Anda di halaman 1dari 3

Konjungtivitis merujuk pada peradangan selaput mata (conjunctiva) (lapisan terluar mata dan

permukaan bagian dalam kelopak mata.[1]


Daftar isi
[sembunyikan]

1 Konjungtivitis Gonokokal

2 Konjungtivitis Vernalis

3 Masa Inkubasi

4 Gejala

5 Pencegahan

6 Pengobatan

7 Referensi

8 Rujukan

9 Pranala luar

Konjungtivitis Gonokokal[sunting | sunting sumber]


Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati
jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin
iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan
konjungtivitis gonokokal.
Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika
sperma yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa
terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis
gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.

Konjungtivitis Vernalis[sunting | sunting sumber]


Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor
alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan jenis kelamin.penyakit ini
biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia
dibawah 10 tahun. Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh gatal, mata merah,

dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran
yang jernih.

Masa Inkubasi[sunting | sunting sumber]


Waktu terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.

Gejala[sunting | sunting sumber]


Mata terasa kasar dan gatal, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu
bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis
karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

Pencegahan[sunting | sunting sumber]


1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya dengan bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

Pengobatan[sunting | sunting sumber]


Apabila penyebab dari penyakit mata merah (konjungtivitis) adalah bakteri, biasanya sang dokter
akan memberikan obat antibiotik seperti obat tetes mata untuk penderita anak-anak maupun
dewasa. Tetapi jika penderitanya masih bayi, maka biasanya dokter akan memberikan salep untuk
mengatasi penyakit mata merah (konjungtivitis) tersebut. Sedangkan jika virus sebagai penyebab
timbulnya mata merah (konjungtivitis), maka penyakit ini tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik,
bahkan belum ada obat penyembuhnya. Biasanya dokter hanya memberikan tetes mata penyegar,
penderita biasanya akan mengalami infeksi sekitar kurang lebih satu hingga dua minggu, kemudian
berangsur angsur sembuh dengan sendirinya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Anda mungkin juga menyukai