Anda di halaman 1dari 3

Perhitungan Berat Badan Ideal

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada remaja merupakan masalah penting,
karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi
konsentrasi. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal
atau normal.
Di Indonesia khususnya, cara pamantauan dan batasan berat badan normal belum jelas
mengacu pada patokan tertentu. Sejak tahun 1958 digunakan cara perhitungan berat badan
normal berdasarkan rumus :
Berat badan normal = (tinggi badan 100) 10% (tinggi badan 100)
atau 0,9 x (tinggi badan 100)
Dengan batasan :
nilai minimum : 0,8 x (tinggi badan 100) dan
nilai maksimum : 1,1 x (tinggi badan 100)
Ketentuan ini berlaku umum bagi laki-laki dan perempuan.
Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight
atau kekurusan, dan berat badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan sebagai
over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada di bawah ukuran berat normal
mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal
mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.
Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal
ditentukan berdasarkan nili Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index
diterjemahkan menjadi index massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorag dapat mencapai
usia harapan hidup lebih panjang.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai
berikut :
IMT

berat badan (kg)


Tinggi badan (m) x tinggi
badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang


membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki
adalah 20, 1-25, 0 dan untuk perempuan adalah 18, 7-23, 8. Untuk kepentingan pemantauan
dan defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan
menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan
adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan
menggunakan ambang batas perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat.
Untuk kepentingan di Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Akhirnya, diambil
kesimpulan ambang batas IMT untuk Indonesia adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 1.1

Kurus
Normal
Gemuk

Kategori
Kekurangan berat badan tingkat berat
Kekurangan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat

IMT
< 17, 0
17,0 18,5
>18,5 25,0
>25,0 27,0
>27,0

Contoh cara menghitung IMT :


1. Eva dengan tinggi badan 147 cm dengan berat badan 39 kg.
IMT Eva :
39
(1,47) x (1,47)
= 18,05
Dalam hal ini Eva termasuk kategori kekurangan berat badan. Oleh karena itu, Eva harus
menaikka berat badannya sehingga mencapai 40 kg sampai dengan 54 kg.
2. Wita dengan berat badan 72 kg dan tinggi 160 cm.
IMT Wita :
72
(1,6) x (1,6)
= 28,12
Dalam hal ini Wita termasuk gemuk atau kelebihan berat badan. Oleh karena itu, Wita harus
dapat menurunkan berat badannya agar mencapai 48 kg sampai dengan 64 kg.
Berat normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Keuntungan apabila berat badan normal adalah penampilan baik, lincah, dan risiko
sakit rendah. Berat badan yang kurang dan berlebihan akan menimbulkan risiko terhadap
berbagai macam penyakit. Kerugian dari keadaan berat badan kurang dan kelebihan dapat
dilihat pada tabel.

Tabel 1.2
Berat Badan

Kurang (kurus)

Kelebihan (gemuk)

Kerugian
1. Penampilan cenderung kurang baik
2. Mudah letih
3. Risiko sakit tinggi, antara lain :
- Penyakit infeksi
- Depresi
- Anemia
- diare
4. Kurang mamou bekerja keras
1. Penampilan kurang menarik
2. Gerakan tidak gesit dan lamban
3. Mempunyai risiko penyakit antara lain :
- Jantung dan pembuluh darah
- Kencing manis (DM)
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan sendi dan tulang
- Gangguan ginjal
- Gangguan kandungan empedu
- Kanker
4. Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid
tidak teratur, pendarahan yang tidak teratur) dan faktor
penyakit pada persalinan

Suyono S. Dan Samsuridjal DJ. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993
mengungkapan tingkat risiko berbagai kategori dari IMT. Risiko penyakit jantung dengan
kelompok IMT dapat dilihat pada tabel.
Tabel 2.3
IMT
Kelompok
Risiko
Jumlah
Lemak

20 - 25
0
Sangat

Rendah
Sel Normal

> 25 30
I
Rendah
Normal

> 30 - 35
II
Sedang
Normal (Naik)

35 - 40
III
Tinggi

>40
IV
Sangat

Naik

Tinggi
Naik

Anda mungkin juga menyukai