Disusun oleh
Panitia Olimpiade
Ilmu Sosial ke-11
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
DI KOTA IMIGRAN
Disusun Oleh :
- Aadilah Safitri Mulya
- Annisa Rizky Nursanti
- Nadya Rahmini Nurlina Sari
Lain padang, lain ilalang. Lain lubuk, lain ikannya. Ungkapan peribahasa
ini sangat tepat untuk menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia yang hidup
dalam masyarakat multikultural, dan memiliki keanekaragaman budaya. Masyarakat
Indonesia sejak dahulu sudah hidup menyatu dengan adat istiadat yang berbeda-beda.
Hal ini menjadi ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
lainnya.
Mengingat di Indonesia, khususnya Jakarta, yang lebih identik memfokuskan
pada modernisasi fisik dan ekonomi maka pertanyaan yang akan timbul adalah :
Permasalahan apa saja yang akan timbul jika terdapat keberagaman kebudayaan di
kota imigran (Jakarta)?
Jakarta adalah kota metropolitan dengan jumlah penduduk kurang lebih 8 juta
jiwa yang keseluruhannya berasal dari beragam etnik, suku, dan agama yang berbedabeda. Di Jakarta sendiri lebih memfokuskan pada tingkat modernisasi fisik dan
perekonomian. Padahal di beberapa negara, kota modern justru memperlihatkan sisi
kultural yang kemudian menjadi identitas kota. Dampak positif dari multicultural ini
adalah kekayaan akan budaya yang ada sekaligus kombinasi budaya yang tercipta.
Hal ini sebagaimana terlihat dari penyataan bahwa Multikultural berasal dari
bahasa Inggris, multikultural. Multi artinya banyak, Cultural artinya budaya, jadi
multicultural adalah banyak budaya. Di dalam kehidupan masyarakat multikultural
ada bermacam-macam kebudayaan yang hidup bersama dan saling berdampingan
serta saling berinteraksi dalam suatu masyarakat.
Dengan adanya keanekaragaman kebudayaan tersebut diperlukan adanya
sikap saling menghormati, saling menyesuaikan diri antara unsur-unsur kebudayaan
yang satu dan unsur kebudayaan yang lain dengan tetap berpegang pada nilai, norma,
dan kepribadian bangsa sehingga kehidupan masyarakat akan tetap seimbang, tentram
dan damai.
Untuk mengatasi hal hal tersebut, di bawah ini terdapat beberapa alternatif
pemecahan masalah tersebut, diantaranya adalah:
a. Mengembangkan nilai budaya musyawarah
Dalam keanekaragaman budaya pasti ada keanekaragaman kepentingan.
Adanya keanekaragaman kepentingan perlu dibicarakan bersama, saling
berdialog antara satu dan yang lain sehingga tercapai sebuah keputusan
bersama yang dapat melegakan kedua belah pihak. Dengan musyawarah
segala permasalahan
dapat
diselesaikan
secara bersama
dan
untuk
Dari masalah yang telah dijelaskan dan bukti-bukti yang telah ada kita bisa
mengambil kesimpulan serta bisa belajar dari pengalaman yang pernah dihadapi oleh
bangsa kita bahwa usaha untuk mempersatukan masyarakat multikultural bukanlah
sesuatu hal yang mudah, mengingat dalam banyak hal akan banyak perbedaan baik di
pendapat maupun dalam nilai- nilai kehidupan. Hal ini tidak terlepas dari pemahaman
akan masyarakat multikultural itu sendiri yakni masyarakat Indonesia yang mengakui
adanya beragam keunikan budaya di Indonesia, masyarakat yang mengakui adanya
perbedaan, tetapi tidak mengekang kelompok lain. Dari pemahaman tersebut dapat di
simpulkan bahwa multikultural di Indonesia memang banyak, tetapi tidak adanya
perbedaan hak yang membatasi kesempatan seseorang untuk mendapat haknya.
Multikuturalisme
SEKOLAH BERASRAMA SEBAGAI SARANA
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KAUM MUDA PADA
KEANEKARAGAMAN BUDAYA
Nama Kelompok:
Ilham Brawerie
Sultan Agung
Axl
Karakteristik suatu masyarakat yang ada sejak lama dan diturunkan terus
menerus akan memebentuk suatu kebudayaan. Menurut Bapak Ki Hajar Dewantara,
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.. Pendapat Bapak Ki Hajar Dewantara ini salah satu
maknanya menyatakan bahwa kebudayaan hanya akan ada apabila dapat bertahan
dari pengaruh zaman dan alam.
Kebudayaan masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, hal
ini dikarenakan faktor - faktor yang mengharuskan suatu masyarakat membuat
kebudayaan yang berbeda dengan masyarak lain. Sebagai contoh yaitu negara kita
tercinta Indonesia, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berarti memiliki
banyak pulau. Pulau-pulau ini tentunya terpisahkan oleh laut yang mengakibatkan
perbedaan budaya masyarakat antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Contoh
yang lebih sederhana yaitu di dalam pulau itu sendiri ada masyarakat yang tinggal di
daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai, antara masyarakat
yang tinggal di daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai
memiliki cara bertahan hidup yang berbeda atau bisa kita sebut mereka memiliki
karakteristik yang berbeda sehingga keudayaan diantara merekapun pasti berbeda.
Seperti perbedaan pada aspek-aspek lain, perbedaan pada kebudayaan juga
memiliki dampak negatif dan positif dalam kehidupan kita. Dampak negatif yang
harus kita waspadai yaitu :
1. Terjadinya perang (konflik) antar suku karena tidak adanya toleransi,
2. Adanya saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat antarbagian
dalam organisme hidup atau antar anggota di daam masyarakat
yang tentunya memiliki pengaturan emosi yang bisa dibilang rendah, anak SMA akan
lebih sulit untuk diajarkan cara bertoleransi bahkan mungkin malah menimbulkan
konflik.
Namun menurut kami, penanaman sikap toleransi tersebut lebih baik
ditanamkan pada umur remaja SMA karena pada saat itulah logika berpikir sudah
cukup berkembang dan kepolosan hati seorang manusia masih cukup terjaga untuk
memahami makna dari toleransi. SMA kami sendiri memiliki berbagai kegiatan
untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam benak siswa dan siswinya. Kegiatan yang
menurut kami membuat rasa toleransi tumbuh diantara kami yaitu :
1. Kegiatan sehari-hari di asrama yang mengharuskan kami saling
berinteraksi antar siswa dan siswi dari berbagai daerah dan suku.
2. Berbagai acara kesiswaan dan OSIS SMA Dwiwarna
3. Salah satu yang paling mempengeruhi adalah kegiatan Dwiwarnas
Cultural Festival yang diselenggarakan OSIS SMA Dwiwarna
Dalam kegiatan Dwiwarnas Cultural Festival, seluruh siswa dan siswi SMA
Dwiwarna yang berasal dari seluruh Indonesia dipersilahkan untuk mempresentasikan
kebudayaan yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing. Selain itu peserta juga
dapat menghidangkan makanan khas daerahnya, menampilkan kesenian khas, senjata
khas serta pakaian adat khas dearahnya masing-masing di stand yang telah disediakan.
Lebih serunya lagi kegiatan ini diakhiri dengan lomba makan Pem-pek yaitu makanan
khas daerah Palembang. Serangkaian kegiatan tersebut menurut kami sangat efektif
untuk menumbuhkan sikap toleransi antar siswa dan siswi, apalagi ditambah dengan
interaksi sosial antar siswa dan siswi yang pasti terjadi di asrama yang selalu
mendapat bimbingan dari pembina asrama, civitas, dan kaka kelas.
Terbukti setelah acara selesai, tidak sedikit siswa dan siswi dari daerah dan
suku yang berbeda saling memuji enaknya rasa makanan khas, keindahan kesenian
serta pakaian adat yang mereka miliki. Hal-hal kecil seperti pujian-pujian ini akan
menjadi awal toleransi yang sangat besar dan dalam konteks yang lebih rumit dengan
harapan dampak negatif dari keberagaman budaya tidak terjadi.
Rofiatus Syari
Ismi Meliza Fitri
Syifa Aulia Rahmawati
teknologi tanpa harus meninggalkan tradisi dan budaya asli pondok pesantren.
Lembaga tersebut berusaha menyingkirkan stereotip negatif lulusan pondok
pesantren yang dianggap tertinggal, katrok, kolot, dan tidak mampu bersaing di
era globalisasi seperti sekarang ini.
Sebagai lembaga pendidikan islam,
sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan boarding school adalah salah satu
lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat indonesia untuk menciptakan
generasi masa depan yang baik, dengan sistem hidup bersama (living together)
didalamnya. Dengan sistem tersebut santri (pelajar) dihadapkan dengan beragam
kepribadian, serta latar belakang budaya santri lain. Untuk bertahan di pesantren
santri harus bisa saling menghargai perbedaan agar tidak menimbulkan konflik.
Sehingga mereka dapat bersikap penuh kasih sayang terhadap yang seagama
(ukhuwah islamiyah), dan lebih toleran terhadap yang berbeda agama karena
islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.
Pondok pesantren modern menanamkan pendidikan yang baik dalam
pertumbuhan
pelajaran yang
ditawarkan para ustadz kepada santri. Baik itu pelajaran secara matematis maupun
secara jiwa dan raga. Dari pelajaran tersebut santri bisa berpikir lebih logis, dan
lebih dewasa dalam menjalani rintangan hidup di dunia serta dapat dijadikan bekal
hidup para santri agar kelak dapat mandiri dalam mengahadapi kerasnya dunia.
Peraturan pondok pesantren modern yang tersistematis selama 24 jam,
memberikan pelayanan melalui dua jalur (jalur ajar dan asuh), sehingga
pendidikan diberikan maksimal untuk santri. Pondok pesantren membentuk
sebuah karakter yang memiliki kualitas yang tinggi, hal tersebut diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan merawat tradisi dan merespon modernisasi, dan
berpegang teguh pada nilai dan norma yang berlaku di pesantren agar dapat
mewujudkan pemuda dan pemudi yang memiliki kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual yang seimbang.
Kenakalan remaja yang sudah mencapai titik maksimal dan sangat
memperhatinkan semakin mengarah pada kriminalitas. Derasnya arus globalisasi,
kemajuan teknologi yang terjadi belum diimbangi dengan penguatan jati diri dan
kecintaan dengan keragaman budaya sendiri. Tuntutan modernisasi memicu
kesibukan orang untuk mengejar karir, dan sistem pendidikan yang berorientasi
pada lapangan pekerjaan sehingga banyak para remaja yang tidak mendapatkan
kasih sayang dan juga perhatian kedua orang tua. Sistem pendidikan pesantren
merupakan salah satu alternatif yang ideal dalam pendidikan nasional. Bung
Karno pernah mengatakan, beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia.
Kalimat ini menunjukkan bahwa pemuda memiliki sumbangsih yang besar
terhadap kemajuan negara.
Di pondok pesantren remaja dididik agar memiliki prinsip dan nilai dasar
yang disebut dengan panca jiwa pondok; (1) keikhlasan, yang berarti semua
perbuatan atau pekerjaan berdasarkan niat yang tulus tanpa mengharapkan
imbalan dan beramal semata-mata karena untuk mendapatkan ridho Allah; (2)
Roni
Raditya,
"Bibliografi
singkat
presiden
Abdurrahman
Wahid",