Kagetnya Aku
Venny Veronica
405100156 Kelompok 2
19 November 2012
Learning Objective
Kelenjar Endokrin Pankreas
Diabetes Melitus
LO 1 Kelenjar Endokrin
Pankreas
Anatomi
Histologi
Fisiologi
Biokimia Insulin & Glukagon
Anatomi
Anatomi Pankreas
Berwarna dadu-kelabu
Panjang 12-15 cm
Berat kurang lebih 90
gram
Kelenjar eksokrin
produksi cairan pancreas
ke duodenum
Kelenjar endokrin
produksi glukagon dan
insulin ke dalam darah
Letak retroperitoneal
Bagian-bagian : caput,
collum, corpus, cauda
pancreas
Pulau-pulau
Langerhans, isinya sel
beta
yang
mengeluarkan
hormon
insulin,
sangat
berperan
mengatur
kadar
glukosa darah.
Tiap
pankreas
mengandung
lebih
kurang 100.000 Pulau
Langerhans dan tiap
Histologi
Histologi
Pankreas
Histologi
Pankreas
Fisiologi
Fisiologi Pankreas
Fisiologi Pankreas
1. (Glukagon)
Target : Hati, jaringan adiposa
Efek : merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa dan
pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh
somatostatin.
2. (Insulin)
Target : Sebagian besar sel
Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi
pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan
kadar glukosa darah.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh
somatostatin.
Fisiologi Pankreas
3. (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat
absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum
jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi
enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran
pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
INSULIN
Insulin Plasma Tinggi
(Keadaan Sesudah Makan)
Hati
Ambilan glukosa
Sintesis glikogen
Tidak adanya
glukoneogenesis
Lipogenesis
Tidak adanya ketogenesis
Produksi glukosa
Glikogenolisis
Glukoneogenesis
Tidak adanya lipogenesis
Ketogenesis
Otot
Ambilan glukosa
Oksidasi glukosa
Sintesis glikogen
Sintesis protein
FUNGSI INSULIN
Efek thd karbohidrat meglukosa darah,
penyimpanan karbohidrat:
Memudahkan masuknya glukosa sel dg medifusi
terfasilitasi
Jar yg tidak tergantung insulin: otak, otot yg aktif, & hati
FUNGSI INSULIN
Efek thd protein asam amino darah & sintesis
protein:
Mendorong transpor aktif asam amino dari darah ke otot &
jar lain
kecepatan penggabungan asam amino protein dgn
merangsang perangkat pembuat protein dalam sel
Menghambat penguraian protein
Kesimpulan fs insulin:
Sekresi INSULIN
Kadar glukosa darah
meningkat maka sekresi insulin
meningkat, begitu pula
sebaliknya
kadar asam amino dalam
darah sekresi insulin
Gastric inhibitory peptide yg
keluar saat adanya mknan
membuat sekresi insulin
meningkat
Peningkatan aktivitas saraf
parasimpatis membuat sekresi
insulin meningkat, sedangkan
aktivitas simpatis n epinefrin
akan menghambat sekresi
insulin
menghambat
Somatostatin
Perangsangan reseptor alfa
adrenergik
Kadar ion K plasma rendah
menambah
Glukosa
Arginin, leusin, asam asetoasetat dan asam amino
tertentu
Asetilkolin / perangsangan
parasimpatis
Glukagon
Gastrin dan sekretin
Glukagon
Glucagon merupakan
single-chain
polypeptide yang
terdiri dari 29 asam
Nilai normal glukagon
pada plasma puasa
75 pg/ml (25 pmol/L)
Fungsi utama
mempertahankan
kadar nutrien dalam
darah
meningkatkan kadar
glukosa dalam darah
DEFISIENSI INSULIN
pengeluaran
glukosa o/hati
Hiperglikemi
a
Glukosur
ia
Diuresi
s
osmoti
Poliuri
k
a
Dehidras
i
Volume
darah
Kegagalan
sirkulasi
perifer
Gagal
ginjal
penyerapan
glukosa o/sel
penyerapan
aa oleh sel
Defisiensi
glukosa
intrasel
aa darah
Polifagi
a
glukoneogensis
Polidipsia
Sel
menciut
aliran
darah otak
Malfungsi s.
saraf
Hiperglikemi
a bertambah
parah
penguraian
protein
Otot
menciut
BB
DEFISIENSI INSULIN
sintesis
trigliserida
lipolisis
asam
lemak
darah
Sumber
energi
alternatif
Ketosis
Asidosis
metaboli
k
Koma
diabetes
ventilasi
Pengeluaran berlebihan
benda keton kedalam darah
= ketosis
Benda keton mencakup
beberapa asam, cth:
a.asetoasetat asidosis
metabolik asidosis
menekan fs otak koma
diabetes & kematian
Ekshalasi salah1 badan
keton: aseton napas
berbau buah
Hormo
n
KONTROL METABOLISME
BAHAN BAKAR OLEH
HORMON
Efek pada
asam
lemak
darah
Kontrol sekresi
Efek pada
asam
amino
darah
Efek pada
protein otot
Insulin
+ Penyerapan
glukosa
+ Glikogenesis
- Glikogenolisis
Glukoneogenesi
s
+Sintesis
trigliserid
a
- Lipolisis
+
penyerapa
n asam
amino
+ sintesis
protein
- penguraian
protein
Glukago
n
+ Glikogenolisis
+
Glukoneogenesi
s
- Glikogenesis
+lipolisis
- Sintesis
trigliserid
a
Tidak ada
efek
Tidak ada
efek
Rangsangan
utama untuk
sekresi
Peran
utama
dalam
metabolism
e
Glukosa
darah
Asam amino
darah
Pengatur
utama
siklus
absorpsi
dan pasca
absorpsi
Glukosa
darah
Asam
amino
darah
Pengatur
utama
siklus
absorpsi
dan pasca
absorpsi
bersama
dengan
insulin;
melindungi
CARA
KOMUNIKASI
SEL
AUTOKRIN
PARAKRIN
JUKSTAKRIN
ENDOKRIN
Sifat Hormon
HIDROFILIK,
LIPOFOBIK
SIFAT
HORMON
LIPOFILIK,
HIDROFOBI
K
di permukaan sel
-RH, FSH, LH,
MSH, glukagon,
paratiroid,
kalsitonin,
di sitoplasma/nukleus
Glucocorticoid,
estrogen, calcitriol,
androgen,
mineralocorticoid,
progestin, retinoic
acid, tyroid hormon
LO 2 Diabetes Melitus
3.
4.
Sebab lain :
3. Pankreatektomi
PERJALANAN PENYAKIT
Fase inisial
Fase penyembuhan
Fase intensifikasi
o Tahap klinis :
Insulin requiring for survival diabetes, seperti pd
kasus defisiensi peptida-C.
Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap
ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk
mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai
dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
Not insulin requiring diabetes.
Faktor resiko DM
DM 1
DM 2
Klinis
Genetika
Patogenesis
Autoimunitas
Defisiensi berat insulin
Resistensi insulin
Defisiensi relatif insulin
Sel islet
Insulitis dini
Atrofi dan fibrosis
mencolok
Deplesi berat sel beta
penatalaksanaan
Jangka pendek bertujuan :
Mengurangi keluhan dan tanda
DM,
Mempertahankan rasa nyaman
dan
Tercapainya target
pengendalian glukosa darah
Jangka panjang bertujuan :
Tercegah dan terhambatnya
progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati
dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan
adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas dini DM
Edukasi
Terapi gizi
medis
Latihan
jasmani
Intervensi
farmakologis
OBAT
HIPERGLIKEMI
ORAL
EDUKASI
Non Farmakologi
Terapi gizi medis (rekomendasi)
Pengaturan pola makan yang didasarkan pada status
gizi diabetis modifikasi diet
Manfaat
Menurunkan BB
Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
Menurunkan kadar GD
Memperbaiki profil lipid
Meningkatkan sensitivitas reseptor insulin
Memperbaiki sistem koagulasi darah
Non Farmakologi
Tujuan
Kadar glukosa darah mendekati normal
GDP 90-130 mg/dL
GD 2 jam stlh makan < 180 mg/dL
Non Farmakologi
Karbohidrat
Protein
Non Farmakologi
Lemak
Diet
Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas : 50-55%
karbohidrat, 10-15% protein (semakin menurun dengan
bertambahnya umur), dan 30-35% lemak.
Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama
dan 3 kali makanan kecil sebagai berikut :
20% berupa makan pagi.
10% berupa makanan kecil.
25% berupa makan siang.
10% berupa makanan kecil.
25% berupa makan malam.
10% berupa makanan kecil.
Pengobatan penyakit penyerta seperti infeksi dan lain-lain
Non Farmakologi
Latihan Jasmani
Tujuan:
Membantu mempertahankan BB ideal
Meningkatkan kapasitas kerja jantung
Mengurangi resiko komplikasi jangka panjang
Membantu kerja metabolisme tubuh M-i kebutuhan
insulin
3-5 x/minggu, selama 30-60 menit
Target : 60-70% dari Maximum Heart Rate ( MHR )
Tipe OR dianjurkan : Jalan, bersepeda, jogging, berenang
Disesuaikan dengan umur dan kemampuan jasmani
Sifat olahraga : Continous, Rhytmic, Interval, Progressive
Farmakologi
Penghambat glukoneogenesis
Metformin
Obat
ESO utama
Penurunan A1C
Sulfonilurea
Glinid
Metformin
Menekan produksi
glukosa hati dan
menambah sensitivitas
terhadap insulin
Diare, dispepsia,
asidosis laktat
1,5-2%
Penghambat
glukosidase
alfa
Menghambat absorpsi
glukosa
Flatulen, tinja
lembek
0,5-1%
Tiazolidindio
n
Menambah sensitivitas
insulin
Edema
1,3%
Insulin
Menekan produksi
glukosa hati, stimulasi
pemanfaatan glukosa
Hipoglikemi, BB
naik
Potensial
sampai normal
1,5-2%
Pencegahan
Pencegahan
2. Pencegahan Sekunder
Mencegah atau menghambat timbulnya penyulit
pada diabetisi.
Pengobatan yang cukup & deteksi dini penyulit.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan pada kelompok diabetisi yg telah
mempunyai penyulit agar mencegah kecacatan
lebih lanjut.
prognosis
Risiko kematian dini penderita diabetes adalah dua kali dari
orang yang tidak menderita diabetes
Prognosis tergantung pada tipe diabetes, tingkat gula darah
kontrol, dan pengembangan komplikasi
DM Tipe 1
Sekitar 15% dari orang-orang dengan diabetes tipe 1
meninggal sebelum usia 40 tahun (diabetes
ketoasidosis, gagal ginjal, dan penyakit jantung)
DM Tipe 2
Harapan hidup orang-orang yang didiagnosis dengan
diabetes tipe 2 di usia 40-an, berkurang 5-10 tahun
karena penyakit (Penyakit jantung)