIS IV
AKSIS V
DAFTAR PROBLEM
1. Biologis /somatik
Susah tidur
2. Psikologis
Gelisah, marah-marah, jalan mondar-mandir di depan teras rumah serta terta
sendiri-sendiri.
3. Sosial
Hubungan keluarga dengan pasien baik, namun tidak bersosialisasi dengan
lingkungan tempat tinggal pasien.
VIII.
PROGNOSIS
Baik jika didukung dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.
IX.
RENCANA TERAPI
farmakoterapi
1.Haloperidol
Mempunyai afinitas yang kuat pada reseptor D2. Lemah antagonis reseptor kolinergik
dan histamin.
Kadar puncak plasma haloperidol di capai dalam waktu 2-6 jam setelah pemberian oral
dalam waktu 20 menit setelah pemberian IM. Waktu paruh antara 10-12 jam. Diekskresi
dengan cepat melalui urin dan tinja dan berakhir 1 minggu setelah pemberian.
Dosis awal haloperidol sangat individual,tergantung pada beratnya gejala yang
ada,respon awalnya terhadap antipsikotik,penyakit lain yang menyertai,usia,berat
turunkan dosis secara bertahap sampai dosis pemeliharaan terendah yang efektif.
Dosis awal haloperidol dapat di mulai dari 1 atau 2 mg dengan pemberian 2 atau 3 kali
per hari ,kemudian peningkatan dosis disesuaikan dengan gejala yang belum
terkontrol,beberapa keputusan mengatakan dosis perhari yang efektif antara 5 sampai 20
mg. Pada pasien dengan efek samping dengan minimal dan belum tercapai respon terapi,
dosis obat dapat di tingkatkan sampai 30-40 mg per hari. Setelah pemberian awal perlu di
lakukan monitoring efikasi klinis,sedasi atau efek samping lainnya yang mungkin timbul
sehingga dapat dilakukan penyesuaian dosis atau pergantian anti psikotik yang lain.
Pada anak-anak atau usia lanjut,dosis haloperidol dapat di turunkan dan dapat di mulai
dengan 0,5 sampai 1,5 mg per hari dengan pemberian 2 atau 3 kali per hari.
Kontra indikasi pemberian haloperidol adalah pasien dalam keadaan koma,depresi
susunan saraf yang di sebabkan oleh alkohol atau obat lain,sindrom parkinson,usia lanjut
2. THP ( Trihexypenidil)
Dosis : Parkinson hari ke I : 1 mg, hari ke 2 : 2mg, diberikan 2-3mg, diberikan 2-3x/hari
selama 3-5 hari atau sampai tercapai dosis terapi. Pasca ensefalitis 12-15mg/hari.
Parkinson akibat dosis harian total : 5-15 mg, pada awal terapi dianjurkan 1 g/dosis.
Pasien > 65 tahun perlu dosis lebih kecil.
Pemberian : bersamaan makanan. Berikan sebelum makan jika timbul gejala mulut kering
atau sesudah makan jika timbul gejala mual/ air liur berlebihan. Berikan pada jam yang
2. Merlopam
Indikasinya pengobatan jangka pendek gejala ansietas yang berhubungan dengan gejala
depresi,adanya perasaan cemas atau khwatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal
yang di persepsi sebagai ancaman. Perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu
Psikoterapi
a) Pada pasien
b) Pada keluarga:
proses penyembuhan.
X.
DISKUSI /PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan dapat disimpulkan kemungkinan diagnosis pasien ini
adalah F20.5 Skizofrenia residual.
Memenuhi kriteria skizofrenia residual yaitu :
Gejala Negatif dari skizofrenia yang menonjol, misalny perlambtan psikomotorik,
aktivitas
menurun,
afek
yang
menumpul,
sikap
pasif
dan
ketiadaan
Sedikitnya sudah melampaui kurung waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang(minimal) dan
telah timbul sindrom negarif dari skizofrenia.
Tidak terapat demensia atau penyakit / gangguan otak organik , depresi kronis atau
istitulionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.
Epilepsi
Definisi epilepsi : kejadian kejang berulang (kambuhan)
Etiologi epilepsy mungkin disebabkan oleh :
Gangguan biokimia atau metabolic dan lesi mikospik diotak pada saat lahir atau
cedera lain.
Pada bayi penyebab paling sering adalah afiksi atau hipoksia waktu lahir, trauma
intracranial waktu lahir, gangguan metabolic , malformasi congenital pada otak
atau infeksi.
Pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy idiopatik, pada umur 5-6
tahun yang disebabkan karena febril.
Pada usia dewasa penyebab lebih bervariasi yaitu idiopatik, karena brith trauma,
cedera kepala, tumor.
Manifestasi klinis, kejang sangat bervariasi tergantung didaerah otak fumgsional yang
terlibat.75 % pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18 tahun, insiden paling tinggi pada
umur 20 tahun pertama menurun sampai umur 50 tahun dan meningkat lagi setelah
terkait dengan kemungkinan terjadinya penyakit serebrovaskuler.
Prognosis , pasien dengan lebih dari satu jenis epilepsy mengalami retradasi mental,
gangguan psikiatri dan neurologi. Prognosis umunya baik 70-80 % pasien yang
mengalami epilepsy akan sembuh dan kurang lebih separuh pasien akan bias lepas obat.
Gangguan fungsi kongnitif, misalnya daya ingat (memori), daya piker, daya
belajar.
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang : Presepsi, isi pikiran ,
suasana perasaan dan emosi ( depresi,gembira, cemas).
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim,Rusdi Dr.Sp.KJ.2003.buku saku.DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA. Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III. Editors.Bagian Ilmu kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta.
2. Maslim,Rusdi Dr.Sp.KJ.2007. Panduan praktis.PENGGUNAAN KLINIS OBAT
PSIKOTROPIK.Edisi ketiga.Bagian Ilmu kedokteran jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta Hal :
3. Seto Sagung.informasi obat nasional Indonesia 2008. Coper Prom : Jakarta. Hal: