Anda di halaman 1dari 22

PRESENTASI KASUS HERNIA INGUINALIS

BAGIAN BEDAH RS HUSADA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UKRIDA
Nama mahasiswa

Suriani

NIM

11-2006-252

Dokter pembimbing

Dr. Syaiful SpB

Nama

Tn. A

Umur

47 thn

Jenis kelamin

Laki-laki

Pekerjaan

Kuli Bangunan

Agama

Islam

Alamat

Cikanjawar RT 01/ RW 03

No Cm

262184

Tanggal masuk RS Ciawi

11 Juli 2011, Pkl. 10.15 WIB

I.

IDENTITAS PASIEN

II. ANAMNESA
Autoanamnesa 12 juli 2011, Pkl. 07.30 WIB
Keluhan Utama

Keluhan tambahan

Benjolan dilipat paha sebelah kanan


Nyeri pada saat BAB karena mengedan, sejak
kurang lebih satu bulan SMRS Ciawi.

Riwayat penyakit sekarang

Sejak kurang lebih 5 tahun SMRS Ciawi, pasien mengeluh mulai timbul
benjolan dilipat paha sebelah kanannya, berbentuk bulat agak lonjong. Benjolan
tersebut timbul terutama saat pasien berjalan jauh dan mengangkat benda-benda berat,
dan akan hilang bila pasien berbaring.
Namun karena benjolan tersebut tidak terasa nyeri, maka didiamkan saja oleh
pasien. Timbulnya benjolan tersebut tanpa disertai demam, mual dan muntah.
Walaupun tanpa gejala, benjolan itu mengganggu aktivitas pasien dalam
pekerjaannya sehari hari, yaitu sebagai kuli bangunan, seperti bila saat mengangkat
bahan-bahan bangunan. Satu bulan SMRS Ciawi, pasien mengeluh benjolan semakin
1

besar, dan juga nyeri di benjolan ketika BAB dan hilang seusai BAB. BAB satu kali
sehari, konsistensi lunak, warna kuning, darah dan lendir negatif.
Riwayat BAK : Lancar, warna kuning jernih
Riwayat BAB : Sebelum sakit : Lancar, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
Riwayat makan : porsi cukup, tiga kali sehari.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat menderita sakit maag, kencing manis, darah tinggi, asma, penyakit jantung,
batuk-batuk lama, susah BAK disangkal, Riwayat jatuh dan luka dikaki disangkal
III.

PEMERIKSAAN FISIK

A.

Status Generalis

1.

Keadaan Umum
Pasien tampak sakit ringan, dyspneu (-), sianosis (-)

2.

Kesadaran
Compos mentis; GCS : E = 4, V = 5, M = 6 15

3.

Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :
Suhu

4.

120/80 mmHg

Nadi : 80x/mnt

36.6 C

RR

20x/mnt

Leher
Bentuk normal, trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar.

5.

Thorax
Paru :
(I)

Bentuk normal, tampak simetris dalam statis dan dinamis, retksi


suprasternal (-)

(Pa)

Stem fremitus kanan kiri sama kuat

(Pe)

Sonor pada kedua lapang paru

(A)

Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung :
(I)

Ictus cordis tak tampak

(Pa)

Ictus cordis teraba i.c.s. V midclavicula line sin., tak kuat angkat

(Pe)

Redup pada ; batas atas

: i.c.s. II parasternal line sin.

batas kanan : midsternal line

batas kiri
(A)
6.

: i.c.s. V midclavicula line sin.

Bunyi jantung I dan II reguler murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
(I)

Datar, tidak tampak gambaran usus dan vena

(Pa)

Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), nyeri
ketok CVA kanan & kiri negatif.

(Pe)

Timpani, meteorismus (-)

(A)

Bising usus (+), Normal

Regio inguinalis kanan lihat di status lokalis.


7.

Genitalia eksterna
Laki-laki, telah dicircumsisi, tidak tampak tanda-tanda radang, Skrotum Testis
kanan dan kiri teraba, nyeri pada perabaan (-).

8.

Ekstremitas sup et inf


Bentuk normal, deformitas (-), oedema (-), tanda-tanda radang/infeksi (-).

B.

Status Lokalis
Regio inguinal kanan
(I)

Pada posisi berdiri


- tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tandatanda radang.
- mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong berukuran
5cmx5cmx2cm .
Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.

(Pa) :

Saat berdiri mengedan.


Teraba benjolan 5cmx5cmx2cm , konsistensi kenyal, dapat
didorong masuk kembali dengan jari, permukaan licin,batas
tidak tegas, nyeri tekan (-).
Saat tiduran, benjolan tidak tampak.
KGB tidak teraba membesar

(Pe)

Tidak dilakukan

(A)

Bising usus (+)

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium 10/07/2011
Darah :
- Hb

14,2 g/dl

- Ht

44%

- Leukosit

9.500 mm3

- Trombosit

227.000 mm3

- Masa Pdrh

110

- Masa Pbk

10

- Ureum

28 mg/dl

- Creatinine

0,8 mg/dl

- Kalium

3,72 meq/l

- Natrium

142 meq /l

- SGOT

19u/l

- SGPT

29u/l

- GDS

105mg/dl

V.

RESUME

Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 47 thn, datang dengan keluhan terdapat
benjolan di lipat paha sebelah kanan ( hilang bila pasien berbaring ) sejak + 5 tahun
SMRS Ciawi ,terasa nyeri di daerah benjolan pada saat BAB, mual (-), muntah (-),
demam (-), pusing (-).
Status Lokalis
Regio inguinal kanan
(I)

Pada posisi berdiri


- tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tandatanda radang.
- mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong berukuran
5cmx5cmx2cm .
Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.

(Pa) :

Saat berdiri mengedan.

Teraba benjolan 5cmx5cmx2cm , konsistensi kenyal, dapat


didorong masuk kembali dengan jari, permukaan licin,batas
tidak tegas, nyeri tekan (-).
Saat tiduran, benjolan tidak tampak.
(Pe)

Tidak dilakukan

(A)

Bising usus (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 10/07/2011
Darah :
- Hb

14,2 g/dl

- Leukosit

9.500 mm3

- Trombosit

227.000 mm3

- Masa Pdrh

110

- Masa Pbk

10

Kesan hasil lab dalam batas normal.


VI.

DIAGNOSA BANDING

Hernia inguinalis lateral dextra reponibilis.


Hernia femoralis dextra reponibilis.
Lipoma inguinal dextra.
Limfadenitis ingunal dextra.
VII.

DIAGNOSA KERJA

Diagnosa pre op : Hernia inguinalis lateralis dextra reponibilis.


VIII. PENATALAKSANAAN
Hernia Inguinalis Medialis Dextra
Operatif

: Herniotomi dan Hernioplasty

Medikamentosa

: Infus cairan sesuai kebutuhan


Antibiotika
Analgetika

Laporan Operasi 12 Juli 2011 Dr. Syaiful SpB


Tindakan aseptic dan antiseptic
Incise inguinal dekstra, cutis, subcutis, fascia aponeurosis M. obliqus eksterna
Identifikasi spermaticord, nervus inguinal, knatong hernia
Dilakukan herniotomy dilanjutkan dengan herniplasty
Perdarahan diatasi
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Operasi selesai
Diagnosa post op : Hernia Inguinalis lateralis Dextra
IX.

ANJURAN

1. Bed rest.
2. Diet tinggi serat setelah operasi agar BAB lancar.
3. Usahakan untuk tidak mengangkat benda-benda berat .
4. Usahakan untuk tidak melakukan aktivitas berat.
XI.

PROGNOSA
Ad vitam

dubia ad bonam

Ad functionam :

dubia ad bonam

Ad sanationam :

dubia ad bonam

PEMBAHASAN UMUM

HERNIA
ANATOMI DINDING PERUT
Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam.
-

Lapisan kulit : kutis, subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisialis (Fasia
Scarpae).

Otot dinding perut : m.Obliqus abdominalis eksternus, m.Obliqus abdominalis


internus, dan m.transversus abdominalis.

Peritoneum

Fungsi otot dinding perut


-

Pernafasan

Proses BAK dan BAB dengan meningkatkan tekanan intraabdominal.

Perdarahan dinding perut


-

Kraniodorsal dari cabang Aa.lntercostac VI-XII dan Aa.Epigastrika superior.

Kaudal dari A.circumflexa superfisialis , A Pudenda Eksterna dan


A.Epigastrika inferior.

DEFINISI
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi rongga melalui detek atau bagian lemah
(lokus minoris resistensi) dari dinding rongga yang bersangkutan.
Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut.
Hernia meliputi 3 unsur. yakni :
1. Kantong hernia (peritoneum parietalis)
2. Isi (Viskus)
3. Pintu atau leher hernia (Lokus minores resistentiae pada dinding abdomen)
KLASIFIKASI
-

Berdasarkan terjadinya :

Hernia bawaan atau kongenital

Hernia didapat /atau akuisita

Berdasarkan letaknya :

Hernia Diafragmatika

Hernia inguinalis

Hernia umbilikalis

Hernia femoralis

Herna obtoratoria

Berdasarkan sifatnya :

Hernia reponibilis : isi kantong akan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.

Hernia Ireponibilis : isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam


rongga , biasanya karena perlengketan pada peritoneum kantong hernia,
tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.

Hernia inkaserata : isi hernia terjepit oleh cincin hernia disertai gangguan
pasase usus.

Hernia Strangulata : Hernia ireponibel disertai gangguan vaskularisasi.

Berdasarkan Penemunya

Hernia

Richter : Hernia yang isinya hanya sebagian dinding usus.

Hernia

Littre

Hernia Spigelian : Hernia yang muncul melalui tempat lemah diantara tepi

: Hernia yang isinya divertikulum Meckel

lateral m.Rectus Abdominalis dengan Linea semisirkularis.


-

Lain-lain

Henna Epigastrika : Hernia yang keluar melalui defek di linea alba, antara
umbilicus dan proc.Xiphoideus.
Hernia Skrotalis : Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum.
Hernia Pantaloon : Kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu
sisi.

HERNIA INGUINALIS
ANATOMIS
Batas regio inguinalis - kanalis inguinalis
-

Kraniolateral : anulus inguinalis internus (bagian terbuka dari fasia


transversalis dan aponeurosis m.transversus abdominis)

Medial-bawah diatas tuberkulum pubikum : anulus inguinalis eksternus


(bagian terbuka dari aponeurosis m.obliqus eksternus) .

Atap : aponeurosis m.obliqus eksternus

Dasar : lig.inguinalis pouparti

Isi kanalis inguinalis :


-

Pada wanita

: lig.Rotundum

Pada pria

: spermatic cord

Batas Trigonum Hasselbach-dinding posterior inguinal


-

Dasar

: Fasia transversa

Atap

: m.obliquus internus

Medial

: tepi m.rectus abdominis

Lateral

: vasa epigastrika inferior

Bawah

: lig.inguinale

ETIOLOGI
Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis

1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring.


2. M.obliqus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus saat
berkontraksi.
3. Fasia Transversa yang kuat, menutupi trigonum Hasselbach.
Namun bila ada faktor predisposisi :
1. Prosesus vaginalis yang terbuka.
2. Peninggian tekanan intra abdomen.

Batuk kronik

Konstipasi

Asites

Menangis kuat-kuat

Berdiri

3. Kelemahan otot dinding perut (karena usia)


Maka dapat menyebabkan HERNIA INGUINALIS
DISTRIBUSI
-

Pada laki-laki

Terbanyak pada neonatus (2 mgg pertama) dan usia 12 thn.

Dewasa muda (18-30 thn)

Usia 50-70 thn, karena otot-otot dinding perut sudah lemah. Pada usia tua
ini yang paling banyak terjadi adalah hernia inguinalis medialis.

Pada wanita

Terutama pada neonatus dan usia 1-2 thn.

Usia tua, lebih banyak jenis hernia femoralis. Hernia inguinalis lateralis
pada wanita disebut hernia labialis.

JENIS-JENIS HERNIA INGUINALIS


HERNIA INGUINALIS LATERALIS / INDIREK
-

Lateralis karena penonjolan berada disebelah lateral vasa epigastrika inferior.

Indirek karena tidak langsung keluar ke annulus inguinalis eksternus,


melainkan masuk melalui annulus inguinalis internus terlebih dahulu

10

kemudian melalui kanalis inguinalis, baru keluar melalui annulus inguinalis


eksternus.
-

Umumnya tonjolan berbentuk lonjong. Pada bayi dan anak disebabkan karena
kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum
akibat penurunan testis ke skrotum.

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS / DIREK


-

Medialis karena penonjolan berada di sebelah medial vasa epigastrika inferior.

Direk karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna, lewat kelemahan


dinding posterior (trigonum Hasselbach).

Hampir selalu disebabkan faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik


dan kelemahan dinding trigonum Hasselbach.

Umumnya tonjolan berbentuk bulat, dapat terjadi bilateral.

Jarang mengalami inkarserasi dan strangulasi.

11

HERNIA FEMORALIS
Hernia femoralis umumnya dijumpai pada wanita tua , kejadian pada
perempuan 4 kali laki-laki.
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v. femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Kadang kala
hernia ini terjadi karena komplikasi operasi hernia sebelumnya.

12

DIAGNOSA
Anamnesa
-

Benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu berdiri, menangis kuat, batuk,
bersin atau mengedan dan hilang setelah berbaring

Nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya pada region epigastrium atau
paraumbilikal, berupa nyeri visceral karena reggangan pada satu segmen usus
halus masuk ke dalam kantong hernia.

Keluhan nyeri disertai mual dan muntah (bila timbul strangulasi karena
nekrosis/gangrene atau inkarserata akibat ileus).

Pemeriksaan fisik
-

Inspeksi

Mengedan ; Tampak benjolan di region inguinalis yang berjalan dari


lateral atas ke medial bawah (hernia inguinalis lateralis)

Biasanya benjolan menghilang waktu istirahat / berbaring.

Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha
biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak
13

sering gelisah, menangis, perut kembung maka pikirkan kemungkinan


hernia strangulata.
-

Palpasi

Konsistensi kenyal

Dapat/tidak didorong masuk kembali (reponibel/ireponibel). Pada anak,

Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk, kadang cincin hernia

Dapat diraba berupa annulus inguinalis eksternus yang melebar.

Ada/tidak nyeri tekan.

Testis teraba / tidak (DD/ hidrokel)

Periksa keadaan cincin hernia : melalui skrotum, jari telunjuk dimasukkan


ke atas lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermatikus
sampai ke annulus inguinalis internus (pada keadaan normal, jari tidak
dapat masuk). Pasien mengejan dan rasakan, apakah ada massa yang
menyentuh jari tangan. Bila massa teraba menyentuh ujung jari makak
hernia inguinalis lateralis. Bila massa menyentuh sisi jari maka hernia
inguinalis medialis.

Perkusi

Tidak dilakukan.

Auskultasi

Bising usus (+), bila isi hernia = usus.

PENATALAKSANAAN
-

Konservatif

Tindakan reposisi dan pemakaian penyangga untuk mempertahankan isi


hernia yang telah direposisi.

Reposisi dengan cara bimanual : tangan kiri pegang isi hernia, inembentuk
corong. Tangan kanan mendorong ke arah cincin hernia dengan tekanan
lambat narnun menetap sarnpai terjadi reposisi.

Pada anak, reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian


sedative dan kompres es di atas hernia.Bila 6 jam gagal maka lakukan
herniotomi !

Pada bayi atau usia lanjut dengan hernia congenital atau indirek. reposisi
dilakukan sesegera mungkin karena insiden terhadap inkarserata dan

14

strangulasi cukup tinggi. Bila hernia inkarserata tanpa gejala sistemik


maka lakukan reposisi postural bila berhasil lakukan operasi elektif 2 - 3
hari ( saat udem jaringan hilang dan KU baik).
-

Operatif

Segera bila terjadi inkarseata atau strangulasi.

Prinsip dasar : Herniotomi dan Hernioplasty

Herniotomi

Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,


kantong hernia dibuka, isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin
lalu dipotong.

Hernioplasty

Memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dindig


belakang kanalis inguinalis.

Hernioplasty lebih penting artinya daiam mencegah terjadinya


residif dibanding Herniotomi.

Hernioplasty tidak dilakukan pada anak-anak, karena annulus


inguinalis internusnya masih cukup elastis dan dinding belakang
kanalis inguinalis masih cukup kuat !

Metode Bassini adalah dengan memperkecil annulus inguinalis


internus dengan jahitan, memperkuat fascia transversa dan
menjahit conjoint tendon ke lig. Pouparti.

Metode Mc Vay dengan cara menjahit fascia transversa, m.


transverses abdorninis internus ke lig. Cooper, biasanya dilakukan
pada hernia femoralis.

Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang, perlu


pemakaian bahan sintesis seperti Prolene Mesh, Mersilene, atau
Marleks untuk menutup defek.

Tehnik operasi hernioraphy sebenarnya dibagi menjadi 4 group berdasarkan


pendekatannya:
1. Open anterior repair.
Grup ini termasuk Bassini, Mc Vay yaitu dengan membuka aponeurosis m.
obliq

eksternal

dan

membebaskan

spermaticcord.

Setelah

fascia
15

tranversalis dibuka dapat ditemukan kanalis inguinalis. Kemudiankantung


hernia diligasi dan dasar dari kanal direkonstruksi kembali. Pada tehnik ini
presentasi recurrence rate sangat tinggi 10-14 %.
2. Open posterior repair.
Yang termasuk kedalam grup ini adalah iliopubictrac repair dan Nyhus
technique. Perbedaan yang mendasar dengan open anterior repair adalah
rekonstruksi dilakuakn dari dalam. Cara ini biasanya dilakukan pada
kasus dengan multiple recurrences.
3. Tension-free repair with mesh.
Lichtenstein and Rutkow techniques. Pada mulanya sama dengan open
anterior repair, namun ditambah dengan menggunakan prosthetic
nonabsorbable mesh. Keberhasilan dengan tehnik ini dengan recurrence
rate kurang dari 1%.
4. Laparoscopic procedures.
Tehnik terbaru ini mulai terkenal mulai bebrapa tahun yang lalu. Tehnik
yang terbaru adalah dengan total extraperitoneal approach.
Berikut ini adalah sekilas tentang laparoscopic hernia repair
Laparoscopic Hernia Repair

Pertinent anatomy in a thin male with a left indirect inguinal hernia

16

Dissection starts with opening the peritoneum lateral to the medial umbilical fold
in order to identify Cooper's ligament

Cooper's ligament has been exposed from the pubic tubercle down to the femoral
vessels and the vas deferens

17

The ileopubic tract lateral to the internal ring is exposed. It is critical to avoid
dissection or stapling posterior to this line in order to avoid injury to
cutaneous nerves.

The dissection is complete. The indirect sac is left in place.

18

An 8 by 12 cm. GoreTex dual-mesh patch is now inserted. I use this material


because it is resistant to adhesions, and can be placed without need for
reperitonealization.

The mesh has been stapled from the pubic tubercle along Cooper's ligament
down to the femoral vessels. It is now being stretched across laterally and
stapled to the ileopubic tract.

19

The patch is then flipped up anteriorly, covering the hernia defect(s). It is stapled
to the abdominal wall circumferentially. This completes the repair. This is
the repair first devised by Fred Toy and Roy Smoot, and has been studied
by a multi-center group in more than 500 patients. Recurrence rate over
several years is 4%.
KOMPLIKASI
-

Bergantung dari isi hernia.

Hernia dapat terjepit oleh cincin maka akan terjadi hernia inkarserata atau
strangulasi yang akhirnya menyebabkan obstruksi usus. Isi hernia dapat
nekrosis

dan

kantong

hernia

akan

berisi

transudat

berupa

cairan

serosanguineus.
-

Dapat perforasi dan menyebabkan abses local, fistel, peritonitis.

Komplikasi yang dapat terjadi post op adalah cedera n.ilioingunalis,


n.iliofemoralis , v femoralis dan duktus deferens.
Komplikasi dini berupa hematom, luka infeksi, bendungan v. femoralis.
Komplikasi jangka panjang berupa atrofi tetis karena lesi a. spermatika atau
bendungan pleksus pampiniformisdan yang paling penting adalah terjadinya
residif.

20

Daftar Pustaka
1) Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,
Jakarta : 1997
2) Way, Lawrence, Doherty, Gerard M, Current Surgical diagnosis and treatment,
eleventh edition, Mc Graw Hill, Boston 2003.
3) Aksara Medisina, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Khusus, Salemba, Jakarta :
1987
4) Sabiston, David C. Essential of Surgery, first edition, EGC, Jakarta ; 1994.
5) American Family Physician Surgical Options in the Management of Groin
Hernias available from : http://www.aafp.org/afp/990101ap/contents.html.
( last update : January 1,1999)
6) Mark Pleatman, MD Laparoscopic Hernia repair available from cd rom
Operation Techique

21

PEMBAHASAN KHUSUS
Pada kasus ini, diagnosa kerja pre operatif adalah Hernia inguinalis lateralis
dextra, sesuai dengan teori :

Benjolan timbul terutama saat pasien berjalan dan mengangkat benda


berat, hilang bila pasien berbaring.

Ada faktor predisposisi, yakni kelemahan dinding perut akibat faktor usia
(47 thn).

Umumnya benjolan berbentuk bulat agak lonjong berjalan dari lateral atas
ke medial bawah dengan batas tidak tegas (pada hernia inguinalis medialis
umumnya benjolan berbentuk bulat, berbatas tegas).

Benjolan yang hilang timbul dapat menyingkirkan dd dari Lipoma


inguinalis.

Tidak ditemukannya demam, dan tanda-tanda infeksi pada tungkai dan


sekitarnya menyingkirkan dengan dd Limfadenitis inguinalis

Pada dasarnya cukup sulit untuk membedakan hernia medialis-lateralis dan


femoralis. Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan operasi. Namun
maupun hernia medialis-lateralis atau femoralis, terapi yang harus
dilakukan

adalah

operasi,

mengingat

komplikasinya

yang

akan

membahayakan pasien tersebut.


Setelah dilakukan herniotomi dan hernioraphy, diagnosa post operatif adalah Hernia
inguinalis lateralis dextra, sesuai dengan teori.
Selain dilakukan herniotomi. pada pasien ini dilakukan juga hernioraphy,
sesuai dengan teori :

Pada orang tua, dinding posterior abdomen lemah. sehingga bila hanya
dilakukan herniotomi saja, maka kemungkinan terjadi hernia residif post
op besar. Sehingga. annulus inguinalis internus perlu diperkecil dan
dinding belakang kanalis inguinalis perlu diperkuat dengan hernioplasty.
Pada pasien ini dipakai juga bahan

sintesis

yakni

Prolene

Mesh

untuk menutup defek


Prognosa pada pasien ini baik, karena telah dilakukan herniotomi dan hernioplasty
yang mencegah hernia residif.

22

Anda mungkin juga menyukai