KKD Metabolik Dan Endokrin
KKD Metabolik Dan Endokrin
Kemampuan Dasar
Standar kompetensi
Pungsi vena
Lokasi pada vena perifer yang dapat dijangkau yaitu vena mediana cubiti dan vena dorsalis.
Kelebihannya pada kasus emergency, untuk digunakan pada volume yang besar dan substansi
yang iritatif jika diencerkan. Sedangkan keterbatasannya adalah meningkatkan resiko terjadinya
efek samping, harus menginjeksi larutan secara perlahan dan tidak diperkenankan pada bahan
sediaan minyak atau bahan tidak larut.
Alat dan bahan:
- Spuit steril dengan obat injeksi yang akan digunakan
- Kapas alkohol 70 %
- Torniquet
-
Plester
Prosedur :
- Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.
- Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk
-
mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat.
Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam
2. Injeksi Subcutan
Penyuntikan subkutan (hipodermolisis) menyiapkan sebuah alternatif ketika rute intravena tidak
dapat digunakan. Cairan volume besar secara relatif dapat digunakan tetapi injeksi harus
diberikan secara lambat. Dibandingkan dengan rute intravena, absorpsinya lebih lambat, lebih
nyeri dan tidak menyenangkan, jenis cairan yang digunakan lebih kecil (biasanya dibatasi untuk
larutan isotonis) dan lebih terbatas zat tambahannya.
Kegunaan khususnya adalah untuk sediaan yang tidak larut Keterbatasan injeksi subcutan yaitu
tidak cocok untuk volume besar dan dapat menimbulkan rasa nyeri dan nekrosis dari substansi
yang iritatif.
Alat dan bahan:
- Spuit steril dengan obat injeksi yang akan digunakan
Kapas alkohol 70 %
Prosedur :
- Mengidentifikasi klien, menyiapkan klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan
-
3. Injeksi Intramuskular
Lokasi untuk injeksi Intra Muskular (IM) dipilih lokasi yang memiliki ukuran otot yang adekuat
dan vasa nervus yang minimal, misalnya glutealis, deltoid, dan vastus lateralis. Aksi yang
terjadi berefek sistemik, lebih cepat dibanding Subcutan, digunakan untuk obat yang iritatif,
suspensi, cairan, dan larutan dalam minyak. Keterbatasan cara ini yaitu tidak dapat dilakukan
pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan
Alat dan bahan
-
Torniquet
Prosedur :
-
Biarkan mengering.
Suntikkan jarum membentuk 90% pada daerah yang telah diidentifikasi untuk dilakukan
penyuntikan.
Jika darah mengisi syringe, dorong plunge secara perlahan untuk mengalirkan seluruh obat
yang ada didalam spuit.
Tarik jarum suntik kembali keluar dengan cepat, usap dan lakukan desinfeksi pada area
penyuntikan dengan kapas alkohol.
Referensi :
Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta. Salemba Medika
Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat. Jakarta: EGC
:
:
:
:
No
Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tetapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Penilaian :
Jumlah nilai / 24 x 100
Nilai
1
T3 dan T4 yang berada disirkulasi diangkut dalam ikatan serum dengan protein carrier.
Terdapat tiga protein transpor utama untuk hormon tiroid yaitu globulin pengikat tiroksin
(TBG), prealbumin pengikaat tiroksin (TBPA), atau transtiretin dan albumin. Pengikatan
dengan protein ini mengantarkan hormon pada target selnya serta jalan bagi hormon untuk
dapat diekskresikan melalui ginjal.
b. Efek dari hormon tiroid
Efek-efek yang ditimbulkan hormon tiroid yaitu meningkatkan metabolisme, meningkatkan
pertumbuhan sel, meningkatkan detak jantung, dan meingkatkan pemakaian energi oleh sel.
Hormon tiroid juga berefek pada TRH (Tirotropin Releasing Hormone) di hipotalamus dan
Tirotrops di adenohipofisis untuk mereduksi sekresi TSH.
3. Kelainan pada hormon tiroid
a. Hipertiroid
Yaitu produksi hormon tiroid yang lebih dari normal. Folikel tiroid yang hiperaktif
menyebabkan melebarnya epitel folikel dan peningkatan sedimen tiroglobulin sehingga
terjadi pembesaran glandula tiroid.
Tanda-tanda dari hipertiroid adalah cemas berlebih, palpitasi, kelemahan otot, fatigue,
penurunan berat badan dengan nafsu makan yang baik, sering merasa haus, tidak tahan
terhadap cuaca panas, dan emosi yang tidak stabil.
b. Hipotiroid
Dikenal juga sebagai kretinisme pada anak-anak dan miksedem pada orang dewasa. Karena
kurangnya iodium dalam asupan nutrisi menyebabkan berkurangnya produksi tiroksin dan
produksi TSH yang berlebih.
Tanda-tanda yang muncul adalah tidak tahan terhadap cuaca dingin, penurunan kemampuan
motorik, peningkatan berat badan, dan wajah yang terlihat membengkak.
Alat dan bahan
1. Stetoskop
2. Air minum
Prosedur
1. Inspeksi
2. Palpasi
-
Dengan posisi menghadap punggung pasien, letakkan kedua tangan di kanan dan kiri
leher pasien sehingga jari-jari pemeriksa dapat meraba kartilago krikoidea
Bersamaan dengan pasien meminum air, rasakan ismus tiroid pada jari-jari pemeriksa
3. Auskultasi
-
Referensi :
Ganong, W. F. 1995. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Price, Sylvia Anderson., 1995. Patofisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
:
:
:
:
No
Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tetapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Penilaian :
Jumlah nilai / 34 x 100
Nilai
1
:
:
:
:
No.
Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tetapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Penilaian :
Jumlah nilai / 26 x 100
Nilai
0
1
2