Anda di halaman 1dari 2

a)

Metode Luff Schoorl

Metode luff Schoorl adalah merupakan suatu metode atau cara penentuan
monosakarida dengan cara kimiawi. Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula
pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida
dengan larutan cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi
Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2.
I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan
menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri
adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator
kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion
iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang
setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas ini
selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk
kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi
membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen. Titrasi itu
dihentikan bila telah terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi putih.
Metode LuffSchoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan
oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden
yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh
pebuatan reagen yang berbeda.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar
karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk
mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.

b)

Metode Munson Walker

Penentuan gula reduksi cara Munson-Walker dipakai untuk penentuan glukosa, fruktosa, gula
invert, laktosa monohidrat dalam bahan yang baik bahan pangan yang tidak mengandung
sakarosa ataupun bahan pangan yang mengandung sakarosa.
Penentuan gula reduksi Munson-Walker adalah penentuan gula reduksi yang didasarkan atas
banyaknya endapan Cu2O yang terbentuk. Jumlah Cu2O ditentukan dapat ditentukan melalui
dua cara, yaitu secara gravimetris dengan menimbang langsung endapan Cu2O yang
terbentuk dan secara volumetris dengan titrasi menggunakan larutan Na-thiosulfat atau Kpermanganat. Setelah jumlah Cu2O ditentukan lalu gunakan tabel Hammond untuk
mengetahui jumlah gula reduksi yang terkandung dalam bahan tersebut.
Dalam penentuan Gula Reduksi cara Munson-Wakler ada tiga langkah yang harus dilakukan.
Langkah-langkah dalam menentukan gula reduksi cara Munson-Walker adalah penyiapan

larutan sample/contoh dan pembentukan endapan Cu2O, penentuan Cu2O secara


gravimetris, danpenentuan Cu2O secara volumetris dengan larutan Natrium-thiosulfat.

c)

Metode Lane Eynon

Gula pereduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan konsentrasinya berdasarkan pada
kemampuannya untuk mereduksi pereaksi lain. Analisis gula pereduksi dengan metode LaneEynon dilakukan secara volumetri dengan titrasi/titrimetri. Metode ini digunakan untuk
penentuan gula pereduksi dalam bahan padat atau cair seperti laktosa, glukosa, fruktosa,
maltosa.
Metode Lane-Eynon didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi Fehling oleh gula-gula
pereduksi. Penetapan gula pereduksi dengan melakukan pengukuran volume larutan gula
pereduksi standar yang dibuthkan untuk mereduksi pereaksi tembaga (II) basa menjadi
tembaga (II) oksida (Cu2O). Udara yang mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran
reaktan dengan cara mendidihkan laruta selama titrasi. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan
metilen blue yang warnanya akan hilang karena kelebihan gula pereduksi di atas jumlah yang
dibutuhkan untuk mereduksi semua tembaga.

Anda mungkin juga menyukai