Anda di halaman 1dari 9

TINDAKAN HEMODIALISA

Dengan Ridho Allah,


Kesehatan Anda Tujuan
Kami

No. Dokumen :
SPO-PRT-KEP-03

No. Revisi :
1

Halaman :
1/3

DITETAPKAN DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

Tanggal :
29 SEPTEMBER
2011
Dr. Az. Rifki, Sp An KIC KMN
Suatu tindakan yang merupakan terapi pengganti pada gagal
ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh,
cairan dan elektrolit dari darah melalui membran semi
permeable dengan menggunakan ginjal buatan atau dialyzer.

TUJUAN

1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan haemodialisa


2. Untuk meningkatkan kwalitas hidup klien.

KEBIJAKAN

1. .
2. ..

PROSEDUR

A. Persiapan Petugas
1. Pastikan pasien yang akan dilakukan tindakan telah
diidentifikasi dengam benar.
2. Jelaskan kepada keluarga mengenai prosedur yang
akan dilakukan
3. Pastikan mesin dialisis dapat berfungsi dengan baik.
4. Perawat menggunakan alat pelindung diri (APD)
sesuai kebutuhan
B. Persiapan pasien
1. Pastikan pasien dan keluarga bersedia untuk
dilakukan tindakan dan sudah menanda tangani infon
consen
2. Pstikan pasien sudah konsultasi ke dokter spesialis
ginjal dan membawa surat keterangan dialisis
3. Siapkan lingkungan yang aman dan nyaman
4. Pastikan pasien sudah melakukan pemeriksaaan,
spt :
Berat badan ( jika memungkinkan )
Keadaan umum dan ukur tanda-tand avital
HB (haemoglobin) > 7gr %, jika kurang persiapkan
untuk tranfusi sebelum haemodialisa

Mempunyai sarana hubungan sirkulasi yang


permanen atau temporer
Pemeriksaan darah lengkap (hb, ht, leukosit,
trombosit ), ureum atau creatinin, kalium darah,
glukosa darah, analisa gas darah ( TC02, HC03 ),
CCT URINE, HbsAg, HAV, HCV
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Ro Thorax
Pemeriksaan USG Abdomen
C. Persiapan alat
1. Peralatan HD:
a. Dialyzer atau ginjal buatan ( 1 set )
b. Air untuk dialisis
c. Cairan dialisis yaitu yang mengandung acetat dan
bikarbonat
d. Mesin dialisis, yang terdiri dari:
Blood pump
System penghantaran cairan dialisate yaitu :
proportioning system dan batc system
Monitoring
2. IV catheter Arterio-venous fistula No.18 G (2 buah )
3. Infuse set atau bood set ( 1 buah )
4. Syringe 1cc ( 1 buah )
5. Syringe 10 cc ( 1 buah )
6. Syringe 3 cc ( 2 buah )
7. Heparin injeksi ( 1 cc )
8. Lidocain injeksi ( 1 Amp )
9. Nacl 0,9% ( 2Kolf )
10. Kassa steril atau gaas steril ( 10 lembar )
11. Sarung tangan steril, dan sarung tangan non steril ( 1
pasang )
12. Bak instrument kecil steril ( 1 Buah )
13. Klem alteri ( 1 Buah )
14. Plester, alcohol, bethadin secukupnya
15. Gelas ukur ( 1 Buah )
16. Timbangan berat badan (1 Buah )
17. Formulir Haemodialisa ( 1 rangkap )
18. Pengalas ( 1 Buah )
19. Doek bolong ( 2 Buah )
20. APD ( skor, masker, dll ) jika perlu
D. Pelaksanaan
1. Cara kerja
a. Dengan akses internal AV shunt fistula cimino:
Jelaskan pada pasien dan keluarga
tindakan dan prosedur yang akan dilakukan

Minta kerja sama klien dan keluarga selama


tindakan
Klien dianjurkan untuk cuci tangan
Dekatkan alat ke pasien
Pasang sampiran
Bebaskan akses yang akan dipungtie
Pasang pengalas
Perawat cuci tangan, pasang APD (sarung
tangan steril, masker, dll) jika diperlukan
Lakukan desinfeksi secara sirkulair pada
akses yang akan dipungtie
Lakukan pungtie vena terlebih dahulu
dengan iv catheter AV fistula
Pungtie berhasil bila terdapat darah didalam
kanule
Fiksasi dengan benar dan tutup dengan
kassa steril
Lalu lakukan pungtie pada iriet (cimino ),
perhatikan darah keluar dalam kanul dan
fiksasi dengan kassa steril
Kedua akses yang telah dipungtie
disambungkan dengan dialyzer atau ginjal
buatan
Aktifkan dialyzer
Rapikan alat
Lepaskan APD ( sarung tangan, dll ),
perawat cuci tangan
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
b. Dengan akses Scribner/ Mahorkar
Jelaskan pada pasien dan keluarga
tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan
Minta kerja sama klien dan keluarga
selama tindakan
Anjurkan pasien cuci tangan jika
memungkinkan
Dekatkan alat dan pasang sampiran
Pasang pengalas
Perawat cuci tangan, pasang sarung
tangan steril dan APD lain ( jika
diperlukan )
Siapkan kassa steril yang telah diberi
batadine

Oleskan betadine pada kedua inlet dan


outlet port 5menit sebelum dibuka
Lakukan aspirasi pada kedua lumen,
pastikan bahwa mahorkar masih
berfungsi
Kemudian sambungkan inlet/outlet
mahorkar ke dialyzer
Aktifkan dialyzer
Rapikan alat
Lepaskan APD, perawat cuci tangan
Dokumentasikan tindakan yang
dilakukan
Perawatannya :
Ganti penutup luka sekitar exit site setiap
kali selesai tindakan
Bersihkan kotoran atau bekuan darah
sekitar axit site
Oleskan betadine dan ttutp dengan kassa
steril
Catat setiap ada perobahan warna kulit
seperti inflamsi atau ada perdarahan
Pastikan penutup luka tidak menekan
catheter atau tertarik
Catheter sebainya diberi label missal tidak
dipakai untuk mengambil darah atau dipakai
untuk infuse
c. Dengan akses femoralis
Jelaskan pada pasien dan keluarga tindakan
dan prosedur yang akan dilakukan
Minta kerja sama klien dan keluarga selama
tindakan
Anjurkan pasien cuci tangan jika memungkinkan
Dekatkan alat dan pasang sampiran
Pasang pengalas
Perawat cuci tangan, pasang sarung tangan
steril dan APD lain ( jika diperlukan )
Lakukan desinfeksi dengan cara sirkulasi
Kemudian anastesilokal dengan lidocain pada
area yang akan dipungtie
Pungtie vena (outlet ) besar seperti vena
brachialis atau vena cepalica
Bila darah telah keluar bolus denga heparin
injeksi lalu fiksasi dengan benar dan tutup

dengan kassa steril


Selanjutnya pungtie iriet ( arteri femoralis )
dengan cara meraba arteri femoralis dan
ditekan denga 3 jari kearah medial, lalu
desinfeksi secara sirkulairpada akses yang akan
dipungtie, beri anastesi local dengan lidocain
lalu pungtie arteri tersebut, dikatakan berhasil
bila terdapat darah keluar lalu fiksasi yang
benar tutup dengan kassa steril.

2. Memulai Haemodialisa
a. Ujung ABL line dihubungkan dengan pungtie inlet
b. Ujung ABL line dihubungkan dengan gelas ukur
c. Semua klem dibuka, kecuali klem infuse set
d. Jalankan kompa darah (blood pump ) dengan
QB+100 ml/menit sampai sirkulasi darah terisi
darah semua
e. Blood pump stop, sambungkan ujung dari vena
blood line dengan pungtie outlet.
f. Fiksasi alterial blood line dan VBL ( sehingga
pasien tidak sulit untuk bergerak) biasanya
menggunakan klem alteri.
g. Cairan priming yang ditampung di gelas ukur,
diukur jamlahnya dan dicatat ( cairan yang
dikeluarkan sesuai kebutuhan).
h. Jalankan pompa darah dengan QB 100ml/menit,
setelah 15 menit dapat dinaikan sampai 300
ml/menit (dilihat dari keadaan klien)
i. Hubungkan selang-selang monitor: venous
pressure, arteri pressure.
j. Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai
kebutuhan )
k. Observasi keadaan umum pasien, tanda-tanda
vital tiap jamnya , bila keadaan umum klien tidak
baik observasi silakukan lebih sering
l. Isi rekamedis dialisa antara lain: nama, umur,
berat badan, TTV, tipe ginjal buatan (factor
ukuran ), cairan priming yang masuk, makanminum, keluhan dan masalah selama dan setelah
hemodialisa
3. Tahap-tahap mengakhiri hemodialisa
a. . persiapan alat :
1) Kassa steril
2) Plester
3) Verban roll
4) Alcohol

5) Betadine
6) Antibiotic powder
7) Bantal pasir kg-1 kg
b. Cara kerja :
1) 5 menit sebelum HD berakhir, QB
diturunkan sekitar 100 ml/menit
2) Ukur TTV]
3) Blood pump dihentikan
4) Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut,
bekas pungtie inlet ditekan dengan kassa
steril yang diberi betadine
5) Hubungkan ujung ABL dengan infuse set
6) Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan
didorong Nacl 0,9 % 50ml-100ml sambil QB
dijalankan 100ml/menit
7) Setelah darah masuk kedalam tubuh, blood
pump dihentikan, ujung VBL diklem
8) Jarum outlet dacabut, bekas puntie outlet
ditekan dengan kassa steril yang diberi
betadine
9) Bila penarahan pada pungtie sudah
berhenti, bubuhi luka dengan antibiotic
powder lalu tutupi dengan kassa steril/band
aid lalu pasang verban roll
10)Ukur TTV
11) Timbang berat badan
4. Pembersihan dialyzer Reuse
a. Persiapan alat
1) Prefilter hoursing dan filter cortride 1 mikron
2) On-off ball valve untuk water inlet
3) Kitchen sink stainless dengan 1 atau 2
lubang
4) Cabinet untuk rak penyimpanan
5) Gelas ukur 100 cc atau 60 cc
6) APD ( Sarung tangan, masker, kaca mata
pelindung, dll )
7) Klem
8) Dirigen untuk penyimpanan formaline 5%
9) Connecting atau selang
10)Connector dan fitting
11) H2O2 dengan konsentrasi 3%
12)Syringe 50cc
b. Pembilasan awal
Cara kerja :
1) Perawat cuci tangan

2) Pakai APD ( sarung tangan dan


masker )
3) Tutup kedua bagian dialysate in dan
dialysate out
4) Pasangpotongan blood line pada
venous line out
5) Klem blood line bagian venous tersebut
6) Isi H202 3% dengan menggunakan
syringe 50cc yang sudah disambung
dengan potongan blood line melalui
arteri in.
7) Tekan flunger syringe berulang kali
sampai sesekali melepaskan klem
bagian venous
8) Setelah hollow fiber bersih dari darah,
leaskan klem pada venous line dan
buang semua H2O2 yang tersisa
9) Pasang hollow fiber pada alat reused
10)Buka kran water in let dan buka kran
pada alat reuse hingga maximal, biarkan
kondisi ini selama 5-10 menit
11) Lepaskan APD
12)Perawat cuci tangan
13)Dokumentasikan semua tindakan
c. Proses pembersihan
Cara kerja
1) Tutup slang pada selang orterial in
2) Tutup dyalisate out dengan Hansen
connector
3) Atur kran pada mesin reused hingga meter
pada alat menunjukan angka 25 psl
4) Sesekali klem selang venous outlet dengan
menggunakan klem biarkan pada kondisi
10-15 menit
d. Pembilasan Akhir
Cara kerja
1) Buka klem selang pada bagian arterial in
2) Lepaskan Hansen connector pada bagian
dialysate out
3) Buka kran mesin reuse semaksimal mungkin
biarkan selam 5 menit
Pencucian hollow fiber sudah selesai kemudian uji
fungsi apakah hollow fiber layak pakai
e. Uji fungsi hollow fiber
Cara kerja :
1) Keringkan atau buang semua air yang ada di

hollow fiber
2) Tutup bagian dialysate in dan dialysate out
dengan penutup
3) Masukan air melalui arterial line in dan tutup
bagian venous out
4) Setelah penuh tutup bagian arterial in dan tutup
bagian venous line out
5) Siapkan gelas ukur 100cc yang bersih dan
kering
6) Gunakan syringe 50cc yang bersih untuk
mendorong semua sisa yang ada di hollow
fiber
7) Jika jumlah air yang tertampung masih >80cc
dari priming volume dari hallow fiber artinya
hollow fiber tsb masih layak pakai
8) Jika jumlah air yang tertampung kurang dari
jumlah priming volume maka hollow fiber tsb
tidak layak pakai
f. Sterilisasi dan penyimpanan
Cara kerja:
1) Tutup bagian venous line out, dialisate in dan
dialisate out
2) Isi formaline 5% dari bagian arterial line in
3) Setelah penuh terisi formaline tutup bagian
arterial in tersebut
g. Pembilasan saat pemakaian ulang:
Cara kerja:
1) Buang semua formaline yang ada dalam hollow
fiber dengan membuka semua penutup yang
terpasang
2) Jika sudah pasang hollow fiber pada mesin HD
lakukan priming dengan Nacl 0,9% sebanyak 1
liter-1,5 liter
3) Gunakan line test untuk mengecek apakah
mesin ada formaline yang tersisa atau tidak
4) Jika sudah bersih dari formaline maka hollow
fiber sudah dapat siap pakai

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE


TEMPAT TIDUR
No. Dokumen :
SPO-PRT-KEP-03

No. Revisi :
1

Halaman :
2/3

Dengan Ridho Allah,


Kesehatan Anda Tujuan

Lanjutan SPO MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR


PROSEDUR
1.
UNIT TERKAIT

Seluruh instalasi

DOKUMEN TERKAIT

SPO Cuci Tangan

DAFTAR RUJUKAN

1. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar


2. Depkes RI Poltekkes Tehnik Keperawatan Dasar :2000

Anda mungkin juga menyukai