Anda di halaman 1dari 2

INFORMASI SINGKAT BENIH

Nomor : 95

2010

Sterculia foetida Linn

Taksonomi dan tatanama


Famili : Sterculiaceae
Nama perdagangan : Kepuh
Nama daerah : Kelumpang ( Malaysia ),
Kabu-kabu ( Batak ), Kepok, Kepuh, Kepoh
( Jawa ), Kalumpang ( Madura ), Galumpang,
Kalumpang ( Sumbawa ), Kalumea
( Kendari ), Kalipa buru ( Tidore ).
Penyebaran dan habitat
Jenis tanaman ini berasal dari Indonesia,
penyebarannya sampai di Malaysia, Filipina,
Afrika Timur, India, Srilangka, Thailand,
Australia Utara dan Hawaii. Di Indonesia
jenis kepuh ini tersebar di seluruh Nusantara;
seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Lombok,
Sumbawa, Flores,
dan Timor. Di
Jawa tanaman ini
dapat
dijumpai
pada
ketinggian
kurang dari 500 m
dpl. Di Malaysia
hampir
semua
spesies yang ada
penyebarannya
terbatas
pada
hutan hujan di
tanah kering dan rawa-rawa yaitu pada
ketinggian 0 1400 m dpl, sementara
Sterculia foetida dapat tumbuh dari
ketinggian 0 1000 m dpl.
Pemanfaatan
Kayunya dapat digunakan untuk bahan
bangunan sementara, kotak pengemas,
jendela, papan langit-langit. Di Bali banyak
digunakan sebagai bahan kerajinan dan di
Jawa barat untuk wayang golek. Daunnya
dapat digunakan sebagai obat untuk luka
dalam, patah kaki dan tangan atau terkilir.

Bijinya rasa manis dapat dimakan,


mengandung minyak atau lemak, dapat
untuk menggoreng. Buahnya untuk obat
sakit kencing nanah, kulit buah untuk
ramuan obat sakit kelamin juga sebagai
bahan pewarna batik.
Deskripsi botani
Pohon berukuran sedang sampai agak besar,
tinggi mencapai 45 m, diameter 90-125 cm,
berbanir.
Daun berupa daun majemuk
menjari, anak daun berbentuk jorong, mudah
rontok. Bunganya berkelamin satu, berumah
satu, biasa terdapat pada ketiak daun yang
masih muda, warna merah tua dan
mengeluarkan bau busuk.
Deskripsi buah dan benih
Buahnya
berupa
buah
bumbung
merah, berkulit tebal
dan pada ujungnya
berbentuk
paruh.
Biji berwarna hitam
mengkilat,
jorong
dengan
ukuran
panjang 2-3 cm dan
biji
banyak
mengandung minyak. Jumlah biji kering
sebanyak 493-495 butir/kg.
Pembungaan dan pembuahan
Kepuh dapat berbunga dan berbuah setiap
tahun. Musim berbuah umumnya terjadi
pada bulan Agustus sampai dengan
September
Panen buah
Buah matang secara fisiologis ditandai
dengan buah berwarna merah kadang
menjadi hitam.
Pengunduhan
dapat
dilakukan dengan cara memanjat pohon,

Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura

menggunakan galah atau memungut buah


yang sudah jatuh ke lanyai tanah.
Penanganan dan pemrosesan buah dan
benih
Buah masak yang sudah diunduh dipilih,
kemudian
diekstraksi
dengan
cara
dikeringkan, buah dijemur di bawah sinar
matahari langsung dan benih akan kelusr
dengan sendirinya.
Agar selaput/lapisan
warna hitam yang menutup benih hilang,
dapat dilakukan dengan pencucian, setelah
selaput hilang baru dijemur kembali, sampai
kadar air kering udara ( 6 10% ).
Penyimpanan dan viabilitas
Benih kepuh tergolong ke dalam kelompok
semi ortodok, memiliki kandungan lemak
sangat tinggi, sehingga viabilitas akan cepat
menurun jika disimpan pada suhu kamar dan
lebih aman disimpan pada suhu rendah.
Kadar air benih baik disimpan berkisar antara
6-10%, kemudian benih dikemas ke dalam
wadah kedap udara dan disimpan pada ruang
AC/DCS.
Daya kecambah dapat mencapai 80-100 %.
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Benih kepuh memiliki dormansi kulit,
sehingga untuk perkecambahan diperlukan
perlakuan pendahuluan untuk mematahkan
dormansi dengan cara skarifikasi ( pemberian
panas selama 1 menit kemudian direndan
dalam air dingin selama 12-24 jam), tetapi
tehnik pematahan dormansi untuk jenis ini
belum ada yang tepat.

sudah diisi media. Media sapih dengan


campuran kompos, pasir dan tanah ( 1 : 2 :
7 ).
Biji yang disemaikan dari hasil
perlakuan pendahuluan dapat berkecambah
lebih cepat.
Perbanyakan
secara
vegetatif
dapat
dilakukan dengan cara stek, baik stek pucuk
atau stek batang, bahan stek terbaik
berdasarkan hasil
penelitian adalah dengan stek pucuk, media
perakaran stek adalah bubuk sabut kelapa,
sedangkan zat pengatur tumbuhnya Rooton F
sebanyak 150 mg/stek.
Penyiraman dilakukan setiap pagi jam 9.00
dan sore jam 16.00.
Masalah kesehatan
Penyakit pada benih dan bibit kepuh belum
banyak diketahui, tetapi pencegahan dan
pemberantasan terhadap hama dan penyakit
perlu dilakukan .
Daftar Pustaka
Buharman et al. 2004. Atlas Benih
Tanaman Hutan Indonesia. Jilid II. Balai
Teknologi Perbenihan . Badan Litbang
Kehutanan Bogor
Heyne, K. 1987.
Tumbuhan Berguna
Indonesia. III. Badan Litbang Kehutanan
Jakarta.
DISIAPKAN OLEH BPTH JAWA DAN
MADURA
Disusun oleh : Ojom Sumantri, S.Hut. M.Si
dan Nana Supriatna,S.Hut

Penaburan dan perkecambahan


Benih yang sudah mendapat perlakuan dapat
langsung dikecambahkan pada media bedeng
tabur berupa campuran tanah : pasir ( 1 : 1 ).
Benih sebelum ditanam / disemai ditiriskan
dahulu, kemudian benih ditanam/disemai
sedalam bagian biji ke dalam media
tersebut dengan lembaga ke bawah posisi
agak miring. Penyapihan dilakukan setelah
bibit memiliki 2 daun atau tinggi mencapai 5
cm, kemudian disapih/dipindah ke dalam
kantong plastik ukuran 10 x 15 cm yang

Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura

Anda mungkin juga menyukai