lemah terhadap tarik. Membuat beton tidak hanya sekedar mencampur bahan-bahan dasarnya saja,
tetapi jika ingin mendapat beton yang baik maka harus diperhitungkan dengan teliti cara-cara
mendapatkan beton segar yang baik sehingga pada akhirnya menjadi beton yang bermutu tinggi.
Pada dasarnya, semua penemuan terbaru tentang beton bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
beton. Namun, konsep awal sesungguhnya lebih terletak pada cara kita mengolah beton dimulai dari
mengatur kadar agregat halus dan agregat kasar pada analisa saringan, mengatur kadar lumpur,
kadar air dan zat organik yang terkandung didalam agregat sehingga akan didapat tahap akhir job
mix formula yang terencana dengan baik sehingga dapat menghasilkan Beton Mutu Tinggi.
Seringkali hal-hal yang diperhatikan untuk mendapatkan mutu beton yang baik hanya terpaku pada
sifat bahan dasar penyusun beton, tetapi tidak melihat lebih mendalam lagi seperti pengaruh agregat
halus terhadap kuat tekan beton. Lekatan antara agregat halus dengan bahan penyusun lainnya juga
sangat mempegaruhi kuat tekan beton yang dihasilkan, hal tersebut berhubungan dengan batasan
zona yang kita dapatkan pada tahapan analisa saringan. Oleh karena itu, pemakaian agregat halus
sebagai bahan penyusun beton sebaiknya di atur sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perencanaan
batasan zona.
Salah satu komponen campuran beton adalah pasir. Modulus kehalusan dan tingkatan gradasi pada
agregat halus ini sangat mempengaruhi besarnya jumlah agregat kasar serta dapat menentukan
tingkat kelecakan beton, oleh karena itu diperlukan batasan zona yang baik dan layak dalam proses
pencampuran beton sehingga dapat menghasilkan beton mutu tinggi. Mengingat terbatasnya jumlah
material, khususnya agregat yang mempunyai tingkat kualitas yang memenuhi standar maka
dicarilah alternatif lain yaitu dengan cara mencari nilai variasi zona pada penggunaan agregat yang
berasal dari sumber lokasi yang berbeda.
Untuk mencapai kuat tekan beton yang direncanakan dari jenis-jenis pasir ini, maka diperlukan
pengaturan kadar persentase pasir terhadap total agregat yang disarankan. Dalam penelitian ini akan
ANTHONY COSTA - 25014047
Kajian Literatur :
Penulis
Kajian literatur yang digunakan ini merupakan hasil studi analisis dari Yufiter Silus
Kandi, Ruslan Ramang dan Remigildus Cornelis. Mereka merupakan Mahasiswa Teknik
Sipil FST Undana yang melakukan kajian terhadap material pengganti agregat halus
(pasir laut dan bahan kapur) dari Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa
Tenggara Timur
iii.
Judul
Substitusi Agregat Halus Beton menggunakan Kapur Alam dan menggunakan Pasir
Laut pada Campuran Beton (Studi Analisis Bahan Kapur Alam dan Pasir Laut dari
Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur)
iv.
Sumber
Adapun sumber rujukan yang digunakan peneliti melalui dari beberapa referensi
seperti :
vi.
Hipotesis Kajian
Pasir laut menjadi pilihan pengganti agregat halus yang banyak
digunakan karena lokasi sumber materialnya yang paling dekat dari
dengan daerah sekitar namun memiliki banyak kekurangan sehingga
kemungkinan akan menyebabkan korosi pada tulangan.
Kapur Alam juga merupakan alternatif lain yang digunakan sebagai
pengganti agregat halus beton selain itu harganya juga relatif murah.
Pasir laut dan Kapur Alam diharapkan dapat menjadi material pengganti
yang memenuhi syarat desain beton baik dari segit gradasi maupun
modulus kehalusan. Material pengganti pasir halus dan kapur alam
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 1 set ayakan standard
ASTM, timbangan, oven, bak perendaman beton, cetakan silinder, alat uji kuat tekan
dan alat penunjang lainnya. Adapun bahan-bahan yang digunakan :
Pasir normal merupakan pasir yang diambil dari pasir lamboya Kabupaten
Sumba Barat.
Pasir laut, diambil dari pasir laut katewel Sumba Barat Daya
Kapur alam, diambil dari Wewewa Kabupaten Sumba Barat Daya.
Agregat kasar, diambil dari batu pecah Takari
Semen Portland tipe I
Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini antara lain :
a) Melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan penelitian
b) Merencanakan proporsi campuran yang akan digunakan dalam pembuatan
c)
d)
e)
f)
benda uji
Pembuatan benda uji silinder
Melakukan perawatan benda uji sampai mencapai umur rencana
Melakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton.
Menganalisis data hasil pengujian yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan dan
kuat tarik belah beton.
viii. Data/Hasil
ix.
Kesimpulan
a) Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, persentase kapur alam yang dapat
digunakan sebagai bahan pengganti agregat halus yang memenuhi syarat gradasi dan
modulus kehalusan butiran adalah sebesar 25%. Sedangkan persentase pasir laut yang
memenuhi syarat sebagai bahan pengganti agregat halus adalah sebesar 100%.
b) Kualitas beton yang dihasilkan dengan menggunakan kapur alam sebagai penggantian
agregat halus beton lebih kecil dari beton normal dan tidak mencapai kuat tekan rencana
yang telah ditetapkan (fc = 25 MPa). Kualitas beton pada umur 28 hari yang dihasilkan
beton dengan 25% kapur alam, yaitu kuat tekan sebesar 23,76 MPa dan kuat tarik belah
sebesar 2,31 MPa. Sedangkan beton dengan 100% kapur alam menghasilkan kuat tekan
sebesar 19,52 MPa dan kuat tarik belah sebesar 1,96 MPa.
c) Berdasarkan hasil penelitian ini kualitas yang dihasilkan beton dengan menggunakan
pasir laut, dalam hal ini pasir laut yang diambil dari hasil penambangan yang telah
melalui pencucian secara alami oleh air hujan, baik kuat tekan maupun kuat tarik belah
beton memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan beton normal. Kualitas
beton pada umur 28 hari yang dihasilkan beton dengan pasir laut, yaitu kuat tekan
sebesar 28,28 MPa dan kuat tarik belah sebesar 2,92 MPa, Sedangkan beton beton
normal menghasilkan kuat tekan sebesar 26,02 MPa dan kuat tarik belah sebesar 2,52
MPa.