Anda di halaman 1dari 12

Seorang Anak yang Pusing dan Batuk Pilek Sehingga Sulit Bernapas

Universitas Kristen Krida Wacana


Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Abstrak
Pernapasan merupakan satu proses pertukaran gas-gas respirasi yaitu oksigen dan
karbon dioksida. Fungsi utama pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen untuk
kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida hasil dari
metabolisme tersebut. Sistem pernapasan meliputi saluran pernapasan yang berfungsi dalam
konduksi udara bermula dari rongga hidung, pharynx, larynx sehingga paru, organ
pertukaran gas, dan sistem sirkulasi darah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh dan
membawa karbon dioksida ke alveolus. Pada proses pernapasan salah satu struktur yang
terpenting adalah struktur makroskopis serta struktur mikroskopisnya. Pada mekanisme
pernapasan, ekspirasi dan inspirasilah yang sangat berperan. Pada saat inspirasi, manusia
mengambil oksigen dan pada saat ekspirasi, manusia mengeluarkan karbondioksida yang
merupakan hasil metabolisme tubuh.
Abstrak
Breathing is a respiratory gases exchange. The main function of respratory system
are to provide oxygen for the survival of the bodys metabolism and remove carbon dioxide
from the result of metebolism. Respiratory system start from nasal cavity, pharynx, larynx, so
the lungs (gas exchange organs), and blood circulation system that bring oxygen to tissues
and carrying carbon dioxide inti alveoli. The most inportant for respiratory system are
macroscopis and microscopis structure. The important for respiratory mechanism are
inspiratory and expiratory process. Inspiration to take in oxygen and expiration to remove
the carbon dioxide which is the result of the bodys metabolism.
Pendahuluan
Pernapasan merupakan satu proses pertukaran gas-gas respirasi yaitu oksigen dan
karbon dioksida. Fungsi utama pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen untuk
kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida hasil dari
metabolisme tersebut. Sistem pernapasan meliputi saluran pernapasan yang berfungsi dalam
konduksi udara bermula dari rongga hidung, pharynx, larynx sehingga paru, organ
pertukaran gas, dan sistem sirkulasi darah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh dan
membawa karbon dioksida ke alveolus. Proses bernapas terjadi akibat dari inspirasi dan
ekspirasi, yang diakibatkan oleh kontraksi otot-otot interkostal dan diafragma. Setelah

oksigen disalurkan ke paru, akan berlakulah proses difusi dan transportasi gas tersebut ke
kapiler darah seterusnya ke jaringan dalam tubuh yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Volume dan kapasitas paru setiap individu akan berbeda dengan individu yang lain, dan hal
ini dapat ditentukan melalui pengukuran kapasitas paru dengan menggunakan spirometri.
Pembahasan
Makroskopis rongga hidung
Berbentuk piramid; pangkalnya berkesinambungan dengan dahi dan ujung bebasnya
disebut puncak hidung. Ke arah inferior hidung memiliki dua pintu masuk berbentuk bulat
panjang, yakni nares, yang terpisah oleh septum nasi. Permukaan infero-lateral hidung
berakhir sebagai alae nasi yang bulat. Ke arah medial permukaan lateral ini berlajut pada
dorsum nasi di tengah. Penyangga hidung terdiri atas tulang dan tulang-tulang rawan hialin.
Rangka bagian tulang terdiri atas os nasale, processus frontalis maxillae dan bagian nasal
ossis frontalis. Rangka tulang rawannya terdiri atas cartilago septi nasi, cartilago nasi lateralis
dan cartilago ala masi major dan minor, yang bersama-sama dengan tulang didekatnya saling
dihubungkan. Keterbukaan bagian atas hidung dipertahankan oleh os nasale dan processus
frontalis masillae dan di bagian bawah oleh tulang-tulang rawannya.1
Otot-otot yang melapisi hidung merupakan bagian dari otot wajah. Otot hidung
tersusun dari M. Nasalis dan M. Depressor septi nasi.1
Pendarahan hidung bagian luar disuplai oleh cabang-cabang A. facialis, A.dorsalis,
nasi cabang A. ophthalmica dan A. infraorbitalis cabang A. maxillaris interna. Pembuluh
baliknya menuju V. Facialis dan V. Ophthalmica.1
Persarafan otot-otot hidung oleh N. Facialis; kulit sisi medial punggung hidung
sampai ujung hidung dipersarafi oleh cabang-cabang infratrochlearis dan nasalis externus
N.ophthalmicus/N. V 1; kulit sisi lateral hidung dipersarafi oleh cabang infraorbitalis
N.Maxillaris/N. V2.1
Rongga hidung
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang
dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya sehingga menjadi kavum nasi kanan dan
kiri. Setiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan
superior.1
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi,tepat dibelakang nares anterior,
disebut sebagai vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang memiliki banyak kelenjar
sebasea dan rambut-rambut yang disebut dengan vibrise. Dinding medial rongga hidung
adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang rawan, dilapisi oleh perikondrium pada

bagian tulang rawan dan periostium pada bagian tulang sedangkan diluarnya dilapisi juga
oleh mukosa hidung.1
Bagian tulang terdiri dari lamina perpendikularis os etmoid, terletak pada bagian
supero-posterior dari septum nasi dan berlanjut ke atas membentuk lamina kribriformis dan
krista gali; os vomer, terletak pada bagian postero-inferior. Tepi belakang os vomer
merupakan ujung bebas dari septum nasi; krista nasiis os maksila, epi bawah os vomer
melekat pada krista nasiis os maksila dan os palatina; krista nasiis os palatine.1
Tulang rawan terdiri dari kartilago septum (kartilago kuadrangularis), melekat dengan
erat pada os nasi, lamina perpendikularis os etmoid, os vomer dan krista nasiis os maksila
oleh serat kolagen dan kolumela, kedua lubang berbentuk elips disebut nares, dipisahkan satu
sama lain oleh sekat tulang rawan dan kulit yang disebut kolumela.1
Dinding lateral rongga hidung dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontsalis os
maksila, os lakrimalis, konka inferior dan konka media yang merupakan bagian dari os
etmoid, konka inferior, lamina perpendikularius os palatum, dan lamina pterigoides medial.
Pada dinding lateral terdapat empat buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling bawah
ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil lagi
konka superior, sedangkan yang terkecil ialah konka suprema dan konka suprema biasanya
rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan
labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan bagian dari labirin
etmoid. Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang
dinamakan dengan meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus
inferior, medius dan superior. Dinding inferior merupakan dasar hidung yang dibentuk oleh
prosesus palatina os maksila dan prosesus horizontal os palatum.1
Dinding superior atau atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior,
os nasi, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sphenoid. Sebagian
besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui filament-filamen n.olfaktorius
yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum
nasi dan permukaan kranial konka superior.1
Perdarahan
Bagian postero-inferior septum nasi diperdarahi oleh arteri sfenopalatina yang
merupakan cabang dari arteri maksilaris (dari arteri karotis eksterna).1
Septum bagian antero-inferior diperdarahi oleh arteri palatina mayor (juga cabang dari
arteri maksilaris) yang masuk melalui kanalis insisivus. Arteri labialis superior (cabang dari
arteri fasialis) memperdarahi septum bagian anterior mengadakan anastomose membentuk

pleksus Kiesselbach yang terletak lebih superfisial pada bagian anterior septum. Daerah ini
disebut juga Littles area yang merupakan sumber perdarahan pada epistaksis .
Arteri karotis interna memperdarahi septum nasi bagian superior melalui arteri etmoidalis
anterior dan superior .
Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang arteri maksilaris
interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar
dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di
belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari
cabang - cabang arteri fasialis.1
Vena sfenopalatina mengalirkan darah balik dari bagian posterior septum ke pleksus
pterigoideus dan dari bagian anterior septum ke vena fasialis. Pada bagian superior vena
etmoidalis mengalirkan darah melalui vena oftalmika yang berhubungan dengan sinus
sagitalis superior.1
Persarafan
Bagian antero-superior septum nasi mendapat persarafan sensori dari nervus
etmoidalis anterior yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris yang berasal dari nervus
oftalmikus (n.V1). Sebagian kecil septum nasi pada antero-inferior mendapatkan persarafan
sensori dari nervus alveolaris cabang antero-superior. Sebagian besar septum nasi lainnya
mendapatkan persarafan sensori dari cabang maksilaris nervus trigeminus (n.V2). 1
Nervus nasopalatina mempersarafi septum bagian tulang, memasuki rongga hidung melalui
foramen sfenopalatina berjalan berjalan ke septum bagian superior, selanjutnya kebagian
antero-inferior dan mencapai palatum durum melalui kanalis insisivus.
Sistem limfatik, aliran limfatik hidung berjalan secara paralel dengan aliran vena.
Aliran limfatik yang berjalan di sepanjang vena fasialis anterior berakhir pada limfe
submaksilaris.1
Mikrokopis rongga hidung
Hidung terdiri atas kerangka tulang dan tulang rawan yang dibungkus oleh jaringan
ikat dan kulit.3Rongga hidung terdiri atas 2 struktur yaitu vestibulum di luar dan fossa nasalis
di dalam.2
Vestibulum adalah bagian paling anterior dan paling lebar dari rongga hidung. 2Di
sekitar permukaan dalam nares, terdapat banyak kelenjar sebasea dan kelanjar keringat selain
rambut pendek tebal atau vibrisa yang menahan dan menyaring paerikel-partikel besar dari
udara inspirasi. Di dalam vestibulum, epitel berlapisgepeng tanpa lapisan tanduk berubah
menjadi epitel beringkat torak bersilia berselgoblet sebelum masuk fossa nasalis. Rongga
hidung/ cavum nasi dipisahkan olehseptum nasi. Lubang hidung depan/ nares anterior dan
lubang hidung belakang/ nares posterior, berhubungan dengan bagian atas nasofaring melalui

koana (nares posterior). Pada dinding lateral ada tiga tonjolan tulang yang disebut konka
yaitukonka nasalis superior, konka nasalis media dan konka nasalis inferior. Konkanasalis
superior ditutupi oleh epitel olfaktorius khusus.2,4Sedangkan konka nasalismedia dan inferior
dilapisi oleh epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Epitelyang melapisi konka nasalis
inferior banyak terdapat plexus venosus yang disebutswell bodies, berperan untuk
menghangatkan udara yang melalui hidung.2,3
Kemoreseptor penghidu terletak di epitel olfaktorius yaitu suatu daerah khususdari
membran mukosa yang terdapat pada pertengahan kavum nasi dan pada permukaan konka
nasalis superior. Epitel olfaktorius adalah epitel bertingkat torak terdiri atas tiga jenis sel yaitu
sel olfaktorius, sel penyokong dan sel basal.2
Sel olfaktorius terletak di antara sel basal dan sel penyokong.2Merupakan neuron
bipolar dengan dendrit bagian apikal dan akson ke lamina propia. Ujungdendrit
menggelembung yang disebut vesikula olfaktorius. Dari permukaan keluar 6-8 silia
olfaktorius. Akson tak bermyelin dan bergabung dengan akson reseptor lain dilamina propia
membentuk Nervus Olfaktorius/ N II.3
Sel sustentakuler/sel penyokong, bentuk selnya silindris tinggi dengan bagianapex
lebar dan bagian basal menyempit. Inti lonjong di tengah. Pada permukaanterdapat
mikrovili.2-4 Sitoplasma mempunyai granula kuning kecoklatan.3
Sel basal terletak di bagian basal. Berebntuk segitiga dengan inti lonjong.Merupakan
reserve cell/ sel cadangan yang akan embentuk sel penyokong danmungkin menjadi sel
olfaktorius.Sinus paranasalis ialah rongga dalam tulang tengkorak yang berhubungandengan
cavum nasi. Yang termasuk sinus paranasalis ialah sinus maxillaris, sinusfrontalis, sinus
sphenoidalis, dan sinus ethmoidalis. Pada sinus paranasalis epitel bertingkat torak bersilia
bersel goblet. Pada sinus paranasalis epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Lamina
propia lebih tipis dari cavum nasi dan melekat pada periosteum di bawahnya. Kelenjarkelenjar di sini memproduksi mukos yang akandialirkan ke cavum nasi oleh gerakan siliasilia. Sinus-sinus paranasal sering merupakan tempat timbulnya radang yaitu sinusitis.3
Mekanisme Pernapasan
Udara didistribusikan ke dalam paru melalui saluran pernapasan. Awal dari sistem
pernapasan ialah hidung. Saat melewati hidung ada tiga fungsi berbeda yang dikerjakan
rongga hidung yaitu: udara dihangatkan oleh permukaan konka dan septum yang luas serta
adanya plexus venosus yang membantu penghangatan udara, dilembabkan sampai hampir
lembab sebelum udara meninggalkan hidung, dan disaring sebagian.4
Pada hidung terdapat suatu struktur yang disebut konka. Konka pada hidung ada tiga
yaitu superior, medius dan inferior. Berbentuk seperti dinding, fungsi dari konka ialah

pembentuk aliran udara yang merupakan aliran udara terbaik sebagai jalan masuknya udara
pernapasan ke dalam saluran pernapasan sekaligus menyaring partikel yang masuk dalam
saluran napas. Udara akan terus membentur dan akan terus mengubah arahnya setiap kali
mengenai konka. Sementara itu partikel yang tersuspensi dalam udara yang memiliki massa
dan momentum yang lebih besar dari udara akan terus berjalan tidak semudah udara
mengubah arah jalannya.4
Setelah melalui hidung udara akan didistribusikan ke dalam paru melalui trakea,
bronkus dan bronkiolus. Adalah hal yang penting untuk menjaga tetap terbukanya saluran
saluran ini agar udara dapat mudah masuk sampai ke alveolus. Untuk mempertahankan agar
trakea tidak kolaps terdapat cincin kartilago yang mengelilingi 5/6 panjang trakea. Begitu
pula pada bronkus, dindingnya terdapat lempeng kartilago yang kecil dan melengkung yang
tidak terlalu kaku sehingga masih bisa memungkinkan pergerakan seturut dengan
mengembangnya alveolus oleh tekanan transpulmonal (tekanan yang timbul sebagai akibat
perbedaan tekanan di alveolus dan pleura).4
Alveolus merupakan organ pernapasan mungkin bisa dianggap sebagai yang
terpenting. Pada alveolus terjadi difusi O2 sebagai bahan bakar metabolisme yang akan
diangkut menuju sel. Pada alveoli juga keluar gas sisa hasil metabolisme yaitu CO2. Pada
alveolus terdapat 2 jenis epitel. Epitel jenis kedua yang menempati 10% dari total permukaan
alveoli mensekresikan suatu zat yang amat penting yiatu surfaktan. Surfaktan merupakan
campuran dari fosfolipid, protein dan ion. Fungsi surfaktan ialah mengembangkan paru. Cara
kerjanya dalam mengembangkan paru dengan adanya surfaktan akan menurunkan tegangan
permukaan pada paru. 4
Otot-otot Pernafasan
Gerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar 75 % selama
inpirasi tenang. Otot diafragma melekat di sekeliling bagian dasar rongga toraks, membentuk
kubah di atas hepar dan bergerak ke bawah pada saat berkontrkasi. Jarak pergerakan
diafragma berkisar antara 1.5 sampai 7 cm saat inpirasi dalam. 5
Diafragma terdiri atas 3 bagian yaitu bagian kostal, dibentuk oleh serat otot yang
bermula dari iga iga sekeliling bagian dasar rongga toraks, bagian krural, dibentuk oleh
serat otot yang bermula dari ligamentum sepanjang tulang belakang, dan tendon sentral,
tempat bergabungnnya serat serat kostal dan krural. Serat serat krural melintasi kedua sisi
esophagus. Tendon sentral juga mencakup bagian inferior pericardium. Bagian kostal dank
rural diafragma dipersarafi oleh bagian lain dari nervbus prenicus dan dapat berkontrkasi
secara terpisah. Sebagai contoh, pada waktu muntah dan bersendawa, tekanan intra
abdominal meningkat akibat kontrkasi serat kostal diafragma, sedangkan serat serat krural

tetap lemas, sehingga memungkina bergeraknya berbagai bahan dari lambung ke dalam
esophagus. 5
Otot inspirasi penting lainya adalah muskulus interkostalis eksternus yang berjalan
dari iga ke iga secara miring kearah bawah dan kedepan. Iga- iga berputar seolah olah
bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot interkostalis eksternus berkontraksi, igaiga dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan
memperbesar diameter anteroposterior rongga dada. Diameter transversal boleh dikatakan
tidak berubah. Masing masing otot interkostalis eksternus maupun diafragma dapat
mempertahankan interkasi yang kuat pada keadaan istirahat. Potongan melintang medulla
spinalis di atas segmen servikalis ketiga dapat berakibat fatal bila tidak diberikan pernapasan
buatan, namun tidak demikiannya halnya bila dilakukan pemotongan di bawah segmen
servikalis ke lima, karena nerfus frenikus yang mempersarafi diafragma tetap ututh, nerfus
frenikus yang memersarafi diafragma tetap utuh, nervus frenicus timbul dari medulla spinalis
setinggi segmen servikal 3-5. Sebaliknya, pada penderita dengan paralisis bilateral nervus
frenikus yang mempersarafi diafragma tetap utuh, pernapasan agak sukar tetapi cukup
adekuat untuk mempertahankan hidup. Muskulus skalenus dan sternokleidomastoideus di
leher merupakan otot otot inspirasi tambahan yang ikut membantu mengangkat yang sukar
dan dalam.5
Apabila otot ekspirasi berkontrakasi, terjadi penurunan volume intratorakal dan
ekspirasi paksa. Kemampuan ini dimiliki oleh otot otot interkostalis internus karena otot ini
berjalan miring ke arah bawah dan belakang dari iga ke iga, sehingga pada waktu
berkontrkasi akan menarik rongga dada ke bawah, kontrkasi otot dinding abdomen anterior
juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara menarik iga iga ke bawah dan ke dalam
serta dengan meningkatkan tekanan intra abdominal yang akan mendorong diafragma ke
atas.5
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
Dalam keadaan biasa, sehari semalam kita memerlukan 300 liter oksigen, atau lebih
kurang 0,25 liter per menit. Jumlah tersebut akan semakin meningkat bila aktivitas tubuh
meningkat.4,6
Setelah menembus selaput alveolus paru-paru, oksigen tersebut akan diangkut oleh
darah menuju jaringan tubuh. Sebagian besar,yaitu sekitar 97 % oksigen yang masuk kedalam
darah akan diangkut oleh hemoglobin atau zat pigmen darah, sedangkan yang 2-3 % lagi
akan larut dan diangkut oleh plasma darah. Bagian hemoglobin yang active mengikat oksigen
adalah atom besinya. Bila atom besi dari Hb mengikat oksigen, peristiwanya disebut
deoksigenasi bukan oksidasi. Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan oksihemoglobin

(HbO). Hemoglolbin tersebut terdapat paada semua sel darah merah vertebrata dan beberapa
jenis invertebrate, misalnya cacing tanah dan beberapa serangga. Persamaan reaksi oksigen
dengan hemoglobin adalah sebagai berikut.6
Reaksi tersebut dapat berlangsung bolak-balik. Reaksi ke kananberlangsung di dalam
kapiler darah alveolus peru-paru, sedangkan reaksi ke kiri berlangsung di dalam jaringan
tubuh.6
Hemoglobin janin dan hemoglobin orang dewasa (ibunya) berbeda. Selama dalam
kandungan tubuh janin nenbentuk bermacam-macam Hb yang mempunyai daya ikat (afinitas)
terhadap oksigenn lebih dibandingkan Hb ibunya atau orang dewasa lainnya. Hal inilah yang
memungkinkan Hb janin dapat menangkap oksigen yang dilepaskan Hb darah ibu yang
mengandungnya. Seandaimya Hb janin dan Hb ibunya mempunyai daya afinitas terhadap
oksigen sama maka oksigen yang dilepaskan Hb ibunya tidak dapat ditangkapnya. Setelah
lahir, Hb bayi secara berangsur-angsur diganti oleh Hb seperti Hb orang dewaasa.6
Proses pengikatan dan pelepasan iksigen oleh Hb dipengaruhi oleh: (a) kadar oksigen
darah, (b) kadar karbondioksida dan (c) tekanan oksigen.
Tekanan oksigen di dalam jaringan lebih rendah daripada tekanan oksigen di dalam
kapiler paru-paru. Hal ini dapat tterjadi karenasecara terus-menerus oksigen didalam jaringan
digunakan untuk oksidasi biologis (pernapasan). Dengan demikian, darah dari paru-paru
yang mengalir melalui kapiler dalam jaringan akan melewati daerah yang kadar oksigennya
lebih rendah, sehingga Hb darahtersebut akan melepaskan kandungan oksigennya, yang
secara normal lebih kurang 37%.4
Pada orang yang banyak gerak atau aktivitas, seperti pekerja kasar, olahragawan yang
sedang latihan, penggunaan oksigen oleh tubuh jauh lebih besar dari keadaan normal. Hal ini
menyebabkan tekanan oksigen dalam jaringan akan turun. Darah yang melewati jaringan
yang demikianakan melepaskan oksigennya 20% lebih tinggi dari biasanya. 4
Bila oksigen lebih banyak dipergunakan oleh jaringan maka (CO 2) akan lebih banyak
dihasilkan dan diambil oleh darah. CO2 akanbereaksi dengan air membentuk asam karbonat,
sehingga darah menjadi bersifat asam. Keadaan asam ini akan mempermudah Hb melepaskan
oksigen yang diikatnya ke dalam jaringan-jaringan yang paling memerlukan.4
Pada olahragawan yang giat berlatih otot-ototnya disamping melepaskan CO 2 juga
melepaskan asam laktat yang mengakibatkan darah lebih bersifat asam. Keadaan ini
menyebabkan Hb mudah melepaskan oksigen 10% lebih banyak. 4
Aliran oksigen
Aliran oksigen dari atmosfer ke alveolus paru-paru, terus ke darah kapiler dan
selanjutnya ke alam jaringan tubuh.
Aliran tersebut dapat terjadi karena aadanya perbedaan tekanan parsial oksigen. Tekanan
udara adalah satu atmosfer atau 760 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigennya adalah

150 mmHg. Tekanan parsial oksigen pada kapiler darah nadi adalah 100 mmHg, sedangkan
tekanan parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0 sampai 50 mmHg. Keadaan inilah
yang memungkinkan oksigen berdifusi dari alveolus ke darah nadi terus ke jaringan.
Kebutuhan oksigen
Pada saat darah di dalam arteri dengan tekanan parsial 100 mmHg, setiap 100 cc
darah dapat mengangkut 19 cc oksigen. Pada saat darah di dalam vena setiap 100 cc darah
vena pada tekanan 40 mmHgmampu mengandung 12 cc oksigen. Dengan demikianm, terjadi
pengurangan sebesar 7 cc. oksigen yang kurang tersebut menunjukkan jumlah oksigen yang
dipergunakan oleh jaringan pada setiap 100 cc darah.
Pada manusia dewasa normal sekitar 5 liter. Karena sekali beredar 100 cc darah mampu
mengangkut 7 cc O2 yang dimanfaatkan oleh jaringan maka setiap kali beredar seluruh darah
dalam tubuh manusia mampu menyampaikan oksigen ke jaringan sebanyak 350 cc.
Transpor oksigen
Sistem pengangkut O2 di tubuh terdiri atas paru dan sistem kardiovaskular.
Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu bergantung pada jumlah O2 yang masuk ke dalam
paru, adanya pertukaran gas di paru yang adekuat, aliran darah yang menuju jaringan, dan
kapasitas darah untuk mengangkut O2. Aliran darah bergantung pada derajat konstriksi jalinan
vaskular di jaringan serta curah jantung. Jumlah O 2 di dalam darah ditentukan oleh jumlah O 2
yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah, dan afinitas hemoglobin terhadap O2.6
Terdapat tiga keadaan penting yang memengaruhi kurva disosiasi hemoglobinoksigen yaitu pH, suhu dan kadar 2,3-bifosfogliserat (BPG; 2,3-BPG). Peningkatan suhu atau
penurunan pH mengakibatkan PO2 yang lebih tinggi diperlukan agar hemoglobin dapat
mengikat sejumlah O2. Sebaliknya, penurunan suhu atau peningkatan pH dibutuhkan PO2
yang lebih rendah untuk mengikat sejumlah O 2. Suatu penurunan pH akan menurunkan
afinitas hemoglobin terhadap O2, yang merupakan suatu pengaruh yang disebut pergeseran
Bohr. Karena CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat, maka jaringan aktif
akan menurunkan pH di sekelilingnya dan menginduksi hemoglobin supaya melepaskan lebih
banyak oksigennya, sehingga dapat digunakan untuk respirasi selular.6

Aliran karbon dioksida


Proses oksidasi biologis di dalam sel/ jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti
CO2 dan air. Makin meningkat penggunaan oksigen untuk pernapasan di dalam sel ini, makin
besar CO2 yang dihasilkan. Zat ini merupakan sampah. Bila jumlahnya berlebihan dalam
tubuh maka akan menimbulkan gangguan. Untuk itu zat tersebut harus dikeluarkan. 6

Produksi CO2 di dalam jaringan secara terus-menerus akan meningkatkan tekanan parsial
CO2 dalam jaringan, sehingga tekanannya lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam
vena dan di udara bebas. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya aliran CO 2 dari jaringan
ke vena terus ke atmosfer. Tekanan CO 2 dalam jaringan 60 mmHg, sedangkan tekanan
parsiak CO2 dalam darah nadi 41 mmHg, dalam vena 47 mmHg, dan dalam alveolus 35
mmHg.4
Dalam aktivitas biasa, tubuh manusia mampu menghasilkan 200 cc (CO 2), sedangkan
setiap 1 liter darah hanya mampu melarutkan 4,5 cc karbon dioksida. Di dalam darah CO 2
akan bereaksi dengan air membentuk senyawa H2CO3 yang bersifat asam, sehingga darah
bersifat asam, dengan pH 4,5. hal ini sangat membahayakan jaringan, namun karena
pengaruh ion Na dan K, darah dinetralkan kembali. 5
Pembentukan asam karbonat dari karbon dioksida dan air berlangsung bolak-balik.
Reksi tersebut dipercepat oleh suatu enzim khusus yang dikenal sebagai enzim karbonat
anhidrase. Di dalam jaringan peningkatan produksi CO 2 akan mendorong pemingkatan
pembentukan asam karbonat. Setelah darah melewati paru-paru, CO2 darah akan dilepaskan
ke udara, sehingga keseimbangan CO2 dan asam karbonat darah berubah. Untuk
mengembalikan keseimbangannya, asam karbonat terurai menjadi air dan CO2.6
Berdasarkan data tekanan parsial CO2 pada jaringan, darah vena dan darah arteri
menunjukkan bahwa tidak senua CO2 yang diangkut oleh darah yang melalui paru-paru
dibebaskan ke atmosfer. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO 2 yang
diangkutnya. Sisany, yaitu 90% tetap tertahan didalam darah terutama bikarbonat didalam
darah mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah. Jadi ion bikarbonat
bertindak sebagai senyawa buffer atau senyawa penyangga.6
Transportasi karbon dioksida
Karbon dioksida yang dihasilkan oleh jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam
darah. Di dalam darah CO2 akan diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu sebagai
berikut.
a. Sebagian besar, yaitu sekitar 60-70% CO2 akan diangkut dalam bentuk HCO3-oleh
plasma darah. Asam karbonat yang terbentuk dalam darah akan terurai menjadi ion H+
dan HCO3-. Ion H+ merupakan racun, oleh sebab itu segera diikat oleh Hb, sedangkan
ion HCO3- akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion
HCO3- diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksi kimia pengangkutan CO 2 dalam
bentuk HCO3- selengkapnya adalah sebagai berikut. Di dalam eritrosit hemoglobin
merupakan ion negative yang mudah mengikat ion K yang positif. Bila darah bersifat
asam, misalnya karena terjadinya peningkatan ion H, maka Hb melepaskan ion K dan

megikat ion H, sehimhha hemog;obin menjadi asam. Dengan demikian pH darah


menjadi normal kembali. Bila darah menjadi terlalu basa, hemoglobin asam akan
melepaskan ion H-nya, sehingga Hb menjadi bersifat negative. Hb yang bersifat
negative akan mengikat ion kalsium (K +), sehingga pH darah menjadi normal
kembali.
b. Lebih kurang 25% CO2 akan diikat oleh gugus asam amino dari Hb membentuk
karbominohemoglobin, yaitu sebagai berikut. Karena senyawa asam amino ini terikat
ssebagai bagian dari Hb, maka secara sederhana reaksi CO 2 dengan Hb ditulis sebagai
c.

berikut.
Sebagian kecil, yaitu sekitar 6-10% CO2diangkut plasma darah dalam bentuk
senyawa asam karbonat. Bila terjadi gangguan pengangkutan C O2 dalam darah, maka
kadar asam karbonat (H2CO3) akan mengikat, menyebabkan kadar alkali darah yang
berperan sebagai senyawa buffer menurun. Hal ini akan menimbulkan gangguan
fisiologis yang disebut asedosis. Secara sederhana pertukaran O2 dan CO2 antara
atmosfer, paru-paru, darah, dan jaringan selama 1 menit.6

Kesimpulan
Pada proses pernapasan salah satu struktur yang terpenting adalah struktur
makroskopis serta struktur mikroskopisnya. Pada mekanisme pernapasan, ekspirasi dan
inspirasilah yang sangat berperan. Pada saat inspirasi, manusia mengambil oksigen dan pada
saat ekspirasi, manusia mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil metabolisme
tubuh. Fungsi dari pernapasan antara lain untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh
sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel.

Daftar Pustaka
1. Gunardi S. Anatomi sistem pernafasan. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2007
2. Janquiera LC, Carneioro J. Histologi dasar. Ed.10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2007.h.3
3. Bloom dan Fawcet. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.h.4
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011
5. Guyton AC, Hall. Buku ajar fisiologi. Ed.11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006

6. Marks DB, Smith CM. Trasnportasi gas dalam: Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2003

Anda mungkin juga menyukai