Anda di halaman 1dari 25

Penggunaan Midazolam pada

Kejang Neonatal yang Tidak


Respon dengan Fenobarbital
Neurology 2005; 64: 876-879

Pendahuluan
Kejang

elektroensefalografi (Esz)
tanpa disertai manifestasi klinis sering
dijumpai pada neonatus
Eszgejala sisa neurologis
Penatalakasanaan yang efektif terhadap
kejang neonatal eliminasi terhadap
kejang klinis dan elektrik.

Pendahuluan
Terapi

konvensional (fenobarbital dan


fenitoin) hanya dapat mengontrol kejang
klinis pada 50-80% kasus, dan kurang
efektif untuk mengontrol kejang elektrikal

Midazolam

merupakan terapi lini pertama


untuk status epileptikus pada anak

Pendahuluan
Informasi

penggunaan midazolam pada kejang


neonatal masih sedikit.

Penelitian

ini menganalisa penggunaan


midazolam pada neonatus dengan Esz, yang
tidak berespon dengan terapi konvensional.

Dilakukan

evaluasi terhadap:
- kontrol terhadap kejang elektrikal
- keluaran neurodevelopmental
- efek samping penggunaan midazolam.

Metode
PASIEN
45 Pasien (NCB, Esz) 1993-2003
Kelompok 1

Kelompok 2

32 (71,1%) pasien

13 (28,9%) pasien

Th/ Fenobarbital/Fenitoin

Th/ Midazolam (setelah


gagal dengan
fenobarbital/fenitoin)

Metode
Perekaman EEG:
Dimulai segera setelah onset gejala,
minimal selama 4 jam.
Diulang pada interval 24 jam jika
dianggap perlu.

Metode
Definisi
Esz : setiap serial atau cetusan gelombang
repetitif, ritmik, monomorfik, stereotipik, atau
sinusoidal, dengan frekuensi 0.5 s/d 20 Hz.
SE: kejang elektrikal kontinu yang menetap
30 menit atau aktivitas epileptiform diskontinu
menempati > 50% total perekaman

Metode
Terapi antikonvulsan:
1993 2003: fenobarbital IV, dosis inisial
20 mg/kgBB
Bila perlu diikuti dengan dosis tambahan
10 mg/kg hingga dosis kumulatif
maksimal 40 mg/kg
Bila kejang menetap ditambahkan dosis
tunggal fenitoin 20 mg/kg

Metode
Mulai th 1998: digunakan midazolam bila terapi
konvensional gagal (13 pasien)
Dosis: Initial bolus IV 0.15 mg/kg infus kontinu
1 micgram/kg/menit, di 0.15 micgram /kg/menit
setiap 2 menit sampai didapat respon yg
memuaskan atau maksimal 18 micgram/kg/menit.
Bila SE menetap bolus ulang, dosis 0.1 0.15
mg/kg 15-30 menit kemudian

Metode
Respon

memuaskan jika tidak terdapat > 2


kejang elektrikal/jam, selama < 30 detik.
Penilaian neurologi:
dilakukan saat keluar dari RS.
Tingkat keparahan kejang dinilai dengan sistim
skoring pd tabel 1.
Temuan abnormal : mikrosefali, retardasi
mental, epilepsi, CP, kelainan lain.

Metode
Analis statistik:
SPSS 10.0
Variabel kualitatif: Kruskal Wallis non
parametrik
Variabel kuantitatif: Anova
Kemaknaan: p < 0.05

Hasil penelitian
Tidak

terdapat efek samping yang serius pd


penggunaan midazolam

Empat

pasien mengalami penurunan


kesadaran, membaik dlm 10-15 menit.

Terdpt

hipotensi pada dua bayi yang


mengalami HIE dengan komplikasi gagal
organ multipel.

Hasil penelitian
13 Pasien
8 Pasien
Midazolam inisial
+ rumatan
6 pasien

5 pasien
Midazolam inisial +
rumatan + bolus
midazolam ke-2

2 pasien
4 pasien

Perkembangan
neurologis
normal pada
tahun I

Perkembangan
Perkembangan
neurologis
neurologis
abnormal
abnormal

1 pasien
Perkembangan
neurogis
normal

Hasil penelitian
Kejang

elektrik pada 10 dari 13 neonatus


dengan SE yg diterapi dg midazolam dapat
terkontrol dalam 1 jam pertama

Diskusi
Kontrol

kejang klinis dan elektrikal belum


memuaskan dengan terapi konvensional (46.8%)

Pasien

yang tidak respon dengan terapi konvensional


memperlihatkan gambaran gelombang latar EEG yg
lebih abnormal dan terjadi SE pada > 50% kasus
paling sulit diterapi
semua kasus berhasil diterapi dg
midazolam

Diskusi
Pasien

yg diterapi dg midazolam

- kejang cepat terkontrol


- resolusi SE dalam 1 jam pertama
- resolusi kejang elektrik < 2 jam

Diskusi
Pada

penelitian ini:midazolam diberikan


segera ( 1 jam) saat kejang gagal dikontrol
dg fenobarbital dosis maksimal.

deteriorasi neurologi mayor dpt dihindari,


perkembangan neurologi baik.
Sejumlah bayi mempunyai respon dan
keluaran neurodevelopmental yang baik
dengan terapi konvensional

Diskusi
Nonresponder

group 1 VS group 2

group 2 memiliki perkembangan neurologis


yang secara bermakna lebih baik (53.9% vs
11.8%)

Keterbatasan penelitian
Penelitian

retrospektif, non-randomized
study,sampel relatif kecil

Terdapat

bias: standar perawatan neonatal


lebih baik saat ini.

Tidak

dilakukan monitoring EEG-video

Keterbatasan penelitian
Hasil

penelitian ini diharapkan dapat


mendorong untuk dilakukannya penelitian
prospektif terhadap midazolam sebagai
terapi kejang lini pertama.

Telaah Kritis
Validitas:

Retrospektif
Non-randomized controlled trial
Sampel kecil
Importance: Ya
Applicable: Ya

Anda mungkin juga menyukai