1. Identitas Pasien
Nama
: Pak Saleh Muhammad
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 70 tahun
Alamat
: Jl Untung Suropati
Suku
: Melayu
Pekerjaan
: Pensiunan PNS
Agama
: Islam
Anamnesa dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 12.30
2. Anamnesis
Keluhan Utama
Mata kanan mengalami kesulitan saat melihat.
3. Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 119/64 mmHg
b. Nadi
: 64 kali/menit
c. Frek. Napas : 20 kali/menit
d. Suhu
: tidak dilakukan pengukuran
4. Status Oftalmolgi
OD
OS
1/60
Visus
Orthophoria
Orthophoria
Konjungtiva
Kornea
Iris/pupil
Lensa
reflex kaca(-)
Perdarahan (-)
Vitreous
Refleks fundus ( )
Papil :
Refleks fundus ( )
Fundus (tidak
Pembuluh darah :
Retina :
Perdarahan (-)
dilakukan
pemeriksaan)
Makula :
Papil :
Pembuluh darah :
Retina :
Makula :
10,3 mmHg
ke segala arah
TIO
12,5 mmHg
ke segala arah
Pergerakan Bola
Mata
Baik
Lapang Pandang
Baik
5. Resume
Pak Saleh Muhammad, berusia 70 tahun datang dengan keluhan penglihatan mata kanan
menurun, gejala dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, dengan penglihatan yang terus
berkurang. Ditemukan adanya kekeruhan, dan penampakan leukokoria pada lensa mata
kanan, serta hasil shadow test yang negative. Terdapat refleks kaca pada mata kiri, dan
riwayat operasi katarak. Tidak ada gejala mata merah, berair, nyeri, kotoran mata, silau,
dan gejala sistemik lainnya. Adanya riwayat pengobatan di RS karena penyakit Maag
kronis. Tidak ada riwayat penyakit yang sama, trauma, hipertensi, diabetes mellitus, dsb.
6. Diagnosis
Diagnosis kerja
Diagnosis banding
7. Tatalaksana
Non-medikamentosa
: Ekstraksi lensa (ECCE) OD.
Medikamentosa
: Catarlent ed. 4 x 1 tetes OD.
Edukasi
:
1. Menjelaskan pada pasien bahwa pandangan kedua mata yang kabur disebabkan
katarak pada kedua lensa mata,
2. Menjelaskan pada pasien bahwa katarak tidak dapat diobati dengan obat tetapi
dapat disembuhkan dengan operasi dan pemberian lensa tanam pada mata,
3. Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya operasi ekstraksi katarak, jenis
tindakan, persiapan, kelebihan dan kekurangan,
4. Menjelaskan tentang komplikasi yang akan terjadi apabila tidak dioperasi,
kemungkinan lensa akan mencair, isi lensa akan keluar, menimbulkan reaksi
peradangan dan peningkatan tekanan bola mata,
5. Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin timbul selama operasi dan
pascaoperasi.
6. Follow Up Pasca Operasi.
8. Prognosis
a. Ad vitam
b. Ad functionam
c. Ad sanationam
:
:
:
OD
bonam
bonam
bonam
OS
bonam
bonam
bonam
10.
Follow-up pasien
7 Agustus 2015.
Follow up 2 minggu.
19 Agustus 2015
S
: Nyeri Post Operasi OD/OS (-/-), Pusing (-), Mual, Muntah (-)
langsung (+/+).
Visus OD: 6/30 C -1.75 x 5 6/25 pH 6/20
Visus OS: 6/40 C-2.00x90 6/20 pH tetap
A
: Tobromisin
Lytheers.
CATARACT SURGEY
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak
tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan
mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa
yang keruh.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih
dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode
yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan
evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan
implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa
yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi
(ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi
pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan
phacoemulsifikasi.
1. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE ) / Ekstraksi Katarak Intra
Kapsuler ( EKIK )
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.
Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan
dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya
dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak
akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat
lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia
kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Operasi
ini lebih susah untuk sembuh karena luka insisi yang sangat lebar sekitar 1601800, IOL harus diletakkan di camera oculi anterior atau dijahit di posterior, dan
resiko terjadi komplikasi atau penyulit lebih besar. Penyulit yang dapat terjadi
pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, kebocoran
vitreus, dan perdarahan.
2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE ) / Ekstraksi Katarak Ekstra
Kapsuler ( EKEK )
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa
dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada
pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular
posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan
dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps
badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat
mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi,
sirkular
di
depan
kapsul
lensa,
teknik
ini
dikenal
sebagai
capsulorrhexis. Ahli bedah kemudian dengan hati-hati membuka kapsul lensa dan
membuang nukleus lensa dengan memberikan tekanan dengan instrumen
khusus. Setelah nucleus dikeluarkan, ahli bedah menggunakan suction untuk
menghisap sisa korteks lensa. Suatu bahan viskoelastik khusus disuntikkan ke
dalam kapsul lensa kosong untuk membantu mempertahankan bentuk sementara
ahli bedah memasukkan IOL. Setelah lensa intraokular telah ditempatkan dalam
posisi yang benar, substansi viskoelastik akan dibuang dan sayatan ditutup
dengan dua atau tiga jahitan.
Gambar 3. Prosedur ECCE. Insisi yang dibuat lebih lebar daripada SICS.
3. Phacoemulsification
Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal
lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di
kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur
sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui
irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih
dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali
melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital,
traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak
senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan
dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa
intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.
Kontraindikasi relative adalah pupil miosis yang menolak untuk berdilatasi,
nucleus yang sangat keras, dan kurangnya dukungan zonula. Beberapa kondisi
yang mempersulit fakoemulsifikasi, antara lain:
1. Dalamnya mata
2. Dangkalnya Camera Anterior
3. Kornea yang kabur
4. Pupil yang tidak berdilatasi
5. Katarak brunescent grade IV/V atau katarak yang sangat lembut
6. Lensa yang berluksasi/dislokasi
7. Katarak pada pasien yang viteroktomi.
yang merupakan
Metode
Indikasi
Keuntungan
ICCE
Zonula lemah
Kerugian
(20%).
yang Astigmatisme.
Rehabilitasi visual terhambat.
dibutuhkan sedikit.
IOL di COA atau dijahit di
dibutuhkan
sedikit.
untuk
kurang bagus. Baik
Phaco
posterior.
yang Astigmatisme.
paling Rehabilitasi visual terhambat.
endotel
kornea.
IOL di COP.
Sebagian besar Rehabilitasi visual cepat. Peralatan / instrumen mahal.
Pelatihan lama.
katarak kecuali
Ultrasound dapat mempengaruhi
katarak
endotel kornea.
Morgagni dan
trauma.
Kekerasan
nucleus
yang
lensa
ringan
sampai
moderate
SICS
(grade I-III)
Hampir semua Rehabilitasi visual cukup Tergantung keahlian ahli bedah.
katarak.
cepat.
Peralatan
Kekerasan
nucleus
yang
lensa
ringan
sampai
moderate
yang
begitu
lama.
IOL di COP.
(grade I-III)
KESIMPULAN
Pemilihan teknik ECCE dibandingkan dengan Fakoemulsifikasi dan SICS pada kasus
Pak Saleh Muhammad dikarenakan telah terjadinya pematangan nucleus lensa, dengan
kemungkinan kekerasan nucleus telah berada pada grade IV-V. Oleh karena itu untuk
mempermudah teknik operasi digunakan teknik ECCE yang menggunakan insisi besar
dibandingkan dengan SICS dan fakoemulsifikasi, agar dapat mengeluarkan nucleus lensa
yang telah memadat tersebut (matur). Sehingga pemilihan teknik operasi yang digunakan
dapat dinilai pre-operasi dengan slit-lamp untuk dapat menentukan derajat imatur-matur,
kekerasan nucleus lensa, kekuatan zonula zinii, kemampuan pupil untuk berdilatasi,
kejernihan kornea, selain itu juga dapat ditentukan dengan kemampuan/keterampilan operator
tindakan, pemilihan biaya/kecanggihan alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ilyas S. Katarak. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI: Jakarta. 2009.
2.
3.
hal. 200-12.
Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis.
Extra
Capsular
Cataract
Extraction.
Diakses
dari
http://www.surgeryencyclopedia.com/Ce-Fi/Extracapsular-Cataract
Extraction.html, tanggal 8 Januari 2015.