Anda di halaman 1dari 2

9.1.

Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis adalah salah satu pantai yang mesti dikunjungi, bukan cuma karena
merupakan pantai yang paling populer di Yogyakarta, tetapi juga memiliki keterkaitan erat
dengan beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan
kawasan Merapi. Pantai yang terletak 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga
merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidul.
Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri. Konon, seseorang bernama
Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratusratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari
celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (batu) dan
tumaritis (tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.
Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan
perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan
Parangtritis. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan
Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati
diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.
Sejumlah pengalaman wisata bisa dirasakan di pantai ini. Menikmati pemandangan
alam tentu menjadi yang paling utama. Pesona alam itu bisa diintip dari berbagai lokasi dan cara
sehingga pemandangan yang dilihat lebih bervariasi dan anda pun memiliki pengalaman yang
berbeda. Bila anda berdiri di tepian pantainya, pesona alam yang tampak adalah pemandangan
laut lepas yang maha luas dengan deburan ombak yang keras serta tebing-tebing tinggi di sebelah
timurnya.
Untuk menikmatinya, anda bisa sekedar berjalan dari arah timur ke barat dan
memandang ke arah selatan. Selain itu, anda juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar
anda melewati rute serupa tanpa lelah. Ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi
pantai. Biayanya, anda bisa membicarakan dengan para penyewa jasa.
Usai menikmati pemandangan Parangtritis dari tepian pantai, anda bisa menuju arah
Gua Langse untuk merasakan pengalaman yang berbeda. Di jalan tanah menuju Gua Langse,
anda bisa melihat ke arah barat dan menyaksikan keindahan lain Parangtritis. Gulungan ombak
besar yang menuju tepian pantai akan terlihat berwarna perak karena sinar matahari, dan akan
berwarna menyerupai emas bila sinar matahari mulai memerah atau menjelang senja.

Puas dengan pemandangan alamnya anda bisa menikmati pengalaman wisata lain
dengan menuju tempat-tempat bersejarah yang terdapat di sekitar Pantai Parangtritis. Salah
satunya adalah Makam Syeh Bela Belu yang terletak di jalan menuju pantai. Anda bisa naik
melalui tangga yang menghubungkan jalan raya dengan bukit tempat makam sakral ini.
Umumnya, banyak peziarah datang pada hari Selasa kliwon.
Selesai mengunjungi makam, anda bisa menantang diri untuk menuju Gua Langse, gua
yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dan melalui tebing setinggi 400 meter
dengan sudut kemiringan hampir 900. Untuk memasuki gua yang juga sering disebut sebagai
Gua Ratu Kidul ini, anda harus meminta ijin pada juru kuncinya terlebih dahulu. Menurut salah
seorang penjaga Pantai Depok yang di waktu mudanya sering menuruni gua, anda bisa melihat
pemandangan laut selatan yang lebih indah begitu berhasil memasuki gua.
Pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Cina, anda bisa melihat prosesi upacara Peh
Cun di Parangtritis. Peh Cun, berasal dari kata peh yang berarti dayung dan cun yang berarti
perahu, merupakan bentuk syukur masyarakat Tioghoa kepada Tuhan. Perayaan ini juga
bermaksud mengenang Khut Gwan (Qi Yuan), seorang patriot dan sekaligus menteri pada masa
kerajaan yang dikenal loyalitasnya pada raja hingga ia difitnah oleh rekannya dan memilih bunuh
diri.
Perayaan Peh Cun di Parangtritis tergolong unik karena tidak diisi dengan atraksi
mendayung perahu berhias naga seperti di tempat lain, tetapi dengan atraksi telur berdiri. Atraksi
dimulai sekitar pukul 11.00 dan memuncak pada pukul 12.00. Pada tengah hari, menurut
kepercayaan, telur bisa berdiri tegak tanpa disangga. Namun, begitu memasuki pukul 13.00, telur
akan terjatuh dengan sendirinya dan tak bisa didirikan lagi.
Untuk mencapai Parangtritis, anda bisa memilih dua rute. Pertama, rute Yogyakarta Imogiri - Siluk - Parangtritis yang menawarkan pemandangan sungai dan bukit karang. Kedua,
melewati rute Yogyakarta - Parangtritis yang bisa ditempuh dengan mdah karena jalan yang
relatif baik. Disarankan, anda tidak mengenakan baju berwarna hijau untuk menghormati
penduduk setempat yang percaya bahwa baju hijau bisa membawa petaka.

Anda mungkin juga menyukai