BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Gerak
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan
sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Gerak bersifat
relatif, artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya. Benda yang
bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh meja yang ada dibumi pasti
dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada dibumi. Tetapi bila matahari yang
melihat maka meja tersebut bergerak bersama bumi mengelilingi matahari.
Contoh lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B
berjalan menjauhi C. Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi
keduanya terhadap C. Sedangkan menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak
ada perubahan posisi A terhadap B. Disinilah letak kerelatifan gerak. Benda A yang
dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B. Lain lagi
menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam tetapi seolah-olah bergerak karena
gerakan pengamat. Contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah ketika kita naik mobil yang berjalan maka pohon yang ada dipinggir jalan
kelihatan bergerak. Ini berarti pohon telah melakukan gerak semu. Gerakan semu
pohon ini disebabkan karena kita yang melihat sambil bergerak (Alljabbar, 2008).
Dalam dunia Fisika jenis gerak dari suatu benda dapat ditentukan oleh sebuah
lintasan yaitu:
1. Bila suatu benda bergerak dengan lintasannya berupa garis maka dikatakan
benda tersebut bergerak lurus.
2. Bila suatu benda bergerak dengan litasan berbentuk parabola, maka benda
tersebut dinamakan gerak Parabolik.
3. Bila suatu benda bergerak dengan lintasannya berupa lingkaran, maka benda
tersebut disebut gerak melingkar.
(Mukhlisin, 2012).
2.2
Hukum Gerak
Dalam fisika, gerak di alam semesta digambarkan melalui dua set hukum yang
bertentangan dengan mekanika. Gerakan yang berskala besar dan benda sehari di
alam semesta (seperti proyektil, planet, sel, dan manusia) dijelaskan oleh mekanika
klasik. Sedangkan gerak benda atom dan sub-atom yang sangat kecil dijelaskan oleh
mekanika kuantum.
Mekanika klasik digunakan untuk menggambarkan gerak benda makroskopik,
dari proyektil ke bagian mesin, juga obyek astronomi, seperti pesawat ruang angkasa,
planet, bintang, dan galaksi. Mekanika klasik secara fundamental berdasarkan
Hukum Newton tentang Gerak. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya
yang bekerja pada objek dan gerakan objek tersebut. Pertama kali disusun oleh Sir
Isaac Newton dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica,
pertama kali diterbitkan pada tanggal 5 Juli 1687. Tiga hukum tersebut adalah:
1.
Dengan tidak adanya gaya eksternal total, suatu objek diam atau bergerak
dengan kecepatan tetap.
2. Gaya eksternal pada objek sama dengan massa benda yang kali percepatan, F =
ma. Atau, percepatan berbanding lurus dengan kekuatan menyebabkan itu,
dan berbanding terbalik dengan massa.
3. Setiap kali satu tubuh memberikan sebuah gaya F ke tubuh kedua, tubuh kedua
diberikannya kekuatan-F pada tubuh pertama. F dan-F adalah sama dalam
besar dan berlawanan.
Tiga hukum Newton tentang gerakan, bersama dengan hukum gravitasinya,
menjelaskan hukum Kepler tentang gerak planet, yang pertama secara akurat
memberikan model matematika atau memahami suatu objek yang mengorbit di luar
angkasa. Penjelasan ini menyatukan gerak benda langit dan gerakan benda di bumi.
Mekanika klasik kemudian lebih ditingkatkan dengan relativitas khusus Albert
Einstein dan relativitas umum. Relativitas khusus menjelaskan gerak benda dengan
kecepatan tinggi, mendekati kecepatan cahaya, relativitas umum digunakan untuk
menangani gerak gravitasi pada tingkat yang lebih dalam (Mukhlisin, 2012).
2.3
Pembagian Gerak
2.
3.
1.
2.
akhir sedangkan jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh benda selama
bergerak.
Perhatikan gambar di bawah:
Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C. Pada peristiwa
di atas perpindahannya adalah AB - BC = 200 m - 90 m = 110 m. Sedangkan jarak
yang ditempuh adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m.
Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan juga
berbeda.
Pada gambar di atas terlihat bahwa kecepatan tidak berubah sama sekali dalam setiap
waktu, sehingga nilao percepatan adalah nol.
Contoh:
-
Penyelesaian:
Mobil A dan B dalam kondisi diam terpisah sejauh 1200 m kedua mobil
kemudian bergerak bersamaan saling mendekati dengan kecepatan konstan
masing-masing va = 40 m/s dan vb = 60 m/s. Tentukan:
a. Jarak mobil A dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil B
b. Waktu yang diperlukan kedua mobil saling berpapasan
c. Jarak mobil B dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil A
Penyelesaian:
= VA . t
480
= 40 t
= 12 s
= VB t
= (60) (12)
= 720 m
Sehingga
dengan mensubstitusi t
Atau
Dengan demikian kita mendapatkan persamaan-persamaan berikut untuk gerak lurus
berubah beraturan dengan a konstan
Tanda positif (+) digunakan untuk benda yang mengalami percepatan positif, dan
tanda negatif (-) digunakan untuk benda yang mengalami percepatan negatif
(perlambatan) (Tampubolon, 2012).
Contoh:
-
Batu bermassa 200 gram dilempar lurus ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s.
Jika percepatan gravitasi di tempat tersebut adalah 10 m/s 2, dan gesekan udara
diabaikan, tentukan:
a. Tinggi maksimum yang bisa dicapai batu
b. Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai ketinggian maksimum
c. Lama batu berada di udara sebelum kemudian jatuh ke tanah
10
Penyelesaian:
a.
Saat batu berada di titik tertinggi, kecepatan batu adalah nol dan
percepatan yang digunakan adalah percepatan gravitasi. Dengan rumus
GLBB:
b.
c.
Lama batu berada di udara adalah dua kali lama waktu yang diperlukan
untuk mencapai titik tinggi
t
= (2) (5)
= 10 s
= tan
dengan adalah sudut kemiringan garis grafik terhadap horizontal dan tan suatu
sudut adalah sisi depan sudut dibagi sisi samping sudut.
a. A - B
a
11
b. B - C
a
=0
= (5 - 2) : (9 - 7) = 3/2 m/s2
Sebuah benda jatuh dari ketinggian 100 m. Jika percepatan gravitasi bumi 10
m/s2 tentukan:
a. Kecepatan benda saat t = 2 sekon
b. Jarak tempuh benda selama 2 sekon
c. Ketinggian benda saat t = 2 sekon
d. Kecepatan benda saat tiba di tanah
e. Waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Penyelesaian:
a. Kecepatan benda saat t = 2 sekon
Data:
t
=2s
a = g = 10 m/s2
Vo
=0
Vt
=?
Vt
= Vo + a t
Vt
= 100 - 20 = 80 meter
12
(Fisikastudycenter, 2015).