Anda di halaman 1dari 19

defergt

Giovani Alice Halim


Giovani.2013fk150@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Giovanialice20@gmail.com
Pendahuluan
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di
praktek umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. Data
penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% semua perempuan dewasa pernah
mengalami ISK selama hidupnya.
Infeksi saluran kemih tipe sederhana jarang dilaporkan menyebabkan insufisiensi ginjal
kronik walaupun sering mengalami ISK berulang. Sebaliknya ISK berkomplikasi terutama
terkait refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan insufisiensi ginjal kronik yang
berakhir dengan gagal ginjal terminal.1
Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi
saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup semua infeksi yang menyerang
ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup semua infeksi yang menyerang uretra,
kandung kemih dan prostat.
Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau
mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa diagnosis ISK ditegakkan dengan
membuktikan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan simptom
ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 105/ml urin. Infeksi ini juga
lebih sering dijumpai pada wanita daripada laki-laki, pada wanita dapat terjadi pada semua
umur, sedangkan pada laki-laki di bawah umur 50 tahun jarang terjadi.

Anamnesis
Dalam praktek sehari-hari gejala kardinal seperti disuria, polakisuria, dam urgensi
(terdesak kencing) sering ditemukan hampir 90% pasien rawat jalan dengan ISK akut.
Disuria adalah gejala nyeri atau tidak enak saat mengeluarkan urin dan penyebab tersering

hal tersebut sejauh ini adalah ISK. Harus dilakukan anamnesis yang akurat dan teliti
untuk memperoleh gambaran keluhan yang terjadi.1
Beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data riwayat kesehatan dari proses penyakit :1
1. Identitas
2. Keluhan utama : tanyakan pada pasien di mana rasa nyeri atau rasa tidak nyaman?
Pada saat atau selama mencoba buang air kecil? Sejak kapan?
3. Riwayat penyakit sekarang:
adakah hematuria, sekret penis atau vagina, urin berbau busuk, urin keruh atau

mengeluarkan pasir halus atau batu?


Adakah nyeri pinggang? Nyeri suprapubis?
Adakah episode nyeri berhubungan dengan pemasangan kateter, hubugan seksual,

atau dehidrasi?
Adakah gejala saluran kemih (misal hesitansi, pancaran kecil, tetesan di akhir

kencing, dan inkontinensia)?


Adakah gejala sistemik seperti penurunan berat badan, mual dan muntah, demam

menggigil, berkeringat, atau bingung?


Pernahkah sampel urin dikirm untuk dianalisis?
4. Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat disuria, ISK, batu urin, penyakit ginjal, atau diabetes mellitus,
penyakit lain-lainnya?
5. Riwayat keluarga
Adakah riwayat ISK berulang dalam keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
nefropati refluks? Penyakit menurun lainnya?
6. Obat-obatan
Apakah pasien sedang menjalani terapi antibiotic?
Apakah pasien memiliki alergi terhadap antibiotik?

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


Pemeriksaan Fisik2
Pemeriksaan fisik pasien meliputi pemeriksaan tentang keadaan umum pasien secara
menyeluruh yaitu Suhu, denyut nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah.
Pada pemeriksaan urologi harus diperhatikan setiap organ mulai dari pemeriksaan ginjal
buli-buli, genetalia eksterna, dan pemeriksaan neurologi.
Pemeriksaan ginjal
2

1. Inspeksi
Pemeriksaan inspeksi daerah pinggang dimulai dengan meminta pasien duduk relaks
dengan membuka pakaian di daerah perut. Diperhatikan adanya pembesaran asimetris pada
daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran itu mungkin disebabkan oleh karena
hidronefrosis, abses paranefrik, atau tumor ginjal, atau pada organ retroperitoneum yang
lain.2
2. Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan secara bimanual dengan memakai dua tangan. Tangan kiri
diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan
meraba ginjal dari depan di bawah arkus kosta. Pada saat inspirasi ginjal teraba bergerak ke
bawah. Dengan melakukan palpasi bimanual, ginjal kanan yang normal pada anak atau
dewasa yang bertubuh kurus seringkali masi dapat diraba. Ginjal kiri sulit diraba, karena
terletak lebih tinggi daripada sisi kanan.2
3. Perkusi
Pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada susut
kostovertebra (sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra). Untuk
menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan pemeriksaan perkusi dengan kepalan
tangan, selain dengan cara palpasi diatas. Pemeriksa meletakkan tangan kirinya padadaerah
kostovertebral belakang, lalu pukul dengan permukaan ulnar tinju dengan tangankanannya.
Gunakan tenaga yang cukup untuk menimbulkan persepsi tapi tanpa menimbulkanrasa nyeri
pada pasien normal. Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksa ini dapat disebabkan
oleh pielonefritis,tapi juga dapat disebabkan hanya karena nyeri otot.2
4. Auskultasi
Suara bruit yang terdengat pada saat auskultasi di daerah epigastrium atau abdomen
sebelah atar patut dicurigai adanya stenosis arteria renalis, apalagi bila terdapat bruit yang
terus menerus (sistolik-diastolik).2
Pemeriksaan Penunjang3
a. Urinalisis

Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih.

Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.

Pada sistitis akut lekukosit normal,disertai anemia ringan. Analisis urin mungkin
normal atau ditemukan bakteriuri dan leusituria. Faal ginjal normal, PSP
menurun.

Pada pielonefritis akut leukositosis mencapai 40.000 per mm3, neutrofillia, LED
meningkat. Urin keruh, protein 1-3 gram per hari, penuh dengan pus dan kuman,
kadang dijumpai erotrosit.

b. Bakteriologis
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan
positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.
Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri
dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell :
Wanita, simtomatik
>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil
dengan cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
c. Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian
besar mikroba kecuali enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari
100.000-1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna
pada uji tarik. Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram4

negatif. Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,
infeksi oleh enterococcus dan acinetobacter.3
d. Tes Plat-Celup (Dip-Slide)
Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi perbenihan
padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu
lempeng dimasukkan kembali ke dalam tabung plastik tempat penyimpanan semula,
lalu dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37 C. Penentuan jumlah kuman/ml
dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan
dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang
sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang
diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan
kepekaannya tidak dapat diketahui.3
e. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena
(IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.
Pada sistitis : foto polos perut terlihat ginjal membesar (hidronefrosis) atau salah
satu ginjal mengecil. Pemeriksaan USG dapat mengetahui kapasitas kandung

kemih, hidroureter dan hidrouresis.3


Pada pielonefritis : foto polos perut mungkin sudah dapat memperlihatkan
beberapa kelainan seperti obliterasi bayangan ginjal karena sembab jaringan,
preinephritic fat, dan perkapuran. Pemeriksaan eksresi urogram sangat penting
untuk mengetahuo adanya obstruksi. Pada umumnya USG ginjal normal.
Pemeriksaan USG sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi
infeksi seperti ginjal polikistik dan nefrolithiasis.3

Differential diagnosis
1. Nefrolithiasis
Nefrilithiasis merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah
pembentukan batu di dalam ginjal.6 Dengan gambaran klinis.

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya
gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan
pada penderita batu ginjal antara lain : 1
1.

Tidak ada gejala atau tanda

2.

Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral

3.

Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4.

Pielonefritis dan/atau sistitis

5.

Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing

6.

Nyeri tekan kostovertebral

7.

Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan

8.

Gangguan faal ginjal.

Pada pemeriksaan Fisik didapatkan :


a.

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,


berkeringat, dan nausea.

b.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal
dan retensi urin.

c.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien


dengan urosepsis.5

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :


a.

Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak
ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu
dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam
urat murni. Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup
untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Yang
menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi
sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu dilakukan pielografi
retrograd. 5
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani
pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan
kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil

(3)

Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat
ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk

menentukan

batu

selama

tindakan

pembedahan

untuk

mencegah

tertinggalnya batu. 5
Laboratorium:
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang

b.

dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,


dan menentukan penyebab batu.5

2. Abses Ginjal
Abses ginjal disebabkan oleh penyebaran Staphylococcus aureus secara hematogen.
Tersering infeksi kulit.5
Gejala-gejala :
- Tiba-tiba menggigil, demam
- Nyeri pada sudut kostovertebral
- Bila abses sudah berhubungan dengan sistem kolekting timbul gejala
iritasi buli.
- Nyeri tekan pada pinggang
- Kulit : eritema & edema
Laboratorium
- Leukositosis (Shift to the left)
- Bila belum berhubungan dengan sistem tubulus kolektivus piuria (-),
bacteriuria (-)
- Pada Medullary abses piuria (+), bakteriuria (+) & kultur (+) pada urin
& darah
Radiologis
- BNO : bayangan ginjal membesar
- IVP : abses pada kortek Space occupying lesion
-

USG : masa kistik

3. Vesicolithiasis
Gejala dari vesicolithiasis adalah : kencing lancar tiba-tiba terhenti terasa sakit yang
menjalar ke penis bila pasien mengubah posisi dapat kencing lagi, pada anak-anak mereka
akan berguling-guling dan menarik penisnya. Kalau terjadi infeksi ditemukan tanda sistitis,
kadang-kadang terjadi hematuria.10
7

Tanda-tanda dari terdapat batu buli-buli adalah nyeri tekan suprasimpisis karena
infeksi atau teraba adanya urin yang banyak (retensi), hanya batu yang besar dapat diraba
bimanual, pada pria diatas 50 tahun biasanya ditemukan pembesaran prostat.10

Working diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium. Gejalagejala yang ada adalah polakosuria, nokturia, disuria, urgensi yang biasanya terjadi
bersamaan, beberapa pasien hematuria, demam, nyeri suprapubik dan daerah pelvis.
Diagnosa ISK ditegakkan dengan menemukan bakteriuria. Untuk mendeteksi
bakteriuria diperlukan pemeriksaan bakteriologik yang secara konvensional dilakukan dengan
metode biakan dan ditemukannya jumlah kuman >l00.000 colony forming unit /ml urine.
Metode biakan ini tidak selalu dapat dilakukan laboratorium sederhana, karena tidak semua
laboratorium mempunyai kemampuan untuk pembiakan itu, yang biayanya cukup tinggi dan
membutuhkan waktu yang lama. Yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopik
pewarnaan secara Gram, dengan ditemukannya kuman batang Gram-negatif. Namun cara ini
membutuhkan keahlian khusus. Selain itu dapat dilakukan dengan hitung jumlah lekosit
dalam urin untuk membantu diagnosis bakteriuria yang infektif. Bahan pemeriksaan adalah
urine arus-tengah pagi hari, urine diambil sebelum subyek minum sesuatu untuk
menghindarkan efek pengenceran. Kepada subyek dijelaskan mengenai cara-cara
menampung dan mengirim sampel urine yang dibutuhkan yaitu: sebelum berkemih genitalia
eksterna dibersihkan dahulu dengan air sabun kemudian dibilas dengan air. Air kemih awal
dibiarkan terbuang dan yang di tengah-tengah ditampung sebanyak 20 ml di dalam tempat
steril yang telah disediakan. Subyek juga diminta untuk menjaga agar tempat tampung urine
tidak menyentuh paha, genitalia atau pakaian, dan tidak memegang bagian dalam dari tempat
tampung. Sampel urine setelah diperoleh, dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi
potongan-potongan es dan segera dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

Klasifikasi6
1.

Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) Bawah

Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender ;


1. Perempuan
Sistitis
Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna.
Sindrom uretra akut
Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikrooragnisme
(steril ), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan
Mikroorganisme anaerobik.
2. Laki-laki
Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis dan
uretritis.
2. Infeksi saluran kemih (ISK) atas
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam urin.
Bakterinuria bermakna (significant bacteriuria) merupakan istilah yang digunakan bila
ditemukan bakteri dalam urin (tidak terkontaminasi flora normal dari uretra), CFU (colony
forming unit) per ml urin > 105, dan tanpa lekosituria.
Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) Atas
1. Pielonefritis akut ( PNA )
Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi
bakteri.
2. Pielonefritis kronik ( PNK )
Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi
sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa
bakteriuria sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai
pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria asimtomatik kronik pada orang dewasa
tanpa faktor predisposisi tidak pernah menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim
ginjal. Data epidemiologi klinik tidak pernah melaporkan hubungan antara bakteriuria
asimptomatik dengan pielonefritis kronik.
Jadi diagnosis pielonefritis kronik harus mempunyai 2 kriteria :

a. Telah terbukti mempunyai kelainan-kelainan faal atau anatomi


b. Kelainan-kelainan tersebut mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri.

Epidemiologi
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak factor; seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan strukur kemih termasuk
ginjal. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung
menderita ISK dibandingkan lak-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali
disertai factor predisposisi (pencetus).6
Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi
selama periode sekolah (school girl) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara
seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat 30%, baik laki-laki maupun perempuan
bila disertai factor predisposisi.6
Angka kekambuhan cukup tinggi yaitu pada anak perempuan 30% pada tahun
pertama dan 50% dalam 5 tahun kedepan. Sedangkan pada anak laki-laki angka kekambuhan
sekitar I5-20% pada tahun pertama clan setelah umur 1 tahun jarang ditemukan kekambuhan.
ISK yang terjadi nosokomial di rumah sakit pernah dilaporkan sebanyak 142% per 1000
penderita anak, hal ini terjadi biasanya karena pemakaian kateter urinjangka panjang.6
Dewasa wanita rentan terhadap ISK karena, penyebabnya adalah saluran uretra
(saluran yang menghubungkan kandung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih
pendek (sekitar 3-5 centi meter). Berbeda dengan uretra laki-laki yang panjang, sepanjang
penisnya, sehingga kuman sulit masuk.6

Etiologi
Umumya ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal seperti :
Tabel 1. Bakteri Gram Negatif3
Famili
Enterobacteriaceace

Genus
Escherichia
Klebsiella

Spesies
Coli
Pneuminiae
Oxytoca
10

Proteus

Serratia

Mirabilis
Vulgaris
Cloacae
Aerogenes
Rettgeri
Stuarttii
Morganii
Freundii
Diversus
Marcescens

Pseudomonas

Aeuruginosa

Enterobacter
Providencia
Morganella
Cytobacter

Pseudomonadaceae

Beberapa bakteri gram negative yang sering menyebabkan terjadinya ISK :5


Kelompok Enterobacteriaceace
1. Escherichia coli
E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan
penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. E.coli yang
biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-jenis
pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.
2. Klebsiella pneumonia
Klebsiella kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan
lesi fokal pada pasien yang lemah. ditemukan pada selaput lendir saluran napas atas, usus
dan saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak,bersimpai, tumbuh pada perbenihan
biasa dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya letaknya berlainan.
3. Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil , dapat hidup bebas seperti dalam saluran
usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui
infeksi nosokomial.
4. Proteus sp
Bakteri ini adalah bakteri pathogen oportumistik. Dapat menyebabkan infeksi laruna
kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus
sp dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran
usus. Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia. P.
mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. pada
infeksi saluran kemih oleh Proteus, urin bersifat basa, sehingga memudahkan
pembentukan batu. Pergerakan cepat oleh proteus mungkin ikut berperan dalam invasinya

11

terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease mengakibatkan hidrolis


urea yang cepat dengan pembebasan ammonia.

Kelompok Pseudomonas
1. Pseudomonas aeruginosa
Bakteri ini sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia. Organisme ini merupakan
penyebab 10-20% infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari penerita yang neoplastik, luka
dan luka bakar yang berat. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pernapasan bagian bawah, saluran kemih, mata dan lainnya.
Tabel 2 Bakteri Gram positif6
Famili
Micrococcaeae

Genus
Staphylococcus

Streptococceae

Streptococcus

Spesies
Aureus
Saprophyticus
Faecolis
(Enterococcus )

Kelompok gram positif yang menyebabkan terjadinya ISK:8


1. Staphylococcus ssecara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan
nonhemolitik ; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda. Spesies
yang menyebabkan infeksi saluran kemih adalah Staphylococcus saprophyticus.
2. Streptococcus. Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur, tersusun dalam bentuk
rantai .Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Anggota
rantai sering tampak sebagai diplokokus dan bentuknya kadang-kadang menyerupai
batang.
Terdapat faktor presidposisi dalam perkembangan infeksi saluran kemih9

Obstruksi aliran urin (misal batu, penyakit prostat)


Jenis kelamin perempuan ( uretra pendek)
Umur yang lebih tua
Pengaruh progesterone selama kehamilan dan pemakaian kontrasepsi menyebabkan

hidroureter dan hidropelvis


Refluks vesikoureter
Peralatan kedokteran (terutama kateter menetap)
Vesika urinaria neurogenik
12

Penyalahgunaan analgesic secara kronik


Penyakit ginjal polikistik
Penyakit metabolik (diabetes, gout, batu urin)
Penyakit sickle-cell

Patofisiologi
Pada individu normal, biasanya lai-laki maupun perempuan urin selalu steril karena
dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Urin adalah steril bebas kuman. Infeksi terjadi
bila bakteri berasal dari saluran cerna jalan ke urethra atau ujung saluran kencing untuk
kemudian berkembang biak disana. Kuman yang paling sering menyebabkan ISK adalah E.
coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah.9
Pada kebanyakan kasus, organisme tersebut dapat mencapai vesika urinaria melalui
urethra. Infeksi dimulai sebgai sistitis, dapat terbatas di vesika urinaria saja atau dapat pula
merambat ke atas melalui ureter samapi ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal
melalui aliran darah atau aliran getah bening. Melalui darah sering terjadi pada pasien yang
sistem imunnya rendah sehingga mempermudahkan penyebaran infeksi secara hematogen.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah
penyebaran hematogen yaitu adanya bendungan total urin yang dapat mengakibatkan distensi
kandung kemih, dan bendungan intrarenal akibat jaringan parut. 9
Vesika urinaria dan bagian atas uretra biasanya steril, meskipun bakteri dapat
ditemukan di bagian bawah uretra. Tekanan dari aliran urin menyebabkan saluran kemih
normal mengeluarkan bakteri yang sebelum bakteri tersebut sempat menyerang mukosa.
Mekanisme pertahanan lainnya adalah kerja antibakteri yang dimiliki oleh mukosa uretra,
sifat bakterisidal dan cairan prostat pada laki-laki, dan sifak fagositik epitel vesika urinaria.
Obstruksi aliran urin yang terletak di sebelah proksimal dari vesika urinaria dapat
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini saja
sudah cukup untuk mengakibatkan atrofi hebat pada parenkim ginjal. Keadaan ini disebut
hidronefrosis. Di samping itu, obstruksi yang terjadi di bawah vesika urinaria sering disertai
refluks vesikoureter dan infeksi ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal
atau uretra, batu neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan congenital pada leher vesika urinaria
dan uretra serta penyempitan uretra. 9

Gejala klinik
13

Keluhan klasik dari infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis akut) seperti :3

Polakosuria, nokturia, disuria, dan urgensi yang biasanya terjadi bersamaan


Beberapa pasien hematuria
Demam
Nyeri suprapubik dan daerah pelvis

Keluhan dari infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis akut) seperti:3
Panas tinggi (39,5-40,5oC) disertai menggigil
Sakit pinggang
Sakit lokal dari infeksi saluran kemih bagian bawah maupun infeksi saluran kemih
bagian atas terutama di daerah ginjal
Sakit yang menetap pada daerah satu atau kedua ginjal disebabkan ragangan dari
kapsul ginjal
Sakit ini dapat menyebabkan ke daerah perut bagian bawah menyerupai appendiksitis

Penatalaksanaan
1) Pengobatan umum
Pengobatan ini sifatnya simptomatik untuk menghilangkan atau meredakan gejala
infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas. Misalnya:3
- analgesic,
- alkalinisasi : berikan natrium bikarbonat 16-120 gram per hari
- anti spamodik untuk mengurangi iritasi kandung kemih dengan tinctura
belladonna atau kombinasi atropine dengan fenobarbital dapat mengurangi atau
menghilangkan spasme kandung kemih.
Istirahat penting selama fase akut. bila mual-mual atau muntah perlu mendapat
makanan parenteral.
Pasien dianjurkan minum banyak supaya jumlah dieresis mencapai 2 liter per hari
selama fase akut. keuntungan minum banyak : a) pertumbuhan mikroorganisme
terutama E. coli dapat dihambat, b) mengurangi anuria selama pengobatan dengan
sulfonamide, c) mikroorganisme banyak dieksresikan selama miksi. Kerugiannya
minum banyak : a) pasien sering BAK, b) mengurangi konsentrasi antibiotika dalam
urin sehingga mengurangi efek terapeutik.

2) Pengobatan awal
14

Bila hasil pengecatan gram dijumpai bentuk batang gam negative, golongan
sulfonamid dan ampisilin dapat segera diberikan sebagai pengobatan awal, inisial.
Sulfonamid masih cukup efektif untuk gram negatif, biasanya E. coli yang merupakan
penyebab utama dari pielonefritis akut tipe sederhana. Frekuensi penyembuhan cukup
tinggi, mencapai 85%. Salah satu golongan sulfonamide, misal sulfamezatin diberikan
dengan takaran 500 mg per hari selama 6 sampai 10 hari.3
Golongan antibiotic lain masih cukup efektif seperti tetrasiklin, ampisilin (ampifen,
vidopen, penbritin, pentreksil), sefaleksin dan co-trimoxazole.3
3) Infeksi saluran kemih (ISK) bawah
Pengobatan dengan medikamentosa: nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam
naliksilat, dan tetrasiklin merupakan lini pertama untuk sistitis akut. 6
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotic yang
adekuat, dan kalai perlu terapi simptomatik untuk alkalinisasi urin :6
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotic
tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetroprim 200 mg
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (lekosuria) diperlukan terapi
konvensional selama 5-10 hari
Pemeriksaan miokroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukn bila semua gejala
hilang dan tanpa lekosuria.
Reinfeksi berulang (frequenr re-infection) 6
Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi faktor
risiko
Tanpa faktor predisposisi : asupan cairan banyak, cuci setelah melalukan senggama
diikuti terapi antimokroba takaran tunggal (misal trimetropin 200 mg)
Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan.
4) Infeksi saluran kemih (ISK) atas
Pielonefritis akut. Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat
inap untuk memelihara satus hidrasi dan terapi antibiotika pareenteral paling sedikit 48
jam. 6
Indikasi rawat inap pasien dengan pielonefritis akut : 6
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotikaoral


Pasien sakit berat atau debiltasi
Terapi antibitika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan
Diperlukan investigasi lanjutan
Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi
Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, usia lanjut
15

The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi
antibiotik intravena sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum diketahui
mikroorganisme sebagai penyebabnya : 6
1)
2)
3)

Fluorokuinolon
Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin
Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida

Komplikasi
Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe
berkomplikasi (complicated)6
1. ISK sederhana. ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non-obstruksi dan bukan
perempuan hamil merupakan

penyakit ringan (selt limited disease) dan tidak

menyebabkan akibat lanjut jangka lama. 6


2. ISK tipe berkomplikasi6
ISK selama kehamilan. ISK selama kehamilan
ISK pada diabetes mellitus. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria
dan ISK lebih sering ditemukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.

Tabel 3. Morbiditas ISK selama kehamilan6


Kondisi
BAS * tidak diobati

ISK trimester III

Risiko potensial
Pielonefritis
Bayi prematur
Anemia
Pregnancy-incuced hypertension
Bayi mengalami retadasi mental
Pertumbuhan bayi lambat
Cerebral palsy
Fetal death

*BAS: Basillus Asimtomatik


Pada pielonefritis

Pielonefritis kronik

16

Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini menjadi kronik
terutama bila terdapat refluks vesiko ureter. Pielonefritis kronik ini dapat menyebabkan :
a) insufisiensi ginjal, b) sklerosis sekunder mengenai pembuluh darah arterial sehingga
menyebabkan iskemia ginjal dan hipertensi, c) pembentukan batu dan selanjutnya dapat

menyebabkan kerusakan jaringan / parenki, ginjal lebih parah lagi. 6


Bakteriemia dan septicemia
Bakterimia dengan atau tanpa septikemia sering ditemukan pada pasien-pasien dengan
pielonefritis berat (fulminating pyelonefritis). Bakteriemia mungkin juga menyebabkan
infeksi atau pembentukan abses multipel pada bagian kortek dari ginjal kontra lateral.

Bakteriemia disertai septikemi tertama disebabkan mikroorganisme gram negatif. 6


Pienefrosis
Pada stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyenephrosis terutama pada pasienpasien diabetes mellitus mungkin disertai pembentukan gas intrarenal sehingga dapat
memberikan gambaran radiologic air urogram pada poto polos perut. 6

Prognosis
Prognosis infeksi saluran kemih bawah maupun atas baik dapat sembuh sempurna bila
memperlihatkan penyembuhan klinik pun bakterilogi terhadap antibiotik kecuali bila terdapat
faktor-faktor pedisposisi yang lolos dari pengamatan. Pada pielonefritis akut faktor-faktor
predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit di koreksi, kira-kira 40% pasien menjadi
pielonefritis kronik.3,6
Bila terdapat infeksi yang sering kambuh (rekuren) harus dicari faktor-faktor
predisposisi. 3,6

Pencegahan9
Usahakan untuk buang air seni pada waktu bangun di pagi hari dapat membantu
mengeluarkan bakteri dari kandung kemih akan keluar bersama urin
Minum air putih 8 gelan atau 2,5 liter setiap hari
Konsumsi buah-buahan, sari buah, juice sangat baik untuk dikonsumsi sebab dapat
melancarkan peredaran darah
Hindari jenis makanan seperti jerohan sapim es krim, keju, milk shake, kopi, cola dan lain
lain
Menjaga dengan baik organ intim dan saluran kencing
17

Setiap BAK, bersihkan dari depan ke belakang


BAK sesering mungkin (setiap 3 jam)
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok
Jangan cebok cebok di toilet umum dengan air yang di tampung di bak mandi atau ember
Ganti selalu pakaian dalam setiap hari

Kesimpulan
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni mikroorganisme
di saluran kemih. Infeksi ini kebannyakan disebabkan oleh bakteri gram negative terutama
Escherichia coli dan bakteri gram negative lainnya seperti Klebsiella, Proteus, Pseudomonas.
Teradapat pula gram positif namun jarang terjadi seperti Staphylococcus, Streptococcus.
Infeksi dapat terjadi dengan faktor hematogen dan limfogen. Infeksi bermakna jika bakteri
mencapai lebih dari 100.000 cfu/ml. Terdapat banyak pula faktor predisposisi yang
mempengaruhi berat ringannya infeksi saluran kemih.

Daftar Pustaka
1. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2003.h.99.
2. Sutandar W, Nah YK. Buku panduan ketrampilan medik skill lab: pemeriksaan urologi
patologis. Jakarta: FK ukrida; 2011. h.26-8.
3. Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi ke-3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD; 2006. h.26-93.
4. Sjasuhidrajat R. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004. h.756-63.
5. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi Ke-2. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia; 2003. h.62-65.
6. Sudoyono, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. Ilmu penyakit dalam.
Edisi ke-5 (2). Jakarta: InternalPublishing; 2009.h.1008-14.
7. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi Ke-2. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia; 2003. h.62-65.
8. Cotran, Rennke H, Kumar V. Buku ajar patologi. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007. h.591-3.
9. Price SA. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2005.h.918-22.
10. Manuputty D. Kumpulan kuliah ilmu bedah: Batu traktus urinarius. Jakarta: Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.h.156-7.
18

19

Anda mungkin juga menyukai