Anda di halaman 1dari 7

THE DALKON SHIELD

Ignoring User Safety

I. Alat Kontrasepsi dalam Rahim

I.1 Definisi IUD


IUD (Intrauterine Devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim)
adalah suatu alat yang dimaksukkan ke dalam rahim untuk mencegah
kehamilan.

I.2 Jenis-jenis IUD


Jenis-jenis IUD, antara lain:
a. Generasi pertama : Berbentuk spiral atau huruf S ganda terbuat
dari plastik (polyethiline).
b. IUD Generasi kedua : Berbentuk huruf T, angka 7, atau 2/3
lingkaran elips (batangnya dililit tembaga).
c. IUD Generasi ketiga : Berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga
dan perak.

I.3 Cara Kerja IUD 


Cara Kerja IUD adalah sebagai berikut:
a. Meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu
blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap untuk
menerima nidasi hasil konsep (blastokista).
b. Menimbulkan reaksi jaringan, sehingga terjadi serbukan sel darah
putih (lekosit), yang melarutkan blastokista.
c. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
II. Sejarah Perusahaan
II.1 Sejarah Dalkon Company
a. 1967 Davis & Lerner mendapat ide tentang IUD baru  Dalkon
Shield.
b. 1968. Lerner mematenkan IUD tersebut.
c. 1969. Dalkon Co. dibentuk
d. 1970. Artikel mengenai penelitian Davis atas Dalkon Shield
diterbitkan dengan hasil yang mengesankan.
II.2 Sejarah AH Robins
a. 1860. AH Robins membuka apotek kecil di rumahnya.
b. 1878. Robins memperluas usahanya menjadi manufaktur
c. 1933. Edwin Robins mengubah strategi penjualannya menjadi
penjualan langsung ke dokter dan apoteker.
d. 1963. AH Robins Go-public.
e. Juni 1970. Hak Kepemilikan atas Dalkon Shield dijual oleh Dalkon
Co. pada AH Robin Co.
f. 1971. Dalkon Shield siap didistribusikan secara nasional.

III. Promosi The Dalkon Shield

Dalkon Shield dipromosikan sebagai:

“modern, superior IUD with the lowest pregnancy rate (1.1%), expulsion rate
(2.3%), and the highest continuation rate (94%)”

“The only anatomically engineered for optimal uterine placement, fit,


tolerance, and retention”

Dalam iklan pada jurnal-jurnal kesehatan, Dr Davis digambarkan sebagai


peneliti yang mengesankan, tanpa mengungkap adanya kepentingan
keuangan terhadap produk Dalkon Shield.
IV. Kronologis Kejadian

1. Juni 1973.
Henry Kahn mendapati bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara
Dalkon Shield dan insiden perawatan wanita karena kehamilan yang sulit.

2. Oct 1973.
Kemasan Dalkon Shield direvisi dengan mencantumkan
“ Severe sepsis with fatal outcome, most often associated with
spontaneous abortion following pregnancy with the Dalkon Shield in situ
has been reported. In view of this, serious consideration should be given to
removing the device when the diagnosis of pregnancy is made with the
Dalkon Shield in situ.”

3. Feb 1974.
AH Robins Co. mengadakan konvensi dengan panel penasehat dari
Dokter kandungan untuk mengevaluasi kasus spontaneous septic
abortion yang terjadi. Kesimpulan yang didapat adalah kurangnya
informasi untuk menetukan hubungan sebab akibat antara kasus
tersebut dengan Dalkon Shield.

4. May 1974.
AH Robins Co. menyatakan bahwa Dalkon Shield harus dikeluarkan
secepatnya jika pasien mengalami kehamilan dan jika hal tersebut tidak
dimungkinkan maka lakukanlah therapeutic abortion.

5. June 1974.
Food and Drug Administration (F&DA) meminta pemasaran Dalkon
Shield di USA dihentikan hingga pengujian yang dilakukan F&DA selesai.

6. Dec 1974.
7. F&DA mengumumkan bahwa Dalkon Shield dapat dipasarkan kembali
selama catatan yang akurat atas penggunanya tetap disimpan.
8. Aug 1975.
AH Robins CO. menyatakan tidak akan lagi memasarkan Dalkon Shield.

9. Sept 1980.
AH Robins Co. meminta para dokter untuk mengeluarkan Dalkon Shield
dari penggunanya karena penelitian menyatakan bahwa kemungkinan
terjadinya infeksi pelvic actinomycosis semakin besar seiring lamanya
penggunaan Dalkon Shield.

10. 1984.
AH Robins Co. mencatat extraordinary charge sebesar USD 615,000,000
sebagai cadangan atas tuntutan hukum yang dialaminya. Tindakan ini
mengakibatkan AH Robins Co. mencatat kerugian sebesar USD
461,600,000 pada tahun tersebut.

11. Aug 1985.


AH Robins Co. filed Chapter 11 bankruptcy.

12. Jan 1988.


AH Robins Co. dijual kepada American Home Products.

V. Pembahasan Pertanyaan
.1 At what point unethical practices first become apparent?
a. Pada jurnal disebutkan bahwa terdapat internal memo yang
mengindikasikan bahwa AH Robins mengetahui adanya potential
danger, kurang dari satu bulan setelah hak atas Dalkon Shield
dibeli. Berdasarkan informasi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
tindakan tidak etis yang muncul pertama kali pada kasus ini adalah
ketika AH Robbins mengesampingkan informasi mengenai
keamanan produk demi kepentingan bisnis sehingga AH Robbins
tidak melakukan tindakan preventive atau meneliti lebih lanjut
untuk mengantisipasi potential danger tersebut.
b. Promosi dengan menggunakan informasi yang salah/ informasi
yang tidak reliabel, dan tidak disampaikannya efek samping dari
penggunaan produk tersebut dalam kegiatan promosi dan
penjualan, “No general effects on the body, blood, or brain…safe
and trouble-free…the safest and most satisfactory method of
contraception...truly superior”
c. Adanya Conflict of Interest (berupa penerimaan saham dan
persentase royalti 10% dari semua penjualan di U.S dan Kanada),
menyebabkan penelitian H.Davis menjadi bias dan tidak objektif
dalam memberitahukan kegunaan dan kelemahan produk. Tidak
memberikan keterangan keamanan penggunaan produk.
d. HPP nya 0,25 USD sementara harga jual nya adalah 4,35 % atau
diberikan margin hingga hampir 15 kali lipat (1500%), padahal IUD
sudah menjadi kebutuhan publik.

5.2 What should have been done at that point?


a. Pengujian seharusnya lebih terencana dan dalam skala besar
sebelum memproduksi dan memasarkan produk tersebut baik
dari sisi efektivitas produk dan juga keamanan (efek samping)
produk.
b. Perusahaan tidak terlalu besar memberikan promosi.
c. Mencantumkan keterangan efek samping dari penggunaan
produk baik pada kemasan produk maupun pada saat promosi,
sehingga tidak menimbulkan kebohongan publik.
d. Memberikan jaminan keamanan (liability) produk.

5.3 Can a firm guarantee complete product safety?


a. Perusahaan tidak dapat memberikan complete product safety atas
setiap produk yang dihasilkan karena selalu ada faktor mechanical
maupun human error yang dapat menyebabkan penyimpangan
atas spesifikasi maupun kualitas produk yang dihasilkan.
b. Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kondisi tersebut
adalah dengan meningkatkan quality control sehingga
penyimpangan yang terjadi dapat diminimalisir. Di lain sisi,
pelayanan pasca penjualan juga memiliki peran yang berarti
karena selain dapat meningkatkan service value atas produk yang
dihasilkan, kita juga dapat mengetahui bentuk-bentuk error yang
terjadi sehingga dapat dijadikan feedback dalam planning process
agar produk yang dihasilkan dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi konsumen.

5.4 Design a strategy for the Dalkon Shield that would have minimized
the problems Robins eventually faced. What might be some
concerns with such a strategy?
a. Strategi yang digunakan perusahaan HARUS mengutamakan
keselamatan pengguna produk. Sehingga konsumen dapat loyal
dengan dengan produknya.
b. Jika telah terdapat keluhan dari pengguna seharusnya The Dalkon
Shield menarik produk dari pasar, melakukan redesign dan
sosialisasi semua informasi terkait produknya secara lebih baik
c. Mengganti top management yang sudah rusak reputasinya.

5.5 After this disaster, do you think Robins could ever have regained a
sufficiently respected image to be a viable business under the same
management? Even the same name? Why or why not?
a. Sulit, karena concern konsumen saat ini mengarah pada health
and safety dari produk.
b. Selain itu image atau citra perusahaan telah rusak di mata
masyarakat. Fakta yang terjadi adalah AH Robins telah
mengabaikan laporan mengenai masalah-masalah yang terjadi
terkait dengan Dalkon Shield seperti massive bleeding, pelvic
inflammatory diseases, miscarriages, dan bahkan kematian.
c. Ketika tuntutan hukum mulai diajukan, AH Robbins juga lebih
mengutamakan melakukan lobby terhadap Congress dan
membela dirinya dari tuntutan hukum yang ada.
5.6 Do you think prison sentences should have been the fate of top
executives?
a. Hukuman penjara dapat menjadi salah satu pilihan hukuman yang
diberikan mengingat tindakan yang dilakukan AH Robbins telah
merenggut sekian banyak nyawa. Namun pertimbangan dalam
menentukan hukuman yang lebih tepat juga sebaiknya didasarkan
pada kepentingan pihak yang selama ini telah dirugikan yaitu
konsumen agar nantinya peristiwa seperti ini dapat dihindari.
b. Bisa saja karena ada kasus kematian yang disebabkan oleh
kelalaian, dapat dikenakan hukuman pidana.

VI. Kesimpulan

AH Robinson tidak beretika dalam berbisinis yaitu mengabaikan


keselamatan konsumen sehingga banyak konsumen mengalami infeksi
rahim dan berujung pada kematian serta terlibat kasus hukum dan pailit.

Anda mungkin juga menyukai