Reading
Oleh:
Aulia Ayu Hartini
2010730015
ABSTRAK
Menggigil adalah salah satu masalah utama pada spinal
anestesia.
Tujuan penelitian ialah untuk menilai efek dari pemberian
fentanyl intratekal (25g) pada insiden dan keparahan
menggigil sebelum dan setelah operasi.
Metode: 80 wanita sehat (ASA I) dibagi secara acak
dalam dua group, group F (studi) dan group S (kontrol).
Hasil: total kejadian menggigil dan tingkat keparahan
pada kelompok F secara signifikan lebih rendah dari
group S (p value < 0,0001)
Kesimpulan:
bupivacaine intratekal dikombinasikan
dengan fentanyl dikaitkan dengan insiden dan tingkat
keparahan menggigil lebih rendah
LATAR BELAKANG
Anestesi spinal merupakan jenis anestesi
TUJUAN
Tujuan pertama dari studi kami adalah
METODE
KRITERIA EKSKLUSI
Ibu
seimbang
Group F, sebanyak 40 wanita menerima
12.4 mg (2.5 ml) dari 0,5% bupivacaine
hiperbarik dikombinasikan dengan 25g
(0.5 ml) fentanyl
Group S, sebanyak 40 wanita menerima
12.4 mg (2.5 ml) dari 0,5% bupivacaine
hiperbarik dikombinasikan dengan 0.5 ml
salin normal
PENGUKURAN
Analgesi sensoris pinprick
Denyut nadi
Tekanan darah arteri
Oral temperatur
Nyeri VAS (Visual Analog Scale)
0 = tidak ada
1 = fasikulasi ringan di wajah atau leher
2 = terlihat tremor pada lebih dari satu
kelompok otot
3 = menggigil melibatkan seluruh tubuh
HASIL
HASIL
HASIL
DISKUSI
Dengan
adanya
penambahan
fentanyl
intratekal, kejadian menggigil yang terjadi
berkurang seiring dengan waktu pengukuran.
Diduga disebabkan oleh efek fentanyl yang
ditambahkan pada ruang subarachnoid pada
termoregulator dan dapat mempengaruhi
input termal aferen pada medulla spinalis.
Karena sifatnya yang lipofilik fentanyl dapat
mencapai otak melalui jalur serebrospinal dan
tidak mengganggu kontrol termoregulasi oleh
hipotalamus.
KESIMPULAN
Pemberian fentanyl 25 g intratekal
terbukti secara bermakna menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi spinal
pada pasien seksio sesaria dengan efek
samping minimal.