Oleh:
Rizky Indra Nugraha
(25014031)
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan inovasi-inovasi yang biasanya muncul ketika
integrasi antara administrasi dan perkuliahan semakin padat. Evaluasi dari seluruh hal yang
terjadi dalam perkuliahan baik jumlah mata kuliah, jumlah mahasiswa yang mengambil mata
kuliah, dan hasil ujian dari mahasiswa memiliki pengaruh yang besar terhadap alokasi dari
sumber-sumber yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwa biaya untuk mencapai sistem yang
diinginkan tersebut juga meningkat. Dengan adanya hal ini, beberapa infrastruktur harus siap
untuk menerima masukan data dari layananlayanan lain contohnya melalui kartu Binusian Flazz
atau pun layanan informasi yang terdapat di Binusmaya.
Adanya peluang untuk pengembangan dalam pendidikan mengenai publikasi dan
pengajaran material yang ada dalam perkuliahan memungkinkan material tersebut dapat dikelola
oleh mahasiswa sendiri. Misalnya, melalui Binusmaya mahasiswa dapat menggunakan fungsi
download untuk mendapatkan material yang berkaitan dengan perkuliahan. Selain sistem elearning, akses ke perpustakaan digital dan sistem manajemen konten juga menggunakan sistem
administrative. Dengan demikian, kinerja universitas dalam mengelola informasi akan semakin
mudah dan terstruktur sehingga tidak akan memakan banyak waktu dalam pengolahan data.
Kerja sama dengan sistem informasi dan sistem administrasi dari universitas
Menghubungkan sistem yang baru dengan sistem yang sudah ada sebelumnya
Sistem e-learning menyediakan fungsi fungsi untuk mengubah konten konten yang
berkaitan dengan pengajaran, tetapi tidak pada sampai tingkat untuk dapat mengubah konten
secara keseluruhan atau lebih spesifik. Oleh karena itu, diperlukan suatu dukungan yang
mencakup berbagai format dan bagaimana mengolah data yang tidak dapat dikenali sebelumnya.
Dukungan ini adalah metadata yang selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan format juga
digunakan untuk menghubungkan data data di sistem administrasi lain. Hal ini dapat
mendukung kemungkina penggunaan kembali konten konten perkuliahan yang diperlukan.
komunikasi
antara mahasiswa dan pihak-pihak yang terkait dalam universitas. Nilai tambah didapatkan
ketika ada kelompok khusus untuk kebutuhan yang-beda misalnya daftar mahasiswa dari suatu
mata kuliah.
2. Layanan mandiri
Definisi layanan untuk mewujudkan suatu sistem yang bekerja mandiri diperlukan untuk
mengembangkan fungsi administrasi. Contohnya melalui registrasi mata kuliah oleh mahasiswa
dapat menggunakan modul tertentu yang sudah ada dengan menyambungkannya ke sistem elearning ataupun melalui pengembangan sesuai dengan keinginan pemilik sistem.
dalam
bidang penelitian harus juga dilibatkan dalam sistem informasi. Hal ini berarti basis data harus
integrasi
pada
tingkat
perusahaan
dan
menyediakan
dasar
untuk
mengimplementasikan portal atau aplikasi analitis. Tidak seperti EII, EAI menggunakan
mekanisme pertukaran data event-driven tanpa menguasai arahnya.
Ada tingkat-tingkat integrasi yang berbeda, yaitu: integrasi antarmuka pengguna,
integrasi data, integrasi fungsi dan integrasi proses. Integrasi data adalah integrasi yang paling
umum karena relational database merupakan dasar dari sistem-sistem untuk diintegrasikan.
Saat mengintegrasikan sistem-sistem yang berbeda, terdapat dua jenis teknik
penggabungan, yaitu longgar dan rapat. Pada integrasi yang longgar, terdapat interval antar
pertukaran data dalam sistem. Pengiriman data dapat difasilitasi dengan mendefinisikan format
data yang sesuai dalam XML di mana transformasi dapat dilakukan menggunakan
XSLT.Masalah yang muncul dari integrasi longgar adalah modifikasi data disebarkan secara
berlainan. Hal ini memunculkan masalah konsistensi ketika sistem sistem yang berbeda
mencoba untuk memodifikasi data yang sama.Pada integrasi rapat, sistem-sistem dipasangkan
secara permanen. Data dipertukarkan dalam tabel basis data yang umum digunakan. Usaha
rekonsiliasi hanya dapat dilakukan antar sistem dalam vendor yang sama.
Pendekatan ini menekankan pada integrasi yang dilakukan pada semua aspek bisnis dengan
menggunakan suatu kerangka yang umum. Pendekatan ini dilakukan secara merata pada setiap
bidang dari organisasi yang bersangkutan. Komponen-komponen yang digunakan merupakan
komponen yang berasala dari suatu sistem yang sama atau disebut juga dengan komponen
homogeny. Komponen ini dimaksudkan agar mempermudah dalam proses integrasi sistem.
Contoh pendekatan ini bisa berupa
aplikasi Oracle, atau dengan aplikasi lain yang bersangkutan. Kelemahan dari pendekatan ini
adalah
biaya
yang
dibutuhkan
mahal
dan
waktu
yang
diperlukan
untuk
Pendekatan Bertahap
Pendekatan ini dimulai dari tingkat bawah dan menggunakan sistem informasi yang sudah ada
sebelumnya. Sistem informasi yang digunakan dalam pendekatan ini disusun mengikuti sebuah
pola integrasi dan didasarkan pada kebutuhan informasi yang akan digunakan dalam masa yang
akan datang. Sama seperti pendekatan total dan homogen, pendekatan bertahap juga memerlukan
waktu yang lama dan juga harus dikerjakan secara konstan untuk mengimplementasikan
hasilnya. Selain itu, pendekatan ini juga membutuhkan sebuah strategi khusus yang bersifat non
teknis termasuk di dalamnya adalah kemauan politik dari pimpinan organisasi yang
bersangkutan. Akan tetapi, biaya untuk implementasi pendekatan ini lebih murah jika
dibandingkan dengan pendekatan homogen.
Integrasi suatu sistem harus didasarkan pada target yang jelas. Hal ini dikarenakan
integrasi mengarah pada sebuah tujuan akhir yaitu perbaikan proses atau layanan yang
disediakan sistem informasi tersebut. Untuk mewujudkan suatu integrasi, maka diperlukan fokus
pada beberapa hal yaitu proses yang terjadi di dalamnya. Proses yang dimaksud adalah proses
bisnis atau birokrasi dari sistem informasi dan bukan menekankan pada sistem sistem
informasi yang ada.
Selain itu, aktivitas aktivitas yang ada harus menciptakan sebuah alur yang mendukung
proses integrasi. Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam mendukung integrasi sistem
adalah melakukan identifikasi pihak pihak yang terlibat dengan sistem. Hal yang perlu dilihat
adalah peran, tugas, otoritas, dan aktivitas yang dilakukan oleh pihak tersebut. Setelah melihat
semua ini, maka perlu dibuat sebuah rangkaian dari keseluruhan aspek untuk membantu dalam
menciptakan alur yang dibutuhkan tadi untuk mendukung proses integrasi.
Kesamaan pandangan terhadap integrasi sistem perlu dibangun untuk menciptakan suatu
proses bisnis yang baik. Untuk menciptakan pandangan yang sama, maka diperlukan beberapa
aspek lain seperti tata kelola dan sumber daya yang di dalamnya bisa menyangkut hal-hal lain
seperti legalitas dari pengelolaan sistem informasi, biaya yang diperlukan untuk implementasi
dan sebagainya.
Jika suatu sistem informasi belum diimplementasikan, berbagai parameter untuk
mendukung integrasi seperti format data, protokol komunikasi data, database, dan user interface
dapat ditetapkan secara lebih mudah. Akan tetapi, jika sistem sudah ada dan sistem tersebut
berbeda dari sistem yang sudah ada sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa langkah :
Memilih salah satu sistem dan menjadikannya sebagai sistem pegangan yang harus
diikuti sistem lain.
Membangun ketentuan yang baru dan memaksa semua sistem harus mengikuti ketentuan
yang sudah dibuat ini.
Membangun standar baru dan membiarkan semua sistem yang sudah ada sebelumnya
seperti apa adanya dan integrasi dilaksanakan oleh sebuah sistem pengintegrasian.
F. Proses Analisa
Proses analisa suatu bisnis membutuhkan pengidentifikasian sumber data primer. Hal ini
adalah sistem informasi dari administrasi universitas dan berbagai departemen yang
bertanggungjawab untuk mengelola proses. Data yang relevan dengan sistem e-learning, sebuah
sistem manajemen konten situs atau metadata dapat diekstrasi dari basis data yang ada. Definisi
proses bisnis memberikan gambaran mengenai deskripsi suatu organisasi dari universitas untuk
mengidentifikasi peran aktor yang bertanggungjawab untuk data yang sudah ada.
Salah satu contoh untuk menunjukkan proses analisa adalah dengan menggunakan
perangkat ARIS (Architecture of Integrated Information Systems). ARIS ini sesuai untuk
mendeskrispikan suatu organisasi dan juga dapat diaplikasikan kepada universitas. ARIS
mengklarifikasikan sistem secara keseluruhan ke dalam beberapa pandangan baik dari segi
organisasi, data, fungsi, dan proses. Konsep yang digunakan ARIS ini menggunakan beberapa
metodologi dan salah satu di antaranya adalah event-driven process chain (EPC). EPC
memungkinkan pemodelan pandangan akan proses yang juga bertanggungjawab untuk integrasi
pandangan lainnya. Proses transfer data antar berbagai sistem juga dapat dimodelkan dengan
metodologi EPC.
Contoh arsitektur yang menjelaskan suatu proses bisnis :
Sistem informasi universitas masa depan muncul sebagai sebuah pusat layanan terintegrasi
(ESB). Layanan layanan tersebut dapat digunakan di aplikasi aplikasi khusus. Lokasi fisik
dari data bersifat transparan untuk pengguna layanan. Secara internal, beberapa bagian dari
sistem dihubungkan secara lepas dalam suatu hub. Hal ini membutuhkan definisi dari pandangan
umum terhadap hub yang dimaksud. Pertukaran data antar hub dan aplikasi lokal didasarkan
pada XML. Banyak dari aplikasi yang tidak mendukung eksport data dalam format XML. Tugas
penting dari pertukaran data sendiri adalah definis dari ketentuan ketentuan umum dokumen
XML untuk administrasi universitas seiring dengan banyaknya pertumbuhan aplikasi berbasis egovernment.