ISI
2.1.3. Geomorfologi
Penentuan Daya Dukung Tanah untuk pondasi dangkal dipakai batasan lebar pondasi 1,2 meter,
kedalaman 2 meter dengan memakai pondasi lajur. Untuk pondasi Sumuran/Tiang dipakai
batasan diameter 40 cm.
2.1.4. Ruang, Lahan, dan Tahan
a. Ruang
Konsep srtruktur tata ruang wilayah dilokasi studi tidak terlepas dari adanya konsep Bandung
Metropolitan Area (BMA), dimana Bandung menjadi Bagian struktur tata ruang kota yang
terintegrasi dengan kota-kota lain disekitarnya, sehingga pengembangan tata ruang untuk
wilayah kota Bandung khususnya untuk wilayah pembangunan karees (Kiaracondong) harus
singkron dengan rencana tata ruang disekitarnya.
Rencana struktur pusat pelayanan kota Bandung pada tahun 2010 diarahkan mempunyai 2 pusat
pengembangan, yaitu Alun-alun dan Gedebage.
Dengan dilakukannya pembangunan fly over Kiaracondong tentunya berpengaruh pada jalan
Cibiru-Cileunyi yang telah diperlebar dan juga terkait dengan pembangunan jalur jalan paspati
(Paster-Surapati), serta pelebaran jalan Surapati-Cicaheum. Dengan pengembangan jalur
transportasi ini salah satu masalah lalulintas kota Bandung mulai dari Padalarang-Kota Bandung
hingga ke Cileunyi terpecahkan, selain adanya tol Panci.
Rencana pemanfaatan ruang untuk wilayah pusat Gedebage yaitu: Sub pusat Cicaheum,
Kiaracondong, Kordon, dan Ujung berung. Rencana struktur sistem pusat Gedebage dimana akan
menghubungkan dengan wilayah Bandung bagian timur mempunyai fungsi sarana sosial,
pergudangan, terminal, perdagangan, serta komersial.
b. Tanah
Jenis-jenis tanah dilokasi studi adalah umumnya jenis-jenis tanah dicekungan Bandung sesuai
dengan tekstur tanah dan sebarannya, kedalamnan efektip masing-masing tanah bervariasi,
diantaranya tanah Aluvial, tanah Latosol, dan tanah Podsolik.