TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
kebutuhan
yaitu
sebagai
contoh
adalah
maupun
karena
ketidaksengajaan,
misalnya
meter
b. Apparent Losses
- Commercial Losses
disebabkan oleh konsumen yang tak terdaftar, adanya sambungan ilegal,
adanya manipulasi atau penipuan dan sebagainya.
- Metering Losses
disebabkan oleh pembacaan meteran yang salah, tertimbunnya meteran,
kesalahan pengujian meteran dan lain lain.
Kehilangan air merupakan :
a.. Selisih antara volume input sistem dengan konsumsi resmi.
b. Selisih jumlah air yang didistribusikan dan jumlah air yang diterima
pelanggan.
c. Perbedaan jumlah air yang dibaca pada meter induk dan jumlah air yang
dibaca pada meter pelanggan.
Konsumsi resmi adalah volume air bermeter dan atau tak bermeter tahunan
yang dikonsumsi oleh para pelanggan terdaftar, pensuplai air dan orang-orang
yang secara implisit atau eksplisit diberi kewenangan oleh pensuplai air untuk
melakukannya.
Konsumsi resmi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Konsumsi resmi berekening
Yang dimaksud konsumsi resmi berekening adalah suplai air kepada
pelanggan, dengan dasar perhitungan meteran dari air yang dikonsumsi
maupun dengan dasar penaksiran.
meliputi
elemen-elemen
seperti
pemadam
kebakaran,
karena meter rusak atau tidak teliti, pembuatan rekening yang salah dan
sebagainya.
Nilai kehilangan air di Indonesia dianggap masih normal jika bernilai
sekitar 20% sesuai angka kehilangan air yang disarankan Departemen PU, yaitu
sekitar 18%-20%, dengan perincian sebagai berikut :
Kebocoran pada sistem distribusi
5%
3-5%
5%
3%
2%
Total
18-20%
keluar
dari
sistem
distribusi
sehingga
tidak
dapat
masuk ke dalam sistem dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem. Secara
sederhana, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
transmisi, jaringan pipa keropos (sudah tua, material kurang bagus, pemasangan
pipa tidak memenuhi syarat), sambungan pelanggan gelap (tidak terdeteksi), meter
pelanggan tidak akurat (perggantian meter tidak terprogram), kebocoran pada pipa
dinas pelanggan (pipa servis sebelum meter air), penggunaan air untuk pencucian
dan penggelontoran pipa, kualitas pipa yang digunakan, tekanan yang dihasilkan,
perlengkapan perpipaan, sambungan-sambungan pipa dan lain sebagainya
Sedangkan kehilangan air non fisik diakibatkan oleh faktor-faktor non teknis
seperti sistem pencatatan meter induk tidak sempurna, sistem pencatatan meter
Beberapa
hal
yang
mempengaruhi
adalah
konstruksi
- Kualitas Material
Pemilihan kualitas material harus baik dan dilakukan dengan cermat. Hal
ini akan mempengaruhi kecepatan terjadinya kerusakan pada sistem jika
kualitasnya buruk. Kualitas yang bagus akan berusia lebih lama dan
lebih tahan terhadap gangguan.
- Korosi
Korosi internal merupakan proses korosi di dalam pipa akibat proses
kimia antara air dengan pipa logam, sehingga pipa akan mudah
retak/pecah jika beban bertambah atau tekanannya yang bertambah.
Pengaruh kualitas air dapat menyebabkan korosi.
3. Perlengkapan Pipa (Fitting)
Perlengkapan pipa ini meliputi joint, bend, tee, cross dan valve. Kondisi
system penyambungan antar fitting yang kurang baik dan tidak sesuai
dengan tekanan kerja yang diijinkan akan menyebabkan pipa mudah
pecah.
Daerah tempat penyambungan fitting dengan pipa merupakan daerah yang
rawan akan kebocoran terlebih lebih jika konstruksi pemasangannya
tidak bail sehingga sangat dipengaruhi oleh beban yang bekerja pada
tempat tersebut.
4. Pemakaian Air tanpa Meter Air
Pemakaian air oleh pelanggan tetapi tidak dilengkapi oleh meter air.
Sehingga untuk beban rekening tidak berdasarkan pemakaian air
sebenarnya dan angka menjadi tidak pasti.
5. Sambungan Liar (Illegal Connection)
Ada dua metode atau cara yang umum dipakai dalam usaha
menyelidiki dan mencari letak sumber kehilangan air ditinjau dari segi
pengambilan inisiatif adalah sebagai berikut:
a. Penyelidikan secara Pasif
Pada metode ini tidak dilaksanakan pengukuran atau deteksi kehilangan
air, tidak membentuk team khusus tapi hanya berdasarkan pada
kebocoran yang dilaporkan oleh masyarakat, polisi dan petugas PDAM,
seperti adanya genangan air di jalan raya atau munculnya keluhan dari
konsumen karena tekanan pada jaringan distribusi sangat rendah,
ataupun karena air yang sampai pada pelanggan kurang memenuhi
kriteria yang seharusnya.
b. Penyelidikan secara Aktif
Metode menyelidiki secara aktif adalah penyelidikan dan pencarian
letak sumber kehilangan air dengan usaha melakukan pendeteksian dan
pengukuran di lapangan yang meliputi:
Metode ini
detector.
Pengendalian Tekanan
Kebocoran air pada jaringan pipa antara lain disebabkan oleh
tekanan air pada jaringan pipa tersebut terlalu besar sehingga
dapat mengakibatkan pipa menjadi pecah atau sambungan pipa
menjadi lepas. Untuk itu disarankan tekanan air pada jaringan
pipa distribusi tidak lebih kecil dari 10 meter kolom air (1
atm), dan tidak terlalu besar dari 40 m kolom air (4 atm),
namun demikian sebenarnya tekanan air maksimal lebih
dipengaruhi oleh jenis pipa yang dipasang.
Pengendalian
KEHILANGAN AIR
KOMERSISL
AIR SECARA
FISIK
Kebocoran
melalui meter
tidak sah
Air Bersih yang
tercatat dalam meter
Pemakaian oleh
masy. tidak melalui
meter
Pemakaian tidak
tertagih
Tercatat dalam meter tertagih dan
Kehilangan air
terbayar
secara komersial
Kehilangan fisik
Kehilangan non fisik/komersial
Konsumsi
Resmi (2)
Volume
Suplai
Input
ke
dalam
Sistem
(1)
Kehilangan
Air (3)
Konsumsi
Resmi
Berekening
(4)
Konsumsi
Resmi Tak
Berekening
(5)
Kehilangan
non Teknis
/
Komersial
(6)
Kehilangan
Fisik /
Teknis (7)
Air Berekening
(ABR) (17)
Air Tak
Berekening
(NRW) (18)
Keterangan :
Bisa jadi
Dimana :
CAPL : (Current Annual Physical Losses)
Kehilangan Fisik / teknis tahunan saat ini
MAAPL : (Minimum Achhievable Annual Physical Losses)
Kehilangan Fisik / teknis tahunan minimal yang
dapat dicapai
Dimana:
LM = Panjang pipa induk (km)
NC = Jumlah sambungan rumah atau tapping
LP = Panjang pipa dinas dari batas persil ke meter pelanggan
dikalikan dengan jumlah SR (km)
P = Tekanan rata-rata (m)
2.3.
tabel
kehilangan
fisik/teknis
yang
disederhanakan
untuk
NEGARA
BERKEM
BANG
NEGARA
MAJU
KATEGORI KINERJA
TEKNIK
A
B
C
D
A
B
C
D
ILI
10m
1 -2
2-4
4-8
>8
2-4
4-8
8 - 16
> 16
< 50
50 - 100
100 -200
> 200
KEBOCORAN (ltr/sambungan/hari)
SISTEM DENGAN TEKANAN :
20m
30m
40m
50m
< 50
< 75
< 100
< 125
50 - 100
75 - 150 100 - 200 125 250
100 -200 150 - 300 200 - 400
250 -500
> 200
> 300
> 400
> 500
<100
< 150
< 200
< 250
100 - 200 150 - 300 200 - 400 250 500
200 - 400 300 - 600 400 - 800 500 1000
> 400
> 600
> 800
> 1000
Dalam ILI ada hasil penilaian untuk menentukan tindak lanjut dari
hasil perhitungan sehingga memudahkan dalam mengambil keputusan
untuk
pengendalian
NRW
yang
disesuaikan
dengan
golongan
Golongan C
1) Kinerja tingkat kehilangan air yang buruk, bisa ditoleransi
apabila terdapat air baku yang berlimpah dan harga jual rata
yang rendah.
2) Melakukan
analisis
komponen
kehilangan
air
dan
dari
adanya
kehilangan
air
ini
maka
akan
penjualan
air
akan
berkurang,
sehingga
secara
2.5.
zona
jaringan
distribusi
bertujuan
untuk
a.
b.
c.
faktor-faktor
kemudahan
dalam
pelaksanaan
masing masing zona akan dilayani melalui meter distrik zona. Halhal yang perlu diperhatikan dalam penentuan batas zona antara lain :
Ukuran Zona
Faktor yang dominan dalam penentuan ukuran zona adalah
pertimbangan waktu dan kemampuan team pengendalian NRW
beserta peralatannya untuk melaksanakan pengendalian dalam
satu zona. Dalam menentukan ukuran zona juga perlu
mempertimbangkan tenaga yang diperlukan serta biaya awal
yang diperlukan untuk pembentukan zona, misalnya untuk
perbaikan atau pemasangan katup-katup serta meter air.
Ukuran zona dan sub zona tergantung pada bentuk jaringan
distribusinya.
Batas Zona
Menentukan batas zona sangat fleksible, namun sedapat
mungkin memanfaatkan batas geografi yang ada di daerah
distribusi, misalnya batas administratif, sungai, jalan dan lain
sebagainya dengan tujuan memperkecil biaya pemasangan
accesoris zona dan juga memudahkan pengisolasian jaringan.
Batas zona harus ditetapkan untuk memastikan bahwa zona
meliputi suatu daerah yang terutama tipe perkembangan yang
sama
dan
tidak
ada
hidrolik
yang
terputus.
Dalam
juga
berpedoman
pada
keterbatasan
waktu,
pelanggan
akan
menjadi
kurang
efektif
untuk
Elevasi Zona
Penentuan elevasi zona
Mempertimbangkan hal
tersebut maka untuk kota besar panjang pipa dalam satu zona
berkisar antara 12.000 s/d 70.000 meter. Panjang pipa tersebut
dipandang dalam 2 dimensi yaitu ukuran panjang dan lebar,
namun meliputi jaring-jaring yang tersusun di dalam sistem
zona.
Panjang
pipa
dijadikan
salah
satu
pedoman
dalam
maka
panjang
pipa
bisa
dijadikan
bahan
Perpipaan Zona
Pemilahan pipa di dalam zona penting sekali untuk efisiensi
pembentukan zona. Pipa transmisi dan distribusi yang relatif
besar (> 250 mm) sebaiknya dikeluarkan dari zona/ distrik
untuk menghindari biaya pemasangan valve dan water meter
ukuran besar yang mahal. Di samping itu juga pemilahan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ketelitian aliran.
d.
Mencari lokasi valve pada batas zona dan sub zona yang akan
dilaksanakan
f.
kebocorannya.
Seluruh
pipa
dan
sambungan
serta
b.
c.
Jenis pipa
Persyaratan step-test
Valve isolasi dan valve step test terpasang pada setiap ruas pipa
yang telah ditentukan
d.
Alat ukur debit (water meter, ultrasonic flow meter dll) dan
apabila menggunakan water meter, sebaiknya menggunakan
water meter kebocoran yang memiliki dua register
e.
Alat penerangan
Stop wacth
f.
sub
zona selesai.
- Setelah semua step dalam sub zona selesai, hitung debit
yang ada dengan cara :
................(2.3)
> 0,02
2.5.3. Sounding
Sounding merupakan langkah pemantapan sebagai upaya untuk
memastikan apakah titik indikasi kebocoran hasil korelasi kebocoran (leak
correlation) benar-benar merupakan kebocoran atau bukan. Sounding juga
digunakan sebagai metode untuk mencari titik nyata kebocoran dengan
pasti (pinpoint of leak), sounding bekerja berdasarkan besarnya gelombang
suara dan getaran media penghantar suara yang dapat ditangkap oleh
sensor. Semakin kuat gelombang
Oleh sebab itu pula pelaksanaan sounding harus dilakukan pada saat
disekitar lokasi tidak ada aktifitas yang menimbulkan suara dan getaran
yang mengganggu sounding. Biasanya dilakukan pada malam hari.
Leak detector ditinjau dari visualisasi sensornya terdiri dari 2 jenis yaitu :
a.
b.