BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada makalah ini yang akan dibahas adalah tentang Engine Matching yang
meliputi Margin, Kebutuhan daya mesin, dan Pemilihan mesin.Untuk margin
adalah melihat perbedaan tenaga pada MCR dam tenaga yang dibutuhkan untuk
mencapai service speed pada trial dengan badan kapal dan propeller dalam
keadaan bersih dan mulus dan besarnya sama dengan jumlah endgine margin
dan service margin.
Untuk kebutuhan daya mesin adalah daya mesin yang harus dihitung untuk
mengetahui seberapa besar daya yang diperlukan untuk mencapai kecepatan
kapal yang sesuai dengan keinginan ship owner.Untuk pemilihan mesin, setelah
mengetahui daya mesin yang dibutuhkan, kita memilih mesin sesuai dengan
kebutuhan daya yang dirancang dengan memperhatinkan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan mesin untuk aplikasi khusus harus dipertimbangkan.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengertian dan komponen
dari engine matching ( margin,kebutuhan daya mesin dan pemilihan
mesin ).Yang erat kaitannya dengan efisiensi kapal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MARGIN
ENGINE OPERATING MARGINS
Nilai BMEP (brake mean effective pressure) diturunkan hingga dibawah dari
maximum rated bmep yang telah di-set oleh engine-builder. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi maintenance, sebab engine di-running pada kondisi beban
mekanis dan beban thermal yang lebih rendah. Berikutnya adalah seberapa jauh
nilai bmep tersebut diturunkan? dan ternyata tidak mudah untuk menjawabnya.
Pada umumnya diambil allowance sebesar 10 %.
HULL SERVICE MARGIN
Analisis tentang Resistance dan Powering adalah dibuat untuk kondisi-kondisi
yang ideal, misalnya : perfect surfaces on hull & propeller, calm wind & seas, etc.
Yangmana pada kenyataannya bahwa kondisi servis adalah sangat berbeda.
Kemudian, bagaimana besarnya allowances yang harus diambil untuk kondisi
tersebut ?, dan inipun juga tidak mudah dijawab. Secara umum, allowance yang
diambil adalah berkisar 20 %.
Gambar 2.1.Operating margins
Nilai margin sebesar 30% tersebut mungkin agak berlebihan, dalam prakteknya
nilai dari margins tersebut biasanya merupakan nilai gabungan yang diambil
secara empiris.
Di dalam proses mengestimasi service speed dan engine power yang dibutuhkan
di kapal, biasanya calon pemilik kapal akan melakukan pendekatan kepada pihak
galangan serta meminta quatation untuk kapal bangunan baru. Margins mungkin
juga dapat didefinisikan sebagai Ketentuan Kontrak ( atau juga Kecepatan
Servis untuk operasional kapal ).Selain itu, Calon pemilik kapal biasanya juga
mensyaratkan khusus terhadap ukuran tonase bobot mati kapal yang
dibutuhkan, jenis muatan, kecepatan servis kapal, yang mana keinginannya
untuk sea margin dan route-route perdagangan yang diproyeksikan tersebut
terkait dengan Beaufort Number. Kebutuhan daya tersebut kemudian akan
diestimasi, serta titik operasi baling-baling yang direncanakan akan ditetapkan
oleh calon pemilik kapal, galangan dan engine builder.
HULL & PROPULSION SERVICE MARGIN PRACTICES
Di dalam prakteknya, hal tersebut adalah dapat diterima guna merancang
baling-baling yang mampu menyerap 85 s.d. 90 % dari rated power pada rated
speed yang benar. Perolehan 10 s.d. 15 % tersebut adalah dapat dimanfaatkan
pemilihan main engine yang baru. sebelum dilakukan pemilihan propeller, maka
perlu dihitung besarnya nilai DHP yang ditimbulkan jika mennggunakan mesin
yang telah dipilih.
k.Check Daya Mesin yang dipakai
BHP engine= 5831
Perhitungan Daya Penggerak Utama, Brake Horse Power (BHP)
Daya engine di anggap pada kondisi BHP MCR, maka :
BHPscr = BHPmcr x 0.9
=5247,9 HP
karena mesin yang dipakai dalah MAN B&W maka engine marginnya adalah 10%
Perhitungan Daya Pada Poros Baling-baling,Shaft Horse Power (SHP)
SHP =BHP x g
=5247,9 x 1
=5247,9 HP
karena pada desain kali ini tidak memakai gear box, karena putaran mesin sudah
kecil dan tidak ada gear box dengan daya yang dimiliki mesin dan mempunyai
rasio gearbox kecil. Maka effisiensinya gearboxnya 1.
Perhitunagan Delivered Horse Power (DHP)
DHP =SHP x sb
=5247,9 x 0.98
=5142,942 HP
2.3 PEMILIHAN MESIN
Proses pemilihan sistem penggerak utama di kapal memiliki kesamaan dengan
proses pemilihan pada umumnya, yakni menghubungkan sejumlah unit
komponen untuk dapat bekerja secara harmonis dalam menghasilkan
performance sistem yang diinginkan serta life cycle cost yang seminimum
mungkin.
Dalam proses desain ini ada sejumlah keputusan teknis dan ekonimis yang
dibuat sebagai contoh apakah prime mover yang dipilih adalah motor diesel,
turbin uap dengan bahan bakar minyak, turbin gas, ataukah kombinasi diantara
tipe penggerak utama tersebut. Apabila tipe penggerak utama sudah ditentukan
(mesin diesel, turbin uap atau turbin gas) pertanyaan selanjutnya yang harus
dipecahkan adalah penentuan karakteristik main propulsion plant; apakah diesel
putaran tinggi, medium, rendah? Dua langkah atau empat langkah? Dan
pertanyaan lainnya.
Pemilihan main propulsion plant juga bisa didasarkan pada pengalamanpengalaman pada proses desain sebelumnya, terlebih lagi untuk kasus rekayasa
yang kompleks. Apabila informasi dan jawaban dari persoalan sudah tersedia
pada praktek-praktek sebelumnya, maka pendekatan pertama dapat dibuat
tanpa studi yang detail sehingga dengan demikian hal ini mengurangi waktu
yang diperlukan dan variable yang diberikan dalam pertibangan perencanaan
bab awal.
Faktor yang dipertimbangkan dalam trade of studies yang melibatkan berbagai
macam tipe main propulsion plant :
1. Reliability
2. Maintainability
3. Space and arrangement requirements
4. Weight requirements
5. Type and fuel required ( including fuel treatment )
6. Fuel consumption
7. Fractional power and transient performance
8. Interrelation with auxiliaries
9. Reversing capability
10. Operating personnel
11. Rating limitation
12. Costs
1. RELIABIITY (Keandalan)
Reliability atau keandalan didasarkan pada peningkatan kompleksitas peralatan
dan bertambahnya persyaratan keandalan serta semakin besarnya usaha untuk
mengurangi jumlah ABK yang mengoperasikan mesin di kapal. Pertimbangan
keandalan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi bahan bakar, berat,
kebutuhan ruang dan harga awal yang merupakan hal penting saat mendesain
akan menjadi tidak berarti disbanding dengan kemungkinan berhentinya operasi
kapal hanya karena keandalan yang tidak baik.
Metode penentuan rating pada komponen penggerak utama bervariasi harus
dianalisa untuk menghasilkan margin yang sesuai dengan kondisi operasi dan
desain. Sehingga penentuan margin hanya didasarkan pada kondisi pengujian di
test bed tidak menjamin bahwa kapal akan beroperasi dengan aman.
2. MAINTAINABILITY ( Kemampurawatan )
Persyaratan perawatan preventif dan perawatan korektif harus dipertimbangkan
dalam memilih tipe permesinan dalam sistem penggerak utama kapal.
Perawatan preventif secara langsung berpengaruh pada tingkat pemakaian
personil dan operasional cost misalnya pelumasan, perawatan packing,
pembersihan, dan penggantian bagian-bagian tertentu. Operasional costs
menjadi sangat penting saat perlengkapan dan perlengkapan khusus
disyaratkan.
Pemeliharaan kolektif juga harus dipertimbangkan secara jelas terhadap
pengaruhnya pemakaian personil, kemampuan personil, material dan peralatan
yang disyaratkan. Kemudian modus-modus kegagalan harus dipelajari untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk kegagalan yang berpengaruh pada propulsion
plant penurunan sistem kerja downtime atau kombinasi kedua hal tersebut.
3. SPACE AND ARRAGEMENT REQUIREMENT
Peraturan yang menyatakan bahwa jika propelling matching space melebihi 13%
dari GT kapal maka 32 dari GT dapat dikurangi dalam hitung NT. Sehingga dalam
perhitungan biaya pelabuhan, biaya melewati kanal, perhitungan pajak, dan
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
permesinan kapal. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca,
khususnya untuk Mahasiswa Teknik Perkapalan untuk menunjang mata kuliah
lainnya dan membantu dalam penyelesaian tugas perancangan kapal.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik yang mendukung dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Woodward, John B. 1971. Propulsion by the internal combustion engine, Michigan
: Department of Naval Architecture
Murdjianto. 2005. Motor Penggerak Kapl dan Mesin Bantu, ITS : Jurusan Teknik
Perkapalan
Adji, Suryo W. 2005. Engine Propeller Matching, E-book.