Anda di halaman 1dari 7

Kulit

Kulit merupakan organ tipis yang luas. Tebal kulit bervariasi antara
0.5-1.5 mm bergantung pada letak, usia, jenis kelamin dan suku. Kulit tipis
terdapat di kelopak mata, penis, labium minor dan bagian dalam lengan atas,
sedangkan kulit yang lebih tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung
dan bokong. Kulit telapak tangan dan telapak kaki tidak mengandung kelenjar sebacea
dan rambut, Pada orang dewasa luasnya sekitar 1.5 - 2 m.
Kulit melindungi tubuh dari trauma mekanis, radiasi, kimiawi dan kuman infeksius.
PH kulit yang asam melindungi kulit dari berbagai infeksi bakteri patogen. Di
permukaan kulit juga menempel bakteri yang merupakan flora normal pada kulit.
Fungsi kulit secara umum:
1. Sebagai proteksi.
Masuknya benda- benda dari luar (benda asing ,invasi bakteri.)

Melindungi tubuh dari trauma.

Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.

2. Pengontrol/pengatur suhu.
Vasokonstriksi pada suhu dingin dan dilatasi pada kondisi panas
pembuangan panas secara evaporasi
3. Indera peraba dan sensibilitas
Badan Ruffini: peka rangsangan panas
Badan Krausse: peka rangsangan dingin
Badan Meissner: peka rangsangan rabaan
Badan Paccini: peka rangsangan tekanan
4. Fungsi eksresi: membuang zat-zat tubuh yang tidak berguna seperti NaCl, urea,
asam urat dan amonia
5. Fungsi pembentukan vitamin D
Kulit terdiri dari 3 bagian yakni epidermis, membran basal dan dermis. Membran
basal merupakan sekat antara dermis dan epidermis, terbentuk dari protein dan
berfungsi untuk melekatkan epidermis ke dermis. Di permukaan membran basal
terdapat selapis sel stratum basale atau stratum germinativum yang aktif bermitosis.
Sel yang makin tua terdorong ke permukaan, memproduksi granul keratohialin dan
disebut keratinosit yang membentuk epidermis. Makin ke permukaan keratin akan
menipis dan berdegenerasi kemudian terlepas dari permukaan kulit
Di bawah membran basal terdapat puncak saraf (neural crest) dan diatasnya terdapat
sel prekursor melanosit. Melanosit memproduksi melanin dan tirosin dan sistein.
Pigmen melanin dibungkus oleh melanosom dan akhirnya difagosit oleh keratinosit.

Terdapat 35 keratinosit untuk setiap melanosit. Melanosit dapat melindungi tubuh dari
sinar ultraviolet. Kadar melanosit konstan untuk tiap individu tetapi produksinya
dipengaruhi oleh faktor genetik, estrogen, adrenalin, adrenokortikotropik dan radiasi
cahaya matahari.
Pada epidermis terdapat sel Langerhans yang berasal dari sumsum tulang dan
berfungsi sebagai makrofag. Sel ini juga menghasilkan bahan antigen dan antibodi
untuk respons imun terhadap infeksi dan neoplasma serta menyebabkan penolakan
alograft kulit
Dermis terdiri atas glikosaminoglikan dan jaringan penunjangnya sebagian besar
adalah kolagen. Kolagen mempunyai sifat elastis sehingga kulit dapat diregangkan.
Pada dermis terdapat 2 pleksus kapiler, satu pada perbatasan dermis dan subkutis dan
di lapisan papiler dermis. Di antara pleksus ini terdapat badan Glomus yang
mengandung pirau arteri vena. Badan glomus ini berfungsi sebaga termoregulasi yang
diaktifkan juga oleh rangsang otonom yang juga mempersarafi kelenjar keringat dan
otot penegak rambut. Pada dermis juga terdapat badan saraf sensoris seperti Pacini,
Meisner dan Rufini. Ujung saraf sensoris berakhir pada sel Merkel di dasar epidermis
dan pada folikel rambut.
Kulit juga mengandung 3 jenis kelenjar: Kelenjar ekrin (telapak tangan dan kaki,
aksila dan dahi); kelenjar sebaceus (pelumas kulit); kelenjar apokrin (di aksila dan
daerah anogenital). Selain itu kulit juga mengandung folikel rambut yang berfungsi
untuk menumbuhkan rambut dan juga mengandung sel-sel pluripoten yang dapat
bermigrasi bila terjadi perlukaan dan menjadi epitel yang menutupi kulit.
Anatomi kulit secara histopatologis:
Lapisan Epidermis
Stratum Korneum (lapisan tanduk): lapisan kulit paling luar yang terdiri dari
sel gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin
(zat tanduk)
Stratum Lusidum: terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa
inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini
lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.
Stratum Granulosum (lapisan keratohialin): merupakan 2 atau 3 lapis sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir
kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan akanta ):
terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke
permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel
(intercellular bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin.
Perlekatan antar jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut
nodulus Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.

Stratum Basalis=> terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal
pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal
bermitosis dan berfungsi reproduktif.
Sel kolumnar => protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan oleh
jembatan antar sel.
Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna muda,
sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen (melanosomes)

Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) : terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa
pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.
Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks)
lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat,
dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas,
selanjutnya membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan
hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia,
menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut
elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang
serta lebih elastis.
Lapisan Subkutis (hipodermis) : lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula
yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah
bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada
beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3
cm).
Tumor Jinak Kulit
Kista
Kista adalah kumpulan cairan atau massa setengah cair dalam suatu kantong yang
tipis. Bila isi tak terlalu terlalu padat, pada perabaan dapat dirasakan tanda khas kista
yakni fluktuasi yang terjadi akibat penerusan tekanan ke semua arah dengan sama
rata. Dinding dari kista ini terbentuk dari epidermis dan dapat terjadi penimbunan
keratin dan menyebabkan tertimbunnya substansi yang lengket di dalam kista
Jenis Jenis Kista
Kista epidermoid
Kista epidermoid merupakan kista kulit yang tersering dan dapat muncul di semua
bagian tubuh. Kista disebabkan oleh proliferasi sel epidermis di dalam dermis.
Penyebabnya belum diketahui. Kista ini dapat muncul pada semua umur mulai dari
usia pubertas sampai dewasa dan lebih banyak terjadi pada ras berkulit hitam dan
lebih sering pada pria dibanding dengan wanita.

Kista epidermoid tampak sebagai benjolan yang mudah digerakkan dari dasar tetapi
melekat pada kulit di atasnya. Biasanya berwarna pucat kekuningan, konsistensinya
kenyal dan biasanya tidak berfluktuasi. Besarnya lentikuler sampai numuler dan tidak
nyeri. Biasanya ada bintik hitam pada bagian tengah tumor Bila mengalami inflamasi
dapat muncul nyeri dan kemerahan.
Kista dermoid
Kista dermoid merupakan tumor jinak yang sudah tampak pada waktu lahir akibat
gangguan embriologis. Kista ini dapat terjadi akibat terjebaknya sel epitel dalam
penutupan garis tengah pada waktu perkembangan fetus. Biasanya kista ini terletak
pada daerah yang sesuai dengan garis tengah tubuh seperti pada dahi dan hidung dan
juga pada daerah pinggir alis mata. Frekuensi terjadinya kista pada pria sama dengan
wanita.
Kista dermoid muncul sebagai tumor tunggal yang mudah digerakkan baik dari kulit
diatasnya maupun dari dasarnya. Biasanya lembut dan lunak pada perabaan. Ukuran
kista biasanya lentikuler sampai numular. Kadang-kadang terlihat folikel rambut di
dalam rongga kista. Dermis yang mengelilingi kista mengandung kelenjar sebacea,
ekrin dan apokrin.
Kista trichilemmal
Kista trichilemmal juga merupakan kista intradermal atau subkutan yang sering
terjadi. Kista ini sering terjadi pada kulit kepala. Kista ini berisi keratin dan dibatasi
dinding dari sarung akar rambut luar. Kista ini terbentuk akibat dari proses
keratinisasi dari epitel skuamosa tanpa proses granulasi. Kista ini lebih sering terjadi
pada perempuan tanpa predileksi ras dan biasanya terjadi pada usia pertengahan
sekitar 65 tahun.
Kista ini muncul seperti benjolan di daerah kulit kepala di sekitar rambut. Kista ini
biasanya multipel (70%), tunggal (30%). Kista ini ini berwarna kulit, mudah
digerakkan dan berbatas tegas, dan terasa lembut pada perabaan
Differential diagnosis pada kista:
lipoma: biasanya berukuran lebih besar, konsistensinya lebih lunak
dibandingkan dengan kista dan lebih mudah digerakkan dari dasarnya
Neurofibromatosis: biasanya multipel, pada penekanan terasa lunak dan tidak
dapat digerakkan dari dasarnya
Milia: berupa bintik-bintik kecil berwarna putih dan berkelompok
Terapi kista pada kulit biasanya cukup dengan observasi, namun bila sangat besar dan
mengganggu dapat dieksisi. Eksisi kista dilakukan sampai tuntas dan penyerta dinding
ikut terangkat karena bila tidak dapat rekuren karena sifat mitosisnya.
Tumor Jinak Kulit
Tumor jinak jaringan kulit terdiri dari beberapa macam seperti nevus, adenoma
sebaseum, siringoma, histiositoma, neurofibromatosis dan trikoepitelioma.
Nevus pigmentosa

Nevus merupakan tumor jinak kulit yang paling sering terjadi. berbentuk kurang lebih
bulat, berpermukaan rata atau sedikit menonjol, bisa berpigmen atau tidak. Nevus
yang berpigmen disebut nevus pigmentosus, sementara yang tidak berpigmen disebut
hemangioma yang terjadi akibat kelainan pembuluh darah dalam dermis.
Terdapat 3 jenis nevus yaitu: junctional, compound (campuran), dan intradermal. Pada
jenis junctional, melanosit terdapat di perbatasan antara dermis dan epidermis. Jenis
ini bersifat stasis, tidak menebal, atau menebal dan rata. Nevus jenis ini lebih
cenderung berdegenerasi menjadi Melanoma maligna, bila terkena iritasi kronik. Pada
nevus dengan jenis intradermal, pigmen sel melanositnya terdapat di dermis. Nevus
jenis ini tumbuh melebar dan menebal perlahan. Dapat tumbuh rambut yang tebal dan
panjang. Pada jenis campuran, warna nevus cenderung lebih gelap dan permukaanya
lebih mengkilap. terdapat sel nevus sedikit pada epidermis dan beberapa sel nevus
sudah mulai turun ke dalam dermis (dropping off).
Nevus juga ada yang didapat secara kongenital biasanya disebut juga nevus
pigmentosus raksasa. Nevus jenis ini sangat luas, terdapat pada wajah atau tubuh. Sel
melanositnya dapat melebar sampai ke subkutis, otot, periosteum tulang, sampai
meningen
Tatalaksana nevus biasanya observasi. Bila tampak nevus yang tiba-tiba terasa gatal,
nyeri, membesar dengan cepat, dapat dilakukan eksisi untuk mencegah nevus menjadi
sel-sel ganas.
Adenoma sebacea
Terdapat 2 jenis tumor jinak kelenjar sebacea, Balzer (timbul akibat hiperplasia
kelenjar sebacea) dan Pringle yang menonjol (hiperplasia pembuluh darah kelenjar).
Sering terjadi pada kulit wajah. Jenis Balzer menyebabkan kulit tampak tebal, tidak
rata berlekuk dan berminyak. Masalah estetis yang ditimbulkan oleh penyakit ini
dapat ditangani dengan menipiskan kulit yang menebal. Jenis pringle tampak sebagai
benjolan kecil dimuka ada yang berkelompok dan berwarna kemerahan
Siringoma
Merupakan kumpulan benjolan kecil lunak berwarna kuning terang. Kebanyakan
timbul pada wanita di daerah wajah, abdomen, dada dan lengan atas. Siringoma
timbul dari epitel kelenjar atau saluran keringat secara perlahan. Dapat diatasi dengan
elektrokauterisasi.
Histiositoma
Bentuk lokal retikuloendositosis kutan, bentuknya bulat, berwarna violet atau kuning
keabu-abuan. Permukaan kasar
Trikoepitelioma
Tumor ini berasal dari pangkal rambut atau sarung rambut, berupa benjolan kecil
berwarna kemerahan atau kekuningan terang. Kadang bagian tengahnya melekuk,
menumbuhkan struktur adenoid dengan kalsifikasi
Neurofibromatosis
Dapat terjadi multipel atau luas. Pada kulit penderita tampak bercak-bercak
kecoklatan datar. Terdapat beberapa jenis neurofibroma, difus (penebalan kulit yang
luas disertai pigmentasi seperti sembab), pleksiform (penebalan yang tampak seperti

massa kenyal). Kelainan ini merupakan gumpalan serabut saraf perifer yang
membesar seperti cacing, dan neurofibroma noduler yang memperlihatkan nodulnodul besar di kulit.
Tumor Pramaligna
Morbus bowen
Morbus bowen merupakan penyakit herediter autosomal dominan. Biasanya
menyerang dewasa (30-60 tahun). Penyebabnya diduga infeksi virus, iritasi, trauma
dan gesekan kronik.
Pada penyakit ini timbul hamartoma multipel dari jaringan ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Gambaran klinisnya berupa papul kulit tunggal atau multipel berwarna
merah kusam dengan permukaan berkerak atau bersisik, melebar tanpa indurasi.
Kelainan ini juga dapat timbul pada mukosa vulva, glans penis, atau prepusium.
Mobus Bowen merupakan karsinoma sel skuamosa in situ. Gambaran histopatologis
berupa penebalan epidermis, hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis.
Terapinya adalah dengan eksisi diikuti dengan pemeriksaan histologik karena
pramaligna.
Keratoakantoma
Keratoakantoma timbul di daerah kulit yang terpapar, terutama kulit wajah. Tumor ini
berasal dari sel skuamosa. Biasanya terjadi pada dewasa, dan lebih sering pada pria.
Penyakit ini juga lebih sering menyerang pada orang dengan kulit hitam. Sinar UV
diduga mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Tumor ini tumbuh cepat dalam
beberapa minggu atau bulan dengan daerah inti mengalami hiperkeratosis. Biasanya
terjadi pada daerah lengan, wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Gambaran
histologis menunjukkan pada epidermis tampak invaginasi berisis keratin
Keratoakantoma dibagi menjadi 2 bentuk yaitu:
keratoakantoma soliter: mula-mula timbul bintik kecil yang dengan cepat
membesar menjadi papul atau nodul dengan permukaan licin
keratoakantoma multipel: ukuran sama dengan soliter, perbedaannya hanya
dalam hal jumlah.
Tatalaksana keratoakantoma dapat diberi suntikan triamsinolon asetonida intralesi
atau eksisi dan kuretase. Bila besar dapat dilakukan eksisi dan radioterapi. Dapat pula
diberikan metotreksat 2-5 mg selama 3 bulan.

Daftar Pustaka:
1. Sjamsuhidajat.R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2005.
2. Berger D.H., Jaffe B.M. 2006. The appendix. In F. Charles Brunicardi: Schwartz
Manual Surgery. 8th ed. New York: McGraw-Hill. p.329-342.
3. Siregar. S.R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC. Jakarta. 2004. 259-298

Anda mungkin juga menyukai