Anda di halaman 1dari 9

LAMPIRAN 1

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


NOMOR
:
032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015
TANGGAL
:
22 Juni 2015
TENTANG
:
KEBIJAKAN TRIAGE PASIEN
1. PENDAHULUAN
1.1. Pengertian
1.1.1.Triage adalah suatu sistem untuk melakukan pemilahan pasien yang datang ke unit gawat
darurat berdasarkan pada kebutuhan pertolongan medisnya
1.1.2.Triage adalah cara memprioritaskan pelayanan pada pasien berdasarkan pada kondisi
penyakit/ injury, derajat keparahan (severity), prognosis penyakit, dan sumber daya yang
dimiliki
1.1.3.Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, serta fasilitas yang paling
efektif dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan
pertolongan dan menetapkan prioritas penanganan
1.2. Tujuan
1.2.1.Tujuan triage adalah untuk mendapatkan hasil yang sebaik mungkin sesuai dengan kondisi
pasien dan sarana yang tersedia di rumah sakit atau unit gawat darurat, sehingga perlu
dilakukan prioritas pasien untuk menekan angka morbiditas, mortalitas, dan kecacatan
1.3. Ruang Lingkup
1.3.1.Semua pasien IGD RS Karya Medika II Tambun harus dilakukan triage
1.4. Tugas dan Tanggung Jawab
1.4.1.Direktur RS Karya Medika II bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mekanisme /
protokol yang dijelaskan dalam kebijakan ini dan dokumen yang terkait tersedia untuk
implementasi, monitoring dan revisi kebijakan ini secara keseluruhan serta dapat diakses
dan dimengerti oleh semua staf terkait.
1.4.2.Wakil Direktur RS yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa semua Ka. Instalasi/Ka.Departemen/ Ka.Bidang :
Menyebarkan Kebijakan ini di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka.
Mengimplementasikan kebijakan ini di dalam wilayah yang menjadi tanggung jawab
mereka.
Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumberdaya yang tepat untuk terpenuhinya
kebijakan ini.
Memastikan bahwa semua staf di bawah pengawasan mereka mengetahuinya kebijakan
ini dan mengikuti pelatihan untuk kebijakan ini.
Nomor Surat Keputusan Direktur :
032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

1.4.3.Kepala Instalasi / Kepaia Ruang/ Wadir


1.4.3.1.Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur triage Pasien dan
menerapkannya.
1.4.3.2.Menyelidiki semua insidens gangguan pada proses triage pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tidakan untuk mencegah terulangnya kembali insidens
tersebut.
1.4.4.Seluruh staf Rumah Sakit
1.4.4.1.Memahami dan menerapkan prosedur triage Pasien
1.4.4.2.Memastikan proses triage Pasien yang benar
1.4.4.3.Melaporkan kejadian yang tidak sesuai dengan panduan sebagai upaya
mengeliminir faktor-faktor yang tidak memberikan nilai bagi pasien
1.4.5.Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
1.4.5.1.Memantau dan memastikan panduan triage Pasien dikelola dengan baik oleh
Kepala Instalasi.
1.4.5.2.Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan triage Pasien
2. TATA LAKSANA
2.1. Triage adalah kontak pertama pasien di Instalasi Gawat Darurat. Pengumpulan data subjektif dan
objektif pada proses triage harus dilakukan tidak lebih dari dua sampai dengan lima menit namun
dilakukan dengan adekuat dan akurat sehingga faktor ketelitian menjadi sangat penting dalam
proses ini
2.2. Safety saat proses Triage
Staf yang berada di instalasi gawat darurat harus memperkirakan kemungkinan menghadapi
situasi pasien atau keluarga pasien yang agresif. Upayakan suatu kondisi lingkungan yang aman
dan bebas dari ancaman. Kolaborasi dengan pihak security
2.3. Pada saat triage yang dilakukan adalah :
Penilaian tanda-tanda vital
Penilaian tindakan yang diperlukan
Penilaian harapan hidup
Penilaian kemampuan tenaga medis yang tersedia
Prioritas penanganan definitive
Pemberian label (Triage Coding)
2.4. Triage START (Simple Triage and Rapid Treatment) merupakan suatu proses triage berbasis
fisiologik yang didasarkan pada:
Kemampuan berjalan
Airway
Breathing
Circulation
Disability/ Mental status: kemampuan untuk mengikuti perintah
Nomor Surat Keputusan Direktur :
032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

2.5. Pasien emergency diperiksa dan distabilisasi sebelum pasien di transfer intra atau antar rumah
sakit
2.6. Kriteria START (Simple Triage and Rapid Treatment)
Prioritas
Penanganan
Prioritas Tertinggi

Warna

Mengancam jiwa atau


fungsi vital, perlu
resusitasi dan tindakan
bedah segera,
mempunyai
kesempatan hidup
yang besar

Kriteria

Respond Time
Treatment

Memerlukan reposisi airway dan


bantuan ventilasi

Segera,
mengancam
nyawa

Bernapas tapi tapi RR > 30x per menit


Capilary Refil > 2 detik
Kontrol perdarahan
Nadi tidak teraba
Kesadaran : tidak sadar, gagal
mematuhi perintah

Prioritas Tinggi

Potensial mengancam
nyawa atau fungsi
vital bila tidak segera
ditangani dalam
jangka waktu singkat

Airway dan Breathing masih adekuat

Prioritas sedang

Perlu penanganan
seperti pelayanan
biasa, tidak perlu
segera

Pasien dapat berjalan


Airway, breathing, circulation adekuat

Perawatan dapat
ditunda sampai
dengan 3 jam

Prioritas Terakhir

Cidera yang
mematikan

Tidak ada Respirasi spontan setelah


reposisi airway, tidak teraba nadi pada
arteri karotis, pupil midriasis
maksimal

Tidak dibutuhkan
perawatan

Sirkulasi masih adekuat


Kesadaran : mematuhi perintah
sederhana

Memerlukan
tindakan definitif,
perawatan dapat
ditunda sampai
dengan 60 menit

2.7. Agar dapat menilai kondisi awal pasien gawat darurat secara cepat dan tepat perlu dilakukan
anamnesis singkat dan pemeriksaan secara sistematis terhadap adanya:
gangguan jalan napas (A, airway)
pernapasan (B, breathing)
sirkulasi (C, circulation)
neurologi/ mental status (D, disability)
Anamnesis singkat singkat harus dapat menggali gejala utama yang pasien rasakan sebelum dan
saat mengalami kondisi gawat darurat. Anamnesis tersebut harus dapat menentukan apakah
pasien tersebut termasuk dalam kasus trauma/non-trauma, kasus bedah/non-bedah, kasus
keracunan obat/ toksin
2.7.1.Pemeriksaan jalan napas (A, airway)
Harus mengkaji apakah pasien mengalami obstruksi jalan napas, gangguan proteksi jalan
napas, edema mukosa laring, atau aspirasi benda asing. Suara mengorok atau berkumurkumur menunjukkan adanya penghalang jalan napas dan harus segera dikeluarkan.
Nomor Surat Keputusan Direktur :
032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

2.7.2.Pemeriksaan pernapasan (B. Breathing)


yaitu mengkaji apakah pasien bernapas normal, mengalami peningkatan kerja pernapasan
(work of breathing), hipoksia, fatique, terdapat pneumothoraks, asma, anafilaksis, gagal
jantung, pneumonia, atau PPOK. Pakaian pasien harus dibuka agar dapat dilihat gerakan
pernapasan di dada dan perut secara baik. Dengar dan rasakan napas pasien dengan
mendekatkan telinga dan pipi ke muka pasien.
2.7.3.Pemeriksaan sirkulasi (C, sirkulasi)
Harus mengkaji apakah sirkulasi normal atau apakah pasien mengalami perdarahan, syok,
sepsis, atau terdapat sindrom koroner akut, gagal jantung, atau aritmia. Penilaian nadi dapat
dilakukan dengan meraba arteri radialis atau karotis. Pada penilaian awal tujuannya adalah
menemukan adanya ancaman asistole atau takikardi ventricular. Bila dalam waktu 10 detik
tidak menemukan pulsasi nadi, maka Resusitasi Jantun-Paru harus segera dilakukan. Kulit
yang pucat, dingin, dan basah merupakan tanda adanya syok. Cara cepat untuk menilai
adanya syok adalah dengan menilai capillary refill time (CRT) yaitu dengan menekan kuku
jari tangan atau jempol kaki. Saat ditekan, kuku akan menjadi putih dan bila tekanan dilepas
kuku akan kembali menjadi merah dalam waktu 2 detik. Bila CRT 2 detik maka
kemungkinan syok harus dicurigai.
2.7.4.Penilaian neurologis/ status mental (D, disability)
yaitu mengkaji apakah pasien mengalami penurunan kesadaran. Penilaian kesadaran secara
cepat dapat menggunakan metode AVPU, yaitu :
Alert (A), yaitu bila tanpa stimulus, pasien sudah dapat berbicara dengan benar,
termasuk mengetahui tempat dan waktu kejadian
verbal (V), yaitu bila pasien merespon dengan stimulasi verbal
pain (P), yaitu jika pasien merespon dengan stimulasi nyeri
unresponsive (U), jika pasien tidak merespon dengan stimulasi apa pun
2.8. Alur Triage
2.8.1.Pasien datang ke IGD diterima oleh petugas medis/ paramedis IGD RS Karya Medika II
2.8.2.Lakukan triage dengan anamnesis dan pemeriksaan singkat dan cepat untuk menentukan
triage coding (kode warna)
2.8.3.Jika pasien datang ke IGD dapat berjalan sendiri atau menolong dirinya sendiri, mampu
berbicara dengan lancar tanpa ada hambatan saat dilakukan anamnesis oleh petugas, cidera
laserasi minor, memar, lecet, luka bakar superficial, maka pasien dikategorikan prioritas
sedang (hijau), yang memerlukan penanganan seperti biasa tidak perlu segera (Tabel 1.)
Pasien dapat dipindahkan ke poli klinik 24 jam atau dipindahkan ke ruang observasi
2.8.4.Jika pasien tidak dapat berjalan sendiri, dilakukan pengkajian terhadap respirasi spntan
2.8.4.1. Tidak bernapas spontan, lakukan reposisi airway kemudian lakukan kembali
look, listen, feel.
2.8.4.1.1. Jika setelah reposisi airway- tetap tidak bernapas spontan, dan tidak
ditemukan pulse pada artery carotis, pupil midriasis maksimal, pasien
prioritas terakhir (hitam), cidera yang mematikan- pasien tidak
memerlukan perawatan (Tabel 1), pasien dipindahkan ke kamar jenazah
2.8.4.1.2. Jika setelah reposisi airway- pasien dapat bernapas spontan, pasien
dikategorikan prioritas tinggi (merah), memerlukan penanganan segera
(Tabel 1) pasien dipindahkan ke ruang resusitasi
2.8.4.2. Bernapas spontan, lakukan pengamatan pada respiratory rate

Nomor Surat Keputusan Direktur :


032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

2.8.4.2.1. Pasien dengan respiratory rate 30x per menit (pada anak-anak jika RR
45x per menit atau RR 15x per menit), pasien dikategorikan prioritas
tinggi (merah), memerlukan penanganan segera (Tabel 1) pasien
dipindahkan ke ruang resusitasi
2.8.4.2.2. Pasien dengan respiratory rate 30x per menit, maka dilakukan
penilaian perfusi
2.8.5.Jika pasien RR 30x per menit, dilakukan pemeriksaan perfusi
2.8.5.1.1. Tidak teraba nadi pada arteri radialis atau CRT 2 detik, pasien
dikategorikan prioritas tinggi (merah), memerlukan penanganan segera
(Tabel 1) pasien dipindahkan ke ruang resusitasi
2.8.5.1.2. Teraba nadi pada arteri radialis atau CRT 2 detik, dilakukan
pemeriksaan status mentalis
2.8.6.Pada pemeriksaan status mentalis
2.8.6.1.1. Pasien tidak mampu melaksanakan perintah sederhana (pada anak-anak
dapat menggunakan metode AVPU), pasien dikategorikan prioritas tinggi
(merah), memerlukan penanganan segera (Tabel 1), pasien dipindahkan ke
ruang resusitasi
2.8.6.1.2. Pasien mampu melaksanakan perintah sederhana (pada anak-anak dapat
menggunakan metode AVPU) , pasien dikategorikan prioritas sedang
(kuning), memerlukan perawatan definitive, tetapi tidak ada ancaman jiwa
segera. Pasien dapat dipindahkan ke ruang bedah atau ruang non bedah

Nomor Surat Keputusan Direktur :


032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

2.8.7.Alur kegiatan IGD

Nomor Surat Keputusan Direktur :


032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

3. REVISI DAN AUDIT


3.1. Kebijakan akan dikaji ulang dalam kurun waktu 3 tahun
3.2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan
akan dilaksanakan dalamwaktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan.
3.3. Audit klinis ini meliputi:

Jumlah persentase ketepatan prosedur triage

Insiden yang terjadi / adverse event yang berkaitan dengan triage

Efisiensi dan efektifitas kebijakan

Insidens yang terjadi dan berhubungan dengan triage

3.4. Setiap pelaporan insidens yang berhubungan dengan proses triage akan dipantau dan dilakukan
analisis dan revisi kebijakan sesuai dengan alur PDCA

Nomor Surat Keputusan Direktur :


032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

Lampiran 2. Algoritma Simple Triage and Rapid Treatment (START)

Nomor Surat Keputusan Direktur :


032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

Nomor Surat Keputusan Direktur :


032/01.SK/DIR-RSKMII/VI/2015

RS KARYA MEDIKA II TAMBUN


Tanggal Revisi:
Ditinjau Kembali Pada: 21 Juni 2018

Tanggal Implementasi::
22 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai