Anda di halaman 1dari 5

Kontra Ratifikasi Pengungsi 1951

Latar Belakang:
di Indonesia, setelah seorang pencari suaka memperoleh
status pengungsi dari UNHCR, maka UNHCR harus
memberikan Durable Solution yaitu:
1. Pengungsi menetap dan menjadi warga Negara
di mana mereka sekarang ada.
2. Kembali ke Negara asalnya apabila sudah
kondusif
3. Penempatan kembali ke Negara ketiga.
Sebagai Negara yang tidak meratifikasi konvensi
pengungsi, Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk
mengurusi para pengungsi. Satu-satunya opsi bagi para
pengungsi di Indonesia adalah penempatan ke Negara
ketiga yang menandatangi konvensi pengungsi. Bahkan
selama menunggu penempatan kembali, para pengungsi
memperoleh bantuan dana baik dari IOM, UNHCR,
NGO-NGO lainnya, maupun dari keluarganya sendiri.
Sehingga, kondisi saat ini di Indonesia tidak
memberatkan pemerintah Indonesia dalam menangani
para pengungsi.
Definisi:
- Pengungsi adalah seseorang yang dikarenakan
oleh ketakutan yang beralasan akan
penganiayaan yang disebabkan oleh alasan ras,
agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok
sosial tertentu dan keanggotaan partai politik
tertentu berada di luar Negara kebangsaannya
dan tidak menginginkan perlindungan dari
Negara tersebut.
- Pengungsi yaitu orang yang terpaksa memutus
hubungan dengan Negara asalnya karena rasa
takut yang berdasar dan mengalami penindasan
(persecution).
- Pencari suaka adalah seseorang yang menyebut
dirinya sebagai pengungsi, namun permintaan
mereka akan perlindungan belum selesai
dipertimbangkan.
- Ratifikasi, menurut KBBI, adalah pengesahan
suatu dokumen negara oleh parlemen,
khususnya pengesahan undang-undang,
perjanjian antarnegara, dan persetujuan hukum

Pencari suaka yang meminta


perlindungan akan dievaluasi
melalui prosedur penentuan status
pengungsi (RSD), yang dimulai
sejak tahap pendaftaran atau
registrasi pencari suaka.
Selanjutnya setelah registrasi,
UNHCR dibantu dengan
penerjemah yang kompeten
melakukan interview terhadap
pencari suaka tersebut. Proses
interview tersebut akan
melahirkan alasan alasan yang
melatarbelakangi keputusan
apakah status pengungsi dapat
diberikan atau ditolak. Pencari
suaka selanjutnya diberikan satu
buah kesempatan untuk meminta
banding atas permintaannya akan
perlindungan internasional yang

internasional
sebelumnya ditolak.

Sampai dengan akhir February


2015, sebanyak 7,315 pencari
suaka terdaftar di UNHCR Jakarta
secara kumulatif dari Afghanistan
(59%), Iran (8%), Somalia (8%)
dan Iraq (6%).
Sampai dengan akhir February
2015, sejumlah 4,400 pengungsi
yang sebagian besar datang dari
Afghanistan (40%), Myanmar
(17%), Palestina (8%) dan
Somalia (7%) terdaftar di
UNHCR Jakarta. UNHCR
bersama dengan para mitranya
mempromosikan aktivitas
perlindungan dan program
bantuan untuk memastikan
kebutuhan dasar para pengungsi
dan pencari suaka terpenuhi
selama mereka menantikan solusi
jangka panjang yang paling tepat.
Mekanisme:
Tidak ratifikasi konvensi pengungsi 1951
Argumentasi:
WNI bahkan belum sejahtera
- Pancasila sila ke-5 kita menyebutkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini
menunjukkan apa yang menjadi cita-cita dari
bangsa ini, yaitu masyarakat yang adil dan
makmur. Hal ini juga tertuang dalam paragraf
ke-4 Pembukaan UUD NRI 1945 sebagai salah
satu tujuan Negara kita, yaitu memajukan
kesejahteraan umum.
Indonesia sudah seharusnya mengutamakan
kesejahteraan bagi warga negaranya sendiri,
sebelum orang asing. Apabila Indonesia
kemudian meratifikasi konvensi pengungsi
1951, maka Indonesia kemudian memilki

Indonesia harus mengusahakan


kesejahteraan warga negaranya

kewajiban-kewajiban untuk memenuhi hak-hak


dari pengungsi sebagaimana yang terdapat
dalam konvensi pengungsi 1951. Hal ini
mengakibatkan terbaginya perhatian pemerintah
terhadap pengungsi juga, di samping terhadap
warga Negara. WNI saja mencapai 250juta jiwa,
dan hanya memiliki pendapatan perkapita
sebesar 3.700 dollar. Bahkan, pendapatan
perkapita tersebut tidaklah diperoleh seluruh
rakyat Indonesia secara merata.
Kondisi ini tentu saja mengakibatkan upaya
pemenuhan kesejahteraan bagi WNI menjadi
kurang maksimal.
Ketentuan Konvensi Pengungsi 1951 yang
memberatkan Negara dan pengungsi itu sendiri
Dengan meratifikasi konvensi pengungsi, Indonesia
akan memiliki kewajiban terhadap pemenuhan hak-hak
dari pengungsi. Hak-hak tersebut antara lain hak untuk
bekerja (Pasal 17), dan hak untuk memperoleh
pendidikan (Pasal 22).
- Pasal 17 Konvensi Pengungsi 1951 mewajibkan
Negara pihak untuk memberikan perlakuan yang
paling baik yang diberikan pada warga Negara
dari negara asing. Artinya, dengan meratifikasi
konvensi ini, pengungsi di Indonesia akan
setidaknya disamakan perlakuannya degan
warga Negara asing dalam hal pekerjaan. Akan
tetapi, dalam Pasal 3 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015,
disebutkan bahwa pemberi kerja yang
mempekerjakan 1 tenaga kerja asing(TKA)
harus dapat menyerap sekurang-kurangnya 10
TKI.
Dengan kondisi Indonesia sekarang, di mana
masih sangat terbatasnya lapangan kerja, dan
banyaknya pengangguran, tentu tidak dapat
menampung pengungsi sebagai tenaga kerja.
Hal yang harus dipenuhi oleh pemberi kerja
pada pengungsi pun menjadi sangat berat,
karena dengan mempekerjakan 1 orang TKA, ia
harus mempekerjakan juga 10 orang TKI.
Terlebih lagi, jumlah pengungsi yang datang ke

Indonesia tidak memadai untuk


pengungsi. Lihat dari segi
pekerjaan, tempat tinggal,
pendidikan, dan beracara di
pengadilan.

Indonesia tidaklah sedikit.


Pengungsi yang banyak jumlahnya dan juga
sulitnya memperoleh lapangan kerja, justru akan
semakin menambah banyak pengangguran di
Indonesia.
(susahnya situasi di Negara Indonesia, justru
menjadi bentuk kesengsaraan lain bagi
pengungsi yang sejatinya mencari
kesejahteraan)
Pasal 22 Konvensi Pengungsi 1951
menyebutkan bahwa pengungsi berhak
memperoleh perlakuan yang sama dengan WNI
mengenai pendidikan dasar. Akan tetapi, perlu
kita perhatikan bagaimanakah kondisi
pendidikan dasar di Indonesia saat ini.
Sekalipun Pasal 31 UUD NRI 1945 telah
mengatur bahwa pemerintah wajib membiayai
pendidikan, dan memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20%, tetap saja
angka buta aksara dan putus sekolah di
Indonesia masih tinggi. WNI bahkan belum
sepenuhnya menerima pendidikan dasar yang
merupakan hak asasinya, apalagi dengan
kedatangan pengungsi di Indonesia.

Timbul gesekan dan penolakan masyarakat


terhadap pengungsi
- Kasus di Jerman
Dengan meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951,
maka dikhawatirkan sikap ini dapat
menimbulkan gejolak penolakan di masyarakat
seiring bertambahnya jumlah pengungsi. Hal ini
terbukti telah terjadi di beberapa Negara yang
telah meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951.
Salah satu Negara yang baru-baru ini bergejolak
terhadap pengungsi di negaranya yaitu Jerman.
Jerman menerapkan kebijakan Refugees
Welcome selama ini, dan pada mulanya tidak
ada masalah di negaranya. Akan tetapi, dengan
bertambahnya tahun dan bertambahnya jumlah
pengungsi, hal ini semakin meresahkan
masyarakat dan juga pemerintah. Masyarakat
Jerman tadinya menerima dengan baik

artikel tertanggal 23 Oktober dari


situs www.dw.com
Sebuah jajak pendapat dilakukan
belum lama ini menunjukkan,
hampir 2/3 responden meminta
pembatasan jumlah kuota
pengungsi. Responden
menganggap pengungsi lebih
sebagai resiko ketimbang sebagai
peluang. Jerman saat ini
menampung lebih dari 300.000
pengungsi dan jumlahnya
diprediksi akan naik hingga 1 juta
pengungsi akhir tahun ini.

keberadaan pengungsi, tapi makin banyak rakyat


justru mendukung gerakan radikal terhadap para
pengungsi.
Jumlah pengungsi yang semakin bertambah,
juga ternyata membebani pemerintah kota di
Jerman, baik secara lahan dan juga dana.
Pengungsi yang semakin banyak dan
terbatasnya tempat penampungan, membuat
pemerintah kota yang ada kewalahan dengan
hadirnya pengungsi. Bahkan, mereka juga
mengaku akan begitu terbatasnya dana untuk
mengurusi pengungsi-pengungsi tersebut.
-

Kasus di Cisarua

Penertiban imigran gelap yang dilakukan


Pemkab bekerjasama dengan Kantor
Imigrasi Bogor dikawasan Puncak,
Cisarua-Megamendung, Kabupaten Bogor.
(Para pencari suaka yang kebanyakan
berasal dari Timur Tengah ini bekerja
sebagai Pekerja Seks Komersial
mengundang protes dari warga)

Anda mungkin juga menyukai