Chapter 08 by GAP
Chapter 08 by GAP
PENDAHULUAN
manajemen
khususnya
akuntansi
manajemen
dan
sistem
pengendalian agar biaya atas human error dapat ditekan dan tidak
mempengaruhi keseluruhan kinerja perusahaan. Pada makalah yang
berjudul Motivating Behavior in Management Accounting and Control
System ini akan dijelaskan secara ringkas tentang hal - hal yang
mempengaruhi perilaku karyawan/individu dalam bekerja, diantaranya
fungsi pengendalian dalam manajemen, mengapa insentif tidak bisa
digunakan dan mitos-mitos mengenai gaji.
Latar Belakang
Maksud dan Tujuan
Rumusan Masalah
Sistematika Penulisan
Bab II ISI
2.1 The Control Function of Management
2.2 Why Incentive Plans Cannot Work
2.3
BAB II
2
ISI
berorientasi
untuk
masa
yang
akan datang,
dimana
C.
penghitungan
menghindari
kesalahan
gaji
yang
hitung
dilakukan
pegawai
secara
diminta
manual,untuk
untuk
membuat
c) Berbagi resiko
Dengan berbagi resiko dengan pihak external perusahaan, resiko
yang ditanggung apabila terjadi akan lebih kecil. Contohnya dengan
bekerja sama dengan perusahaan asuransi, jika ada kecelakaan terjadi,
biaya yang harus dikeluarkan bisa diminimalisir.
2) Types of Control
Apabila manajemen tidak bisa atau memilih untuk tidak menghindari
behavioral
problem,
maka
yang
harus
dilakukan
adalah
of
personnel
lebih
menekankan
pada
ketergantungan
untuk
membantu
individu
tersebut
dalam
mencapai
tujuan
perusahaan.
D.
E.
umum
pemilihan
jenis
pengendalian
harus
pengendalian
pada
pengembangkan
produk
baru
lebih
baru,
dampaknya
lebih
besar
pada
keseluruhan
kinerja
berskala
kecil,
tetapi
mereka
hanya
memberikan
sedikit
pengendalian
yang
beragam.
Secara
umum,
hal
ini
F.
depan, karena kinerja masa lalu tidak bisa dirubah, tetapi analisis dari
hasil dan feedback yang beragam seringkali memberikan bantuan
tambahan pada sistem pengendalian.
Ada 3 alasan mengapa feedback dari hasil masa lalu sangat penting
sebagai bagian dari sistem pengendalian.
Pertama, feedaback dapat menjadi reinforcement bagi suatu resultaccountability sistem. Kedua, pada situasi yang berulang, ukuran dari
suatu hasil pekerjaan bisa memberikan indikasi dari suatu kegagalan
tepat waktu untuk jadi perbaikan yang berguna. Ketiga, analisis tentang
bagaimana hasil bervariasi dengan berbagai kombinasi input yang
mungkin
meningkatkan
pemahaman
tentang
bagaimana
input
perusahaan
di
Amerika
Serikat
menggunakan
beberapa
bukti
pendukung
mulai
bermunculan
dari
sisi
yang
9
terjadi
karena
terdapat
kesalahan
program
berupa
A.
Temporary Compliance
Teori behavioris, menyatakan bahwa pekerjaan secara tidak langsung
psikologi
College
of
Social
and
Behavioral
Sciences,
membuktikan
akan
menjadi
lebih
buruk
dibandingkan
tidak
pada
tingkat
eksekutif,
berkaitan
dengan
profitabilitas
menemukan sedikit atau korelasi negatif antara gaji dan kinerja. Secara
khusus, ketiadaan hubungan seperti diartikan sebagai bukti hubungan
antara kompensasi dengan sesuatu yang lain dibanding bagaimana orang
baik melakukan pekerjaannya. Tapi kebanyakan data ini dapat mendukung
kesimpulan yang berbeda-beda, sebab akibat yang bertolak belakang.
Mungkin penelitian ini mengungkapkan bahwa gaji yang lebih tinggi tidak
menghasilkan kinerja yang lebih baik. Dengan kata lain, ide memberikan
reward yang berkualitas merupakan hal yang bodoh.
Berdasarkan penemuan Jude T. Rich dan John A. Larson, formerly of
McKinsey & Company. Pada tahun 1982, menggunakan wawancara dan
pernyataan proksi, mereka menguji program kompensasi pada 90
perusahaan utama di US untuk menentukan apakah penerimaan kembali
pemegang saham lebih baik untuk perusahaan jika menggunakan rencana
insentif untuk eksekutif atas dibandingkan dengan perusahaan yang tidak.
Mereka tidak dapat menemukan adanya perbedaan.
4 tahun kemudian, Jenkins menelusuri 28 penelitian sebelumnya
yang mengukur pengaruh insentif keuangan pada kinerja. (Beberapa
dilakukan di laboratorium dan beberapa di lapangan) analisisnya, Insentif
Keuangan, diterbitkan pada tahun 1986, mengungkapkan bahwa 16 atau
57% dari penelitian menemukan adanya efek positif pada kinerja.
Bagaimanapun, seluruh pengukuran kinerja dihitung secara kuantitatif:
pekerjaan yang baik menghasilkan lebih atau dilakukan dengan lebih
cepat. Hanya 5 penelitian yang melihat pada kualitas kinerja, dan tidak
ada yang menunjukkan manfaat dari insentif.
Analisis lainnya mengambil keuntungan pada situasi yang tidak biasa
yang dipengaruhi sekelompok juru las pada perusahaan manufaktur di
Midwestern. Sesuai permintaan serikat, sistem insentif yang memiliki efek
untuk beberapa tahun tiba-tiba dihilangkan. Sekarang, jika insentif
keuangan memberikan motivasi, ketiadaannya akan menurunkan tingkat
produksi. Dan itulah yang benar-benar terjadi. Untunglah, Harold. F Rothe,
manajer personel terdahulu dan asisten staf perusahaan pada Perusahaan
Beloit,
menelusuri
produksi
selama
berbulan-bulan,
menyediakan
12
Terlebih
lagi,
insentif
keuangan
sebenarnya
tidak
B.
antara
produktivitas
dan
program
moral
insentif
pada
dan
lingkungan
permasalahan
kerja.
Reward
dengan
membeli
prospek
yang
mempengaruhi
perubahan
perilaku
ataupun
Mereka
mengasumsikan
uang
yang
utama.
Tetapi
manajer
mengerti
bahwa
paksaan
dan
ketakutan
yang
tidak
kondusif
untuk
eksplorasi,
belajar,
dan
pengembangan.
3) Rewards rupture relationships
Hubungan
di
antara
pegawai
seringkali
menjadi
korban
dari
mungkin
tergoda
untuk
menyembunyikan
masalah
yang
prasyarat
untuk
kinerja
yang
optimal,
mereka
berusaha
Namun
mengandalkan
insentif
untuk
meningkatkan
untuk
memberi
pekerja
yang
mereka
butuhkan
untuk
pay-for-performance,
Rothe
mencatat
bahwa
supervisor
Seperti,
penulis
Carla
ODell
melaporkan
di
People,
kinerja
sesungguhnya
menghalangi
kemampuan
manajer
untuk
mengatur.
5) Rewards discourage risk-taking
Orang-orang akan melakukan hal yang tepat sesuai dengan yang
diminta jika reward signifikan, Monroe J. Haegele, pendukung program
pay-for-performance, pada The New Performance Measures. Dan
disinilah akar permasalahannya. Kapanpun orang-orang didorong untuk
berpikir mengenai apa yang mereka akan peroleh dalam melakukan
tugas, mereka menjadi cenderung kurang mengambil risiko atau mencari
kemungkinan lain. Dengan kata lain, salah satu yang dikorbankan dari
adanya reward adalah kreativitas.
Keunggulan menarik satu tujuan; reward menarik satu sama lain.
Memberitahu orang-orang bahwa pendapatan mereka akan bergantung
pada produktivitas ataupun tingkat kinerjanya dan mereka hanya akan
fokus pada pada angka. Kadang-kadang mereka akan memanipulasi
jadwal untuk menyelesaikan tugas atau bahkan terlibat terang-terangan
dalam perilaku tidak etis dan ilegal. Thane S. Pittman pada Gettysburg
College menyatakan kapan kita akan termotivasi oleh insentif, features
such as predictability and simplicity are desirable, since the primary focus
associated with this orientation is to get through the task expediently in
order to reach the desire goal. Profesor Cornell University, John Condry
mengutarakan secara singkat: reward adalah enemies of exploration.
Mempertimbangkan penemuan pada organisasional, psikologis Edwin
A. Locke, menintikberatkan pada piece-rate basis untuk pekerjaan
mereka, dia melihat bahwa mereka cenderung memilih tugas yang lebih
mudah agar bayaran atas kesuksesan meningkat. Sejumlah penelitian
lainnya juga menemukan bahwa orang-orang yang bekerja untuk reward
secara umum berusaha meminimalisasi tantangan. Bukanlah sifat dasar
manusia seperti pemalas atau tidak bijaksana dalam memberi suara bagi
pegawai dalam menentukan standar yang digunakan. Orang-orang
cenderung menurunkan pandangannya ketika mereka didorong untuk
18
berpikir tentang apa yang mereka peroleh atas usaha mereka. Do this
and youll get that, dengan kata lain perhatian fokus pada that
dibanding this. Menekankan bonus besar adalah strategi terakhir yang
digunakan jika kita perduli tentang inovasi. Apakah reward memotivasi
orang? Tentu saja. Mereka memotivasi orang untuk memperoleh reward.
6) Rewards undermine interest
Jika tujuan kita adalah keunggulan, tidak ada insentif buatan yang
akan tepat dengan kekuatan motivasi intrinsic. Orang yang melakukan
pekerjaan dengan luar biasa mungkin senang dibayar dan bahkan lebih
senang jika dibayar lebih baik lagi, tapi mereka tidak bekerja untuk
mengumpulkan cek gaji. Mereka bekerja karena mereka menyukai yang
mereka lakukan.
Beberapa akan terkejut dengan berita bahwa motivator extrinsic
adalah pengganti yang buruk untuk minat yang tulus pada satu
pekerjaan. Yang lebih mengejutkan bahwa reward seperti hukuman,
sebenarnya
mungkin
belum
ditentukan
motivasi
intrinsic
yang
19
mengasumsikan,
Jika
mereka
ingin
menyuap
saya
untuk
melakukan sesuatu, hal itu pasti sesuatu yang tidak ingin saya lakukan.
Faktanya pada penelitian yang diterbitkan pada tahun 1992 oleh profesor
psikologi Jonathan L. Freedman dan rekannya pada University of Toronto,
menegaskan bahwa insentif lebih besar yang ditawarkan, semakin banyak
hal negatif yang kita lihat pada berbagai aktivitas ketika bonus diterima.
(Aktivitas itu sendiri bukanlah masalah; pada penelitian ini dimulai dari
partisipasi dalam percobaan medis dan sampai memakan makanan
asing). Apapun alasan pada efeknya, bagaimanapun insentif atau sistem
pay-for-performance
cenderung
membuat
orang
kurang
antusias
C.
Dangerous Assumptions
Di luar departemen psikologi, beberapa orang membedakan antara
reward
kompensasi,
orang-orang
menjadi
kurang
tertarik
pada
Jika
anda
tidak
reward
akan
gagal
dalam
menawarkan
pendapat
yang
2.3
mendorong
beberapa
perilaku?
haruskah
mereka
menahan
21
konsultan
untuk
membantu
mereka
mengimplementasi
sistem
sistem
untuk
insentif
kompensasi
individual
untuk
Hal
tersebut
Realita
tidaklah
sama,
manajerial
dan
dapat
sama
Anda
manajerial.
bisa Ketika manager menganggap labor rates dan
merendahkan
costs
anda
labor
Labor
merupakan
yang
signifikan
total costs
Labor
costs
rendah
senjata
kompetitif
dan Lebih
baik
mencapai
keuntungan
yang
berkelanjutan
produk,
proses
atau
inovasi
servis,
atau
ini
daripada
hanya
memotong
biaya.
insentif Pembayaran insentif individual, realita nya
individual
menurunkan
kinerja.
Banyak
penelitian
meningkatkan kinerja
Orang-orang
untuk
untuk
uang
A.
artikel tentang Orang yang melawan Motorola yang telah dipilih untuk
membangun pabrik di Jerman untuk membut telepon seluler meskipun
high cost dari tenaga kerja Jerman yang terkenal. The Economist juga
telah menulis artikel tentang labor cost yang tinggi di Jerman mengutip
sebagai bukti labor rates termasuk tunjangan lebih dari $30 per jam.
Ada beberapa hal yang menjadi pemicu munculnya mitos-mitos
tersebut, antara lain:
23
berpengaruh.
Terdapat asumsi bahwa perilaku di kendalikan oleh informasi terbaik
yang tersedia pada saat itu dan di desain untuk memaksimalkan
kepentingan diri sendiri pada masing-masing indvidu. Sehingga
orang-orang mengambil pekerjaan dan memutuskan seberasa besar
upaya untuk mengeluarkan nya berdasarkan pengembalian financial
yang mereka harapkan.
B.
baru.
Dan
pada
tahun
1997,
General
Motors
menanggung
24
keputusan
tentang
seberapa
25
New
York
mengatakan
jika
Manager
berusaha
untuk
26
dari
individual
tidak
akan
mengatakan
salary
anda
sebelum
uang,
anda
akan
pergi
untuk
uang.
Dan
Tandem
27
budayanya,
(uang)
yang
dan
dapat
orang-orangnya
di
tawarkan
bukan
oleh
karena
perusahaan-
perusahaan lain
4. Manager juga harus mempertimbangkan menggunakan metode lain
selain nilai perusahaan pada pay to signal dan fokus pada
keperilakuan. Berbicara kepada orang-orang tentang apa yang
penting dan mengapa, daripada mencoba untuk mengirim beberapa
sinyal melalui sistem kompensasi.
5. Pemimpin harus datang untuk melihat pembayaran untuk apa ini.
Hanya
satu
unsur
dalam
praktik
manajemen
yang
dapat
tahu bahwa pay tersebut tidak dapat diganti untuk lingkungan kerja yang
tinggi pada kepercayaan, menyenangkan, dan pekerjaan yang berarti.
Kompetisi membuat pelajaran dari yang lain. Kerja sama dan kerja sama
cross-functional menjadi impian dari pada cara tempat bekerja seh
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
The Control Function of Management menjelaskan tentang
kerangka yang menentukan penggunaan yang tepat atas manajemen
pengendalian. Dalam merancang pengendalian harus memperhatikan: (1)
tindakan pengendalian (2) hasil pengendalian dan (3) personnel control.
Tujuannya untuk memilih di antara berbagai bentuk pengendalian, jenis
keuangan, dan perilaku biaya yang terjadi menggunakan tiap bentuk
pengendalian.
Why Incentive Plans Cannot Work memaparkan mengenai
hubungan reward dengan pengukuran kinerja yang secara fundamental
berlangsung tidak sempurna
pegawai yang direncanakan menerima reward atas usaha mereka yang
berada dibawah performa sama sekali tidak mengharapkan reward
(kurangnya
sistem
current-pay-for-performance).
Akibatnya
sistem
29
3.2 Saran
1 Manajemen sebaiknya memberikan motivasi kepada pegawai agar
mencintai pekerjaannya.
2 Menggunakan kompensasi sebagai reward sebaiknya dihindari
karena akan mengurangi inovasi dan kreatifitas dari pegawai.
3 Sebisa mungkin manajemen menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan menurunkan tingkat turnover pada perusahaan.
4 Manajemen sebaiknya tidak mempercayai mitos-mitos yang
membingungkan dan mengakibatkan kesalahan dalam mengambil
keputusan
DAFTAR PUSTAKA
31