Anda di halaman 1dari 2

PENENTUAN KALSIUM SULFAT (CaSO4) DARI BATU GAMPING

Komsari Setiyaningsih, Ikhda Rofiqoh Nurrin, Novilia Nurhasna, Reza Maelany Putri, dan nurul aini
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jenderal Achmad Yani

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pembuatan kalsium sulfat (CaSO4) dari batu gamping dengan bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan
kalsium sulfat dari bantu gamping yang prinsipnya yaitu berdasarkan petanuran dan uji kualitatif dan dapat di ketahui bahwa dalam
percobaan ini juga didapatkan residu hasilnya yaitu 0,08gr
PENDAHULUAN
Gamping banyak terdapat di Indonesia. Gamping
mempunyai rumus kimiaCaCO3 dengan impuritis umum berupa
silika, besi dan magnesium. Batu gampingdapat terlarutkan oleh
air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yanglainnya.
Di bawah pengaruh tekanan yang tinggi, batu gamping
termetamorfosakanmenjadi batuan metamorf marble. Pada
kondisi tertentu, kalsit yang terdapat didalam batu gamping
teralterasi menjadi batuan dolomite.Salah satu penggunaan batu
gamping adalah untuk pembuatan bahan kimia,diantaranya
kalsium sulfat. Kalsium sulfat umumnya berwarna putih,
tergantungmineral pengotornya dengan derajad kekerasan 1,5
2 dan berat jenis 2,31 2,35.Kalsium sulfat termasuk garam
kalsium yang mudah mengendap dengan nilai Ksp2,4.10-5.
Kalsium sulfat dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pembuat portlandsemen, bahan baku kapur tulis, penambah
kekerasan untuk bahan bangunan, dll.
Batu gamping (CaCO3)merupakan salah satu mineral yang
berlimpah di Indonesia. Mineral tersebut dapat dipanaskan
sehingga menghasilkan kalsium oksida atau biasa dikenal
sebagai kapur tohor.Kapur tohor ini selain biasa
digunakansebagai bahan bangunan juga bermanfaat sebagai
bahan untuk pemurnian nira dalam industri pembuatan gula
merah. Dalam aplikasi sebagai bahan pemurni nira diperlukan
kapur tohor yang bebas impuritis terutama silika dan magnesium
oksida.
Batukapur(bahasaInggris:limestone)(CaCO3)
adalahsebuah
batuan
sedimen
terdiri
dari
mineral
calcite(kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah
organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar
ke air dan terdeposit dilantai samudra sebagai pelagicooze (lihat
lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite).Calcite
sekunder juga dapat terdeposit oleh air meteorik
tersupersaturasi(air tanah yang presipitasi material di gua). Ini
menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk
yang lebih jauh terbentukdari Oolite (batu kapur Oolitic) dan
dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu
kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan
sedimen.Pembentukan batu gamping terjadi secaraorganik,
mekanik atau secara kimia.(Achmad, 2001)
Tujuan utama pengapuran adalah menaikkkan pH tanah
hingga tingkat yang dikehendaki dan mengurangi atau
meniadakan keracunan Al. Di samping itu juga meniadakan
keracunan Fe dan Mn serta hara Ca. Pengaruh utama kapur
terhadap tanah adalah menaikkan pH, mengurangi kandungan
dan kejenuhan Al serta meningkatkan serapan hara dan produksi

tanaman pangan pada umumnya (padi, kedelai, jagung,


kacangan lainnya, tomat, cabai). Pengaruh kapur dapat
dinikmati selama beberapa kali panen (4-5 kali) (Keenan, 1984)
Kalsium merupakan kation yang sering dihubungkan
dengan kemasaman tanah, karena dapat mengurangi efek
kemasaman. Sebagai sumber utama kalsium tanah adalah kerak
bumi yang didalamnya terkandung 3,6% Ca. Mineral utama
yang banyak mengandung kalsium antara lain kalsit (CaCO 3)
dan dolomit [CaMg(CO3)2] yang merupakan penyusun batuan
sedimen limestone dan dolomit
Adanya kandungan kapur (CaCO3) bebas, di dalam tanah
dapat diketahui dengan meneteskan asam Chlorida 10% (HCl 2
N). Adanya percikan menandakan adanya kapur bebas, makin
banyak percikannya makin banyak kandungan kapur dalam
tanah. Reaksi yang terjadi
CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
Bahan kapur pertanian ada 3 macam, yaitu CaCO3 atau
CaMg(CO3)2 atau MgO dan Ca(OH)2 atau Mg(OH)2. Kapur yang
disarankan adalah CaCO3 atau [CaMg(CO3)2] yang digiling
dengan kehalusan 100% melewati saringan 20 mesh dan 50%
melewati 80-100 mesh
Setelah kapur diberikan ke tanah, ia akan segera mengubah sifat
dan ciri tanah, perubahan sifat dan ciri tanah tersebut akan
mempengaruhi serapan hara. Selanjutnya mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat dan ciri tanah yang
dominan dipengaruhi reaksi kapur adalah kemasaman tanahnya
yang meliputi pH dan Al-dd serta kejenuhannya (Ranawijaya,
1985)
Kapur telah lama diketahui sebagai yang efektif dalam
menurunkan kemasaman tanah yaitu meningkatkan pH tanah,
menurunkan Al dapat ditukar (Al-dd) dan kejenuhan Al. Namun,
pergerakan vertikal CaCO3 yang diaplikasi pada permukaan
sangat lambat, kemungkinan karena kapur melepaskan ion OH`
yang dengan cepat dinetralisasi oleh keemasan tanah, yang
meninggalkan Ca2+ tak berteman. Ion Ca2+ tersebut dapat diserap
oleh tapak pertukaran pada permukaan tanah. Dengan demikian
inkorporasi permukaan CaCO3 atau Ca(OH)2 mempunyai
pengaruh yang kecil terhadap Al subsoil dan Al atau Ca. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki subsoil masam perlu inkorporasi
kapur sampai kedalaman itu (deep liming) (Svehla, 1985)

Kalsium adalah logam yang lunak, tetapi sedikit lebih


keras dari pada timah,mudah ditempa dan ditekan. Oleh karena
logam ini didapatkan dalam bentuk persenyawaan yang
mengandung nitrogen, sehingga untuk memperolehnya
logamkalsium murni sangat sulit. Biasanya untuk mendapatkan
logam kalsium dengan jalanelektrolisa terhadap leburan kalsium
klorida murni.Logam kalsium sangat reaktiv, bereaksi dengan
halogen dan hidrogen masingmasingmembentuk senyawa
halidanya dan hidridanya.
Ca + Cl2 CaCl2
Ca + H2 CaH2
Pada temperatur tinggi, kalsium mereduksi sebagian besar
logam, maka kalsiumbanyak dipakai sebagai reduktor dalam
pembuatan logam-logam Cu, Fe, Ni dan Pb.Dan juga dipakai
untuk membuat logam campuran.Kalsium klorida banyak
terdapat pada Tachydrite. Secara teknis kalisum kloridadiperoleh
dari hasil samping dari pembuatan Natrium bikarbonat dengan
prosessolvay. Dapat juga diperoleh dengan jalan melarutkan
(Ca(OH)2) atau CaCO3 dalamHCl.
Kalsium klorida dalam bentuk anhidrous banyak digunakan
sebagai bahan pengering.Sifat kalsium klorida adalah asam
sehingga kalsium klorida juga dapat mempercepatterjadinya
proses korosi pada besi.(Vogel 2, 1985)
EKSPERIMEN
Pada percobaan ini cara yang dilakukan terlebih dahulu yaitu
menimbang 2gr batu gamping yang telah di tanurkan dan di
tambahkan dengan 50ml aquades setelah itu ditambahkan 25ml
HCL 1M setelah penambahan semua itu dan di saring larutannya
kita ambil filtratnya dan dipanaskan filtratnya saat panas
filtratnya di angkat dan di dinginkan fitratnya sehingga hangat
setelah itu kita tambahkan H2SO4 1M setelah itu di saring
kembali dan resifu di bagi menjadi 2 residu yang pertama
ditambahkan dengan KSCN 1M dan residu yang kedua
ditambahkan dengan HNO3 1M dan Na2CO3 1M lalu setelah itu
di kertas saringnya di timbang untuk mengetahui berapa
residunya . dan alat yang di gunakan yaitu gelas kimia 250ml
,spatula, batang pengaduk, montar talu , kaca arloji dan
Erlenmeyer , bahan yang digunakan yaitu batu gamping, H2SO4
1M, Na2CO3 1M, KSCN 1M, HCL 1M, HNO3 1M
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PERCOBAAN
Perlakuan
2gr batu gamping
+ 50ml aquades
+25ml HCl 1M
Saring larutan

Didinginkan dan
ditambahkan

Hasil
Larutan
berwarna
putih
Filtrat di
ambil dan di
panaskan
menjadi
bening
larutannya
Terbentuk
endapan

dengan H2SO4
1M
Residu 1
ditambahkan
KSCN 1M
Residu 2
ditambahkan
HNO3 1M dan ,
Na2CO3 1M
kertas saring
+residu kertas
saring kosong
Residu

sedikit
Menghasilkan
endapan
Menimbulkan
gelembung

0,58 0,50

0,08

PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan kalsium sulfat dari batu gamping
ini ,Pembuatan kalsium sulfat dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan dasar batu gamping, karena batu gamping
atau batu kapur memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi,
fungsi pentanuran dalam percobaan ini adalah untuk
menghilangkan hidrat atau air yang masih terkandung dalam
batu gamping tersebut. Kemudian pembuatan kalsium sulfat
dilakukan dengan penambahan asam pada batu gamping. Sambil
diaduk terus menerus selama 15 menit, hal ini berfungsi untuk
mempercepat tumbukan antar partikel sehingga semakin cepat
pula ia bereaksi atau larut. Impuritis yang tidak bereaksi dalam
percobaan ini adalah silika dan magnesium. Kemudian
didapatkan endapan putih sebagai hasil pemekatan, penambahan
asam dan pendinginan. Selanjutnya setelah endapan ditimbang
dilakukan uji kualitatif untuk memastikan kandungan kalsium
sulfat nya, boleh jadi endapan yang didapatkan hanya berupa
pengotor, sehingga dilakukan uji kualitatif ketika uji kualitatif
dilakukan didapatkan perubahan warna menjadi merah muda
keruh, hal ini menandakan adanya ion kalsium dalam hasil yang
didapat.
KESIMPULAN
1. Pembuatan kalsium sulfat dapat dilakukan dari bahan dasar batu
kapur (batu gamping).
2. Metoda yang digunakan untuk pembuatan kalsium sulfat dari batu
gamping adalah metoda gravimetri dan uji kualitatif untuk
membuktikan adanya kalsium sulfat yang terjadi.
3. Didapatkan hasil sebanyak 0.08 gr
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. (2001). Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra
Aditya Bkti.
Keenan, K. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Ranawijaya, J. (1985). ilmu kimia2. jakarta: depdikbud.
Svehla, G. vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualtatif Makro Dan
Semimikro. Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka.
Vogel 2. (1985). analisis anorganik kualitatif. jakarta: pt. kalman
media pustaka.

Anda mungkin juga menyukai