***Bentuk provitamin A ditemukan pada makanan yang berasal dari hewan. Provitamin A
karotenoid banyak terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna hijau gelap dan
menjadi sumber vitamin A utama bagi vegetarian.
Sumber : IFIC
Pembuatan atau produksi makanan fungsional
Produk makanan dapat dibuat menjadi fungsional dengan menggunakan beberapa pendekatan:
1. Menghilangkan komponen yang diketahui atau diidentifikasi menyebabkan efek merugikan
saat dikonsumsi.
2. Meningkatkan konsentrasi komponen yang secara alami terdapat dalam bahan makanan
sampai pada kadar dimana dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan (contoh: fortifikasi
dengan zat gizi mikro untuk mencapai konsumsi harian yang lebih tinggi dari rekomendasi
asupan yang dianjurkan namun sesuai dengan anjuran pedoman diet untuk mengurangi resiko
penyakit) atau meningkatkan konsentrasi komponen non gizi pada tingkat yang diketahui dapat
meningkatkan manfaat yang diinginkan.
3. Menambahkan komponen yang tidak umum terdapat pada sebagian besar bahan makanan,
tidak selalu berupa zat gizi makro atau zat gizi mikro namun mempunyai efek yang telah terbukti
menguntungkan (contoh: vitamin non antioksidan, atau prebiotik fruktan).
4. Mengganti komponen, biasanya komponen zat gizi makro (contoh: lemak), yang umumnya
dikonsumsi secara berlebih sehingga dapat menyebabkan efek yang merugikan, diganti dengan
komponen yang mempunyai efek menguntungkan bagi kesehatan [contoh: chicory inulin seperti
Rafticream (ORAFTI, Tienen, Belgium)].
5. Meningkatkan bioavibilitas atau stabilitas dari komponen yang diketahui dapat menghasilkan
efek fungsional atau menurunkan resiko yang merugikan dari bahan makanan.
(Agustina dan Surono, 2009)
Secara praktis, makanan fungsional dapat berupa:
Bahan makanan alami, tanpa mengalami proses pengolahan atau modifikasi
Bahan makanan yang salah satu komponennya ditingkatkan melalui kondisi khusus,
perkembangbiakan atau secara bioteknologi
Penambahan komponen untuk menghasilkan potensi menguntungkan dari bahan makanan
Menghilangkan komponen dalam bahan makanan dengan menggunakan teknologi atau
bioteknologi untuk menghasilkan potensi yang menguntungkan yang sebelumnya tidak tersedia
Mengganti komponen dalam bahan makanan dengan komponen lain yang lebih
menguntungkan
Memodifikasi komponen dalam bahan makanan secara enzimatis, kimiawi atau teknologi
tertentu untuk menghasilkan potensi yang menguntungkan
Memodifikasi bioavalibilitas komponen makanan
Kombinasi dari teknik-teknik di atas
(Agustina dan Surono, 2009)