Tujuan
1.
2.
3.
Praktikan mampu menganalisa hasil coran berserta solusi pada cacat coran
4.2
Dasar Teori
Gambar 4.1
Sumber
termal)
5. Cetakan dibalik dan diletakan pada papan cetakan, dan setengah pola lainnya
bersama-sama rangka cetakan untuk cup dipasang diatasnya, kemudian bahan
pemisah ditaburkan di permukaan pisah dan di permukaan pola.
6. Batang saluran turun atau pola untuk penambah dipasang, kemudian pasir muka
dan pasir cetak dimasukkan dalam rangka cetakan dan dipadatkan.
7. Pengalir dan saluran dibuat dengan mempergunakan spatula.
8. Logam cair dituang pada suhu tinggi.
9. Pekerjaan penyelesaian dilakukan.
Tahapan pembuatan cetakan pasir dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Sumber
b. Investment Casting
Cara ini merupakan cara pengecoran khusus dimana pola benda kerja dibuat
dari lilin. Setelah itu dipanaskan agar lilin meleleh sehingga meninggalkan rongga
hingga diisi dengan logam cair. Untuk lebih jelasnya, coran dengan pola lilin dapat
dilihat pada gambar 4.3.
Tahapan investment casting
1.
Pembuatan cetakan untuk pengecoran lilin
2.
Pola lilin dan sistem saluran
3.
Pola lilin dan sistem saluran disusun agar menjadi pola
4.
Susunan tersebut dilapisi
5.
Susunan pola yang dilapisi ditutup dengan campuran investment
6.
Menghilangkan lilin dengan pemanasan dengan suhu 100o 110o
7.
Cetakan dibakar dengan temperatur 80o 110o
8.
Logam cair dituangkan pada cetakan bertemperatur tinggi
9.
Pekerjaan penyelesaian dilakukan
tpww
Gambar 4.3
Sumber
Gambar 4.4
Sumber
: Evaporate Casting
: Kalpakjian (2009 : 270)
Gambar 4.5
Sumber
Gambar 4.6
Sumber
b. Centrifugal Casting
Centrifugal Casting dilakukan dengan cara menuangkan logam cair ke dalam
cetakan yang berputar. akibat pengaruh gaya sentrifugal logam cair akan
terdistribusi ke dinding rongga cetak dan kemudian membeku.
Kelebihan menggunakan centrifugal casting:
1. Riser tidak diperlukan.
2. Produk yang berlekuk-lekuk dapat diproses dengan permukaan yang baik.
3. Toleransi benda kecil.
4. Benda kerja uniform.
Kekurangan menggunakan centrifugal casting:
1. Harga peralatan mahal.
2. Biaya maintenence mahal.
3. Laju produksi rendah.
4. Satu cetakan hanya digunakan untuk satu produk.
5. Gaya sentrifugal besar.
Jenis-jenis centrifugal casting:
1. Pure Centifugal Casting (Pengecoran sentrifugal sejati) .
Dalam pengecoran sentrifugal sejati, logam cair dir\tuangkan ke dalam
cetakan yang berputar untuk menghasilkan benda cor yang berbentuk turbular,
seperti pipa, tabung, bushing, cincin, dan lain-lain.
Gambar 4.7
Sumber
Memiliki densitas (kepadatan) yang tinggi terutama pada bagian luar coran.
tidak terjadi penyusutan pembekuan benda terutama pada bagian luar cor
karena adanya gaya sentrifugal yang bekerja secara kontinu selama proses
pembekuan.
Cenderung ada impuritas pada dinding sebelah dalam coran dan hal ini dapat
dihilangkan dengan pemesinan.
Sumber 4.8
Sumber
Densitas logam dalam akhir pengecoran lebih besar pada bagian luar
dibandingkan dengan bagian dalam coran yaitu bagian dekat dengan pusat
rotasi. Kondisi ini dimanfaatkan untuk membuat benda dengan lubang di
tengah, seperti roda, puli. Bagian tengah yang memiliki densitas rendah mudah
dikerjakan dengan pemesinan.
3. Pengecoran sentrifuge.
Gambar 4.9
Sumber
c. Squeeze Casting
Merupakan proses dimana logam cair membeku dibawah tekanan dalam
keadaan tetap antara plat hidrolis. Gambar squeeze casting dapat dilihat pada
gambar 4.10.
Tahapan squeze casting:
a. Logam cair dimasukan pada cetakan
b. Ditekan pada kondisi konstan
c. Diberikan hingga solid dan dingin
d. Diangkat dari cetakan
Gambar 4.11 : Dapur Listrik Induksi Jenis Frekuensi Rendah (Jenis Krus)
Sumber
: Surdia dan Chijiwa, 2013:146
2. Dapur Listrik Induksi Jenis Frekuensi Rendah (Jenis Saluran)
Ruangan dapur dibagi menjadi dua derah, daerah pemanasan dan daerah
krus. Dapur jenis ini menggunakan energi listrik yang lebih sedikit tetapi
memerlukan bahan tahan api yang netral berkualitas tinggi. Dapur ini digunakan
pada peleburan kontinyu dimana logam cair dapat dikeluarkan dengan sudut
kemiringan kecil. Gambar dapur listrik induksi jenis saluran dapat dilihat pada
gambar 4.12.
Gambar 4.12 : Dapur Listrik Induksi Jenis Frekuensi Rendah (Jenis Saluran)
Sumber
: Surdia dan Chijiwa, 2013:147.
2. Dapur Listrik ARC
Dapur listrik heroult (ARC) merupakan jenis dapur yang banyak dipakai.
Dapur ini menggunakan arus bolak balik tiga fasa. Energi panas diberikan dan
loncatan busur listrik antara elektroda karbon dan coran baja. Terak menutupi cairan
dan mencegah absorbsi dari udara luar selama permunian. Untuk bagian dari dapur
listrik ARC dapat dilihat pada gambar 4.13.
yang
dialirkan
medan
magnet
ke
dalam
suatu
dan
logam
Terjadi kontak dengan elemen
pemanas
Kapastias peleburan tinggi (25
50 ton/jam)
Karena kapasitas peleburan yang
tinggi maka konsumsi daya listrik
tinggi
kontak
dengan
elemen pemanas
Kapasitas peleburan lebih rendah
dari dapur listrik (beberapa kg
3,6 ton)
Konsumsi
daya
listrik
lebih
Tabel 4.3 Nilai dari suatu pembekuan (suhu cair, panas fusi, energi permukaan
maksimum undercooling untuk logam)
Titik 1 ke 2
Terjadi penurunan suhu akibat perbedaan temperatur logam cair disebut
kalor sensibel karena hanya terjadi penurunan suhu saja sampai titik 2 tanpa
terjadi perubahan fase dalam hal ini fasenya tetap logam cair.
Titik 2 ke 3
Pada titik 2 dimulainya proses perubahan fase dari liquid ke solid sampai
mencapai titik 3 tetapi tanpa penurunan temperatur (kalor laten). Pada titik 3
keseluruhan logam cair telah menjadi solid dan ini adalah titik akhir pembekuan.
Titik 3 ke 4
Terjadi penurunan suhu dari titik 3 hingga titik 4. Logam sudah berbentuk
padat (solid) dari titik 3. Pada titik 4 suhu logam padat sudah sama dengan suhu
lingkungan luarnya. Kalor yang terjadi adalah kalor sensibel.
temperatur liquidus untuk jangka waktu yang lama. Daerah pembekuan Chill Zone
dapat dilihat pada gambar 4.18.
Daerah ini terdiri dari butir-butir equiaxial yang tumbuh secara acak
ditengah-tengah logam cair. Pada daerah ini perbedaan temperatur yang ada tidak
menyebabkan
terjadinya
pertumbuhan
butir
memanjang.
Gambar
4.20
ii.
iii.
cair dimulai.
Butir-butir kolom terus tumbuh dan pembentukan atau terjadi diujung.
Penyumbatan terjadi dipintu masuk aliran, meski penampang tidak terlalu
iv.
padat.
Sisa pengecoran membeku dan pembentukan rongga penyusutan terjadi di
ujung.
c. Mode Pembekuan Independent Crystallitation Mode ditunjukkan pada gambar
4.23.
Pengujian vakum seperti yang terlihat pada gambar 4.25 bertujuan untuk
mengamati panjang aliran logam yang mengalir melalui saluran sempit saat
dihisap oleh pompa vakum dari dapur krusikel.
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengalirkan logam cair melalui tabung
gelas halus dibawah pengaruh hisapan dari kondisi vakum sebagian. Pressure
head diketahui dengan akurat dan faktor manusia dalam penuangan dapat
dihilangkan.
3. Multiple Channel Fluidity Test Casting
adanya rontokan pasir yang melekat pada permukaan hasil coran seperti pada gambar
4.28.
Penyebab :
Adanya pasir yang terkikis selama penuangan logam cair
Adanya kotoran pada cetakan
Bagian Rongga cetakan kurang bersih
Solusi :
Melakukan penuangan secara perlahan-lahan.
Pemberian saringan pada saluran penuangan sehingga kotoran tidak ikut masuk ke
dalam cetakan
Melakukan pemeriksaan dan pembersihan dibagian rongga cetakan.
5. Shrinkage (Penyusutan)
Merupakan cacat yang terjadi saat pembekuan. Pembekuan yang tidak
seragam pada bagian coran menghasilkan perbedaan ketebalan dan luas permukaan
yang cukup besar. Shrinkage dapat dilihat pada gambar 4.30.
Penyebab :
Mudah diaplikasikan
Murah
Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimia
Jangkauan permukaan cukup luas
Kekurangan :
Tidak dapat dilakukan pada benda dengan permukaan kasar dan berpori.
Gelombang
ultrasonik
dibangkitkan
oleh
transduser
dari
bahan
piezoelektrik yang dapat merubah energi listrik menjadi getaran mekanis kemudian
menjadi energi listrik lagi. Ultrasonic test dijelaskan pada gambar 4.32.
Keuntungan :
Cukup teliti dan akurat
Hanya diperlukan satu sisi untuk dapat mendeteksi keseluruhan
Indikasi dapat langsung diamati
Kekurangan :
Memerlukan pelaksana yang terlatih dan berpengalaman
Benda uji dengan permukaan kasar, tidak beraturan, sangat kecil sangat sulit
diuji.
Dimana,
Pth
= TrueDensity (gr/cm3)
Dimana,
Ps
Pw
Ws
Wsb
Wb
Dimana,
%P
Ps
Pth
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Pengecoran I
1.Analisa Hasil Coran I
A. Analisa Hasil Coran I Sebelum Finishing
a. Analisa Bentuk dan Dimensi hasil coran I ditunjukkan pada gambar 4.32
dan tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Benda Kerja I Sebelum Permesinan (satuan = mm)
Bagian
Desain
Pola
Hasil Coran
Produk
A-A
30
30,95
31,9
30
B-B
35
26,35
26,3
30,5
C-C
45
41,1
47,4
37,1
D-D
70
75
72,4
69,2
E-E
40
40
40
40
F-F
100
104,4
100,3
100
G-G
60
56,9
56
55
Bagian A-A
Gambar 4.33
Sumber
Bagian B-B
Gambar 4.34 menunjukkan hasil coran 0,05 mm lebih kecil dari ukuran
pola. Hal ini dikarenakan adanya penyusutan pada saat pembekuan.
Sedangkan produk setelah Finishing sesuai dengan pola.
Bagian C-C
dalam.
Bagian D-D
Sedangkan ukuran produk 0,8 lebih pendek dari desain. Hal ini dikarenakan
pada saat proses permesinan pemakanannya terlalu dalam.
Bagian E-E
Bagian F-F
Bagian G-G
Gambar 4.41
Sumber
3. Cacat Penyusutan
Adanya cekungan atau kawah pada permukaan hasil coran seperti pada
gambar 4.42.
Penyebab :
Terjadinya pembekuan yang tidak seragam
Core terdapat retakan tepat di daerah penyusutan
Solusi :
Meningkatkan temperatur penuangan
Membuat core yang lebih sempurna
Gambar 4.42
Sumber
: Cacat Penyusutan
: Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 4.43
Sumber
5. Cacat Porositas
Adanya rongga udara yang terjebak di dalam logam cair pada saat
pembekuan dan tidak sempat keluar seperti pada gambar 4.44.
Penyebab:
Gas terbawa dalam logam cair selama pencairan
Gas terserap dalam logam cair dan cetakan
Solusi:
Waktu penuangan diharapkan lebih cepat
Kalau bisa penuangan dilakukan pada ruangan vakum
Gambar 4.44
Sumber
Gambar 4.45
Sumber
Gambar 4.46
Sumber
Permukaan coran tidak rata dan kasar. Cacat ini juga terdapat
adanya pasir yang terbawa dalam coran seperti pada gambar 4.47.
Penyebab :
Pemadatan pasir yang kurang
Kekuatan pasir rendah
Solusi :
Penumbukan pasir cetak harus benar-benar padat
Komposisi antara bentonit, pasir, dan air harus tepat agar kekuatan yang
dihasilkan optimal
Gambar 4.47
Sumber
4. Cacat Permesinan
Cacat permesinan terjadi karena adanya kesalahan pemotongan
pada saat proses permesinan seperti pada gambar 4.48.
Penyebab:
Kesalahan pada saat pemotongan
Solusi:
Teliti dalam membaca gambar sebelum pemotongan
Piknometri
Besarnya persentase porositas pada hasil coran dilakukan dengan
pengujian piknometri berdasarkan metode True Density dan Apparent Density,
dapat dihitung berdasarkan:
Dimana:
%P
th
Unsur
Al
Si
P
Ca
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Ni
Cu
Zn
As
Eu
Yb
a. True Density
tr
=
= 3,589 gr/cm3
b. Apparent Density
app
= w (
=1 .
= 2,6145 gr / cm3
c. Presentase Porositas
%P
= (1 =(1 -
) x 100%
) x 100%
= 27,2 %
4.4
4.4.1
Kesimpulan
1. Dari dimensi hasil coran I terdapat banyak kecacatan yang disebabkan karena
penyusutan saat pembekuan
2. Pada analisa coran sebelum dan sesudah proses finishing, cacat yang dimiliki
benda kerja I mengalami penurunan. Namun terjadi cacat permesinan yang
disebabkan kesalahan pada pembacaan gambar.
3. Berdasarkan hasil pengukuran benda kerja I, ada benda yang ukurannya
melebihi desain da nada yang kurang dari desain.
4. Untuk uji piknometri hasil pada pengecoran I adalah 27,2%. Pada benda kerja
I terdapat banyak penyusutan dan rongga-rongga.
4.4.2
Saran
1. Ketika introduction praktikum pengecoran logam, semua dosen pembimbing
diharapkan ikut diundang.
2. Diharapkan agar asisten laboratorium pengecoran logam menyamakan
materi yang akan diberikan kepada praktikan sesuai kesepakatan dengan
dosen pembimbing.