Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS I

Pembimbing :

SMF ILMU PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA
JAYAPURA
2013

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Disetujui dan diterima oleh Penguji Laporan Kasus II Dengan Judul Diagnosis :

Seorang Pasien Dengan SkizofreniaParanoid


Sebagai syarat Kepaniteraan Klinik Madya pada LAB/SMF Psikiatri RSJD Jayapura Fakultas
Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura

Yang dilaksanakan pada :


Tempat: Ruang Diskusi Psikiatri
Hari

: Jumat

Tanggal

Mengesahkan,
Penguji Laporan Kasus Bagian Psikiatri
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

ii

Daftar Isi

iii

Laporan Psikiatrik

I.

RIWAYAT PSIKIATRIK

A. Keluhan Utama

B. Riwayat Gangguan Sekarang

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

E. Riwayat Keluarga

F. Situasi Psikososial Sekarang

G. Persepsi / Tanggapan pasien tentang diri dan kehidupan

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

B.Keadaan Afektif Dan Mood

C.Gangguan Persepsi

D. Proses Pikir

E. Fungsi Intelektual

F. Pengendalian Impuls

G. Daya Nilai
H. Tilikan

8
8

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

A. Pemeriksaan Fisik

B. Status Laboratorium

C. Wawancara Dengan Anggota Keluarga

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

10

A. Gejala Dan Keluhan Gangguan Mental

10

B. Hasil Laboratorium

10

C. Obat Yang Telah Dipakai


D. Obat Yang Sedang Dipakai

10
10

V. FORMULASI DIAGNOSIS

10

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

11

VII. DAFTAR PROBLEM

11

A. Biologis

11

B. Psikologi

11

C. Sosial

11

VIII. PROGNOSIS

11

XI.RENCANA TERAPI

12

A. Terapi Psikofarmakologi

12

B. Psikoterapi

13

X. DISKUSI/ PEMBAHASAN

14

XI. FOLLOW UP

16

STATUS PSIKIATRIK
Nomor Catatan Medik

: 4506

Nama

: Tn. M. J U

Tempat /Tanggal Lahir

: Jayapura, 28 Mei 1973

Jenis Kelamin

: laki-laki

Umur

: 40 Tahun

Pendidikan

: SMEA

Status Pernikahan

: Menikah

Suku/ Bangsa

: Buton /Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Hamadi Angkatan laut

Ruang Perawatan

: GMO

Tanggal MRSJ

: 25-06-2013

Tanggal Pemeriksaan

: 2013

Yang Mengantar

: Kakak pasien

Alamat

: Hamadi

Pemberian Informasi

: Kakak pasien (kandung)

Nama Orang Tua Pasien

: Ayah

: Tn. L

:Ibu

: Ny. I

LAPORAN PSIKIATRIK
I.

RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama/Alasan Dirawat
Gelisah, marah-marah, mengamuk, curiga.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar oleh

kakak kandungnya,pasien masuk yang ketiga

kalinya.Pasien dibawa ke RSJD Abepura karena mengalami perubahan tingkah


laku seperti :

Susah tidur

Gelisah

Berbicara sendiri sendiri

Suka marah-marah

Tertawa sendiri-sendiri

Jalan momdar-mandir didepan teras rumah.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Kurang lebih 2 tahun yang lalu Pasien pernah mengalami kejang-kejang.
Kejang-kejang yang dialami pasien dikarenakan pasien merasa cemas dan pikiran
yang secara tiba-tiba pasien jatuh dan mengeluarkan busa-busa putih dari mulut.
Setelah kejadian itu pasien mulai sudah tidak sakit lagi sampai tahun 1997, orang
tua pasien menjodohkan pasien sama wanita yang masih keluarga sendiri dari
pihak bapak pasien. Selama berkeluarga pasien tinggal bersama kaka perempuan
pasien,ipar laki-laki, keponakan keponakan pasien serta orang tua pasien dalam
satu rumah. Pekerjaan pasien sebagai penjual pinang dan istri pasien tidak

bekerja.pasien mempunyai satu orang anak perempuan yang sekarang sudah di


kelas III SD. Pasien adalah orang yang pendiam yang tidak perna banyak bicara .
beda dengan istrinya yang suka bicara banyak. Sehingga kalau pasien menegur
istrinya karena hal-hal yang kurang baik, istri pasien suka marah-marah sama
pasien, dan juga kalau masalah tentang uang istrinya suka marah-marah sama
pasien sehingga pasien suka menyendiri, tidak mau bicara. Hingga akhirnya
pasien suka mondar-mandir didepan teras rumah, susah tidur,marah-marah tanpa
sebab kejadiaan itu berawal pada tahun 2005. Hingga pasien di bawa ke RSJ
.pasien mendapatkan perawatan beberapa minggu kemudian pasien boleh
diijinkan pulang dari pihak RSJ . 2 tahun kemudian pasien kembali mengalami
hal serupa sehingga pasien dibawa lagi oelh kakak laki-lakinya untuk
mendapatkan perawatan lagi di RSJD Abepura. Pasien di rawat sampai beberapa
minggu lagi kemudiaan pasien boleh pulang dan ke-3 kalinya pasien masuk pada
tahun 2013 karena pasien mengalami hal serupa (mondar-mandir di depan teras
rumah, susah tidur, tertawa sendiri,gelisah,marah-marah sama istrinya dan curiga
yang tidak-tidak saat menerima telepon dari teman istrinya). 3 bulan yang lalu
istri pasien mendapat pekerjaan di Hypermart mall Jayapura, Istri pasien biasanya
kerja dari pagi sampai malam sehingga pasien mulai manaruh curiga yang tidaktidak buat istrinya sehingga pasien marah-marah dan mulai pikiran sehingga
pasien mulai kembali sakit , dan di bawah oleh kakak kandungnya kembali ke
RSJD Abepura.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi

Pada saat pasien berada dalam kandungan,ibu pasien tidak pernah sakit,
ibu pasien mengandung pasien selama 9 bulan 10 hari dan pasien adalah anak
yang ke sembilan dari sepuluh bersaudara. ayah pasien mengatakan bahwa selama
istrinya mengandung pasien,pasien dirawat dan menjaga kondisi kandungan
dengan dengan baik sampai pasien dilahirkan. pasien lahir di rumah secara
spontan, dengan berat badan lahir normal, dan langsung menangis. tidak cacat
ataupun cedera saat kelahiran. Ibu pasien tidak menderita sakit serta merokok,

meminum-minuman keras atau menggunakan zat psikoaktif selama mengandung


pasien. Setelah lahir langsung mendapat ASI.
Masa anak-anak Awal (sejak lahir -3 tahun)
Saat pasien lahir hingga berumur 2 atau 3 bulan saat pasien tidur di atas
tempat tidur saat itu pasien tiba-tiba jatuh dari tempat tidur kemudian menangis,
saat di angkat pasien tidak mengalami kejang-kejang,tidak timbul bengkak pada
badan setelah 3 hari kemudian pasien mulai panas,sehingga orang tua pasien
membawa pasien ke puskesmas dan di berikan obat.saat di rumah ibu pasien
selalu memberikan obat hingga kondisi pasien membaik sudah tidak panas.
Saat pasien sejak lahir sampe pasien 3 tahun, menurut ayah pasien, ia
tidak pernah melihat adanya masalah ataupun tertekan dalam keluarga yang
bermakna. Saat masih anak-anak, pertumbuhan dan

perkembangannya sama

dengan teman-teman tidak pernah sakit yang membutuhkan perawatan di Rumah


Sakit.
Masa anak-anak pertengahan (usia 3-11 tahun)
Saat masih anak-anak, tampak tenang, penurut dan patuh kepada orang
tua, rajin ke sekolah.
Masa anak-anak akhir (Pubertas- masa remaja)

Tidak ada gangguan perkembangan fisik selama pasien sekolah hanya saja
pasien orangnya suka pendiam dan banyak bergaul sama teman-teman
sekolahnya. selesai lulus SMEA, beberapa bulan kemudian pasien mengalami
kejang-kejang.

Menurut

keterangan

dari kakak laki-laki dan ayah pasien

kejang-kejang yang dialami pasien secara tiba-tiba saat itu pasien lagi duduk
sendiri di rumah orang tuanya di hamadi gunung. Kejang yang dialami pasien 5
menit tapi kejangnya berulang 1 atau 2 kali baru sadar,kejangnya seperti kedua
tangan mengepal dan tertarik ke arah dada dan leher pasien seperti menoleh

kearah kanan,serta

mulut mengeluarkan busa. Setelah selesai kejang pasien

tampak bingung dan tidak mau bicara sampai 2 hari baru pasien mulai berbicara.

E. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 9 dari 10 bersaudara, dalam keluarga tidak ada
yang memiliki ganguan jiwa seperti yang dialami oleh pasien. Saat ini pasien
tinggal bersama kedua orang tuanya,kakak perempuan tertua dan suaminya sama
anak-anaknya,serta saudara- saudara dekat ( satu kampung) dan istri pasien dan
anak perempuannya yang berumur 8 tahun.

POHON KELUARGA:

Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki laki Meninggal
= Perempuan Meninggal
= Pasien

E. Situasi Psikososial Sekarang


Pasien setiap harinya bekerja sebagai penjual pinang di pasar hamadi. Istri
pasien Tiga bulan yang lalu mendapat pekerjaan sebagai pelayan toko di moll
jayapura. Menurut keterangan kakak laki-laki pasien,pasien mempunyai masalah
dalam keluarga dengan istrinya. Permasalahan yang dialami pasien berhubungan
dengan pekerjaan baru yang didapat istrinya,sering terjadi pertengkaran dengan
istrinya.pasien sering berprasangka buruk dengan istrinya sepeti pulang keja
sampai malam dan saat istrinya menerima telepon, pasien curiga bahwa istrinya
sedang berselingkuh. Akhirnya pasien mulai marah-marah dan duduk diam-diam
sendiri di rumah.

F. Tanggapan Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Menurut pasien kehidupan keluarganya baik-baik saja, semua yang
dilakukan oleh pasien sangat didukung oleh keluarga. Tetapi hanya berbicara
hanya mempunyai masalah tentang tanah.

II.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan

Seorang pria tampak sesuai usia, perawakan sedang, kulit berwarna sawo
matang dan berambut ikal, serta pasien berpenampilan rapi.
2. Kesadaran
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien tampak tenang,
4. Pembicaraan
pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dan dapat dimengerti
5. Sikap Terhadap Pemeriksa.
Kooperatif
B. Keadaan Afektif dan Mood
1. Mood
Eutimik
2. Ekspresi Afektif (afek)
Appropiated (kesesesuaian)
3. Kesesuaian
Ada kesesuaian antara mood dan afek.
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Tidak terdapat halusinasi
2. Ilusi

Tidak ada
3. Depersonalisasi dan Derealisasi
Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktifitas

: Koheren

Kontinuitas

: (-)

Hendaya bahasa

: Tidak mengalami gangguan bahasa .

2. Isi pikiran
Waham : tidak ada
Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum, dan Kecerdasan
Pendidikan Terakhir pasien SMEA, pengetahuan umum pasien sesuai
dengan tingkat pendidikan .
2. Daya Konsentrasi
Kurang
3. Orientasi
Waktu, tempat, orang : baik
4. Daya Ingat
Jangka pendek, panjang : baik
5. Abstrak

Pasien mampu perpikir abstrak


6. Bakat Kreatif
Pasien suka belajar
7. Kemampuan Menolong Diri
Pasien dapat makan dan minum,serta merawat dirinya sendiri.
E. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik
F. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Kesan pemeriksa , pasien dapat bersosialilasi dengan baik.
2. Uji Daya Nilai
Baik.
3. Penilaian Realitas
Kesan pemeriksa, pasien dapat menilai realitas dalam hal ditemukannya
waham dan halusinasi
G. Tilikan
Tilikan VI
H. Reliabilitas /Keterpercayaan
Pasien dapat dipercaya
III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT BERDASARKAN CATATAN MEDIK.

A. Pemeriksaan Fisik
1. Status Internus

Keadaan umum

: Tampak Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda-tanda vital :
TD : 120/80mmHg
N : 98
R : 20 x/menit
S : 36,5

Kepala/ leher :

Thoraks :

Thoraks:
I :
P:
P:
A:

Abdomen :
I:
P:
P:
A:

Ekstremitas :

Bentuk badan

: Normal

System kardiovaskuler

: Dalam batas normal

System pernapasan

: Dalam batas normal

System fuloskeletal

: Dalam batas normal

Sytem gastrointestinal

: Dalam batas normal

Sytem urogenital

: Dalam batas normal

Ganguan khusus

: Tidak ada

2. Status neurologis

Refleks Fisiologis : BPR (+/+), TPR (+/+), APR (+/+)

Refleks Patologis : Babinski (-/-) , schaffer (-/-), Chaddock (-/-),


Oppheinm (-/-) , Gonda (-/-) , Gordon (-/-).

Motorik : Tremor (-), kekuatan otot 555


555

B. Status Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
C. Wawancara Dengan Anggota Keluarga

Nama

: Tn.L.a

Umur

: 80 tahun

Alamat

: Hamadi

Hubungan dengan Pasien : Ayah kandung pasien.

55 5
555

Nama

:Tn. A.G

Umur

: 43 tahun

Alamat

: Apo Bukit barisan

Hubungan dengan pasien : kakak kandung pasien

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


A. Gejala dan keluhan gangguan mental
Seorang laki-laki sudah ketiga kalinya masuk RSJD Abepura berumur 38tahun
dating dengan keluhan keluhan susah tidur, gelisah, marah-marah,berbicara

sendiri,

tertawa sendiri, jalan mondar-mandir di depan teras rumah. Laki-laki tersebut memiliki
perawakan yang sesuai dengan umurnya, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek
dan ikal serta berwarna hitam, dengan wajah oval . pasien tampak mengurus dirinya
pemeriksaan psikiatri yang didapatkan adanya bentuk pikiran yang autistic, kosentrasi
kurang dan tilikan VI.
B. Hasil Laboratorium
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
V.

FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak keluarga (Ayah Dan
kakak kandung) dan pasien yang terangkum dalam ikhtisar penemuan bermakna diatas
ditemukan tanda-tanda atau gejala skizofrenia berdasarkan pedoman diagnosis PPDGJ III,
kemungkinan diagnosis pasien ini adalah skizofrenia residual + epilepsi ec GMO

VI.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I

: F20.5 Skizofrenia Residual

AKSIS II

: Tidak ada

VII.

AKSIS III

: Tidak ada

AKSIS IV

: Masalah dengan primary support group (keluarga)

AKSIS V

: GAF 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

DAFTAR PROBLEM
1. Biologis /somatik
Susah tidur
2. Psikologis
Gelisah, marah-marah, jalan mondar-mandir di depan teras rumah serta terta
sendiri-sendiri.
3. Sosial
Hubungan keluarga dengan pasien baik, namun tidak bersosialisasi dengan
lingkungan tempat tinggal pasien.

VIII.

PROGNOSIS
Baik jika didukung dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.

IX.

RENCANA TERAPI

farmakoterapi

Lodomer 5mg tab 3x1

Thrihexipenidil 2 mg tab 2x1

Merlopam 0,5mg tab (1x1)

Dekatona 100mg tab 2x1

Diasepam 10mg /i.m (1 ampul) bila kejang.

1.Haloperidol

Mempunyai afinitas yang kuat pada reseptor D2. Lemah antagonis reseptor kolinergik

dan histamin.
Kadar puncak plasma haloperidol di capai dalam waktu 2-6 jam setelah pemberian oral
dalam waktu 20 menit setelah pemberian IM. Waktu paruh antara 10-12 jam. Diekskresi

dengan cepat melalui urin dan tinja dan berakhir 1 minggu setelah pemberian.
Dosis awal haloperidol sangat individual,tergantung pada beratnya gejala yang
ada,respon awalnya terhadap antipsikotik,penyakit lain yang menyertai,usia,berat

badan,dan kondisi medik pasien.


Penting pada pemberian dosis awal haloperidol dengan dosis adekuat yang tertinggi
sehingga dapat mengontrol gejala yang muncul .setelah respon terapi yang di capai,

turunkan dosis secara bertahap sampai dosis pemeliharaan terendah yang efektif.
Dosis awal haloperidol dapat di mulai dari 1 atau 2 mg dengan pemberian 2 atau 3 kali
per hari ,kemudian peningkatan dosis disesuaikan dengan gejala yang belum
terkontrol,beberapa keputusan mengatakan dosis perhari yang efektif antara 5 sampai 20
mg. Pada pasien dengan efek samping dengan minimal dan belum tercapai respon terapi,
dosis obat dapat di tingkatkan sampai 30-40 mg per hari. Setelah pemberian awal perlu di
lakukan monitoring efikasi klinis,sedasi atau efek samping lainnya yang mungkin timbul

sehingga dapat dilakukan penyesuaian dosis atau pergantian anti psikotik yang lain.
Pada anak-anak atau usia lanjut,dosis haloperidol dapat di turunkan dan dapat di mulai

dengan 0,5 sampai 1,5 mg per hari dengan pemberian 2 atau 3 kali per hari.
Kontra indikasi pemberian haloperidol adalah pasien dalam keadaan koma,depresi
susunan saraf yang di sebabkan oleh alkohol atau obat lain,sindrom parkinson,usia lanjut

dengan parkinson like symtoms,wanita menyusui dan sensitive terhadap haloperidol.


efek samping dari haloperidol yang paling sering dilaporkan adalah efek piramidal seperti
parkinson like symptoms,akatsia,diskinesia,hyperrflexia,rigiditas,opitotonus,dan kadangkadang krisis okulogirik.

2. THP ( Trihexypenidil)

Indiksi : Parkinson,gangguan ekstrapiramidal yang di sebabkan oleh SSP


Mekanisme kerja : menghambat re-uptake dopamine pada ujung saraf pre-sinaptik di
otak.

Dosis : Parkinson hari ke I : 1 mg, hari ke 2 : 2mg, diberikan 2-3mg, diberikan 2-3x/hari
selama 3-5 hari atau sampai tercapai dosis terapi. Pasca ensefalitis 12-15mg/hari.
Parkinson akibat dosis harian total : 5-15 mg, pada awal terapi dianjurkan 1 g/dosis.
Pasien > 65 tahun perlu dosis lebih kecil.

Pemberian : bersamaan makanan. Berikan sebelum makan jika timbul gejala mulut kering
atau sesudah makan jika timbul gejala mual/ air liur berlebihan. Berikan pada jam yang

sama tiap hari.


Perhatian : penyakit jantung, hati,ginjal, hipertensi, glaucoma, pria dewasa dengan

kemungkinan hipertrofi prostat.


Efek samping : mulut kering, penglihatan kabur,pusing,cemas, konstipasi,retensi,urin,

takikardia, dilatasi pupil, TIO meningkat, sakit kepala.


Interaksi obat : Potensial aksi dengan obat adrenergic lain. Bersifat antagonis dengan
chlorhydria (asam glutamate, betaozol)

2. Merlopam

Indikasinya pengobatan jangka pendek gejala ansietas yang berhubungan dengan gejala
depresi,adanya perasaan cemas atau khwatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal
yang di persepsi sebagai ancaman. Perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu

istirahat dengan tenang (inability to relax).


Efek samping dari merlopam dapat berupa sedasi( rasa mengantuk,kewaspadaan
berkurang,kinerja psikomotor menurun,kemanpuan kognitif melemah). Relaksasi

otot(rasa lemas,cepat lelah).


Untuk mengurangi risiko ketergantungan obat,maksimum lama pemberian 3 bulan
100 hari) dalam dosis teraupetik.
Obat yang masuk kedalam badan sama dengan jumlah obat yang keluar dari badan di
capai setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari cepat dan langsung memberikan efek.

Psikoterapi
a) Pada pasien

Memberikan edukasi dan nasehat kepada pasien tentang penyakit yang


dideritanya akibat kepatuhan dan ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat.

Mengajak pasien bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan mengikut


sertakan pasien dalam aktivitas sehari-hari.

b) Pada keluarga:

Memberikan informasi perihal kondisi serta pentingnya peranan keluarga dan


mengawasi pasien dalam mengkonsumsi obat,

sehingga dapat membantu

proses penyembuhan.

Memberikan informasi tentang tanda-tanda kekambuhan yang timbul akibat


putus obat.

X.

DISKUSI /PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan dapat disimpulkan kemungkinan diagnosis pasien ini
adalah F20.5 Skizofrenia residual.
Memenuhi kriteria skizofrenia residual yaitu :
Gejala Negatif dari skizofrenia yang menonjol, misalny perlambtan psikomotorik,
aktivitas

menurun,

afek

yang

menumpul,

sikap

pasif

dan

ketiadaan

inisiative,kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan,komunikasi nonverbal


yang buruk seperti dalam ekspresi muka,kontak mata,modulasi suara, dan posisi
tubuh, perawatan diri dan kinera social buruk.
Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang
memnuhi criteria untuk diagnosis skizofrenia.

Sedikitnya sudah melampaui kurung waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang(minimal) dan
telah timbul sindrom negarif dari skizofrenia.
Tidak terapat demensia atau penyakit / gangguan otak organik , depresi kronis atau
istitulionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.
Epilepsi
Definisi epilepsi : kejadian kejang berulang (kambuhan)
Etiologi epilepsy mungkin disebabkan oleh :

aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otak.

Gangguan biokimia atau metabolic dan lesi mikospik diotak pada saat lahir atau
cedera lain.

Pada bayi penyebab paling sering adalah afiksi atau hipoksia waktu lahir, trauma
intracranial waktu lahir, gangguan metabolic , malformasi congenital pada otak
atau infeksi.

Pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy idiopatik, pada umur 5-6
tahun yang disebabkan karena febril.

Pada usia dewasa penyebab lebih bervariasi yaitu idiopatik, karena brith trauma,
cedera kepala, tumor.

Manifestasi klinis, kejang sangat bervariasi tergantung didaerah otak fumgsional yang
terlibat.75 % pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18 tahun, insiden paling tinggi pada
umur 20 tahun pertama menurun sampai umur 50 tahun dan meningkat lagi setelah
terkait dengan kemungkinan terjadinya penyakit serebrovaskuler.
Prognosis , pasien dengan lebih dari satu jenis epilepsy mengalami retradasi mental,
gangguan psikiatri dan neurologi. Prognosis umunya baik 70-80 % pasien yang
mengalami epilepsy akan sembuh dan kurang lebih separuh pasien akan bias lepas obat.

Gangguan Mental Organik


Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit atau gangguan sistemik atau
otak yang dapat di diagnosis tersendiri.
Termasuk gangguan mental simtomatik dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat
sekunder dari penyakit / gangguan sismetik diluar otak (ekstracerebral)
Gambaran utama :

Gangguan fungsi kongnitif, misalnya daya ingat (memori), daya piker, daya
belajar.

Gangguan sensorium, misalnya gangguan kesadaran dan pehatian

Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang : Presepsi, isi pikiran ,
suasana perasaan dan emosi ( depresi,gembira, cemas).

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim,Rusdi Dr.Sp.KJ.2003.buku saku.DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA. Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III. Editors.Bagian Ilmu kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta.
2. Maslim,Rusdi Dr.Sp.KJ.2007. Panduan praktis.PENGGUNAAN KLINIS OBAT
PSIKOTROPIK.Edisi ketiga.Bagian Ilmu kedokteran jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta Hal :
3. Seto Sagung.informasi obat nasional Indonesia 2008. Coper Prom : Jakarta. Hal:

Anda mungkin juga menyukai