Penguji kasus
Pembimbing
Dibacakan oleh
Dibacakan tanggal
: 21 Maret 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
Dibacakan oleh
Dibacakan tanggal
: 21 Maret 2013
Penguji
LAPORAN KASUS
ODS KERATITIS ET CAUSA PEMAKAIAN LENSA KONTAK DAN ODS
MIOPIA SEDANG
Penguji kasus
Pembimbing
Dibacakan oleh
Dibacakan tanggal
: 21 Maret 2013
I.
PENDAHULUAN
Lensa kontak merupakan pengganti kacamata yang berfungsi untuk
II.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
Pekerjaan
No. CM
: Nn. R
: 16 tahun
: Perempuan
: Islam
: Tlogosari Kulon, Pedurungan, Semarang
: Pelajar
: C290855
Pasien juga merasa ada yang mengganjal di matanya. Namun, pasien tetap
menggunakan lensa kontak tersebut selama 10 jam sehari. Oleh karena itu,
pasien berobat ke RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Riwayat Penyakit Dahulu :
o
IV. PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 8 Maret 2013)
Status Presen :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Kompos mentis
Tanda vital
: Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
3
RR : 16x/menit
Suhu : 37o C
Pemeriksaan fisik:
kepala
leher
ekstremitas
Oculi Dexter
2/60
S -5.50 6/12 NBC
Tidak dilakukan
Gerak bola mata bebas ke
VISUS
KOREKSI
SENSUS COLORIS
PARASE/PARALYSE
Oculi Sinister
3/60
S -5.00 6/6
Tidak dilakukan
Gerak bola mata bebas ke
segala arah
Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (+)
SUPERCILIA
PALPEBRA SUPERIOR
segala arah
Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (+)
minimal
Edema (-), spasme (-)
PALPEBRA INFERIOR
minimal
Edema (-), spasme (-)
CONJUNGTIVA
edema (-)
Hiperemis (-), sekret (-),
PALPEBRALIS
CONJUNGTIVA
edema (-)
Hiperemis (-), sekret (-),
edema (-)
FORNICES
edema(-)
CONJUNGTIVA BULBI
SCLERA
CORNEA
Kedalaman cukup,
CAMERA OCULI
Kedalaman cukup ,
ANTERIOR
IRIS
PUPIL
d : 3 mm, RP (+) N
d : 3 mm, RP (+) N
Jernih
LENSA
Jernih
(+) suram
FUNDUS REFLEKS
(+) suram
T (digital) normal
Tidak dilakukan
TENSIO OCULI
SISTEM CANALIS
T (digital) normal
Tidak dilakukan
LACRIMALIS
(+)
V.
TEST FLUORESCEIN
(+)
RESUME
Seorang wanita usia 16 tahun datang ke RSUP Dr. Kariadi dengan
keluhan kedua mata terasa nyeri. Sejak satu minggu yang lalu pasien merasa
kedua matanya terasa nyeri, perih saat setelah memakai lensa kontak. Pasien
mengeluh matanya merah, sedikit berair, pandangan kabur, dan merasa ada
yang mengganjal di kedua matanya. Sejak 5 hari yang lalu pasien merasa
keluhannya tidak membaik dan pasien merasa kedua matanya bertambah
nyeri ketika memakai lensa kontak. Pasien juga merasa ada yang mengganjal
5
di kedua matanya. Oleh karena itu, pasien berobat ke RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
Pemeriksaan fisik : Status praesens dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
Status Oftalmologi :
Oculus Dexter
Oculus Sinister
2/60
VISUS
3/60
KOREKSI
S -5.00 6/6
PALPEBRA
CONJUNCTIVA
BULBI
CORNEA
FUNDUS
REFLEKS
TEST
FLUORESCEIN
(+) suram
(+)
VII. DIAGNOSA
ODS KERATITIS ET CAUSA PEMAKAIAN LENSA KONTAK DAN ODS
MIOPIA SEDANG
VIII. TERAPI
Cendo Ulcori ED 6 x 1 tetes ODS
Cendo Augentonic ED 4 x 1 tetes ODS
Vitamin A 6000 IU 1 x 1
IX. PROGNOSIS
Quo ad visam
OD
OS
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo ad sanam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo ad vitam
Ad bonam
Quo ad cosmeticam
Ad bonam
X. SARAN
Dilakukan pemeriksaan tes sensibilitas kornea, uji schimmer, dan uji break
up time.
XI. EDUKASI
o Menjelaskan pada pasien bahwa kedua mata terasa perih karena terdapat
infeksi pada mata akibat penggunaan lensa kontak.
o Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan lensa kontak selama
kurang lebih satu bulan untuk penyembuhan infeksi pada kedua mata.
o Menjelaskan pada pasien mengenai terapi yang diberikan yaitu Cendo Ulcori
yang diberikan 6 kali sehari, mata kanan dan mata kiri masing-masing satu
tetes, dan Cendo Augentonic yang diberikan 4 kali sehari, mata kanan dan
mata kiri masing-masing juga satu tetes. Apabila waktu untuk pemberian obat
sama, makan pemberian kedua obat diberi selang waktu selama 15 menit.
o Menjelaskan apabila setelah sakit mata dinyatakan sembuh jika tetap ingin
menggunakan lensa kontak diperlukan tindakan tambahan seperti perawatan
lensa yang lebih ketat dan menjelaskan cara penggunaan lensa kontak yang
baik.
o Menyarankan pada pasien untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
o Menjelaskan kepada pasien untuk melindungi mata dari iritan seperti debu,
udara kering dan paparan sinar ultraviolet untuk menghindari peradangan
XI. DISKUSI
LENSA KONTAK
Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea
mata. Lensa kontak memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi
kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi, dan kosmetik.5
Jenis lensa kontak menurut bahan yaitu:5
1. Lensa Kaku (Rigid Lenses)
a.
Mudah
ditembus
oksigen
sehingga
kornea dengan dunia luar, memberi perlindungan terhadap trikiasis dan pemajanan.
Lenda dengan kadar air tinggi dapat berfungsi sebagai "penyangga" untuk
penyembuhan epitel, seperti untuk pengobatan erosi rekurens.
pemakaian lensa kontak yang lama, kornea menjadi terbiasa dengan tegangan oksigen
baru, dan edema stroma berubah menjadi lapisan stroma yang tipis.6
Para pemakai lensa kontak menghadapi berbagai potensial alergen. Lensa kontak
mendorong adhesi dari debris, sehingga tetap bersentuhan dengan jaringan okular.
Larutan lensa kontak dan terutama pengawet di dalamnya menginduksi respon alergi
pada individu-individu yang sensitif.
Kekuatan Mekanik
Efek Osmotik
Lensa kontak meningkatkan penguapan air mata dan menurunkan refleks air
mata. Permukaan yang kering akibat rusaknya lubrikasi mata oleh lapisan air mata,
meningkatkan resiko terjadinya cedera mekanis seperti abrasi dan erosi.6
TERAPI
Terapi pada pasien keratitis akibat penggunaan lensa kontak tergantung pada
penyebab infeksi. Lensa kontak juga harus dilepas dalam jangka waktu tertentu
hingga pengobatan selesai.
KERATITIS
Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan
10
merupakan jaringan penututp bola mata sebelah depan yang terdiri dari :5
1. Epitel, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih
2. Membrane Bowman, merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur
seperti strorma.
3. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang
sejajar satu dengan yang lainnya.
4. Membrane descement, merupakan membrane aseluler, bersifat sangat
elastic.
5. Endotel, yang berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk
heksagonal.
Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus dan saraf nasosiliar. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan
mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan
terjadi edema kornea.5
Keratitis merupakan suatu kondisi dimana kornea mata yang merupakan
bagian terdepan bola mata, mengalami peradangan. Keratitis dapat disebabkan oleh
infeksi maupun noninfeksi. Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan
jamur dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes
simplex, tipe I. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan
terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi
atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan
iritatif lain dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.7
Tanda dan gejala keratitis diantara yaitu visus menurun, silau/ fotofobi,
lakrimasi/ sensasi benda asing, injeksi siliar, kornea edem dan terdapatnya infiltrat.5
11
superfisial stroma.
2. Keratitis interstitial: meliputi daerah stroma kornea.
3. Keratitis profunda: meliputi daerah stroma profunda dan membrana Descemet.
Klasifikasi keratitis secara berdasarkan etiologi yaitu:5,9
1. Keratitis bakterial. Dapat disebabkan oleh Staphylococcus, Pseudomonas, dan
Enterobactericea. Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini.
Biasanya pengobatan dengan dasar: Gram (-) dengan Tobramisin, Gentamisin dan
Polimiksin, sedangkan Gram (+) dengan Cefazolin, Vancomycin, dan Basitrasin.
2. Keratitis Jamur. Biasanya terdapat riwayat trauma pada kornea oleh ranting pohon,
daun, dan bagian tumbuh-tumbuhan. Jamur yang dapat mengakibatkan keratitis yaitu
Fusarium, Cephalocepharium, dan Curvularia. Sekarang ini infeksi jamur bertambah
dengan pesat akibat pemakaian antibiotik dan kortikosteroid yang tidak tepat. Pada
mata akan terlihat infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak di dalam stroma, serta
feathery appearance. Diagnosis pasti dibuat dengan kerokan kornea dengan KOH
10%. Pasien dengan infeksi jamur diberikan terapi Natamisin 5% setiap 1-2 jam saat
bangun maupun dengan antijamur lain seperti Mikonazole, Amfoterisin, dan lainnya.
3. Keratitis Virus.
kornea.
Infeksi Herpes Zoster. Virus Herpes Zoster dapat memberikan infeksi pada
ganglion Gaseri saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik
maka akan terlihat gejala herpes zoster pada mata. Gejala ini tidak melampaui
12
garis median kepala. Terapi yang diberikan meliputi obat antiviral intravena
dan oral. Dosis oral Acyclovir adalah 800 mg 5 kali sehari selama 10-14 hari,
famciclovir 500 mg per 8 jam selama 7-10 hari. Terapi hendaknya dimulai 72
jam setelah timbulnya kemerahan.
4. Keratitis Acanthamoeba. Acanthamoeba adalah protozoa yang hidup bebas di
dalam air tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea
oleh Acanthamoeba biasanya dihubungkan dengan penggunaan lensa kontak luna,
termasuk lensa hidrogel silikon, atau lensa kontak rigid yang dipakai semalaman,
untuk memperbaikin kelainan refraksi. Gejala awal adalah rasa nyeri yang tidak
sebanding dengan temuan klinisnya, kemerahan, dan fotofobia. Debridement
epitel bisa bermanfaat pada tahap awal penyakit. Terapi dengan obat pada
umumnya dimulai dengan isethionate propamidine topikal secara intensif dan
salah satu dari polyhexamethilene biguanide dan tetes mata neomycin Forte.
ANALISIS KASUS
Pasien ini didiagnosis ODS Keratitis et causa Pemakaian Lensa Kontak dengan dasar
pemikiran sebagai berikut:
1. Anamnesis:
13
Mata kanan dan mata kiri pasien terasa perih, gatal, sedikit berair, terasa ada
yang mengganjal pada mata saat memakai dan setelah memakai lensa kontak.
Pasien dengan riwayat memakai lensa kontak jenis soft lens dengan masa
pakai 6 bulan selama 2 bulan, dan memakai lensa kontak setiap hari Senin
hingga Sabtu, 10 jam per hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Optometric Association. From The AOA Contact Lens & Cornea
Section. 2006. Available from: http://www.aoa.org/x5179.xml/
14
15