Suriani
NIM
11-2006-252
Dokter pembimbing
Nama
Tn. A
Umur
47 thn
Jenis kelamin
Laki-laki
Pekerjaan
Kuli Bangunan
Agama
Islam
Alamat
Cikanjawar RT 01/ RW 03
No Cm
262184
I.
IDENTITAS PASIEN
II. ANAMNESA
Autoanamnesa 12 juli 2011, Pkl. 07.30 WIB
Keluhan Utama
Keluhan tambahan
Sejak kurang lebih 5 tahun SMRS Ciawi, pasien mengeluh mulai timbul
benjolan dilipat paha sebelah kanannya, berbentuk bulat agak lonjong. Benjolan
tersebut timbul terutama saat pasien berjalan jauh dan mengangkat benda-benda berat,
dan akan hilang bila pasien berbaring.
Namun karena benjolan tersebut tidak terasa nyeri, maka didiamkan saja oleh
pasien. Timbulnya benjolan tersebut tanpa disertai demam, mual dan muntah.
Walaupun tanpa gejala, benjolan itu mengganggu aktivitas pasien dalam
pekerjaannya sehari hari, yaitu sebagai kuli bangunan, seperti bila saat mengangkat
bahan-bahan bangunan. Satu bulan SMRS Ciawi, pasien mengeluh benjolan semakin
1
besar, dan juga nyeri di benjolan ketika BAB dan hilang seusai BAB. BAB satu kali
sehari, konsistensi lunak, warna kuning, darah dan lendir negatif.
Riwayat BAK : Lancar, warna kuning jernih
Riwayat BAB : Sebelum sakit : Lancar, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
Riwayat makan : porsi cukup, tiga kali sehari.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat menderita sakit maag, kencing manis, darah tinggi, asma, penyakit jantung,
batuk-batuk lama, susah BAK disangkal, Riwayat jatuh dan luka dikaki disangkal
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A.
Status Generalis
1.
Keadaan Umum
Pasien tampak sakit ringan, dyspneu (-), sianosis (-)
2.
Kesadaran
Compos mentis; GCS : E = 4, V = 5, M = 6 15
3.
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :
Suhu
4.
120/80 mmHg
Nadi : 80x/mnt
36.6 C
RR
20x/mnt
Leher
Bentuk normal, trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar.
5.
Thorax
Paru :
(I)
(Pa)
(Pe)
(A)
Jantung :
(I)
(Pa)
Ictus cordis teraba i.c.s. V midclavicula line sin., tak kuat angkat
(Pe)
batas kiri
(A)
6.
Abdomen
(I)
(Pa)
Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), nyeri
ketok CVA kanan & kiri negatif.
(Pe)
(A)
Genitalia eksterna
Laki-laki, telah dicircumsisi, tidak tampak tanda-tanda radang, Skrotum Testis
kanan dan kiri teraba, nyeri pada perabaan (-).
8.
B.
Status Lokalis
Regio inguinal kanan
(I)
(Pa) :
(Pe)
Tidak dilakukan
(A)
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 10/07/2011
Darah :
- Hb
14,2 g/dl
- Ht
44%
- Leukosit
9.500 mm3
- Trombosit
227.000 mm3
- Masa Pdrh
110
- Masa Pbk
10
- Ureum
28 mg/dl
- Creatinine
0,8 mg/dl
- Kalium
3,72 meq/l
- Natrium
142 meq /l
- SGOT
19u/l
- SGPT
29u/l
- GDS
105mg/dl
V.
RESUME
Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 47 thn, datang dengan keluhan terdapat
benjolan di lipat paha sebelah kanan ( hilang bila pasien berbaring ) sejak + 5 tahun
SMRS Ciawi ,terasa nyeri di daerah benjolan pada saat BAB, mual (-), muntah (-),
demam (-), pusing (-).
Status Lokalis
Regio inguinal kanan
(I)
(Pa) :
Tidak dilakukan
(A)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 10/07/2011
Darah :
- Hb
14,2 g/dl
- Leukosit
9.500 mm3
- Trombosit
227.000 mm3
- Masa Pdrh
110
- Masa Pbk
10
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA KERJA
Medikamentosa
ANJURAN
1. Bed rest.
2. Diet tinggi serat setelah operasi agar BAB lancar.
3. Usahakan untuk tidak mengangkat benda-benda berat .
4. Usahakan untuk tidak melakukan aktivitas berat.
XI.
PROGNOSA
Ad vitam
dubia ad bonam
Ad functionam :
dubia ad bonam
Ad sanationam :
dubia ad bonam
PEMBAHASAN UMUM
HERNIA
ANATOMI DINDING PERUT
Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam.
-
Lapisan kulit : kutis, subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisialis (Fasia
Scarpae).
Peritoneum
Pernafasan
DEFINISI
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi rongga melalui detek atau bagian lemah
(lokus minoris resistensi) dari dinding rongga yang bersangkutan.
Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut.
Hernia meliputi 3 unsur. yakni :
1. Kantong hernia (peritoneum parietalis)
2. Isi (Viskus)
3. Pintu atau leher hernia (Lokus minores resistentiae pada dinding abdomen)
KLASIFIKASI
-
Berdasarkan terjadinya :
Berdasarkan letaknya :
Hernia Diafragmatika
Hernia inguinalis
Hernia umbilikalis
Hernia femoralis
Herna obtoratoria
Berdasarkan sifatnya :
Hernia reponibilis : isi kantong akan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
Hernia inkaserata : isi hernia terjepit oleh cincin hernia disertai gangguan
pasase usus.
Berdasarkan Penemunya
Hernia
Hernia
Littre
Hernia Spigelian : Hernia yang muncul melalui tempat lemah diantara tepi
Lain-lain
Henna Epigastrika : Hernia yang keluar melalui defek di linea alba, antara
umbilicus dan proc.Xiphoideus.
Hernia Skrotalis : Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum.
Hernia Pantaloon : Kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu
sisi.
HERNIA INGUINALIS
ANATOMIS
Batas regio inguinalis - kanalis inguinalis
-
Pada wanita
: lig.Rotundum
Pada pria
: spermatic cord
Dasar
: Fasia transversa
Atap
: m.obliquus internus
Medial
Lateral
Bawah
: lig.inguinale
ETIOLOGI
Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis
Batuk kronik
Konstipasi
Asites
Menangis kuat-kuat
Berdiri
Pada laki-laki
Usia 50-70 thn, karena otot-otot dinding perut sudah lemah. Pada usia tua
ini yang paling banyak terjadi adalah hernia inguinalis medialis.
Pada wanita
Usia tua, lebih banyak jenis hernia femoralis. Hernia inguinalis lateralis
pada wanita disebut hernia labialis.
10
Umumnya tonjolan berbentuk lonjong. Pada bayi dan anak disebabkan karena
kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum
akibat penurunan testis ke skrotum.
11
HERNIA FEMORALIS
Hernia femoralis umumnya dijumpai pada wanita tua , kejadian pada
perempuan 4 kali laki-laki.
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v. femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Kadang kala
hernia ini terjadi karena komplikasi operasi hernia sebelumnya.
12
DIAGNOSA
Anamnesa
-
Benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu berdiri, menangis kuat, batuk,
bersin atau mengedan dan hilang setelah berbaring
Nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya pada region epigastrium atau
paraumbilikal, berupa nyeri visceral karena reggangan pada satu segmen usus
halus masuk ke dalam kantong hernia.
Keluhan nyeri disertai mual dan muntah (bila timbul strangulasi karena
nekrosis/gangrene atau inkarserata akibat ileus).
Pemeriksaan fisik
-
Inspeksi
Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha
biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak
13
Palpasi
Konsistensi kenyal
Perkusi
Tidak dilakukan.
Auskultasi
PENATALAKSANAAN
-
Konservatif
Reposisi dengan cara bimanual : tangan kiri pegang isi hernia, inembentuk
corong. Tangan kanan mendorong ke arah cincin hernia dengan tekanan
lambat narnun menetap sarnpai terjadi reposisi.
Pada bayi atau usia lanjut dengan hernia congenital atau indirek. reposisi
dilakukan sesegera mungkin karena insiden terhadap inkarserata dan
14
Operatif
Herniotomi
Hernioplasty
eksternal
dan
membebaskan
spermaticcord.
Setelah
fascia
15
16
Dissection starts with opening the peritoneum lateral to the medial umbilical fold
in order to identify Cooper's ligament
Cooper's ligament has been exposed from the pubic tubercle down to the femoral
vessels and the vas deferens
17
The ileopubic tract lateral to the internal ring is exposed. It is critical to avoid
dissection or stapling posterior to this line in order to avoid injury to
cutaneous nerves.
18
The mesh has been stapled from the pubic tubercle along Cooper's ligament
down to the femoral vessels. It is now being stretched across laterally and
stapled to the ileopubic tract.
19
The patch is then flipped up anteriorly, covering the hernia defect(s). It is stapled
to the abdominal wall circumferentially. This completes the repair. This is
the repair first devised by Fred Toy and Roy Smoot, and has been studied
by a multi-center group in more than 500 patients. Recurrence rate over
several years is 4%.
KOMPLIKASI
-
Hernia dapat terjepit oleh cincin maka akan terjadi hernia inkarserata atau
strangulasi yang akhirnya menyebabkan obstruksi usus. Isi hernia dapat
nekrosis
dan
kantong
hernia
akan
berisi
transudat
berupa
cairan
serosanguineus.
-
20
Daftar Pustaka
1) Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,
Jakarta : 1997
2) Way, Lawrence, Doherty, Gerard M, Current Surgical diagnosis and treatment,
eleventh edition, Mc Graw Hill, Boston 2003.
3) Aksara Medisina, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Khusus, Salemba, Jakarta :
1987
4) Sabiston, David C. Essential of Surgery, first edition, EGC, Jakarta ; 1994.
5) American Family Physician Surgical Options in the Management of Groin
Hernias available from : http://www.aafp.org/afp/990101ap/contents.html.
( last update : January 1,1999)
6) Mark Pleatman, MD Laparoscopic Hernia repair available from cd rom
Operation Techique
21
PEMBAHASAN KHUSUS
Pada kasus ini, diagnosa kerja pre operatif adalah Hernia inguinalis lateralis
dextra, sesuai dengan teori :
Ada faktor predisposisi, yakni kelemahan dinding perut akibat faktor usia
(47 thn).
Umumnya benjolan berbentuk bulat agak lonjong berjalan dari lateral atas
ke medial bawah dengan batas tidak tegas (pada hernia inguinalis medialis
umumnya benjolan berbentuk bulat, berbatas tegas).
adalah
operasi,
mengingat
komplikasinya
yang
akan
Pada orang tua, dinding posterior abdomen lemah. sehingga bila hanya
dilakukan herniotomi saja, maka kemungkinan terjadi hernia residif post
op besar. Sehingga. annulus inguinalis internus perlu diperkecil dan
dinding belakang kanalis inguinalis perlu diperkuat dengan hernioplasty.
Pada pasien ini dipakai juga bahan
sintesis
yakni
Prolene
Mesh
22