Anda di halaman 1dari 9

PARAGRAF INDUKTIF

Penulis:
Indah Dwi Cahya Putri

Mata Kuliah

: Bahasa Indonesia

Dosen

: Siska Mega Diana, S.Pd

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

1311031047

Sistem Perekonomian di Indonesia

Sistem ekonomi adalah suatu proses penerapan yang saling berhubungan


dan berinteraksi yang dikembangkan oleh masyarakat dengan ciri dan identitas
tersendiri. Sistem ekonomi sendiri terbagi menjadi empat macam yaitu sistem
ekonomi

tradisional,

sistem

ekonomi

sosialis/terpusat,

sistem

ekonomi

bebas/liberal, dan sistem ekonomi campuran. Di Indonesia sendiri adalah salah


satu contoh negara yang menganut sistem ekonomi campuran. Negara Indonesia
menggunakan perencanaan terpusat seperti halnya sistem ekonomi komando,
namun untuk penggunaan sumber dayanya tetap diserahkan kepada mekanisme
pasar yang ada.
Penguasaan aset juga dibedakan berdasarkan kepentingannya. Untuk
faktor produksi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak dikuasai
oleh negara. Sedangkan untuk faktor produksi yang tidak terlalu berkaitan dengan
kepentingan masyarakat banyak dimiliki oleh swasta atau perseorangan. Sehingga
Indonesia tidak mengizinkan adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali
yang memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan
terjajah dengan mengakibatkan semakin luasnya jurang pemisah si kaya dan si
miskin, tidak mengizinkan keikutsertaan pemerintah yang terlalu dominan
sehingga

dapat

mematikan

kreativitas

dan

motivasi

masyarakat

untuk

berkembang, dan juga tidak mengizinkan adanya bentuk pemusatan kekuatan


ekonomi pada suatu kelompok tertentu.

Meskipun di Indonesia menganut sistem ekonomi pancasila atau mungkin


campuran, namun bukan berarti indonesia tidak pernah menganut sistem ekonomi
yang lain. Pada masa sebelum orde baru, sistem ekonomi Indonesia ditujukan
pada pembangunan segala bidang. Namun pada kenyataannya perekonomian
indonesia semakin parah karena terjadinya KKN. Setelah kemerdekaan kondisi
perekonomian di Indonesia sangat buruk karena terjadinya inflasi yang sangat
tinggi. Pada perkembangan masa orde lama, terdapat tiga perkembangan yakni
masa pasca kemerdekaan,

masa demokrasi liberal, dan masa demokrasi

terpimpin.
Pada masa pasca kemerdekaan, sistem ekonomi di Indonesia sangat buruk.
Hal itu desebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi karena adanya pemberlakuan
tiga mata uang yaitu De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda,
dan mata uang pendudukan Jepang. Selain itu juga disebabkan oleh pemerintah
AFNEI mengumumkan berlakunya uang NICA di derah-daerah yang dikuasai
sekutu dan pada bulan Oktober 1946 pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan uang kertas baru yakni ORI sebagai pengganti uang Jepang.
Adapun usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
ekomomi tersebut adalah dengan mengadakan program pinjaman nasional,
konferensi ekonomi februari 1946 dengantujuan untuk memperoleh kesepakatan
yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak,
pembentukan planning board, rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang,
upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mengadakan kontak
dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera
dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.

Pada masa liberal pada tahun 1950-1957 adalah masa dimana dalam
politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal.
Perekonomian diserahkan pada mekanisme pasar. Padahal penguasa pribumi
masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha non pribumi, terutama
pengusaha China. Pengusaha asing menjadi penguasa pada masa ini. Pada
akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang
baru merdeka.
Pada masa demokrasi terpimpin pada tahun 1959-1967 sebagai akibat
dekrit presiden 5 juli 1959 maka sistem ekonomi di Indonesia condong pada
sistem ekonomi terpusat. Dimana segalanya diatur oleh pemerintah. Dengan
sistem ini diharapkan mampu membawa Indonesia pada kemakmuran bersama
dalam sosial, politik, dan ekonomi. Akan tetapi kebijakan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah belum mampu untuk memperbaiki keadaan ekonomi di
Indonesia.

Kemudian setelah presiden soekarno mengeluarkan supersemar

kepada soeharto, berakhirlah masa orde lama dan dimulailah masa orde baru.
Awal masa orde baru, pemerintah menerima beban berat terutama masalah
inflasi. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah melakukan
pinjaman luar negri. Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem
ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha
nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah
sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila.
Kemudian membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem
perekonomian yang lama. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan
di segala bidang, yang tercermin dalam 8 jalur pemerataan, yaitu kebutuhan
pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja,

kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran


pembangunan, dan peradilan. Pemerintah juga mengadakan program REPELITA.
Program tersebut terjadi sebanyak enam kali yaitu pelita I, pelita II, pelita III,
pelita IV, pelita V, pelita VI dimana program-program tersebut telah berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Ketika pelita VI, pada tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang
sulit di atasi. Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis
ekonomi dan akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Sehingga
pelita VI pun kandas di tengah jalan. Kondisi ekonomi yang kian terpuruk
ditambah dengan KKN yang merajalela. Pembagunan yang dilakukan, hanya
dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Karena pembangunan
cenderung terpusat dan tidak merata. Meskipun perekonomian Indonesia
meningkat, tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh dan
tidak membuat rakyat Indonesia bebas dari kemiskinan, dikarenakan pertumbuhan
ekonomi yang ada hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Perbedaan ekonomi
antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa
semakin tajam.
Kebijakan-kebijakan ekonomi yang dijalankan pada masa orde baru
menghasilkan dampak positif dan dampak negati. Dampak positif terhadap
kebijakan ekonomi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena
setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnyapun
dapat terlihat secara konkrit, Indonesia mengubah status dari negara pengimpor
beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri
(swasembada beras), penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan
kesejahteraan rakyat, dan penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi

pendidikan dasar yang semakin meningkat. Sedangkan dampak negatifnya adalah


kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam, perbedaan
ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat
terasa semakin tajam, terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi
sosial), menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme), pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat
dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung
terpusat dan tidak merata, pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan
ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis
dan berkeadilan, pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di
sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar.
Pada akhir tahun 1997 di indonesia terjadi krisis finansial asia tenggara
dengan mudah berubah menjadi krisis ekonomi dan politik. Indonesia pun
merespon masalah ini dengan menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk
mengendalian naiknya inflasi dan melemahnya nilai mata uang Indonesia yaitu
rupiah. Pada Oktober 1997, Indonesia mencapai kesepakatan terhadap
International Monetary Fund (IMF) tentang program reformasi ekonomi yang
diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan
ekonomi yang dinilai merusak, antara lain yang melibatkan anggota keluarga
presiden soeharto yaitu Program Permobilan Nasional dan monopoli. hingga pada
akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998 karena
Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan
mundurnya Presiden Soeharto maka berakhirlah masa orde baru. Kemudian
dilantiklah BJ.Habibie untuk menggantikan rezim suharto dan dimulailah masa
reformasi.

Pemerintahan reformasi dari tahun 1998 sampai sekarang sudah


mengalami beberapa pergantian presiden. Pada masa pemerintahan BJ Habibie
dalam mengawali masa reformasi belum melakukan perubahan perubahan yang
cukup tajam dalam bidang ekonomi. Melainkan Kebijakan-kebijakannya
diprioritaskan untuk mengendalikan stabilitas politik. Presiden BJ Habibie jatuh
dari jabatannya karena masalah pelepasan Timor Timur kemudian digantikan oleh
Abdurrahman Wahid berdasarkan hasil Pemilu. Pada masa pemerintahan
Abdurrahman Wahid pun belum juga ada tindakan yang berarti dalam mengatasi
keterpurukan yang terjadi di Indonesia. Presiden BJ Habibie jatuh dari
pemerintahannya karena konflik etnis dan agama. Sehingga digantikan oleh
Megawati Soekarno Putri yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden.
Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah-masalah yang
mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan
hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai persoalanpersoalan ekonomi antara lain : meminta penundaan pembayaran utang pada
pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri,
kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di
dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu
berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun
kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual
ke perusahaan asing. Megawati bermaksud mengambil jalan tengah dengan
menjual beberapa asset negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi,
hutang negara tetap saja menggelembung karena pemasukan negara dari berbagai
asset telah hilang dan pendapatan negara menjadi sangat berkurang. Setelah masa

pemerintahan Megawati telah usai, maka berdasarkan hasil pemilu pada tahun
2004 terpilihlah Susilo Bambang Yudhoyonosebagai presiden. Tidak ada masalah
yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati kecuali peristiwa Bom Bali dan
perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.
Pada masa pemerintahanPresiden Susilo Bambang yudhoyono atau yang
sering kita sebut dengan SBY melakukan kebijakan baru. Kebijakan tersebut
adalah mengurangi subsidi BBM atau dengan kata lain menaikkan harga BBM.
Hal itu dikarenakan naiknya harga minyak dunia. Kebijakan baru yang berikutnya
adalah dengan memberikan Biaya Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin.
Kebijakan yang dilakukan untuk menaikkan pendapatan perkapita negara adalah
mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim
investasi.
Kebijakan-kebijakan

lain

yang

dilakaukan

SBY adalah

lembaga

kenegaraan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dijalankan pada


pemerintahan SBY mampu memberantas para koruptor tetapi masih tertinggal
jauh dari jangkauan sebelumnya karena SBY menerapkan sistem Soft Law bukan
Hard Law, program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas dikarenakan
persediaan bahan bakar minyak semakin menipis dan harga di pasaran tinggi,
kebijakan impor beras, tetapi kebijakan ini membuat para petani menjerit karena
harga gabah menjadi anjlok atau turun drastis. Pembangunan di era Reformasi ini
merupakan suatu bentuk perbaikan di segala bidang sehingga belum menemukan
suatu arah yang jelas. Perekonomian Indonesia sejak pemerintahan masa orde
lama hingga masa reformasi masih mengalami beberapa gejolak. Perekonomian
Indonesia masih jatuh bangun.

Anda mungkin juga menyukai