Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN

& KONSUMSI

NAMA

: INDAH SARI

NPM

: 14213370

MATA KULIAH

: SOFT SKILL PERILAKU KONSUMEN

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
2015/2016

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN &


KONSUMSI
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya
berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengelolaan tanah
menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
kata buddayah. Kata budayyah berasal dari kata budhi atau akal. manusia memiliki
unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil
ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia
2. Kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui
proses belajar
3. Kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Selo Soedmardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya,rasa, dan cipta masyarkat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedagkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,religi,
seni,

dll,

yang

kesemuanya

ditujukan

melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

untuk

membantu

manusia

dalam

KEBUDAYAAN SEBAGAI TEMPAT SEORANG INDIVIDU MENEMUKAN


NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini
diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya
sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menetukan
tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami
perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana
mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara
antara lain :
1. Model atau contoh - dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau
yang buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan
masyarakat lingkungannya dimana ia bergaul.
2. Moralitas - diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah dan institusi
tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada
individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
3. Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai kurang terarah dan
sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada didalam diri seseorang dan
memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan
mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan,
atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut.
4. Penghargaan dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti :
mendapatkan penghargaan bila menunjukan perilaku yang baik, dan
sebaliknya akan mendapatkan sanksi atau hukuman bila menunjukan perilaku
yang tidak baik.
5. Tanggung jawab untuk memilih - adanya dorongan internal untuk menggali
nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi.
Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang akan
menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN


Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah
perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat
memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan menkonsumsi
produk atau jasa yang ditawarkan.
Model Perilaku Konsumen
a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku
konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya,
subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Sub-budaya dapat dibedakan
menjadi empat jenis : kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan,
kelompok ras, area geografis. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang
relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun
secara hierarki dan keanggotaanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang
serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti
pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
kekayaan dan variabel lain.
b. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan.
Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu
produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
c. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.
Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam

menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode "Coba dan Buktikan"


dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial
d. Pengaruh Budaya Dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang
memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan
kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk kepribadian seseorang.
Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara
umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua
mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku.
Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih
cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru
masyarakat. Iklan tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat
konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga
mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan
didapat dari suatu kategori produk tertentu.
e. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian
langkah-langkah (berbagai perilaku) yang uncul dalam rangkaian yang pasti
dan terjadi berulang-ulang. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para
pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap
masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu, natal, yang selalu
berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradistradisi misalnya
pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan
acara tersebut.

DAMPAK NILAI-NILAI INTI TERHADAP PEMASAR

1. Kebutuhan

Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.


Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia
mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Semua kebutuhan berasal dari
masyarakat konsumen, bila tidak puas, konsumen akan mencari produk atau
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2. Keinginan
Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan
kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang
spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin
luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga
dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi
kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut,
akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan
manfaat yang paling memuaskan. sehingga muncullah istilah permintaan,
yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
VARIASI NILAI PERUBAHAN DALAM

NILAI BUDAYA TERHADAP

PEMBELIAN DAN KONSUMSI


Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana
dalam hal ini dimasukkan ke dalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi
nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat
anatar individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh
yang utama dalam praktek pemasaran. sebagai contoh, jika masyarakat menilai
aktifitas kolektif, konsumen akan melihat ke arah lain pada pedoman dalam
keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi

untuk "menjadi seorang individual". Dan begitu juga pada budaya yang
individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif,
kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama dan
perbedaan/keseragaman.

Anda mungkin juga menyukai