Anda di halaman 1dari 16

Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena


didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan
metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari
kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam
keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,
gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup,
madu dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan makanan yang
banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti
daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak
mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DALAM RANGKA PROMOSI KESEHATAN
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada ksehatan lansia. Status
nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Bimbingan yang membahas
secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada sebagian lansia,
ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang muda dan kurang
mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram. Kekurangakuratan dan
kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia dan para praktisi telah
mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang berkaitan dengan status nutrisi lansia.
Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada usia
kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily
Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di
atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks
yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah
protein.
Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada
lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan
kolesistokininyang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang.
Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada
berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia
mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada
wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia
sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat
kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium per
hari untuk seluruh lansia dan 1500 mg per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan

esterogen. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat
keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk
yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.
Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat
menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total. Meskipun hasil studi memperlihatkan
bahwa orang-orang Amerika mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi obesitas telah meningkat
133% dalam 10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan sebaiknya akan merugikan lansia.
Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang pentingnya mempertahankan berat
badan yang stabil dan mengikuti program diet dan olahraga yang tepat dalam seluruh rentang
waktu kehidupan.
1. Pencagahan Primer
Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status nutrisi pada 30 juta lansia, 6 juta
dari mereka berisiko tinggi terhadap malnutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa lansia yang
memiliki penghasilan kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang dari 35 dolar per minggu
untuk komsumsi makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau keluarganya kurang dari
dua kali per minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan sebesar 25 kg atau yang
kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko tinggi mengalami malnutrisi, selain
dari jutaan orang yang mengalami kekurangan nutrisi.
Faktor-faktor sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan polifarmasi, turut
berperan terhadap masalah malnutrisi yang actual atau potensial bagi lansia. Instrument
pengkajian sebagaimana yang telah di kembangkan oleh program Nutrition Screening Initiative
untuk menentukan status nutrisi direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh pemberi
pelayanan kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia melalui Nutrition Screening Initiative,
1010 Wisconsin Avenue NW, Washington, DC 20007. Suatu upaya yang konsisten untuk
mengidentifikasi lansia dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk resiko gangguan nutrisi
yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit ingin di capai.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang seksama terhadap klien dan upayaupaya untuk mengidentifikasi sumber masalah gisi. Kesalahan pengaturan metabolisme
seharusnya di perbaiki dan pemberian obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat di

sesuaikan untuk mengurangi efek samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi yang
tidak terditeksi asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian nutrisi adalah penting
untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada lansia dengan masalah nutrisi. Pelayanan
ahli diet akan menguntungkan bagi klien.
Banyak lansia tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami
perubahan sebagai akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan perluh di
siapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan terbaru tentang nutrisi normal, demikian
juga tentang kebutuhan nutrisi yang menyertai proses penyakit. Suatu penelitian terbaru
mengemukakan bahwa perawat tidak di persiapkan secara adekuat untuk memberikan jenis
instruksi ini kepada klien lansia.
Asuhan keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki asupan nutrisi
pada institusi pelayanan akut maupun pelayanan jangka panjang. Dedikasi di perluhkan untuk
meyakinkan bahwa kebutuhan nutrisi klien di masukan sebagai bagian dari rencana keperawatan
secara total. Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng untuk pembangun tubuh yang di
letakan di meja disamping tempat tidur atau untuk di kembalikan pada bagian gizi tidak akan
membantu memfasilitasi asupan yang adekuat. Suplemen sangat baik digunakan di antara
waktu makan dan sering ditoleransi dengan baik jika disajikan dalam keadaan dingin. Alternatif
-alternatif makanan, seperti nutrisi parenteral total dan pemberian makanan dengan penduga
lambung, mungkin diperluhkan jika asupan yang adekuat tidak dapat di pertahankan melalui
rute oral.
Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik di semua
lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan memberikan atmosfer
sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan oleh keluarga.
Keluarga sering memiliki keinginan yang kuat untuk berpatisipasi dalam cara ini dan berespon
baik terhadap saran-saran yang terdapat pada table berikut ini:
Teknik-Teknik Untuk Meningkatkan Asupan Makanan Ketika Nafsu Makan Rendah
Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan yang mengandung
banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang dimasak).
Berikan berbagai variasi makanan kecil di antara waktu makan, berbagai
tekstur dan rasa manis yang bervariasi.

Tawarkan makanan paling banyak pada siang hari ketika lansia merasa sangat
lapar (biasanya pada pagi hari).
Anjurkan pemberian makanan dengan ukuran kecil yang mudah di makan
sendiri.
Tambahkan margarin tambahan pada sayur-sayuran, saus, dan makanan
berkrim.
Sajikan suplemen nutrisi dalam keadaan dingin atau di siapkan dalam bentuk
shake.
Anjurkan keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien.
Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang seimbang, laporan terbaru
saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian yang dianjurkan. Dosis yang berlebihan di atas
jumlah asupan harian yang dianjurkan tidak dianjurkan pada saat ini dan terbukti dapat
merugikan jika digunakan dalam waktu yang lama.
Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat untuk meningkatkan asupan
vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang normal. Rekomendasi asupan serat yang
disarankan saat ini sekitar 20 sampai 35 gram serat per hari.

B. PROSES MENUA
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini
dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan
tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul
garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap
dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang
dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan
wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan
menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal bendabenda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam
menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan
kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala
pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan seharihari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti
sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang
menimbulkan rasa lelah.

Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian
terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih
yang berkepanjangan.
BATASAN USIA LANSIA
Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun
Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th
M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th
Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th
WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)

C. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA


Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang
berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas.
Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan
sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan
untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian
energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu
sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram
per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan

pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk


lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang
dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah
BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buahbuahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang
dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.
Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1,
B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan
dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan

membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 68 gelas per hari.
Makanan Sehat Bagi Lansia
Makanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat lima sempurna dengan porsi
yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral, dimana
kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme tubuh. Berikut
ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah dikelompokkan:

Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie kering, roti
tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni

Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan
mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging

Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, tahu,
tempe, oncom

Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang
ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat

Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada

Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles

Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Kelompok zat energi.
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,
ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu
dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung protein,
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan
dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
Menu harian untuk lansia
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari
hendaknya :
1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan
lansia.
2. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani)
4. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol

6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk
menghindari sembelit atau konstipasi
7. Minuman yang cukup.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep 4 sehat 5 sempuna atau
Konsep gizi seimbang diantaranya :
Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
Kelompok makanan dan jenis makanan
Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,
pisang, nangka, makaroni
Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging
Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, awo,
sirsak, semangka
Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada
Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
Susu : susu kambing, susu kedelai, skim
Menu untuk manula dalam sehari
WAKTU
Pagi
Selingan
Siang

MENU
Roti-telur-susu
Papais
Nasi
Semur
Pepes tahu
Sayur bayam

PORSI
1 tangkep 1 gelas
2 bungkus
1 piring
1 potong
1 bungkus
1 mangkok

Selingan
Malam

Pisang
Kolak pisang
Mie baso
Pepaya

1 buah
1 mangkok
1 mangkok
buah

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA

Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,


asin, asam, dan pahit.

Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

Rasa lapar menurun, asam lambung menurun

Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi

Penyerapan makanan di usus menurun.

Masalah Gizi pada Lansia


1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan
makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia
penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit
untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah satu
pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat
badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan
kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan
terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan
protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,
penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

Status gizi pada usia lanjut


Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami
kegemukan/obesitas

Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung


kegemukan/obesitas

Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung


kegemukan/obesitas

Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan
menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis

Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan
cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung
kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan
vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir
yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia

Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang
menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati

Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri
dan menjadi kurang gizi

Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan
menjadi kurang gizi

Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang
gizi

Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia
1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan
suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan
selera
2. Memperkuat daya tahan tubuh.
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh
makanan sumber vitamin D adalah susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian,
jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua
5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak
Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti :
sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain
6. Mengurangi resiko penyakit jantung
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium
dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut,
kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak
berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan
asam folat
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan
kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan
menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang
10. Tetaplah berlatih

Anda mungkin juga menyukai