Penggunaan

Klasifikasi Massa Batuan

Ridho K Wattimena

Laboratorium Geomekanika
Departemen Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

RSR: Contoh Penggunaan

Sebuah terowongan digali pada massa
batuan hard metamorphic rock yang
slightly jointed or faulted.
Kemiringan kekar-kekar 200 500 searah
dengan arah penggalian.
Kondisi kekar adalah slightly weathered
and altered.
Aliran air tanah 200 1000 gpm/1000 ft
panjang terowongan.

RSR: Contoh Penggunaan

Parameter A

Parameter A = 22

RSR: Contoh Penggunaan

Parameter B

Parameter B = 24

RSR: Contoh Penggunaan

Parameter C

Parameter C = 16

RSR: Contoh Penggunaan

Kebutuhan Penyangga
RSR = 62
Shotcrete (t= 2) +
rockbolt (diam.= 1,
spasi 5)
Jika akan digunakan
steel sets:
spasi lebih besar 7
tidak praktis.

RMR: Contoh Penggunaan

Sebuah terowongan akan digali pada massa
batuan slightly weathered granite.
Set kekar dominan mempunyai kemiringan
600 berlawanan dengan arah penggalian.
Hasil pemboran inti dan uji indeks:
RQD rata-rata = 70%
Point-load strength index = 8 MPa

RMR: Contoh Penggunaan

Spasi bidang diskontinu 300 mm
Kondisi bidang diskontinu:

length: 1-3 m
separation: 0.1-1.0 mm
slightly rough
no infilling
slightly weathered

Kondisi penerowongan diperkirakan basah

RMR: Contoh Penggunaan

Point-load Strength Index

RMR: Contoh Penggunaan

RQD

RMR: Contoh Penggunaan

Spacing of Discontinuities

RMR: Contoh Penggunaan

Discontinuity Conditions

RMR: Contoh Penggunaan

Groundwater

RMR: Contoh Penggunaan

Ratings Massa Batuan

Point load strength index

RQD
Spacing of discontinuities
Discontinuity conditions

Discontinuity length
Separation
Roughness
Infilling

12
13
10
4
4
3
6

Groundwater
Total sebelum penyesuaian

22
7
64

RMR: Contoh Penggunaan

Penyesuaian Ratings

Ratings total setelah penyesuaian = 59

RMR: Contoh Penggunaan

Penggalian dan Penyanggan
Penggalian

Top heading and bench, kemajuan top heading

1.5 3 m.
Penyangga dipasang setelah peledakan.
Penyangga dipasang 10 m dari permuka kerja.

Rockbolt (diameter 120 mm, fully grouted)

Systematic bolts, panjang 4 m, spasi 1.5 2 m
pada atap dan dinding.
Dilengkapi dengan wire mesh pada atap.

Shotcrete

50 100 mm pada atap.

30 mm pada dinding.

Q-System: Contoh Penggunaan

Sebuah crusher chamber untuk tambang
bawah tanah dengan span 15 m akan digali
pada massa batuan norit pada kedalaman
2100 m.
Massa batuan mengandung dua set kekar.
Kondisi kekar undulating, rough dan
unweathered dengan very minor surface
staining.
Nilai RQD = 85% to 95%.
Kuat tekan uniaksial intact rock = 170 MPa.

Q-System: Contoh Penggunaan

Tegangan utama berarah mendekati
vertikal dan horisontal.
Besar tegangan utama horisontal adalah
1.5 kali besar regangan utama vertikal.
Secara lokal, massa batuan lembab tetapi
tidak terdapat tanda-tanda adanya aliran
air tanah.

Q-System: Contoh Penggunaan

Nilai Jn

Q-System: Contoh Penggunaan

Nilai Jr

Q-System: Contoh Penggunaan

Nilai Ja

Q-System: Contoh Penggunaan

Nilai Jw

Q-System: Contoh Penggunaan

Nilai SRF
Untuk kedalaman 2100 m, tegangan
overburden adalah 57 MPa.
Dalam hal ini, tegangan prinsipal mayor
(s1) = 85 MPa.
Karena kuat tekan uniaksial (sc) norit
adalah 170 MPa, rasio sc/s1 = 2.

Q-System: Contoh Penggunaan

Nilai SRF

Q-System: Contoh Penggunaan

Indeks Q
Parameter:

RQD
Jn
Jr
Ja
Jw
SRF

= 90
= 4
= 3
= 1.0
= 1.0
= 15

Q = (90/2) x (3/1.0) x (1.0/15) = 4.5

Q-System: Contoh Penggunaan

ESR

Q-System: Contoh Penggunaan

Dimensi Ekivalen
Dimensi Ekivalen = Span / ESR
Span = 15 m
ESR = 1.6
Dimensi ekivalen = 9.4 m

Q-System: Contoh Penggunaan

Kebutuhan Penyangga

Q-System: Contoh Penggunaan

Kebutuhan Penyangga
Rockbolt
spasi
panjang

= 2.3 m
= 2.7 m

Shotcrete
unreinforced
tebal = 50 mm

Q-System: Contoh Penggunaan

Metode Hibrid Numerik-Empirik
Production Level Teniente-4 South (Chile)
Installed Support

Drifts
2.4 m long rock bolt
0.75 m spacing
100 mm reinforced shotcrete
Intersections
10 m long cable
3.0 m spacing

Predicted support based on the calculated tangential stress

SRF used = 2001)

SRF used = 152)

Drifts
2.3 m long rock bolt3)
1.1 m spacing
120 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.3 m long rock bolt3)
<1 m spacing
150 mm reinforced shotcrete

Drifts
2.3 m long rock bolt3)
1.5 m spacing
60 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.3 m long rock bolt3)
1.3 m spacing
90 mm reinforced shotcrete

1) Determined using SRF value from Grimstad and Barton (1993)

2) Determined using SRF value from Peck (2000)
3) Assuming an ESR = 1 for rock bolt length only

Q-System: Contoh Penggunaan

Metode Hibrid Numerik-Empirik
Production Level Palabora (South Africa)

Installed Support

Drifts
2.4 m long rock bolt
1.25 - 1.0 m spacing
50 mm reinforced shotcrete
Intersections
8 m long rock bolt
2 m spacing

Predicted support based on the calculated tangential stress

SRF used = 501)

SRF used = 92)

Drifts
2.4 m long rock bolt3)
1.5 m spacing
50 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.4 m long rock bolt3)
1.3 m spacing
90 mm reinforced shotcrete

Drifts
2.4 m long rock bolt3)
1.6 m spacing
with no shotcrete
Intersections
2.4 m long rock bolt3)
1.7 m spacing
45 mm reinforced shotcrete

1) Determined using SRF value from Grimstad and Barton (1993)

2) Determined using SRF value from Peck (2000)
3) Assuming an ESR = 1 for rock bolt length only

Q-System: Contoh Penggunaan

Metode Hibrid Numerik-Empirik
Production Level Northparkes (Australia)
Installed Support

Drifts
2.4 m long rock bolt
1.0 m spacing
50 mm reinforced shotcrete
Intersections
8 m long rock bolt
2 m spacing

Predicted support based on the calculated tangential stress

SRF used = 151)

SRF used = 62)

Drifts
2.4 m long rock bolt3)
1.6 m spacing
50 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.4 m long rock bolt3)
1.3 m spacing
90 mm reinforced shotcrete

Drifts
2.4 m long rock bolt3)
1.8 m spacing
45 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.4 m long rock bolt3)
1.5 m spacing
75 mm reinforced shotcrete

1) Determined using SRF value from Grimstad and Barton (1993)

2) Determined using SRF value from Peck (2000)
3) Assuming an ESR = 1 for rock bolt length only

Q-System: Contoh Penggunaan

Metode Hibrid Numerik-Empirik
Production Level Andina Panel II (Chile)

Installed Support

Predicted support based on the calculated tangential stress

SRF used = 11)

Drifts
2.4 m long rock bolt
1.0 m spacing
100 mm reinforced shotcrete
Intersections
8 m long rock bolt
2 m spacing

Drifts
2.2 m long rock bolt2)
1.5 m spacing
50 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.2 m long rock bolt3)
1.3 m spacing
100 mm reinforced shotcrete

1) Determined using SRF values from Grimstad and Barton (1993) and Peck (2000)
2) Assuming an ESR = 1 for rock bolt length only

Q-System: Contoh Penggunaan

Metode Hibrid Numerik-Empirik
Production Level Andina Panel III (Chile)

Installed Support

Predicted support based on the calculated tangential stress

SRF used = 11)

Drifts
2.4 m long rock bolt
1.0 m spacing
100 mm reinforced shotcrete
Intersections
8 m long rock bolt
2 m spacing

Drifts
2.2 m long rock bolt2)
1.5 m spacing
50 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.2 m long rock bolt3)
1.3 m spacing
100 mm reinforced shotcrete

1) Determined using SRF values from Grimstad and Barton (1993) and Peck (2000)
2) Assuming an ESR = 1 for rock bolt length only

Q-System: Contoh Penggunaan

Metode Hibrid Numerik-Empirik
Production Level Esmeralda (Chile)

Installed Support

Predicted support based on the calculated tangential stress

SRF used = 51)

Drifts
2.3 m long rock bolt
1.0 m spacing
75 mm reinforced shotcrete
Intersections
8 m long rock bolt
1.5 - 2 m spacing

Drifts
2.3 m long rock bolt2)
1.7 m spacing
45 mm reinforced shotcrete
Intersections
2.3 m long rock bolt3)
1.4 m spacing
75 mm reinforced shotcrete

1) Determined using SRF values from Grimstad and Barton (1993) and Peck (2000)
2) Assuming an ESR = 1 for rock bolt length only