Katarak Senil Matur
Katarak Senil Matur
I.
PENDAHULUAN
Katarak berasal dari bahasa yunani Katarrhakies, dari bahasa inggris
Cataract, dan bahasa latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa
Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti air terjun akibat lensa yang
keruh. 1
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa yang dapat
terjadi akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan
berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu
yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan
tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit mata local
menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak
seperti glaucoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat
berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya. 1
a)
b)
yang
menurun
secara
progresif.
Kekeruhan
lensa
ini
II.
DEFENISI
Katarak senile merupakan semua kekeruhan lensa yang terdapat pada
usia lanjut yaitu usia di atas 50 tahun. Katarak senile juga katarak yang
berkaitan dengan usia, merupakan jenis yang paling umum. 3
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak
diketahui secara pasti. Katarak senile ini jenis katarak yang sering ditemukan
dengan gejala pada umumnya berupa distorsi penglihatan yang semakin kabur
pada stadium insipiens pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh
makin kabur. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien
dapat membaca lebih baik tanpa kacamata (second sight). 1
Berdasarkan lokasinya terdapat tiga jenis katarak yaitu nuclear
sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. 3
1. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan-lahan
sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih
di pengaruhi dari pada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan
III.
berfungsi
untuk
merefraksikan
sinar,
mempertahankan
(normalnya sekitar 1,4 secara sentral dan 1,36 secara perifer). Pada posisi
ketika lensa tidak berakomodasi, lensa memberikan kontribusi sebesar 15-20
dioptri dari kira-kira 60 Dioptri dari kekuatan refraksi konvergen rata-rata
mata manusia. 40 Dioptri dan selebihnya dari kekuatan refraksi konvergen
terjadi dengan adanya udara dan kornea. 4
a. Kapsula
Kapsula lensa memiliki sifat elastic, membrane basalisnya yang
transparan terbentuk dari kolagen tipe IV yang ditaruh dibawah oleh selsel epithelial. Kapsula terdiri dari substansia lensa yang dapat mengkerut
selama perubahan akomodatif. Lapis terluar dari kapsula lensa adalah
lamella zonularis yang berperan dalam melekatnya serat-serat zonula.
Kapsula lensa tertebal pada bagian anterior dan posterior preekuatorial dan
tertipis pada daerah kutup posterior sentral dimana memiliki ketipisan
sekitar 2-4 mm. Kapsula lensa anterior lebih tebal dari kapsul posterior
dan terus meningkat ketebalannya selama kehidupan. Pinggir lateral lensa
disebut ekuator, yaitu bagian yang dibentuk oleh gabungan kapsula
anterior dan posterior yang merupakan insersi dari zonula. 4
b. Serat Zonula
Serat zonula lensa disokong oleh serat-serat zonular yang berasal dari
lamina basalis dari epithelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata
korpus siliar. Serat-serat zonula ini memasuki kapsula lensa pada region
ekuatorial secara kontinu. Seiring usia, serat-serat zonula ekuatorial ini
beregresi, meninggalkan lapis anterior dan posterior yang tampak sebagai
bentuk segitiga pada potongan melintang dari cincin zonula. 4
c. Epitel lensa
Epitel lensa terletak tepat dibelakang kapsula anterior lensa. Terdiri
dari sel-sel epithelial yang mengandung banyak organel sehingga sel-sel
ini secara metabolik ia aktif dan dapat melakukan semua aktivitas sel
normal termasuk biosintesis DNA, RNA, protein dan lipid sehingga dapat
IV.
EPIDEMIOLOGI
Tingkat kebutaan di Indonesia sendiri merupakan yang tertinggi di
Asia Tenggara yaitu sebesar 1,5%. Sedang dalam catatan WHO, tingkat
kebutaan di Indonesia berada dalam urutan ketiga dunia sebesar 1,47%. Dari
catatan WHO 75% kebutaan di dunia sebenarnya dapat di cegah dan di obati,
sebab sebagian besar kebutaan itu disebabkan oleh katarak. 2
95% masyarakat yang berusia 65 tahun memiliki tingkatan kekeruhan
lensa, banyak yang menjalani operasi katarak. The Beaver Dam Eye
melaporkan bahwa 38,8% pria 45% wanita berusia di atas 74 tahun menderita
katarak. Diperkirakan lebih dari 1 juta ekstraksi katarak telah di lakukan di
Amerika Serikat. Katarak diperkirakan telah mengakibatkan 15 juta kasus
kebutaan di seluruh dunia. 2
V.
ETIOLOGI
Opasifikasi lensa mata (katarak) merupakan penyebab tersering
kebutaan yang dapat diobati di seluruh dunia. Sebagian besar katarak timbul
pada usia tua sebagai akibat pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan
dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV, dan peningkatan kadar
gula darah. Kadang ini disebut katarak terkait usia. Sejumlah kecil
berhubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik spesifik dan
memiliki mekanisme fisiokimiawi yang jelas. Beberapa diantaranya bersifat
kongenital dan dapat diturunkan. 5
Kondisi ocular yang berkaitan dengan katarak : 5
-
Trauma
Uveitis
Myopia tinggi
VI.
Hipokalsemia)
Obat-obat sistemik (terutama steroid, klorpromazin)
Infeksi (Rubella kongenital)
Distrofi miotonik
Dermatitis atopic
Sindrom sistemik (down, lowe)
Congenital, termasuk katarak turunan
Radiasi sinar - X
STADIUM KATARAK
-
Katarak imatur
Pada stadium yang lebih lanjut ini maka akan terjadi kekeruhan yang
lebih tebal tapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih
terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lens
menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan
perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi myopia.
Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan
sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit.
Pada stadium ini akan lebih mudah terjadi glaucoma sebagai penyulit.
Stadium imatur dimana terjadi pencembungan lensa akibat menyerap air
disebut stadium intumesen. Shadow test pada keadaan ini positif.
Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil desintegritas melalui kapsul. Di dalam stadium ini
lensa akan berukuran normal kembali. Sehingga iris tidak terdorong ke
depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali.
Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat
perkapuran menyeluruh karena deposit kalium. Bila dilakukan test
bayangan iris atau shadow test akan terlihat negatif.
Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa. Lensa meneriput dan
berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks
VII.
GEJALA KLINIK
Gejala klinik katarak matur : 5
- Suatu obstipasi pada lensa mata
- Menyebabkan hilangnya penglihatan tanpa rasa nyeri
- Menyebabkan rasa silau
- Dapat mengubah kelainan refraksi
VIII. TERAPI
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap
dengan pembedahan. Tidak perlu menunggu menjadi Matang. Karena
tehnik operasi katarak yang ada telah memungkinkan dilakukan pembedahan
pada tahap katarak imatur. 8
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan
penggantian lensa dengan implant plastic. Saat ini pembedahan semakin
banyak dilakukan dengan anestesi lokal dari pada anestesi umum. 8
Beberapa teknik operasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:8
Couching
Aspirasi katarak dengan jarum
Intracapsular cataract extraction (ICCE)
Pada ekstraksi katarak intrakapsular, seluruh lensa diekstraksi,
termasuk kapsula posterior. Pada teknik ini tidak perlu dikhawatirkan
terjadinya kekeruhan kapsular. Teknik ini juga tidak memerlukan peralatan
yang canggih dan dapat dilakukan tanpa mikroskop operatif. Namun
terdapat sejumlah kerugian dan komplikasi post-operatif seperti lamanya
penyembuhan, lamanya rehabilitasi penglihatan, astigmatisme yang
signifikan, inkarserasi iris, kebocoran luka post-operasi, inkarserasi vitreus
serta edema kornea. Ditambah lagi, kehilangan sel endotelial pada
ekstraksi intrakapsular lebih besar dibandingkan ekstrakapsular. Teknik ini
juga lebih sulit karena penempatan lensa intraokular tidak semudah
apabila diletakkan pada kantung kapsular. Walaupun banyak komplikasi
yang menurunkan kepopuleran penggunaan metode ini, teknik ini masih
dapat digunakan jika keutuhan zonular sangat terganggu sehingga lensa
dapat dikeluarkan dengan sempurna.
trauma pada endotel kornea lebih kecil. Penempatan lensa intraokuler juga
dapat dilakukan dengan lebih baik. Syarat untuk melakukan teknik ini
adalah keutuhan zonular.
1.
2.
3.
4.
4
Gambar 11. Fakoemulsifikasi 11
Keratome corneal incision
Phaco-probe sculpting lens nucleus
Foldable intraocular lens (IOL) being inserted
IOL unfolded in capsular bag
IX.
KOMPLIKASI
Berikut ini adalah komplikasi besar intraoperatif yang ditemukan selama
operasi katarak, yaitu : 12
Ruptur kapsul
Edem kornea
Iridodialisis
Berikut ini merupakan komplikasi besar post operatif yang ditemukan
segera selama operasi katarak, yang sering terlihat dalam beberapa hari atau
minggu setelah operasi, yaitu : (Dr. RAZI)
Terlepasnya koroid
Hambatan pupil
Perdarahan suprakoroid
Hipotoni
Hifema
Terlepasnya retina
Endoptalmitis akut
Uveitis kronis
Endoptalmitis kronis
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Penglihatan turun perlahan tanpa mata merah. Ilmu penyakit mata.
Edisi ketiga. Jakarta: balai penerbit FKUI; 2007. Hal 200-11.
2. Harper RA, Shock JP. Lens in Vaughan and Asburys: General Opthalmology
16th edition. McGraw Hills Company : 2007. P. 173-180.
3. Bintang N. Jenis-jenis katarak dalam World Optical. [Cited Juni 19, 2011].
Available from URL: http://nasrulbintang.wordpress.com/jenis-jenis-katarak/.
4. Bobrow JC, Blecher MH, et al. Lens and cataract. In Basic and Clinical
science
course.
Section
11.
2008-2009:
American
Academy
of
A short
Textbook.
Lang