Step 1 :
1. Ronki basah: bunyi gadunh yang dalam , terdengar saat respirasi ,
penyebabnya gerakan udara dari jalan nafas yang menyempit akibat
obstruksi nafas ( sumbatan , sekresi, odema , atau tumor ) contohnya suara
ngorok . ronki ada basah dan kering.
2. Dahak: suatu respon yang dikeluarkan karena adanya pembentukan mucus
berlebih .
3. Hipervaskularisasi : peningkatan aliran darah
Step 2
1. Mengapa penderita mengeluh batuk berdahak kental ?
2. Jelaskan mekanisme system imun pda saluran pernafasan ?
3. Mengapa pasien mengalami keluhan badan lemah , demam dan nyeri otot ?
4. Apa penatalaksanann dari scenario ?
5. Mengapa ditemukan ronki basah di lobus bawah , paru kanan?
6. Apa pathogenesis, diagnosis dari scenario , dd?
7. Apa factor pencetus dari diagnosis ?
8. Apa pathogenesis dari saluran nafas ?
9. Mengapa pada foto rogen terdapat hipervaskularisasi?
10.Apa hubungan onset 2 minggu dengan keluhan yang di derita ?
11.Mengapa pasien diberi obat cortimoxazol , obh dan paracetamol
12.Apa pemeriksaan penunjang dari scenario?
13.Apa terapi dari scenario?
STEP 3
Sistem imunitas mukosa saluran napas Sistem imunitas mukosa saluran napas
terdiri dari nose-associated lymphoid tissue (NALT), larynx-associated lymphoid tissue
(LALT), and the bronchus-associated lymphoid tissue (BALT).1 BALT terdiri dari folikel
limfoid dengan atau tanpa germinal center terletak pada dinding bronkus. Sistem limfoid
ini terdapat pada 100% kasus fetus dengan infeksi amnion dan jarang terdapat walaupun
dalam jumlah sedikit pada fetus yang tidak terinfeksi. Pembentukan jaringan limfoid
intrauterin ini merupakan fenomena reaktif dan tidak mempengaruhi prognosis.
Respons imun diawali oleh sel M (microfold cells) yang berlokasi di epitel yang
melapisi folikel MALT. Folikel ini berisi sel B, sel T dan APC yang dibutuhkan dalam
pembentukan respons imun. Sel M bertugas untuk uptake dan transport antigen lumen
dan kemudian dapat mengaktifkan sel T. Sel APC dalam paru terdiri dari sel dendritik
submukosa dan interstitial dan makrofag alveolus. Makrofag alveolus merupakan 85%
sel dalam alveoli, dimana sel dendritik hanya 1%. Makrofag alveolus ini merupakan APC
yang lebih jelek dibandingkan sel dendritik. Karena makrofag alveolus paling banyak
terdapat pada alveolus, sel ini berperan melindungi saluran napas dari proses inflamasi
pada keadaan normal. Saat antigen masuk, makrofag alveolus akan mempengaruhi
derajat aktivitas atau maturasi sel dendritik dengan melepaskan sitokin. Sel dendritik
akan menangkap antigen, memindahkannya ke organ limfoid lokal dan setelah melalui
proses maturasi, akan memilih limfosit spesifik antigen yang dapat memulai proses imun
selanjutnya
Setelah menjadi sel memori, sel B dan T akan bermigrasi dari MALT dan kelenjar
limfoid regional menuju darah perifer untuk dapat melakukan ekstravasasi ke efektor
mukosa. Proses ini diperantarai oleh molekul adesi vaskular dan kemokin lokal,
khususnya mucosal addressin cell adhesion molecule-1 (MAdCAM-1). Sel T spesifik
antigen adalah efektor penting dari fungsi imun melalui sel terinfeksi yang lisis atau
sekresi sitokin oleh Th1 atau Th2. Perbedaan rasio atau polarisasi sitokin ini akan
meningkatkan respons imun dan akan membantu sel B untuk berkembang menjadi sel
plasma IgA.
Sumber : Muoz AR. Mucosal Immunity In The Respiratory Tract: The Role
Of Iga In Protection Against Intracellular Pathogens. Doctoral Thesis from the
Department of Immunology, The Wenner-Gren Institute, Stockholm University.
Stockholm 2005
2. Apa pathogenesis dari scenario ?
3. Mengapa penderita mengeluh batuk berdahak kental ?
kental dan peradangan
zat-zat asing dari saluran nafas, temasuk dahak. Batuk ini terjadi
dalam waktu yang relatif singkat. (Tjay, HT. Rahardja, K. 2003)
Batuk berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada
tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran napas
yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebih, alergi dan
sebagainya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan zat-zat asing dari saluran nafas, temasuk dahak. Batuk
ini terjadi dalam waktu yang relatif singkat. (Tjay, HT. Rahardja, K.
2003)
Batuk berdahak karena terppr oleh allergen /bakteri/ virus, maka tejadi
infiltrai sel radang ( eosinophil, neutrophil ) yang akan menyebabkan
kerusakan epitel saluran nafas, sehingga dikeluarkannya mediato inflamasi
yang berakibat tejadinya edema mukosa .
Akibat paparan terus meneus dalam waktu yag lama , maka akan terjadi
keradangan konddisi pada saluran nafas, parenkim paru dari system vaskuler
paru, seingga terjadi peningkatan markofag, limfosit T (CD8+) , netrofil yang
akan mengeluarkan mediator inflamasi LB4, IL8, TNF , di tambah pula olh
keadaan Imbalance proteinase anti proteinase dan stre oksidatif
Sumber : bag. Ilmu penyakit dalam FKU UWK Surabya , Arimbi S.P
4. Apa hubungan onset 2 minggu dengan keluhan yang di derita ?
Karena pajanan berulang dan lama (kronis) dari paparan bahan kimia (asap
rokok dan udara di pabrik kimia dimana pasiena bekerja) pasien sukar
sembuh meski sudah diobati.
Kemungkinan (jika mucus diperiksa ada bakteri) harusnya bukan diberi
obat batuk, tapi antibiotik sesuai bakteri yang mengganggu sistem
pernapasan.
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan keadaan yang dikenal
sebagai kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan otot itu diakibatkan oleh
ketibakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot
untuk terus memberikan hasil kerja yang sama. Tapi percobaan2 juga
telah menunjukkan bahwa transmisi sinyal saraf melalui taut
neuromuskular dapat berkurang setidaknya dlm jumlah kecil setelah
aktivitas otot yang lama dan intensif, sehingga mengurangi kontraksi otot
lebih lanjut. Hambatan aliran darah yang menuju otot yang sedang
berkontraksi menyebebkan kelelahan otot yang hampir sempurna selama
2menit karena kehilangan suplai makanan, terutama kehilangan oksigen.
BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN. GUYTON & HALL. EDISI 11
DEMAM
Mekanisme Demam
Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit,
makrofag, dan sel-sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang
dikenal sebagai pirogen endogen IL-1(interleukin 1), TNF (Tumor
BRONKITIS AKUT
jarang bronkiolitis terjadi pada orang dewasa. Jika pada akhirnya terjadi
proses pembentukan jaringan parut, penyakit ini disebut sebagai bronkiolitis
obliterans.
ETIOLOGI
Bronkiolitis tidak hanya disebabkan oleh infeksi, penyebab lainnya adalah :
-
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utamanya adalah sesak napas, takipnea yang tidak proposional
dengan gejala lainnya yang timbul, penderita akan mengalami demam
seperti influenza selama 4-10 minggu. Penyakit ini akan berkembang
menjadi organizing pneumonia, yaitu perubahan eksudat intraalveolar
menjadi massa fibromyxoid yang berisi fibroblast dans el-sel perdangan
kronik. Gambaran foto paru pada bronkiolitis bervariasi; muali dari normal,
hiperinflasi dan kadang-kadang tampak adanya infiltrate difus. Pada
pemeriksaan fungsi paru akan ditemukan kapasitas vital menurun, FEV1
menurun dan hipoksemia.
Menurut McGowan (2006) batuk bisa terjadi secara volunter tetapi selalunya
terjadi akibat respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi seperti infeksi,
saluran pernafasan atas maupun bawah, asap rokok, abu dan bulu hewan terutama
kucing. Antara lain penyebab akibat penyakit respiratori adalah seperti asma,
postnasal drip, penyakit pulmonal obstruktif kronis, bronkiektasis, trakeitis, croup,
dan fibrosis interstisial. Batuk juga bisa terjadi akibat dari refluks gastro-esofagus
atau terapi inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme). Selain itu, paralisis pita
suara juga bisa mengakibatkan batuk akibat daripada kompresi nervus laryngeus
misalnya akibat tumor.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23349/4/Chapter%20II.pdf
Merokok
Defisiensi enzim a-1 tripsin (congenital)
Riwayat ISP (o/ Staphylococcus, Streptococcus, dll)
Polutan dari udara
Gangguan system imunitas paru
(IPD Jilid II)
(Patologi FK UI)
(Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, dr. Halim
Danusantoso, Sp.P.FCCP)
inhalasi asap
debu
a.
i.
pada
bronchitis
bacterial
atau
viral,
merokok
yang
berlebihan)
ii.
iii.
iv.
b.
c.
d.
Penatalaksanaan
1. Penyuluhan.
Harus dijelaskan tentang hal-hal mana saja yang dapat memperberat
penyakit dan harus dihindari serta bagaimana cara pengobatan yang baik.
2. Pencegahan.
Mencegah kebiasaan merokok (dihentikan), menghindari lingkungan polusi,
dan dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi.
antibiotik
seperti
kortrimoksasol,
amoksisilin,
atau
b. Terapi oksigen.
Diberikan jika terjadi kegagalan jalan napas karena hiperkapnia dan
berkurangnya sensitivitas terhadap CO2. Pemberian oksigen jangka
panjang (> 15 jam/hari) meningkatkan angka bertahan hidup pada
pasien dengan gagal napas kronis
(Rubenstein
, et al., 2007).
c. Fisioterapi
membantu
pasien
untuk
mengeluarkan sputum.
Perkusi bronchus dengan drainase cairan/sputum di bronchus
d. Bronkodilator.
Untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya
adrenergik b dan antikoligernik, dan gejala agonis B, pasien dapat
diberikan sulbutamol 5 mg dan atau ipratropium bromida 250
mikrogram diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin
0,25-0,5 g iv secara perlahan.
Pemeriksaan penunjang
a)
Pemeriksaan sputum
Yg penting dicari adalah
b) Kualitas
c) Konsisten
d) Warna
e) Darah
Pemeriksaan
sputum
tsb
sputum,memperlihatkan
encer
busuk,mengandung
atau
apakah
kental,purulen,berbau
bercak
darah
sedikit
atau
banyak sekali.
antibiotik
seperti
kortrimoksasol,
amoksisilin,
atau
Terapi oksigen.
Diberikan jika terjadi kegagalan jalan napas karena hiperkapnia dan
berkurangnya sensitivitas terhadap CO2. Pemberian oksigen jangka
panjang (> 15 jam/hari) meningkatkan angka bertahan hidup pada
pasien dengan gagal napas kronis
(Rubenstein
, et al., 2007).
Fisioterapi
membantu
pasien
untuk
mengeluarkan sputum.
Perkusi bronchus dengan drainase cairan/sputum di bronchus
e. Bronkodilator.