A. PENDAHULUAN
Neurodermatitis sirkumskripta dikenal juga dengan liken simpleks kronis.
Istilah ini yang pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut liken
Vidal. Neurodermatitis merupakan kelainan kulit kronis, disertai pruritus berat yang
ditandai dengan adanya satu atau lebih plak likenifikasi, dimana kulit mengalami
penebalan. (1) (2)
Terjadi pada usia dewasa, terutama dari umur 30-50 tahun. Neurodermatitis
tidak terkait eksema atopik menurut beberapa ahli, tetapi menurut beberapa lainnya
bahwa neurodermatitis
merupakan kelainan kulit umum yang ditandai oleh likenifikasi kulit sebagai akibat
garukan yang berlebihan. Neurodermatitis terdistribusi di seluruh dunia. Gatal
merupakan gejala
C. EPIDEMIOLOGI
Neurodermatitis kronik sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30
hingga 50 tahun, tetapi dapat tampak dari usia remaja. Lebih sering terjadi pada
wanita daripada laki-laki.Tidak ada predilaksi ras yang tercatat.Pasien dengan
koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur yang lebih muda (ratarata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48 tahun). (1) (7)
D.
ETIOPATOGENESIS
Etiologi pasti liken simplek kronik masih belum diketahui, tapi dermatitis
atopik kemungkinan lebih tinggi berkembang menjadi liken simplek kronik. Faktor
pemicu lain terhadap perkembangan liken simplek kronik termasuk gigitan serangga,
bekas luka trauma atau postherpetik, acne keloidalis nuchae, xerosis, insufisiensi
vena. Faktor lingkungan yang memiliki pengaruh dalam menginduksi gatal seperti
panas, keringat, dan iritasi yang terkait dengan neurodermatitis anogenital. Faktor
MANIFESTASI KLINIS
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu
tidur.Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila
muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk.Penderita merasa enak bila digaruk; setelah
luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa
nyeri).Gatal bertambah berat pada saat berkeringat, panas, atau iritasi dari pakaian.
Gatal juga bertambah dalam keadaan distress psikologis. (1) (2)
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak erimatosa, sedikit
edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama
dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan
kulit normal tidak jelas.Pada kasus sedang, papul eksematous follicular dapat
tampak, terutama pada lengan bawah dan area siku anak. (2) (6)
Neurodermatitis tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke atas;
puncak insiden pada usia antara 30-50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada
pria. Letak lesi dapat timbul di mana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah
tengkuk, tungkai bawah dan pergelangan kaki, samping leher, kulit kepala, bagian
atas paha, vulva, pubis dan labia mayora pada wanita, perineum dan skrotum pada
laki-laki, pergelangan tangan dan ekstensor lengan bawah. Neurodermatitis di daerah
tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil di tengah
tengkuk atau dapat meluas hingga ke kulit kepala. Biasanya skuamanya banyak
menyerupai psoariasis. (1) (2) (6) (8)
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.Liken simpleks kronis pada ekstensor lengan bawah (a); Area likenifikasi karena
garukan pada bagian atas paha (b); Liken simpleks kronis pada kaki (c).
(Dikutip dari kepustakaan no. 3, 9, dan 10).
(a)(b)
(c)
Gambar 2.Liken simpleks kronik pada kulit kepala (a), bagian medial pergelangan kaki (b).
Papul folikular pada siku (c).
(Dikutip dari kepustakaan no. (3) (9) (10))
Variasi klinis liken simpleks kronis dapat berupa prurigo nodularis, akibat
garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi
berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan
skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi
biasanya multipel; lokalisasi tersering di ekstremitas; berukuran mulai beberapa
milimeter sampai 2 cm. (2)
Gambar 3.Prurigo nodularis.Dua nodul hiperpigmentasi; yang kanan dengan krusta sentral (gambar
kanan). (Dikutip dari kepustakaan no. 1 dan 9)
F. HISTOPATOLOGI
Gambaran histopatologik liken simpleks kronis berupa hiperplasia epidermal,
hipereratosis dengan para- dan ortokeratosis, akantosis ,dan hipergranulosis dengan
elongasi regular rete ridges. Dermis papiler menunjukkan penebalan kolagen dengan
berkas kolagen kasar dan garis vertikal. Terdapat infiltrat perivaskular limfosit dan
adakalanya makrofag. (1) (7) (9)
Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol
lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural.
Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.1
A.
B.
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding liken simpleks kronis, diantaranya:
1. Psoriasis, kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritem yang meninggi (plak)
dengan skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada
stadium penyembuhan sering eritema di tengah menghilang dan hanya pada
pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta
transparan.
Lesi
dikaitkan
dengan
tanda
Auspitz-perdarahan
setelah
pengangkatan sisik putih keperakan. Lesi sering ditemukan di siku, lutut, kulit
kepala, selangkangan, kuku tangan dan kaki. (2)
Gambar 5. Papul dan plak dengan sisik putih dan Wickham's striae
(Dikutip dari kepustakaan no. (8)
3.
Atopik eksema, terdapat riwayat alergi pada pasien atau keluarga, lesi multiple,
secara klasik tampak pada area kubital, poplitea, dan wajah. Eritem dengan batas
kurang tegas, papul, dan plak dengan atau tanpa sisik. Edema luas, kulit tampak
bengkak. Erosi: basah, krusta.12
Gambar 6.Likenifikasi eritem pada region flexural dan likenifikasi massif dengan pada bagian
wajah
(Dikutip dari kepustakaan no. (12)
H. Penatalaksanaan
Terapi bertujuan untuk memutuskan siklus gatal-garukan. Secara umum perlu
dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya,
oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan
antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter. (1) (2)
Pertama, langkah-langkah untuk mengontrol gatal mencakup steroid topikal
kuat serta persiapan antipruritik nonsteroid seperti mentol, fenol, atau pramoxine.
Emolien adalah tambahan penting. Steroid intralesi seperti triamcinolone acetonide,
yang diberikan dalam berbagai konsentrasi sesuai dengan ketebalan plak atau nodul,
bermanfaat. Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif
10
topikal
krim
doxepin
5%
dalam
jangka
pendek
(maksimum
hari).Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan
penutupimpermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan
intralesi.Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai
efek anti-inflamasi.Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari
kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati.
(2) (14)
I. PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan
status psikologik penderita.Dapat menjadi kronik dengan lesi persisten atau rekuren.
Eksaserbasi dapat terjadi dalam respon terhadap stress emosional. (1) (2)
J. KESIMPULAN
Liken simpleks kronis atau neurodermatitis sirkumskripta merupakan kelainan
kulit kronis, disertai pruritus berat yang ditandai dengan adanya satu atau lebih plak
likenifikasi,akibat garukan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan
11
pruritogenik. Umumnya terjadi pada usia dewasa (30-50 tahun) dan lebih sering
pada wanita. Liken simpleks kronik ditemukan pada regio kulit yang mudah dicapai
untuk digaruk. Daerah yang biasanya terjadi seperti kulit kepala, tengkuk, bagian
ekstensor ekstrimitas, mata kaki dan area genital.Etiologi pasti penyakit ini belum
jelas.Patologi terdiri atas hiperkeratosis, hipergranulosis, hyperplasia epidermal
psoriasiform dan penebalan kolagen dermal papiler.Faktor lingkunganmemiliki
pengaruh dalam menginduksi gatal demikian juga faktor psikologis.Pruritus
memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan
prurigo nodularis. Proses inflamasi yang berkepanjangan akan menyebabkan
penebalan kulit, dimana penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal,
sehingga merangsang penggarukkan yang akan semakin mempertebal kulit. Lesi
biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak erimatosa, sedikit edematosa, lambat
laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal,
likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal
tidak jelas.Terapi untuk ditujukan untuk memutuskan siklus gatal-garukan. Secara
umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan
penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Pengobatan untuk kelainan ini dapat
diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, dan produk ter. (15)
DAFTAR PUSTAKA
12
13