Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Alat Analisis

Peralatan yang digunakan dalam analisis sel dalam jaringan disesuaikan dengan
tahapan pemeriksaannya. Setiap proses memiliki alat tertentu yang berbeda dengan proses
lain. Oleh karena itu, pada bagian III ini akan dijelaskan peralatan yang umum digunakan
dalam proses analisis sel dalam jaringan. Secara sederhana, analisis suatu sel dapat dilihat
dari segi jaringan sel-sel tersebut. Adanya sel yang terganggu atau rusak dapat diamati
melalui analisis sel dalam jaringan.
Alat Pengambilan Sampel
1. Biopsy-needle = jarum kecil yang digunakan untuk mengambil sampel yang berada di
dalam tubuh (tidak dekat dengan kulit).
2. Skin Biopsy Punch = pisau kecil berbentuk bundar dengan ukuran tertentu untuk
mengambil sampel jaringan di kulit.
3. Brush = membersihkan jaringan untuk mempermudah pengambilan sampel jaringan
yang diinginkan.
4. Snare = menjerat jaringan yang akan diambil.
5. Scalpel= sejenis pisau operasi untuk memotong jaringan.
6. Local anestetic = zat penghilang rasa sakit digunakan pada daerah pengambilan
sampel agar orang yang diambil sampelnya tidak terganggu oleh rasa sakit akibat
pengambilan sampel tersebut.

Gambar 1. Contoh Alat Pengambilan Sampel


Alat untuk Mengamati Sampel (Fluorescense Microscopy)
Alat yang biasa digunakan untuk mengamati sampel berukuran mikro ialah
mikroskop. Mikroskop itu sendiri terdiri dari bermacam-macam jenis. Berbagai macam
mikroskop yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut :
1.

Mikroskop Cahaya (Light Microscopy) terdiri dari :


a. Mikroskop Medan Terang (Brightfield Microscopy)
b. Mikroskop Medan Gelap (Darkfield Microscopy)

2.

Mikroskop Fase Kontras ( Phase-contras Microscopy)

3.

Mikroskop Fluoresen (Fluorescence Microscopy)

4.

Mikroskop Elektron (Electron Microscopy)

Mikroskop yang digunakan untuk analisis suatu sampel jaringan umumnya ialah Mikroskop
Fluoresen karena mikroskop ini bekerja dengan memantulkan cahaya yang dipendarkan oleh
objek yang diteliti (baik pendaran alami maupun pendaran akibat tambahan zat pendar).
Sehingga, adanya keabnormalan pada jaringan dapat terdeteksi.
Fenomena penggunakan fluoresen berkembang pesat pada abad XIX sampai awal
abad XX. Pada 1833, Sir David Brewster memberitakan adanya observasi menggunakan
label penanda fluresen, radiasi merah dari zat hijau klorofil, pendaran cahaya dari larutan
quinine dan pendaran dari mineral fluorspar yang ada di dalam kalsium fluorida. Penggunaan
istilah fluorescence diciptakan oleh Sir George Gabriel Stokes (1819-1903). Pada 1843,
Stokes mendeskripsikan terjadinya pendaran cahaya pada kalsium fluorida sebagi fenomena
fluorescence. Pengamatan Stokes mengenai cahaya, fluorescence, panjang gelombang
cahaya, dan eksitasi cahaya membuat Stokes dikenal sebagai pencetus Hukum Stokes.
Sejarah terciptanya mikroskop fluoresen diawali dengan penemuan ultramikroskop
untuk pengamatan koloid oleh Henry F.W. Siedentopf, Carl Zeiss, dan Richard Adolf
Zsigmondy pada tahun 1903. Perkembangan selanjutnya ialah ditemukannya sistem baru
mikroskop cahaya (microscope illumination) oleh August Kohler pada 1893. August Kohler
menciptakan mikroskop yang mengabsorpsi sinar ultraviolet (UV) yang mengawali
terciptanya mikroskop fluoresen.

Gambar 2. Mikroskop Cahaya yang dikembangkan oleh August Kohler


Penemuan laser pada tahun 1960 mengembangkan mikroskop cahaya dan mikroskop
fluoresen dengan sumber cahaya yang lebih bervariasi. Tahun 1982, Carl Zeiss mengenalkan
Laser Scanning Microscope pertama.

Prinsip utama mikroskop fluoresen modern ialah pencerminan illuminator cahaya


vertikal, yang terjepit di antara tabung observasi dan respirator membawa tujuan, seperti
yang diilustrasikan pada Gambar 3. Illuminator ini dirancang untuk mengarahkan cahaya
yang dihasilkan oleh sumber-intensitas tinggi (seperti arc-discharge lamp) ke spesimen
dengan terlebih dahulu memfokuskan cahaya melalui tujuan mikroskop pada spesimen
lateralis bidang fokus dan kemudian menggunakan sisi objektif yang sama untuk
menangkap cahaya yang dipancarkan oleh spesimen. Jenis pencahayaan memiliki beberapa
keunggulan. Sisi objektif mikroskop, yang bertindak pertama dengan menyediakan
kondensor yang mengoreksi, selanjutnya mengumpulkan emisi fluoresensi gambar
pembentuk untuk transmisi ke kamera pendeteksi. Dengan demikian, tujuannya adalah
selalu dalam keselarasan yang benar. Selain itu, sebagian dari cahaya eksitasi yang tersebar
atau dipantulkan oleh spesimen (lebih dari sudut 360 derajat) menjauhi elemen lensa depan
objektif, sisanya diproyeksikan langsung ke kaca, seperti halnya dalam tranmini iluminasi
fluoresensi. Akhirnya, daerah spesimen yang diterangi terbatas pada wilayah yang sama
yang sedang diamati, dan kedua pencahayaan dan pengumpulan cahaya dapat
memanfaatkan celah objektif.

Gambar 3. Prinsip Kerja Mikroskop Fluoresen

Anda mungkin juga menyukai